Home / Fantasi / Pengendali Arwah Terakhir / 15| Kegaduhan di Penjara Rockwool

Share

15| Kegaduhan di Penjara Rockwool

Author: Roe_Roe
last update Last Updated: 2023-01-03 11:31:38

Eryk mengendap-ngendap di sepanjang puncak tembok sambil terus mengikuti langkah pria bersetelan rapi di bawah sana.

“Ini menggelikan,” ujar sang burung gagak. “Kau akan menempatkan kita semua dalam masalah lagi, seperti sebelum-sebelumnya.”

Sedangkan White masih membisu, meski kepakan sayapnya terus mengikuti langkah Eryk dalam diam.

Eryk mengabaikan gerutuhan sang gagak hitam. Mereka sudah mencapai ujung tembok dan lelaki bersetelan rapih itu berbelok ke kanan ke arah gerbang penjara. Untuk sesaat, Eryk panik. Dia tak bisa terus mengikuti pria itu tanpa terlihat. Tapi kemudian dia teringat sesuatu.

Eryk melompat turun dari tembok dan berlari melintasi jalan yang gelap dan sepi. Pada saat itulah, White mulai penasaran dan ingin tahu apa rencana Eryk selanjutnya. Burung hantu itu mengepakkan sayap lebih kuat dan menyusul Eryk.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya White ketika terbang di atas kepala Eryk.

“Akhirnya kau penasaran juga? Kupikir kau benar-benar tidak akan mau berbicara lagi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengendali Arwah Terakhir   16| Tato Ular Melingkar

    Perhatian Eryk kembali teralihkan pada gang gelap di bawah sana. Lelaki yang baru muncul dari dalam lubang inspeksi saluran air bawah tanah kini mendongak. Seketika rasa ngeri menyangkut di tenggorokan Eryk.“Ada yang salah dengan mulut orang itu,” ujar Eryk pada White dan juga si gagak yang bertengger di langkan. “Perhatikan mulutnya. Jika saja brewok di wajahnya dibersihkan, pasti akan terlihat jelas kalau mulutnya terlalu lebar. Seakan-akan pipinya terbelah dalam cengiran yang mengerikan.”Tatapan Eryk sangat tajam. Meskipun gang itu dalam keadaan remang-remang, dia bisa melihat semuanya dengan sangat jelas. Eryk sendiri baru menyadari ketajaman penglihatannya pada jarak jauh di malam hari seiring dengan kemampuannya mengerti bahasa burung.“Ya, dia lebih menyerupai Joker dalam versi brewok!” Sang gagak berusaha melucu, tapi suaranya terdengar sangat serak dan berisik.Sedetak jantung kemudian, Eryk tersadar bahwa itu adalah tato. Apa yang diguraukan oleh sang gagak tidak sepenuhny

    Last Updated : 2023-01-05
  • Pengendali Arwah Terakhir   17| Menghadapi Snake Eyes

    Perut Eryk terasa seperti diaduk-aduk karena melihat pemandangan yang menakutkan itu. Rasa traumanya masih tersisa. Meski kini dia sudah memiliki kekuatan untuk mengendalikan roh summon, tapi turun langsung ke sana dan bersikap seolah-olah dia sebagai pahlawan adalah hal yang selalu Eryk hindari.Eryk masih terpaku dari tempatnya berada di atap. Turun ke bawah terasa jauh sekali. Dia pikir bisa sampai di bawah sana dengan beberapa lompatan, tapi setelah itu apa? Dia menelan ludah dan melangkahkan kaki melewati langkan.“Itu bukan urusanku!” gumam Eryk.“Ya, itu memang bukan urusanmu, Wayland. Sudah kukatakan sejak awal, sebaiknya kita pergi dari sini. Kau malah terus mengikuti pria itu. Apa sebenarnya yang ingin kau ketahui?” protes White.Ketika pertanyaan White meluncur masuk ke dalam kesadaran Eryk, pemuda itu kembali memfokuskan pikiran.“Kau benar, White. Tujuanku mengikuti Kepala Penjara Jarvis tidak lain hanya karena rasa penasaran. Dan entah ini suatu kebetulan atau bukan, aku

    Last Updated : 2023-01-07
  • Pengendali Arwah Terakhir   18| Singkirkan Setiap Saksi

    Eryk melirik sedikit ke arah pria yang berhasil mencengkeram pergelangan kakinya. Pria itu mengenakan seragam polisi. Rekannya yang lain yang berlari di belakangnya menyorotkan senter ke arah Eryk.Eryk menendangkan sebelah kakinya pada tangan sang polisi sampai cengkeramannya terlepas. Lalu, dia melompat ke jalinan besi yang membatasinya dengan halaman belakang bekas pabrik kaleng.Eryk melentingkan kaki melewati puncak pagar. Dia mendarat di sisi lain. Ketika menengok ke belakang, Eryk melihat selusin petugas polisi mendekatinya bersama tiga atau empat anjing. Alland dan ayahnya juga ada di sana.Eryk meluncur menuruni undakan tanah tepat di depan pagar dan menghilang dari pandangan.“Tunggu!” teriak Kepala Penjara.“Enak saja!” pikir Eryk.Pemuda itu berlari dan tidak berhenti. Dia mengambil jalan memutar dan kembali ke arah taman lagi. Eryk sengaja memilih jalur terjauh untuk mengecoh mereka dan agar tidak mengikutinya.Eryk mengintip ke masing-masing ujung jalan. Dia harus memast

    Last Updated : 2023-01-07
  • Pengendali Arwah Terakhir   19| Tamu yang Tak Diundang

    Mungkin bocah laki-laki itu tak menyadari. Tapi, tangan Eryk gemetar memegangi belatinya.Di sisi lain, White terus mendesak Eryk untuk menyingkirkan bocah itu. Tak peduli cara apa pun yang harus Eryk tempuh. White tidak suka jika sampai tempat persembunyian mereka terbongkar hanya karena ulah bocor laki-laki iseng berusia tujuh tahun.“Tidak!” jawab Eryk atas pertanyaan dan permintaan Alland untuk singgah di sarangnya. “Tinggalkan aku sendiri!”Wajah Alland tampak kecewa.“Baiklah... baiklah...,” katanya. “Santai saja. Aku tak akan memaksa. Beri aku waktu sebentar untuk beristirahat. Oke? Setelah itu aku akan pergi.”Eryk terus memperhatikan bocah itu dengan curiga.Alland tiba-tiba melepas ransel di punggungnya dan mulai membuka resleting. Gerakan tangan Alland membuat Eryk waspada. Secara refleks, dia kembali mengacungkan belatinya ke arah Alland.“Hei, jangan seperti itu!” Alland kaget. “Aku akan segera pergi. Kau tak perlu mengancamku. Kau bisa melukaiku dengan itu!”Alland pun m

    Last Updated : 2023-01-09
  • Pengendali Arwah Terakhir   20| Permintaan Rahasia

    “Hei, ini aku!”Eryk sedikit kaget dan hampir saja melompat turun dari sarang. Ketika burung-burung merpati terbang berhamburan, Eryk mengira ada manusia yang datang ke sana menyusul kemunculan Alland. Rupanya, itu hanyalah si burung gagak yang semalam ikut membantunya dan White menolong Kepala Penjara Jarvis.“Haruskah kau datang dengan membuat keributan seperti itu, Black?” Eryk tampak kesal.“Aku benci pada merpati-merpati itu,” keluh sang gagak. “Mereka selalu bergerombol dan merebut makananku. Aku hanya ingin sedikit menakut-nakuti mereka.”Tiba-tiba, Eryk dan Black terdiam. Mereka bersama-sama melirik ke arah Alland. Betapa terkejutnya Black ketika dia terlambat menyadari bahwa ada manusia lain di dalam sarang Eryk.“Wayland, siapa manusia kecil ini?” Black menjadi waspada. “Aku pikir kau tak suka berhubungan dengan manusia lain?”Eryk tak menjawab.“Seperti itukah caramu berbicara dengan para burung?” tanya Alland dengan antusias. “Apakah burung gagak itu mengerti ucapanmu? Itu

    Last Updated : 2023-01-10
  • Pengendali Arwah Terakhir   21| Menyelinap ke Perpustakaan Rockwool

    Eryk selalu merasa gelisah jika keluar pada siang hari. Saat malam, ketika menjelajahi kota mencari makanan dan persediaan atau sekadar berjalan-jalan, kegelapan melindunginya dari tatapan para manusia yang ingin tahu.Bergerak di malam hari membuatnya lebih bebas di jalanan dan di sepanjang bubungan atap. Tapi, di darat di bawah cahaya menyilaukan sinar matahari, Eryk merasa terpapar.Eryk harus menutupi kepalanya dengan tudung jaket dan berjalan dengan kepala tertunduk. Di sepanjang trotoar, Eryk terus melipat kedua lengannya ke dada. Seolah-olah, dengan begitu dia akan mampu menghalau pandangan orang pada keberadaan dirinya.“Rockwool kota yang cukup luas,” gumam Eryk. “Jalan-jalannya diatur menyerupai kisi-kisi. Sayangnya, aku tak bisa membaca nama jalan. Karena beberapa ditulis menggunakan huruf-huruf asing yang aku tak mengerti.”Seolah-olah Rockwool adalah sebuah kota fantasi yang tak ada dalam kehidupan nyata. Faktanya sela

    Last Updated : 2023-01-11
  • Pengendali Arwah Terakhir   22| Ruang Arsip yang Terkunci

    “Tempat itu?” Alland mengerutkan keningnya. Bocah laki-laki itu terlihat lucu dan sangat polos.“Maksudku,” ujar Eryk. “Antarkan aku ke ruangan arsip yang menyimpan sejarah dan informasi apa pun mengenai kota ini. Kau mengerti, kan?”“Yah, tentu saja. Ruang arsip adalah tujuan yang tepat jika kau ingin belajar tentang sejarah. Jadi, dugaanku benar, kan? Kau memang menyukai sejarah, Eryk.”Alland bersikap seolah-olah dia pria dewasa. Dia berusaha menyejajarkan diri dengan Eryk dalam percakapan. Meski terlihat sangat lucu, tapi Eryk menghargai usaha bocah itu.Eryk mengekor di belakang Alland dan berjalan di antara rak-rak. Dia berusaha tidak menatap buku-buku yang sangat menggoda di seluruh deretan rak-rak itu. Eryk harus fokus dan memperhatikan tujuannya.Alland terus melangkah menaiki tangga hingga sampai di lantai dua. Mereka menyusuri lorong dan koridor lalu berbelok ke kanan. Tiba-tiba, Allam berhenti.“Di sini!” katanya sambil menunjuk sebuah pintu besar di hadapannya. “Tapi, ada

    Last Updated : 2023-01-12
  • Pengendali Arwah Terakhir   23| Tamu Keluarga Jarvis

    White terbang mendahului lalu bertengger di atap mobil Tuan Jarvis.“Belum terlambat untuk berbalik,” katanya pada Eryk.Eryk menguatkan diri dan terus berjalan. Di kejauhan, dia mendengar lonceng dari menara Penjara Rockwool berdentang yang menunjukkan waktu sudah pukul 07.00 malam.Matahari sudah lama terbenam dan hari sudah cukup pekat. Di langit hanya terlihat awan mendung. Tidak ada bulan yang pucat apalagi bintang.“Kita bisa pergi ke kota dan menjarah bak sampah restoran ayam,” ujar Black. “Kenapa kita harus ke sini? Buang-buang waktu saja! Ada banyak pilihan di kota. Dan sepanjang ingatanku, kau belum membayar janjimu untuk memberiku makan malam yang lezat, Wayland!”Eryk terhenti. Dia berusaha menutupi kegugupannya dengan menyelipkan kedua tangan ke kantong celana. Punggungnya sedikit membungkuk. Dan wajahnya terlihat pucat. Eryk selalu pucat dan kurus.“Aku ingin melakukan ini, menghadiri undangan makan malam keluarga Jarvis,” ujar Eryk pada kedua burung itu.“Tapi, kau tida

    Last Updated : 2023-01-14

Latest chapter

  • Pengendali Arwah Terakhir   118| Runtuhnya Tembok, Bangkitnya Harapan

    Kota Rockwool berada dalam kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Orang-orang miskin yang telah lama terkurung di balik dinding batu raksasa mulai memberontak. Mereka berbaris dengan obor dan alat-alat seadanya, meneriakkan tuntutan kebebasan dan keadilan. Di sisi lain, kaum kaya yang tinggal di bagian kota yang lebih baik mulai panik, ketakutan bahwa pemberontakan ini akan menghancurkan kenyamanan mereka.Eryk berdiri di atas menara utama Kota Rockwool, memandang ke bawah pada kerumunan yang kacau. Di sisinya, Ravenclaw berdiri dengan ekspresi serius.“Eryk, kita tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut. Jika tembok ini tidak dihancurkan, mereka akan saling membunuh,” kata Ravenclaw.Eryk mengangguk perlahan. “Aku tahu. Tembok ini adalah simbol ketidakadilan yang telah memisahkan manusia dan summoner selama puluhan tahun. Jika kita ingin menciptakan dunia yang baru, tembok ini harus runtuh.”Namun, sebelum Eryk bisa memutuskan langkah berikutnya, Joshua Wayland muncul di tem

  • Pengendali Arwah Terakhir   117| Pusaran Dendam Darah Wayland

    Setelah berbulan-bulan menyusun strategi dan menaiki tangga kekuasaan di Kota Black Lake, Eryk akhirnya mencapai puncak keberhasilannya. Wayland Corp yang sempat runtuh kini kembali berdiri megah di bawah kepemimpinannya. Dengan pengaruh dan kekayaan yang ia kumpulkan, Eryk mendapatkan undangan eksklusif untuk menghadiri pertemuan rahasia para summoner penghancur di sebuah benteng tersembunyi di luar kota. Namun, ia tidak menyangka bahwa pertemuan itu akan mengungkap kebenaran yang mengejutkan tentang keluarganya.Di ruang besar yang diterangi cahaya lilin, Eryk berdiri dengan tenang meski jantungnya berdegup kencang. Di hadapannya, seorang pria paruh baya dengan tatapan tajam dan aura yang menekan duduk di singgasana. Pria itu, yang dikenal sebagai pemimpin tertinggi para summoner penghancur, adalah Joshua Wayland, ayah Eryk sendiri.“Kau akhirnya sampai di sini, Eryk,” kata Joshua dengan suara rendah namun penuh wibawa. “Aku telah menantikan saat ini.”Eryk menatap ayahnya dengan ma

  • Pengendali Arwah Terakhir   116| Kebangkitan untuk Balas Dendam

    Eryk Wayland berdiri di bawah pohon ek tua. Di bahunya bertengger seekor burung hantu dengan bulu putih. Lyra bukan burung biasa; ia adalah roh summon pertama Eryk, hasil dari bakat summoning yang diwarisi dari keluarganya. Namun, kekuatan Eryk masih jauh dari sempurna. Sejak kematian keluarganya yang tragis, dia bertekad untuk menjadi summoner yang kuat demi membalaskan dendam mereka.Eryk telah mencoba segala cara untuk meningkatkan kekuatannya, tetapi usahanya selalu menemui jalan buntu. Suatu hari, dia mendapatkan kabar dari seorang pedagang keliling tentang seorang summoner legendaris yang dikenal sebagai Ravenclaw. Summoner ini memiliki kemampuan luar biasa dalam mengendalikan roh burung, tetapi dia telah dipenjara di Kota Rockwool karena dianggap terlalu berbahaya.Kabar ini menjadi harapan terakhir bagi Eryk. Dia menyusun rencana yang gila dan penuh risiko: menyerahkan dirinya ke penjara summoner. Untuk itu, dia memalsukan tuduhan bahwa dia telah membunuh pamannya, seorang pria

  • Pengendali Arwah Terakhir   115| Ingin Kembali ke Level Seharusnya

    Alyssa dan Joker ditemani Wanda pergi untuk menemui sang Summoner Petir. Dia adalah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan senjata tombak yang bisa memancarkan aliran listrik.Pria itu duduk berhadapan dengan Wanda di sebuah kafe. Sedangkan Alyssa dan Joker berdiri tidak jauh dari mereka, tapi tetap bisa mendengar percakapan keduanya.“Benarkah senjata yang dibuat oleh Iron telah membunuh Kayes?”Flash sang Summoner Petir terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Wanda.Dengan muram, Wanda mengangguk. “Itu benar.”Tiba-tiba, Flash berdiri dan berteriak marah di hadapan Wnada.“Kenapa Kayes baru dibunuh sekarang? Apakah Iron bermaksud untuk menjebakku dan menjadikanku sebagai pelaku? Apakah Iron juga yang merebut roh summon tersegel itu dari tangan Sandra? Apakah dia yang membunuh Sandra waktu itu?”Wanda sangat geram. Dia pun berdiri tegak membelakangi jendela kafe dan menatap tajam pada Flash.“Kenapa kau bertanya itu padaku? Seharusnya, akulah yang

  • Pengendali Arwah Terakhir   114| Petunjuk dari Penjual Senjata

    “Joker?” kejut Alyssa dan Duri bersama-sama.“Belinda?” tanya Joker yang juga tidak kalah kaget ketika melihat kemunculan Alyssa di toko senjatanya.Alyssa menggeram dan mengepalkan tinju. “Jangan memanggilku dengan nama itu!”“Oh, sorry, aku lupa. Tapi, di antara kalangan Guardian Summoner, kau terkenal dengan nama Belinda si ular berbisa.”“Joker, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alyssa. “Bukankah kau seharusnya berada di level sembilan?”Joker mengangkat kedua bahunya. “Kau bisa melihat sendiri. Aku sedang berdagang di sini. Mana mungkin aku melewatkan peluang untuk menghasilkan uang? Koleksi benda-benda antikku bisa aku jual dengan mudah di sini. Kau sendiri, maksudku kalian, apa yang membawa kalian sampai ke sini?”Alyssa mengembuskan napas berat. Dia menarik sebuah bangku di depan meja dan langsung duduk begitu saja tanpa dipersilahkan.Joker keluar dari balik meja counter yang memamerkan beragam jenis senjata langka dan pergi ke kulkas mini untuk mengambil sekaleng soda.“K

  • Pengendali Arwah Terakhir   113| Toko Senjata dan Perlengkapan Summoner

    “Aku tidak setuju dengan cara itu!” protes anggota Guardian Summoner yang lain. “Strategi itu akan membahayakan para warga desa.”“Seharusnya itu tidak perlu membuat kalian risau. Karena warga desa yang kalian maksud di sini, tidak lain adalah para summoner itu sendiri. Masing-masing dari mereka seharusnya memiliki kemampuan dan kapabilitas untuk bertarung dan melindungi diri. Dan sudah seharusnya warga desa tersebut tidak berleha-leha melainkan ikut berjuang bersama kita melawan para perusak.”“Tapi–”Alyssa menatap tajam pada pemuda keras kepala itu. “Pertempuran kali ini sepenuhnya diatur olehku–Alyssa Harris, wakil ketua Guardian Summoner. Mohon patuhi perintahku!”Usai pertemuan yang tidak berjalan lancar itu, mereka akhirnya membubarkan diri. Alyssa kembali ke kota, ke tempat penginapannya berada. Dia berjalan didampingi dengan Duri.Duri tampil dengan pakaian kesatria, meski kulitnya tetap berwarna hijau. Tubuh Duri saat berwujud asli tampak sangat kuat dan berotot. Dia selalu

  • Pengendali Arwah Terakhir   112| Area Level Khusus

    Usai hadiah utama diberikan yang dimenangkan oleh Eryk, tiba-tiba lapangan luas yang seolah tidak terbatas itu, kini berubah menjadi sebuah kota. Penampakan kota yang serupa dengan kota-kota di level satu dan dua.Eryk dan peserta yang lain baru menyadari, bahwa lapangan yang baru saja mereka lihat adalah pulau melayang tempat arena pertandingan biasanya dilakukan.Lizard segera melarikan diri secepat kakinya bisa melangkah. Tapi, pihak penguji seolah membiarkan hal itu. “Kenapa kau membiarkannya saat tahu dia berbuat curang?” teriak Rosemary pada sang penguji level tiga melalui pengeras suara di hadapannya.“Sesuai aturan yang telah kami jelaskan,” jawab sang penguji. “Aturan yang berlaku di negeri bayangan hanyalah akan menindak para summoner yang saling membunuh. Persoalan tentang pencurian dan kejahatan lain, pihak penguji dan penyelenggara tidak akan melakukan tindakan apa pun. Tapi, karena sekarang kalian masih berada di area level tiga. Meski pertandingan sudah berakhir, aku m

  • Pengendali Arwah Terakhir   111| Pencuri Ramuan Penyembuh

    Rupanya, kembali ke pusat arena kompetisi jauh lebih merepotkan dan sulit daripada pergi meninggalkannya untuk mencari batas terluar lapangan. Eryk sempat tersesat beberapa kali hingga berjalan terlalu jauh. Tapi, mereka mulai menemukan para summoner yang berlari paling akhir dan melambat.“Kita sudah semakin dekat dengan pusat arena. Sebentar lagi seharusnya pusat lapangan terlihat.”“Hey, Anak Muda!” sapa sang summoner kura-kura yang berjalan dengan pelan. Dia mengendarai kura-kuranya. “Kenapa kau kembali ke pusat arena? Apakah kau menemukan batasnya? Seharusnya kau lewati batas itu agar bisa selamat.”“Maaf, Pak Tua, sepertinya kami gagal menemukan batas terluar dari lapangan ini. Terlalu luas dan mustahil. Kami bahkan belum menjangkaunya sama sekali meski sudah satu jam berlari.”“Astaga, jika kalian yang sekuat dan sehebat ini saja tidak bisa menemukannya, bagaimana dengan aku dan kura-kuraku yang berjalan sangat lambat ini? Butuh waktu berapa ratus tahun agar kami bisa sampai k

  • Pengendali Arwah Terakhir   110| Kembali ke Titik Awal

    “Perhatikan semuanya!” seru sang penguji melalui pengeras suara. “Tantangan di level tiga akan langsung kita laksanakan tanpa jeda istirahat. Kalian akan bisa beristirahat setelah melalui tantangan ini.”Semua orang ribut-ribut. Mereka belum usai menenangkan diri pasca ketegangan di tantangan level dua sebelumnya. Dan kini saat tiba di level tiga, mereka berharap bisa beristirahat sejenak tapi malah disodorkan pertempuran berikutnya.“Aku penguji yang baik hati!” ujar sosok melalui pengeras suara. “Aku tidak akan membebani kalian dengan tantangan-tantangan yang berat dan sulit. Tantangan kali ini hanya satu. Kalian harus menemukan batas dari lapangan ini. Hanya akan terpilih 20 peserta pertama yang berhasil menemukan batas terluar dari lapangan yang akan lolos ke tahap berikutnya.”Semuanya berbisik-bisik. Dari sisa 40 summoner akan tereliminasi menjadi separuhnya. Semuanya mulai bersemangat dan mengempaskan rasa lelah serta ketegangan sebelumnya. Kini mereka menyambut tantangan baru

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status