Martis merasa tidak tega saat melihat adik sepupunya ini yang bernafas dengan terengah-engah. Martis juga merasa sangat kagum melihat semangat dan kerja keras Reka untuk berlatih agar menjadi lebih kuat."Huh, huh, huh..., Kak Martis, aku memang masih ingin meneruskan latihan ini. Tapi maafkan aku Kak, sepertinya batas kekuatan fisikku hanya sebatas ini saja. Huh, huh, huh." Kedua tangan Reka akhirnya menyentuh lutut. Dan nafas Reka pun sudah terdengar sangat berat."Reka, jangan terlalu memaksakan diri. Kalau begitu ayo kita beristirahat sejenak. Dan lagi, jangan kau samakan kemampuan fisikmu dengan kemampuan fisik yang aku miliki. Sudah, ayo kita beristirahat. Lagi pula langit sudah gelap." Melihat Reka yang kelelahan seperti ini, Martis mendekati Reka dan memapahnya menuju tenda yang sudah mereka siapkan siang tadi. Dan benar saja, kalau tidak di papah oleh Martis, Reka benar-benar tidak sanggup lagi untuk melangkahkan kedua kakinya. Saat berjalan pun Martis melihat kalau kedua kak
Lagi-lagi ada pemberitahuan dari sistem milik Martis yang memberi peringatan bahwa adanya pengintai. Padahal ketika tadi Martis mengaktifkan teknik Sensorik miliknya, ia tidak mendeteksi adanya keberadaan atau sesuatu yang mencurigakan. Namun saat ini, tiba-tiba ada yang mengintainya. Alhasil Martis jadi merasa penasaran.'Aktifkan teknik Sensorik.' Martis kembali mengaktifkan teknik Sensorik miliknya guna mastikan posisi pengintai itu.Namun ketika Martis mengedarkan indera sensornya, ia tidak juga berhasil menangkap keberadaan pengintai yang dimaksud oleh sistem tadi. Kedua alis Martis langsung terangkat. Baru kali ini ia kedatangan pengintai yang memiliki kemampuan tingkat tinggi seperti ini. Padahal biasanya, bahkan lalat pun mampu ia deteksi dengan cara menggunakan teknik Sensorik miliknya. Namun tidak untuk kali ini.'Eh? Sebenarnya siapa yang mengintaiku? Kenapa aku tidak dapat mendeteksi keberadaanya?' Martis masih terus mencoba mendeteksi keberadaan pengintai itu.Namun setel
'Aktifkan teknik Pengungkap Tabir.' Teknik epic yang baru saja berhasil Martis dapatkan langsung ia gunakan.Tring!"Teknik Pengungkap Tabir berhasil diaktifkan." Tanpa menunggu lama, sistem juga langsung merespon perintah Martis.Ketika teknik baru ini aktif, tiba-tiba saja kedua bola mata Martis berubah warna menjadi berwarna merah. Dan pandangan Martis seketika langsung berubah. Pepohonan dan bebatuan yang ada di hadapannya nampak terlihat tembus pandang. Bahkan Martis sempat mencoba untuk melihat ke dalam tanah. Hal yang sungguh luar biasa bagi Martis ketika melihat cacing dan serangga-serangga kecil yang ada di dalam tanah pun terlihat dengan jelas.'Luar biasa! Tidak sia-sia aku mengeluarkan biaya tiga puluh miliar untuk membeli teknik ini. Penglihatan ini sungguh menakjubkan!' Rasa kagum Martis terhadap teknik baru tak terhindari.Karena sangking asiknya memperhatikan banyak hal yang ada di sekitar sana, Martis sempat lupa kalau dirinya sedang mencari keberadaan pengintai.'Ast
Bruk!Ketika pengintai ini ditatap oleh Martis, dia langsung memundurkan dirinya beberapa langkah kemudian tubuhnya terduduk di tanah.Melihat ekspresi ketakutan dari orang yang ada di hadapannya ini, Martis merasa seperti ada yang aneh."Kenapa kau terlihat sangat ketakutan saat melihatku? Apakah aku terlihat seperti hantu? Hem?" Kedua alis Martis terangkat, dan ia pun berniat mendekati pengintai itu."Ja-jangan bunuh aku!" Pengintai itu memejamkan kedua matanya seraya mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Melihat hal ini, Martis semakin heran."Katakan padaku, kenapa kau nampak sangat ketakutan seperti ini?!" Karena merasa ada yang aneh, rasa kesal akhirnya hinggap di dalam hati Martis."I-itu..., ma-maafkan aku, aku tidak sanggup menatap matamu," jawab si pengintai jujur. Pengintai itu benar-benar merasa gugup.Setelah itu barulah Martis ingat, kalau ia memang masih mengaktifkan teknik Pengungkap Tabir miliknya."Eh? Jadi begitu. Hem..., memangnya ada apa dengan kedua mataku?"
Dion sempat berpikir, apakah ini adalah hal yang baik, atau mungkin sebaliknya? Sebab sangat jarang sekali ada orang asing yang masuk ke dalam desanya."Sudah, kau tenang saja. Tidak akan terjadi hal yang buruk. Jika nanti kami berdua memang tidak diijinkan masuk, kami tidak akan memaksa kok. Jujur saja, aku hanya penasaran dengan gaya hidup kalian yang terbiasa tinggal di puncak gunung seperti ini," ujar Martis.Mendengar ucapan Martis, Dion hanya bisa menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.Sebenarnya tujuan Dion mengawasi Martis dan Reka untuk mengawasi, apabila dirasa kedua orang yang diamati ini berbahaya, maka Pemimpin Desa Warkudoro memberikan perintah kepada Dion untuk menyingkirkan orang asing yang masuk ke wilayah mereka.Namun kenyataannya, Martis sama sekali tidak menunjukkan gerak-gerik yang akan membahayakan orang lain. Padahal sebelum Dion pergi, ia sempat didesak oleh beberapa temannya untuk langsung mengeksekusi saja, apabila ada orang asing yang masuk mendekati
Roki kembali bangkit dan mengerahkan kekuatan tubuh Cyborg miliknya.Srek...!Cring!Roki menyobek baju yang ia kenakan. Kemudian barulah terlihat dengan jelas bagian tubuh Cyborg Roki yang bersinar berwarna silver terang dan cukup menyilaukan.Bam!Boom, boom, boom!Setelah tubuhnya terlihat berubah, kekuatan Roki akhirnya meningkat pesat. Ia pun berhasil mendaratkan beberapa pukulannya terhadap ketiga lawannya yang sesama Cyborg ini secara bergantian.Dengan gagah beraninya ekspresi di wajah Roki terlihat sangatlah serius menghadapi ketiga musuh Cyborg ini sekaligus walaupun hanya seorang diri. Dan nampaknya, sementara ini Roki juga terlihat masih mampu mendesak ketiga musuhnya ini."Kalian pikir, kalian ini apa?! Hah?!" Tangan kanan Roki berhasil mencengkram leher salah satu musuhnya.Bam!Boom!Satu tubuh musuh berhasil Roki hantamkan ke tanah, sehingga tanah itu membentuk lubang yang cukup lebar dan juga dalam.Siuw..., jediar!Satu peluru yang berukuran sebesar telapak tangan me
Rupanya, satu Cyborg yang Roki kira sudah tumbang tadi masih sanggup untuk bangkit kembali.Bam!Boom, boom, boom!Dengan sekuat tenaga Roki mengerahkan tenaganya untuk menyerang dan juga menangkis serangan dari ketiga lawannya ini.Kalau satu lawan satu, bisa dipastikan Roki lah yang akan menang melawan mereka. Tapi ini berbeda, Roki melawan tiga Cyborg sekaligus. Alhasil, Roki jadi kerepotan. Tapi Roki juga berhasil beberapa kali melukai ketiga musuhnya ini, walaupun tidak fatal."Cyborg satu akan mengaktifkan mode tahap dua." Menyebut dirinya dengan nama Cyborg satu, Cyborg itu mengatakan kepada dua rekannya bahwa ia akan mengaktifkan mode tahap dua.Kedua alis Roki berkedut ketika mendengar Cyborg satu akan mengaktifkan mode tahap dua. Roki tahu tentang apa itu tahapan-tahapan mode pada seorang Cyborg. Semakin tinggi tahapannya, maka akan semakin kuat pula seorang Cyborg dalam bertarung.Cekit, cekit..., cekit!Terdengar suara decitan pada tubuh Cyborg satu.Setalah beberapa detik
Krak!Tangan kanan Roki mencengkram leher Cyborg satu."Kau harus mati!" Teriakan Roki terdengar sangat marah.Siuw...!Roki melompat ke atas langit.Lompatan Roki sangatlah tinggi. Ia mampu melompat puluhan meter ke udara hanya dengan sekali hentakan kaki saja.Setelah dirasa sudah cukup tinggi, Roki menghempaskan tubuh Cyborg satu ke tanah. Saat tubuh Cyborg satu ini menukik, sangking kencangnya sampai-sampai ada api yang dihasilkan dari gesekan antara udara dan tubuh Cyborg satu. Bisa dikatakan tubuh Cyborg satu yang meluncur ke tanah dengan kecepatan sangat tinggi saat ini terlihat sangat mirip dengan komet yang jatuh dari langit lalu menghantam bumi!Ber...!Jediar...!Boom!Ada getaran dan ledakan yang sangat hebat ketika tubuh Cyborg satu benar-benar mendarat di tanah. Dan tanah pun langsung membentuk lubang kawah yang cukup lebar dan juga dalam."Sisa dua lagi! Ayo, kita selesaikan semua ini!" Kemarahan Roki benar-benar berada di puncaknya. Bagaimana tidak? Roki sangat menghar