Berita buruk yang baru saja dikabarkan menghujam jantung Aiden Quinn selaku pimpinan klan. Keluarga cabang yang dipimpin oleh anaknya–Robert Quinn–telah dimusnahkan dalam semalam. Anak bungsu yang begitu dia cintai harus mati di tangan kelompok misterius. "Apa media sudah mengetahuinya?! Kita harus mengupayakan akan kejadian ini tidak bocor ke publik," imbuh Aiden pada anak tertuanya yang baru saja memberitakan hal tersebut. "Aku pasti akan mencabik-cabik pelaku keji itu jika mengetahui siapa mereka!""Ayah, ayo kita tenang. Prioritas utama kita sekarang adalah mencari kebenaran pelaku yang telah membunuh adik dan keluarganya. Kejadian ini terjadi di kediaman keluarga cabang yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Tidak banyak yang tahu namun kemungkinan besar akan tetap tersiar. Daripada mengurusi media dan citra Klan di masyarakat, lebih baik kita Fokus pada penyelidikan," jelas Hiden Quinn—Putra tertua Aiden. "Kau benar! Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku harus mengetahui keadaan
Pria berpakaian jas hitam itu membungkuk hormat. Dia lalu pergi menemui Adira Finley yang masih menunggu dengan sabar di depan gerbang. laki-laki bernama belakang Finley itu memasukkan mobilnya saat kepala pelayan tersebut sudah memperbolehkannya masuk. Di sisi lain, Aiden selesai memperingati Hiden agar memikirkan bawahannya juga. Hiden meminta maaf atas hal tersebut dan berdalih bahwa ini karena dia terlalu emosi hingga mengambil keputusan impulsif. Aiden memaklumi anaknya karena dia pun sekarang dikuasai oleh kemarahan yang sama. "Lain kamu harus memikirkan orang lain, Hiden. Ini adalah kunci menjadi pemimpin yang baik," saran Aiden memperingatkan. "Baik Ayah."Setelah lama menunggu Adira akhirnya diperbolehkan masuk dan menyapa hormat Tuan Besar Quinn dan Hiden. Dia menuturkan tujuannya ke sini adalah untuk meminta izin mengunjungi keluarga cabang yang dipimpin oleh Robert Quinn. Dia ingin bertemu Tanya secara langsung. "Kamu masih belum menyerah mengejar Tanya?" tanya Aiden,
"Kalau tidak mempelajari pengendalian elemen. Lalu aku harus mempelajari apa selanjutnya?" Padahal tanya sangat ingin mengetahui apa yang bisa dia lakukan. Dia sangat iri ketika orang-orang seusianya yang juga berada di Klan Quinn bisa berlatih dan berkembang. Pun ketika dia melihat Emelda Kairi–sahabatnya–yang sudah tumbuh menjadi ahli beladiri tahap penyihir yang hebat. "Pertama, yang harus Nona pelajari adalah mengambil energi alam dan memasukkannya ke roh Nona. Lalu Nona bisa mulai berlatih menjadi ahli beladiri menggunakan energi tersebut. Aku mencoba memberi sedikit tadi, bisa saja aku memberi lebih banyak, tapi ketika energi rohku memaksa masuk. Jika Nona tidak memintanya sendiri, tubuh Nona yang akan bereaksi seperti sebelumnya. Bahkan, bagian terburuknya, bisa saja mengambil nyawa Nona.""Jadi aku harus belajar mengambil energi roh milik orang di sekitar terlebih dahulu baru bisa mulai berlatih seperti ahli beladiri pada umumnya?"Pada umumnya, untuk menjadi ahli beladiri d
Saat sudah sampai di perbatasan antara hutan mati dan hutan hidup. Rahang Tanya jatuh saking terkejutnya melihat pemandangan sekitar. Ares membawanya bersembunyi ke bawah pohon besar. Ada dua monster yang sedang saling menyerang di bagian hutan mati. Satu monster berbentuk ular panjang berwarna hitam legam dan satunya lagi berkaki enak dengan warna dominan merah. Mereka memiliki tanduk unik di kepalanya. Monster hitam legam itu melilit sedangkan monster berkaki enam itu menyerang dengan kakinya tanpa ampun."Apa mereka punya pikiran? Terutama yang merah, gerakkan seakan seperti sudah direncakan," imbuh Tanya, ini pertama kalinya ia melihat pertarungan dua monster. Sebelumnya Tanya hanya mendengar cerita monster dari legenda Sang Putri. Ibunya sering bilang bahwa monster tidak pernah memiliki bentuk yang sama. Tidak pernah diketahui seperti apa cara mereka berkembang biak. Namun, mereka memiliki masa umur yang sangat panjang. "Tentu saja. Apakah Nona pikir perang antara monster dan
Kecepatan dan ketangkasan monster yang dilawan Ares kian meningkat. Mengharuskan ia menambah persentasi energi roh yang masuk ke tubuh fisik secara berulang agar dapat mengimbangi monster tersebut. Dia akan terus melakukan hal yang sama sampai di mana monster hitam legam mengerahkan segala kekuatannya. Tanya menjadi khawatir dengan perkembangan pertarungan mereka. Monster hitam legam tidak menghentikan serangannya barang sejenak. Dalam fersfektif-nya Ares hanya bisa menangkis dan menghindar tanpa bisa melawan balik. Kalau monster merah bertangan empat juga ikut menyerang. Tanya pesimis Ares tidak akan bisa menemukan pintu kemenangan. Zen–Monster bertangan empat–merasakan pandangan tipis yang memperhatikan dirinya. Saat dia setengah berbalik ke arah hutan hidup untuk mencari keberadaan itu, bunyi gedebuk terlebih dahulu memaksanya mengembalikan fokus pada pertarungan. Monster hitam legam dibuat Ares terpental ke arahnya. Mau tidak mau Zen menangkap temannya itu dan bertanya, "Apa ka
Ares duduk dibawah pohon dengan santai menghadap hutan mati. Dia mengawasi Tanya yang sedang berkonsentrasi mempertahankan energi kehidupan di tubuhnya. Meskipun begitu, Tanya tetap kehilangan banyak energi dan tubuhnya kian melemah. Ares meminta Tanya untuk beristirahat secara bertahap. Dia memberikan energinya lagi dan lagi pada gadis tersebut. Secara berkala mereka melakukan kegiatan yang sama. Berulang-ulang juga Tanya menjadi lemas dan sakit kepala saat Ares memberinya energi. "Ini sangat menyiksa," runtuk Tanya membaringkan tubuh di rerumputan menatap langit yang hanya berisi awan gelap. "Ini baru kelingking. Kita akan melakukannya secara bertahap. Mulai satu jari sampai seluruh tubuh Nona bisa bertahan di kasawasan hutan mati."Tanya mengerutkan alis dan berucap, "Kau memberiku banyak energi di latihan ini. Apa energimu tidak akan habis?""Aku seorang dewa dan aku memiliki energi tanpa batas.""Pasti sangat menyenangkan menjadi dirimu," imbuh Tanya mengalihkan pandangan pada
Seperti yang Tanya jelaskan. Kawasan yang bisa manusia tinggali di bumi hanya mencakup separuh bagiannya saja. Sebagiannya lagi adalah kawasan tidak terjamah karena menjadi habitat monster berbahaya. Ares penasaran apa yang dapat dilakukan manusia untuk menahan laju pertumbuhan mereka. "Bagaimana kalian mengatasi jumlah manusia yang kian banyak? Jumlah orang yang hidup seharusnya mendorong manusia untuk menambah luas kawasan hidup juga.""Ada kelompok ahli beladiri yang bertugas menginvasi kawasan-kawasan tertentu. Karena tidak terlalu efektif, kami juga membangun gedung-gedung dan apartemen bertingkat sebagai tempat tinggal yang tidak memakan banyak tempat. Ada juga kebijakan yang membatasi jumlah anak untuk menekan laju pertumbuhan penduduk."Karena itu masalah sosial yang menjalar dan Tanya berasal dari salah satu klan yang memberikan banyak pengaruh terhadap peradaban manusia. Dia diberikan pengetahuan yang cukup tentang dunia luar meskipun tidak disekolahkan di sekolah formal. D
"Hei, apa kau tidur?" Ares membuka mata, pupilnya langsung menangkap sosok cantik bersurai hitam yang memenuhi pandangan."Tidak, kenapa?" "Harusnya kau memperhatikan latihanku!" tukas Tanya. Ares menatapnya ringan lalu menggoda, "Apa Nona ingin perhatian dariku?" Tanya mendesis tidak suka, "Berhentilah menggodaku, aku serius dengan ini!""Apa ada sesuatu yang penting?"Gadis itu meletakkan pedang di depannya lalu duduk bersila. Dia menarik pedang dari sarungnya dan detik berikut pedang itu menyengatnya dengan aliran listrik hitam. Tanya harus melepaskan pedang tersebut mau tidak mau. "Apa maksudnya? Sebelumnya tidak terjadi seperti ini," tanya Tanya, dia meringis sakit karena imbas sengatan tersebut. Ares memeriksa pedang tersebut dengan seksama. Dia sendiri tidak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Apa pedang tersebut mencoba menolak Tanya karena bukan pemiliknya? Ares dengan cepat menggelengkan kepala. Pada umumnya, sebuah pedang ahli beladiri memang hanya menjalankan