Share

bab 6

Penulis: Adaha Kena
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-13 12:45:39

Tanya berpikir sejenak, di kediaman utama klan Quinn akan diadakan beberapa acara tiga bulan lagi. Nantinya, para pimpinan keluarga cabang akan berkumpul di sana juga. Pulang pada saat itu adalah waktu yang tepat. Sebab, mereka bisa menggelar rapat untuk menyikapi dan mengambil tindakan terhadap pembantaian yang menimpa keluarga cabang yang dipimpin oleh Robert Quinn.

"Kamu harus mengajariku selama tiga bulan. itu waktu yang singkat bukan?"

"Itu waktu yang terlalu lama. Aku masih memiliki tugas yang mesti di selesaikan. Akan sangat merepotkan melibatkan perempuan tidak berguna sepertimu."

"Itu sangat jahat untuk dikatakan. Memang tugasmu sesulit apa, hah? lagipula seorang dewa tidak masalah direpotkan oleh perempuan cantik sepertiku."

Dewa itu menghiraukan pernyataan Tanya, dia sama sekali tidak berniat lagi melanjutkan percakapan.

"hei, aku menunggu jawabanmu!"

"Bukankah sudah jelas? Tidak ada perubahan hanya karena kamu cantik atau aku yang seorang dewa."

Dewa itu memejamkan matanya. Tidak ada gunanya berdebat lebih lanjut dengan gadis yang kelebihan kepercayaan diri. Besok pagi-pagi dia berjanji akan mengantarkan Tanya keluar hutan. Sesudah itu tidak akan ada hal lain yang menyangkut di pundaknya.

"Aku akan menamaimu Ares! Aku sudah memberikanmu nama. Sesuai kesepakatan, kau harus mengajariku selama tiga bulan!" putus Tanya sepihak.

"Ti—"

Mata dewa tersebut terbuka dengan cepat seolah dia baru saja menyadari sesuatu. Ares, itu nama yang sangat familiar di kepalanya. Dia bangun dan langsung menatap Tanya yang masih berbaring.

"Darimana kamu mendapatkan nama itu?"

"Bagaimana? bagus bukan?" Tanya sangat puas dengan reaksi dewa tersebut. "Berarti kamu aku anggap setuju."

"Dimana kamu mendapatkannya?"

Tanya juga ikut kembali duduk dan menghadap dewa itu. Dia sangat percaya bahwa orang di depannya benar-benar tertarik dengan nama yang dia berikan.

"Ucapkan setuju dahulu baru aku akan mengatakannya."

"Baiklah ... aku setuju, tapi hanya tiga bulan dan tidak lebih."

Sambil tersenyum puas Tanya menarik napas untuk menjelaskan. Dia menatap binar di mata lelaki itu.

"Ini sudah menjadi pengetahuan umum untuk semua penduduk bumi. Dahulu kala, Terjadi perang besar antara monster dan manusia. Saat perang berakhir manusia mengalami kekalahan. Hanya tersisa seperdelapan manusia yang masih hidup—"

Dewa itu mengerutkan kening, "Dimana letak kau mendapatkan namanya?"

"Tidak bisakah kau bersabar? Aku belum selesai menceritakannya," gerutu Tanya kesal.

"Aku tidak peduli dengan cerita tersebut. Jadi ceritakan kepadaku intinya saja."

"Aku akan tetap menceritakannya dari awal. Cobalah untuk bersabar dan menutup mulutmu sampai aku selesai."

Dewa itu menghela napas, "Padahal aku tidak membutuhkan bagian yang tidak penting."

"Di antara manusia yang masih tersisa. Terdapat seorang putri dan kakaknya dari bangsawan beladiri. Mereka berdua mencoba menyemangati yang lain agar berjuang hingga titik darah penghabisan. Namun, tidak ada satupun dari mereka menganggap manusia bisa mengalahkan monster yang terlampau terlalu kuat. Mereka memutuskan untuk bersembunyi saja dan sebisa mungkin tidak terlibat dengan para monster yang saat itu sudah menguasai bumi."

Dewa itu menguap saat Tanya panjang lebar menjelaskan. Namun, ekspresi bosan itu langsung berubah ketika Tanya menyorotnya tajam.

"Hiraukan saja aku. selanjutnya aku akan mendengarkannya lebih seksama," ucap Dewa tersebut.

"Karena tidak ada yang mau ikut berjuang melawan monster selain kakaknya. Putri tersebut memutuskan untuk berkelana sendirian dengan tujuan membasmi semua monster yang ada di bumi. Sedangkan kakaknya bertugas menjaga dan memimpin manusia yang masih tersisa. Di perjalanan sang putri, dia banyak bertemu monster dan membunuh mereka di tempat. Namun, pada suatu keadaan dia tidak sadar sudah berada di dalam sarang mereka. Di sana dia bertarung dengan banyak monster sendirian. Ketika dia berpikir itu napas terakhirnya di bumi, ada seorang pemuda tampan yang menyelamatkannya."

Tanya berpikir sejenak, cerita yang dia ceritakan sedikit lagi menuju akhir. Dia tidak menyukai akhir yang diberikan takdir pada sang putri.

"Kenapa berhenti?! Pasti akhirnya Sang putri berhasil menyelamatkan dunia dan mereka hidup bahagia. Itu dongeng pengantar anak-anak agar mereka berangkat menuju mimpi yang bahagia." Dewa itu menebak dengan percaya diri.

Tanya menghela napas mendengar tebakan Dewa itu, dia melanjutkan, "Mereka berlatih bersama selama beberapa Tahun sambil membasmi banyak monster. Keduanya saling jatuh cinta dan berniat untuk menikah. Sang Putri memutuskan menemui kakaknya untuk memastikan keadaan mereka sekaligus menggelar pernikahan di sana. Namun, saat acara itu dimulai, dunia menjadi gelap dan perang antara manusia dan monster terjadi lagi. Sepasang kekasih itu menjadi ujung tombak di garda terdepan. Setelah tiga hari penuh darah, akhirnya dunia berhasil di selamatkan. tetapi ada banyak korban saat itu, termasuk pemuda yang dicintai Sang putri."

"Eh, itu ending yang tidak terduga. Tapi ada beberapa yang berputar di kepalaku. pertama, dunia yang mana yang diselamatkan putri tersebut? kedua, kau mengatakan bahwa hanya seperdelapan umat manusia yang selamat setelah perang pertama. Jumlah manusia seharusnya tidak berkembang banyak setelah beberapa tahun. Atau bahkan tidak berkembang sama sekali karena yang di hasilkan hanya anak-anak kecil. Lalu bagaimana umat manusia bisa menang di perang yang kedua?"

"Dunia yang kita tinggali saat ini. Dunia yang mana lagi? Lagipula Putri tersebut berlatih dengan giat bersama orang yang dicintainya. Dia pasti menjadi ahli beladiri yang sangat kuat dan hebat. Tidak heran mereka bisa menang setelah berusaha sangat keras."

Dewa itu menghela napas, "Manusia itu makhluk paling menjijikkan. Bumi akan baik-baik saja bahkan tanpa manusia. Jadi, kenapa kalian para manusia beranggapan dunia akan hancur hanya karena tidak ada kalian?"

Tanya tidak bisa berkata-kata setelah persepsi itu masuk ke kepalanya.

"Soal itu aku tidak tahu. Kau sendiri kenapa ingin memusnahkan semua monster di dunia ini? Bukankah itu untuk umat manusia yang kau anggap menjijikkan?"

Dewa tersebut mengangkat bahu.

"Bisa diartikan seperti itu, tapi bisa juga tidak. Sebab aku melakukannya karena sebuah perintah. Bukan karena aku menganggap manusia layak diselamatkan. Jadi bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?" Tanya bertanya dengan alis yang berkerut. "Jangan katakan sesuatu yang mesum lagi!"

"Bagaimana kamu mendapatkan nama Ares? dari cerita tersebut tidak kudengar ada nama itu kau sebut."

"Oh, aku sampai lupa dengan hal yang ingin kamu ketahui. Setelah perang peradaban manusia kembali dibangun. Sang putri mengasingkan diri, tepatnya di hutan malapetaka ini. Dia tidak menikah sampai meninggal. Dia hanya ditemani oleh pedang yang diberi nama Ares. Pedang tersebut turun-temurun dijaga dari leluhur kami hingga ibuku. Seharusnya, orang selanjutnya adalah aku. Tapi aku tidak tahu pedang itu ada di mana sekarang."

Bab terkait

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 7

    "Pada akhirnya kamu hanya menceritakan cerita membosankan dan memberikanku nama yang sama dengan sebuah pedang."Dewa itu tampak kecewa. Dia memandang Tanya lalu memutuskan berbaring untuk istirahat. "Itu nama yang bagus!" tegas Tanya tidak suka dengan ekspresinya. "Kau tidak akan mengerti cerita mengagumkan mereka. Karena ikatan cinta yang begitu kuat mereka berhasil menyelamatkan dunia. Tapi sayang mereka dipisahkan di hari yang bahagia. Tidak'kah menurutmu itu ironis?""Mereka tidak pernah tidur bersama, itu memang sangat ironis dan mengiris hati.""Heh!" Tanya melotot ke arah lelaki yang sedang berbaring. "Apa isi kepala laki-laki hanya meniduri perempuan?""Kalau laki-laki tidak tahu itu. Kamu tidak akan pernah terlahir di dunia ini.""Itu–" Tanya terdiam karena mencerna, setelah menemukan bantahan ia melanjutkan, "Tetap saja kau salah. Membicarakan sesuatu yang mesum dengan perempuan berusia 16 tahun. Itu termasuk pelecehan!""Tidak ada salahnya dewasa lebih dulu dibanding usia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 8

    Walaupun sering menolak lamaran tuan muda dari berbagai klan terkemuka. Baik sepuluh klan paling berpengaruh dan klan lain yang berada di bawahnya. Tanya merasa tidak ada satupun tindakannya yang menyinggung klan-klan itu. Lagi pula, klan Quinn adalah klan paling ditakuti. Meski berasal dari keluarga cabang. Tanya tetap saja cucu dari pimpinan Klan saat ini; Aiden Quinn.Ada sekat keberanian yang harus ditembus terlebih dahulu. Orang-orang yang menyerang keluarganya pasti bukan kelompok biasa. Ares datang memeluk setumpuk buah. Hal itu membuat Tanya senang, selain manis, buah-buahan yang ada di hutan ini juga segar karena dipetik langsung. "Kau cukup cepat untuk mencarinya," puji Tanya dan mulai makan. "Yah, itulah pentingnya belajar bela diri. Kecepatan dan kekuatan tubuhmu meningkat dengan pesat. Jadi, sampai mana kamu sebelumnya pernah mempelajarinya?"Tanya perlahan menelan makanan di mulutnya dan menjawab, "Aku memang pernah berlatih sebelumnya. Tapi tidak pernah mencapai apa-

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 9

    Berita buruk yang baru saja dikabarkan menghujam jantung Aiden Quinn selaku pimpinan klan. Keluarga cabang yang dipimpin oleh anaknya–Robert Quinn–telah dimusnahkan dalam semalam. Anak bungsu yang begitu dia cintai harus mati di tangan kelompok misterius. "Apa media sudah mengetahuinya?! Kita harus mengupayakan akan kejadian ini tidak bocor ke publik," imbuh Aiden pada anak tertuanya yang baru saja memberitakan hal tersebut. "Aku pasti akan mencabik-cabik pelaku keji itu jika mengetahui siapa mereka!""Ayah, ayo kita tenang. Prioritas utama kita sekarang adalah mencari kebenaran pelaku yang telah membunuh adik dan keluarganya. Kejadian ini terjadi di kediaman keluarga cabang yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Tidak banyak yang tahu namun kemungkinan besar akan tetap tersiar. Daripada mengurusi media dan citra Klan di masyarakat, lebih baik kita Fokus pada penyelidikan," jelas Hiden Quinn—Putra tertua Aiden. "Kau benar! Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku harus mengetahui keadaan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 10

    Pria berpakaian jas hitam itu membungkuk hormat. Dia lalu pergi menemui Adira Finley yang masih menunggu dengan sabar di depan gerbang. laki-laki bernama belakang Finley itu memasukkan mobilnya saat kepala pelayan tersebut sudah memperbolehkannya masuk. Di sisi lain, Aiden selesai memperingati Hiden agar memikirkan bawahannya juga. Hiden meminta maaf atas hal tersebut dan berdalih bahwa ini karena dia terlalu emosi hingga mengambil keputusan impulsif. Aiden memaklumi anaknya karena dia pun sekarang dikuasai oleh kemarahan yang sama. "Lain kamu harus memikirkan orang lain, Hiden. Ini adalah kunci menjadi pemimpin yang baik," saran Aiden memperingatkan. "Baik Ayah."Setelah lama menunggu Adira akhirnya diperbolehkan masuk dan menyapa hormat Tuan Besar Quinn dan Hiden. Dia menuturkan tujuannya ke sini adalah untuk meminta izin mengunjungi keluarga cabang yang dipimpin oleh Robert Quinn. Dia ingin bertemu Tanya secara langsung. "Kamu masih belum menyerah mengejar Tanya?" tanya Aiden,

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 11

    "Kalau tidak mempelajari pengendalian elemen. Lalu aku harus mempelajari apa selanjutnya?" Padahal tanya sangat ingin mengetahui apa yang bisa dia lakukan. Dia sangat iri ketika orang-orang seusianya yang juga berada di Klan Quinn bisa berlatih dan berkembang. Pun ketika dia melihat Emelda Kairi–sahabatnya–yang sudah tumbuh menjadi ahli beladiri tahap penyihir yang hebat. "Pertama, yang harus Nona pelajari adalah mengambil energi alam dan memasukkannya ke roh Nona. Lalu Nona bisa mulai berlatih menjadi ahli beladiri menggunakan energi tersebut. Aku mencoba memberi sedikit tadi, bisa saja aku memberi lebih banyak, tapi ketika energi rohku memaksa masuk. Jika Nona tidak memintanya sendiri, tubuh Nona yang akan bereaksi seperti sebelumnya. Bahkan, bagian terburuknya, bisa saja mengambil nyawa Nona.""Jadi aku harus belajar mengambil energi roh milik orang di sekitar terlebih dahulu baru bisa mulai berlatih seperti ahli beladiri pada umumnya?"Pada umumnya, untuk menjadi ahli beladiri d

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 12

    Saat sudah sampai di perbatasan antara hutan mati dan hutan hidup. Rahang Tanya jatuh saking terkejutnya melihat pemandangan sekitar. Ares membawanya bersembunyi ke bawah pohon besar. Ada dua monster yang sedang saling menyerang di bagian hutan mati. Satu monster berbentuk ular panjang berwarna hitam legam dan satunya lagi berkaki enak dengan warna dominan merah. Mereka memiliki tanduk unik di kepalanya. Monster hitam legam itu melilit sedangkan monster berkaki enam itu menyerang dengan kakinya tanpa ampun."Apa mereka punya pikiran? Terutama yang merah, gerakkan seakan seperti sudah direncakan," imbuh Tanya, ini pertama kalinya ia melihat pertarungan dua monster. Sebelumnya Tanya hanya mendengar cerita monster dari legenda Sang Putri. Ibunya sering bilang bahwa monster tidak pernah memiliki bentuk yang sama. Tidak pernah diketahui seperti apa cara mereka berkembang biak. Namun, mereka memiliki masa umur yang sangat panjang. "Tentu saja. Apakah Nona pikir perang antara monster dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 13

    Kecepatan dan ketangkasan monster yang dilawan Ares kian meningkat. Mengharuskan ia menambah persentasi energi roh yang masuk ke tubuh fisik secara berulang agar dapat mengimbangi monster tersebut. Dia akan terus melakukan hal yang sama sampai di mana monster hitam legam mengerahkan segala kekuatannya. Tanya menjadi khawatir dengan perkembangan pertarungan mereka. Monster hitam legam tidak menghentikan serangannya barang sejenak. Dalam fersfektif-nya Ares hanya bisa menangkis dan menghindar tanpa bisa melawan balik. Kalau monster merah bertangan empat juga ikut menyerang. Tanya pesimis Ares tidak akan bisa menemukan pintu kemenangan. Zen–Monster bertangan empat–merasakan pandangan tipis yang memperhatikan dirinya. Saat dia setengah berbalik ke arah hutan hidup untuk mencari keberadaan itu, bunyi gedebuk terlebih dahulu memaksanya mengembalikan fokus pada pertarungan. Monster hitam legam dibuat Ares terpental ke arahnya. Mau tidak mau Zen menangkap temannya itu dan bertanya, "Apa ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 14

    Ares duduk dibawah pohon dengan santai menghadap hutan mati. Dia mengawasi Tanya yang sedang berkonsentrasi mempertahankan energi kehidupan di tubuhnya. Meskipun begitu, Tanya tetap kehilangan banyak energi dan tubuhnya kian melemah. Ares meminta Tanya untuk beristirahat secara bertahap. Dia memberikan energinya lagi dan lagi pada gadis tersebut. Secara berkala mereka melakukan kegiatan yang sama. Berulang-ulang juga Tanya menjadi lemas dan sakit kepala saat Ares memberinya energi. "Ini sangat menyiksa," runtuk Tanya membaringkan tubuh di rerumputan menatap langit yang hanya berisi awan gelap. "Ini baru kelingking. Kita akan melakukannya secara bertahap. Mulai satu jari sampai seluruh tubuh Nona bisa bertahan di kasawasan hutan mati."Tanya mengerutkan alis dan berucap, "Kau memberiku banyak energi di latihan ini. Apa energimu tidak akan habis?""Aku seorang dewa dan aku memiliki energi tanpa batas.""Pasti sangat menyenangkan menjadi dirimu," imbuh Tanya mengalihkan pandangan pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03

Bab terbaru

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   Tamat

    13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 144

    Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 143

    PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 142

    Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 141

    Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 140

    "Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 139

    Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 138

    "I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 137

    Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana

DMCA.com Protection Status