Imelda tidak bisa tidak menahan napas usai menyelesaikan kata-katanya. Alex Kairi tertegun beberapa saat sebelum akhirnya memberikan jawaban.
"Ayah tidak terlibat."Sekat di tenggorokan Imelda seolah dibebaskan. "Syukurlah, aku sangat takut kalau itu ayah. Soalnya kita keluarga paling terlibat dengan paman Robert.""Ayah tidak mungkin membunuh sahabat ayah sendiri. Apalagi ini bisa saja membuat kamu dalam bahaya mengingat kalau melakukannya klan Quinn-lah yang kita singgung."Imelda kembali memeluk ayahnya. Puas dengan perkataan tersebut. Dia sendiri tidak tahu, kenapa kepercayaan pada klan sendiri sempat menyusut ke titik yang rendah. Tapi mendengar jawaban Ayahnya, dia bisa menganggap ayahnya tidak terlibat dalam penyerangan tersebut.Imelda kembali ke kamar dengan perasaan yang segar. Penjagaan di kediaman utama lebih ditingkatkan. Alex Kairi tersenyum sayu berjalan menuju ruang baca. Dia bahkan tidak memiliki sedikit napas dengan peDalam pemeriksaan lebih lanjutnya dan teliti. Kalista menemukan benda seukuran peluru berwarna biru terang pada tengkorak kepala salah satu monster. Selain berada pada titik vital, benda tersebut menyerap energi roh, dia tidak berani memegangnya. kalista sebatas menerbangkan benda tersebut dengan elemen angin untuk mengamatinya lebih dalam. Dalam beberapa saat dia menyadari. "Ini elemen es yang sangat padat! Selama hidup aku belum pernah melihat orang dengan elemen es sepadat ini," gumamnya. Tanya ikut serta mengamati benda kecil tersebut dari samping Kalista. Saking padatnya es itu hampir menyerupai kristal. Berikutnya Tanya berniat menggapai benda tersebut dengan tangannya demi lebih memastikan. namun Kalista menerbangkan benda itu hingga jauh dari jangkauan. Tanya menoleh pada Kalista dengan Alis berkerut, satu kata keluar dari mulutnya, "Kenapa? Aku ingin memeriksanya.""Elemen es ini memiliki kemampuan menyerap energi roh, berbahaya jika disentuh. Aku rasa, sekalipun es ini tid
"Aku pernah kehilangan kesadaran dan bertingkah aneh atau tidak? Dan kalau ternyata aku pelaku dari semua monster yang mati ini. Apa kau akan membenciku?" Tanya menelisik wajah Ares dari samping. Entah kenapa pikirannya memproses bahwa dirinyalah yang telah membunuh monster-monster itu. Alur pembicaraan berjalan terlalu cepat dan mereka saling menyembunyikan kebenaran satu sama lain. Pada satu pokok masalah mereka juga ingin saling jujur. Tumpang tindih sampai mengekang kekhawatiran untuk diri masing-masing. Seolah, kejujuran yang mereka katakan sangat dangkal serta penuh antisipasi agar kebohongan dapat dipertahankan. Meski alurnya demikian, Ares tetap akan mengatakan kejujuran karena kebenarannya sudah bergeser membelakanginya. Siapa pelaku sebenarnya Ares sudah tahu dengan pasti sejak awal. Mungkin di dunia ini dialah orang yang paling mengetahui prihal elemen es. "Nona pernah kehilangan kesadaran sebanyak dua kali. Pertama saat Nona ingin membawaku secara paksa keluar dari huta
Berita kematian Adira Finley merambat seperti rumput liar. Kematiannya mengejutkan publik walau tidak semengejutkan musnahnya keluarga cabang klan Quinn. Penyelidikan masih dalam pelaksanaan dan belum mendapatkan hasil.Dalam hal ini pemimpin klan Finley tidak bisa mempertahankan kemurkaannya. Dia meminta semua pemimpin klan untuk membantu mencari pelakunya. Bahkan, akan ada reward bagi siapa saja yang berhasil menangkap pelakunya. Berita tersebut sudah sampai ke telinga Alex yang sedang berdiri serius menghadap ke luar jendela. Mencoba memahami keadaan dunia yang menjurus pada kekacauan. "Tuan, saya minta maaf sebelumnya pernah meragukan intuisi Tuan. Setelah menganalisis kemampuan bertarung Aaron Ryan. Dia memang orang bertopeng yang menyelamatkan kelompok Alastair di villa tetua Alvin. Gaya bertarung mereka sama."Sekretaris Alex menjelaskan data yang dia peroleh. Walaupun gaya bertarung Aaron acak dan menyesuaikan keadaan yang terjadi saat pertarungan. Tidak dapat dipungkiri ciri
"Bagaimana kau akan menjelaskan apa yang terjadi?!" Alvin Kairi menggertakkan gigi menatap wajah arogan seseorang yang datang padanya. Dia sangat marah sampai-sampai ingin melahap orang itu. Dia sudah membayar dua kali namun Tanya belum juga berhasil dibunuh. "Pertarungan di dekat Villa–ku pasti berasal dari orang-orangmu yang tidak kompeten menjaga informasi hingga mengundang utusan klan Quinn ke tempatku. Bawahanmu pasti sekelompok sampah yang dipungut. Padahal hanya perlu membunuh gadis kecil. Dia hanya memiliki satu pengawal di sisinya!"Pria di hadapan Alvin bernama Ben, salah satu pentolan di organisasi penjahat. Posisinya satu tingkat di bawah pemimpin. Lelaki itu tidak memberi rasa hormat sedikitpun ketika datang. Dan sekarang melihat kemarahan Alvin Kairi dia juga sama sekali tidak terganggu. "Kami mengirim orang sesuai angka bayaran. Jika mereka gagal itu karena target pembunuhan memang tidak mudah dihadapi. Aku datang ke sini saja tidak mudah, ada banyak orang suruhan klan
Shegan lekas-lekas ke sisi Alex yang datang seorang diri dengan mengendarai mobil. Setelah sampai dia menjelaskan, "Tidak sesuai rencana, tapi mereka masih bersedia berdiskusi."Alex mengitari pemandangan sekitar terlebih dahulu. Saat remaja dia sering beristirahat di villa seusai latihan beladiri di tempat ini. Terlalu lama berkutat dengan urusan klan membuat ia tidak memiliki waktu untuk datang ke tempat setenang sekarang. "Sejak awal apa yang kita rencanakan memang terkesan konyol. Mereka bukan anak-anak TK yang bisa dibodohi," jawab Alex masih dengan aktivitasnya memandangi sekitar. "Yah benar. Rencana Tuan dibuat secara terburu-buru. Tapi tidak masalah, intinya kita tetap berhasil karena mereka setidaknya akan mendengarkan."Mata Alex akhirnya berhenti menjelajah sekitaran. Saat itu Gilbert dan Aaron menuju dirinya. "Apa yang diharapkan tuan besar Kairi pada kami hingga repot-repot memancing kami ke sini?" tanya Gilbert, dia tidak merasakan sedikitpun kewaspadaan pada pihak Al
Alex kagum dengan luas wilayah penciptaan domain Gilbert. Dalam radius 5 kilometer mereka terjaga dari pengaruh luar. Dan apapun yang terjadi di dalam seperti bunyi, kilatan cahaya, serta dampak pertarungan tidak akan mempengaruhi dunia luar. Mereka seperti sedang berada di dunia isolasi. Memungkinkan pengujian kekuatan bisa berjalan lancar tanpa gangguan dari orang-orang luar yang tidak diharapkan. "Sebelumnya aku ingin mengajakmu ke gurun untuk bertarung agar keributan kita tidak mengundang khayalak umum. Tapi karena kemampuanmu kita tidak perlu berpindah tempat.""Aku tidak ingin membuang waktu.""Tapi ini memerlukan energi besar. Apa kamu tidak berpikir untuk tidak membebani dirimu memasang penghalang domain begini?""Aku kuat."Dua kata itu menyadarkan Alex betapa percaya dirinya pemuda di depannya. Sedikitpun rasa terintimidasi tidak tampak di wajah Gilbert. Posisi Alex sebagai orang ketiga terhebat di dunia tidak cukup kuat menganggu ketenangan pemuda itu sedikitpun. "Kau san
"Hah ... Aku akan lebih serius." Shegan mulai melukis pola dengan ujung pedangnya. Itu bukan pedang yang biasa dilihat di mana saja. Bentuknya ramping dan ujungnya runcing. Tidak ada ketajaman pada sisi-sisi pedang tersebut. Dibanding dengan pedang, senjata milik Shegan lebih mirip seperti jarum besar. Selesai membuat pola di udara Shegan memperagakan gerakan siap menusuk. Pergerakannya meninggalkan benang cahaya horizontal sepanjang lintasan serangan.Menyikapi serangan yang datang, kewaspadaan Aaron yang terjaga memicu refleksi spontan untuk menghindar. Tetapi serangan Shegan terlalu cepat. Pemikiran Aaron menjadi tidak berarti dalam waktu sesingkat itu. Meski sempat membungkus dirinya dengan kobaran api biru. Aaron dibuat terpental saat serangan Shegan menepisnya."Api merah tidak begitu berguna melawannya. Tapi api biru juga banyak memakan energiku. Aku tidak boleh berlarut-larut dalam pertarungan," gumam Aaron merasakan dampak negatif dari api biru yang jarang ia gunakan. Dia k
Meski ingin mengakhirinya dengan cepat, Aaron akan mencoba melakukan pertarungan jarak dekat terlebih dahulu. Sayap api birunya kembali mengepak. Dalam pergerakan Aaron mendekat ribuan pedang cahaya bermunculan di langit. Dengan sedikit ayunan Shegan, mereka semua menyerbu ke arah lelaki yang sedang terbang itu. Interval waktu satu detik saja tidak Aaron dapatkan. Pedang cahaya yang melesat menyibukkannya untuk bertahan. Merasa telah berhasil memojokkan Aaron pada satu tempat, Shegan cepat membuat pola-pola cahaya untuk mengepung Aaron dari semua sudut. Aaron cepat menarik napas dan lava biru menyeruak dari mulutnya membentuk dua naga cukup besar. Mereka melilit tanpa membiarkan kepungan pola bintang yang menembakkan laser cahaya sampai kepada Aaron. Sekali lagi Aaron berhasil selamat padahal serangan Shegan mutlak menguncinya sedemikian rupa. Jika itu ahli beladiri lain, mustahil baginya untuk tetap bertahan menghadapi serangan mutlak tersebut. Gertakan gigi Shegan terdengar berd