"Nona bilang harus melakukan penyelidikan. Tapi sekarang kita malah membuang waktu dan bersenang-senang seharian." Ares mengeluh karena tidak ada tanda-tanda kegiatan mereka mengarah pada penyelidikan. Bahkan, memperbincangkannya saja tidak. "Kita baru datang di kota Findara siang tadi. Tidak ada salahnya memanjakan mata terlebih dahulu. Tampak jelas kau hanya ingin cepat lepas dariku!" tuduh gadis yang duduk di sebelahnya. "Nona tahu sendiri. Ada urusan yang mesti aku selesaikan juga sebagai Dewa.""Aku masih ingin bersenang-senang!" "Kita sudah bersenang-senang di pantai sebelumnya. Jangan sampai di sini Nona mengulur-ulur waktu juga.""Iya-iya, aku sudah membelikanmu es krim. Harusnya kamu tidak merusak suasana hatiku dengan mengatakan itu." Tanya memakan es krimnya lagi dengan perasaan yang kesal. Setelah makan di restoran dan mengajak Ares ke berbagai tempat. Berakhirlah mereka duduk di bangku taman sekarang. Sebenarnya, dia memang tidak berniat mengumpulkan informasi di har
"Sewaktu kecil aku selalu mempertanyakan kenapa paman ke-2 ku yang seorang keturunan utama dari klan Quinn, harus ikut keluarga cabang setelah menikah. Aku cukup lama mencari jawaban tersebut. Dan ternyata alasannya sengaja disembunyikan oleh petinggi klan."Gilbert menerawang dan menceritakan hasil penyelidikannya selama ini. Hasil yang dia dapat sendiri tanpa campur tangan pihak manapun. Aaron satu-satunya orang yang Gilbert beritahu masalah sensitif itu. Entah kenapa dia merasa tidak masalah mempercayai Aaron. "Keluarga cabang Tanya bukanlah keluarga yang sederhana. Ibunya merupakan putri suci yang menjaga pedang pusaka 'sang putri' dalam legenda. Pewaris putri suci tidak boleh meninggalkan keluarga cabang. Itulah alasan mengapa ayahnya Tanya tidak bisa membawa istrinya menetap di kediaman utama klan. Pedang itu begitu penting hingga harus terus di jaga. Tapi sekarang, pedang itu dicuri," lanjutnya bercerita."Aku masih tidak mengerti tujuanmu bercerita panjang lebar. Tujuan penye
Sudah terhitung 7 hari lamanya perjalanan Gilbert dan Aaron menuju klan Kairi. Hanya ada lautan pasir sepanjang penglihatan. Masih ada separuh perjalanan lagi hingga mereka dapat mencapai tujuan. Andai mereka melalui jalan yang biasa digunakan manusia. Seharusnya membutuhkan waktu 25 hari sampai sebulan. Kemampuan menciptakan dimensi tiga dimana materi yang pernah berada di dalamnya bisa di analisis. Memungkinkan Gilbert untuk mengurai atau menciptakan kembali materi tersebut. Selama yang diprosesnya bukanlah makhluk hidup, pemusatan daya imajinasi membuatnya dapat menciptakan materi yang sebelumnya pernah diprosesnya. Kemampuan yang dimiliki Gilbert tentu banyak membantu mereka selama di gurun. Dia bisa menciptakan apa saja selama apa yang dia ciptakan tidak pernah terikat jiwa makhluk hidup, seperti manusia, tumbuhan, dan hewan. "Menyenangkan sekali memiliki kemampuan sepertimu. Seharusnya tidak pernah kekurangan uang atau yang lainnya. Bahan bakar pun kau tidak perlu membelinya,
Saat sudah sampai hotel dan berhasil masuk. Dari gelapnya ruangan mata hijau menyala dengan aneh. Ares meneguk salivanya, meskipun minim cahaya, namun matanya yang dialiri energi roh dapat dengan jelas melihat sosok Tanya yang hanya mengenakan pakaian tidur. Terlebih kulit putih gadis itu menjadikannya mudah dilihat bahkan tanpa kemampuan mata. "Nona bangun tengah malam begini? Maaf sebelumnya tidak memberitahu Nona. Aku mencari udara segar sebentar," terang Ares berbohong. Sebenarnya dia menyelidiki organisasi pembunuh tanpa sepengetahuan gadis itu. Sebab, Ares ingin dendam Tanya cepat terbalas. Tanpa menjawab Tanya menghunuskan pedang di tangannya. Memiringkan kepala, sekali lagi mata hijaunya menyala lebih terang. Ares mengangkat tangannya menghadapi tingkah gadis di depannya. "Aku sudah bilang pada Nona. Jangan menarik pedang itu dari tempatnya," tukas Ares lagi namun beberapa waktu menunggu dia tidak mendapat jawaban juga. "Apa itu kau?" Ares menyadari sesuatu sesuatu karena
Empat bulan berlalu semenjak penyerangan keluarga cabang klan Quinn. Adira yakin bahwa penyerangan itu berkaitan dengan para pembunuh bayaran yang dikabarkan sempat berkumpul di kota Findara. Informasi yang ia dapat dari penyelidikan, sampai sekarang tidak membawanya ke mana-mana. Adira cukup frustasi, pembunuh bayaran yang dia temukan di kota tidak satupun memiliki informasi yang dia harapkan. Kebanyakan pembunuh bayaran yang diintrogasi olehnya tidak mengetahui siapa pemimpin dan yang memerintahkan mereka. Informasi terputus begitu saja. Hampir tidak ada pembunuh bayaran di kota yang mempunyai informasi mendetail dari motif para penjahat berkumpul. "Kalian semua sampah tidak berguna!" umpat Adira menghempas ponselnya. Lagi-lagi yang dia dapat dari bawahannya adalah berita kenihilan. Dia kemudian bangun dari tempat tidur. Menghiraukan perempuan yang sebelumnya menunggunya menyelesaikan urusan. Gadis itu masih mengenakan crop tup hijau sambil memegang secangkir kopi. Adira usai da
"Kau berada di domain pembunuh waktu," terang perempuan berusia matang yang entah sejak kapan ada di samping Tanya. Kalau dilihat dari fisik, mungkin perempuan tersebut lebih tua sekitar 5-7 tahun. "Domain pembunuh waktu?" Dahi Tanya sedikit berkerut, tidak pernah mendengar itu sebelumnya. "Aku memanggilmu tidak untuk membahas masalah domainku. Aku kembalikan ingatan yang seharusnya milikmu." Perempuan itu menyentuh dahi Tanya pelan. Tanya mendapat bayangan dari kejadian bersama Ares pada malam beberapa hari lalu. Mulai dari saat laki-laki itu pulang sampai mereka berakhir di ranjang yang sama. Tidak seperti yang dia pikirkan, mereka tidak melakukan hal yang tidak senonoh. Sepanjang malam Ares hanya menadanginya dengan senyum yang sangat ikhlas. "Sudah tahu bukan? Darah di kasur itu berasal dari tangannya yang kau gigit. Aku yang melakukannya, itu semua agar aku bisa bertahan lebih lama saat merasukimu.""Dia tidak melakukan apapun padaku." Tanya tersadar, ada kelegaan di hatinya
"Aku manusia hidup yang ingin diajak bicara. Jangan mendiamkan aku seperti ini!" rengek Tanya memecah keheningan. Baik saat menaiki taksi ataupun ketika mereka berjalan kaki menuju sebuah pasar malam, Ares tidak sedikitpun menggunakan mulutnya untuk berbicara. Tanya tahu sendiri ini akibat pernyataan cintanya yang tiba-tiba. Lelaki itu pasti tidak siap mendapat pengakuan cinta. Bagian bodohnya, pernyataan yang seharusnya tertinggal di dalam hati itu malah terucap tanpa sadar. Tapi semuanya telah terjadi, menarik kembali perkataan pun percuma. Lagipula dia ingin tahu perasaan Ares, ia sudah cukup menebak-nebak dan ingin mengetahui secara pasti."Karena kau sudah mendengarnya. Aku tidak akan menyangkal apapun yang keluar dari mulutku di hotel tadi. Aku sendiri menganggap ini menyebalkan. Tapi nyatanya aku memang menyukaimu," ungkap Tanya lagi. "Apa Nona yakin yang Nona rasakan memang perasaan cinta?" tanya Ares usai sedikit terdiam. Tanya mengangguk pelan diiringi wajah yang berubah
"Nona gadis yang khas dan aneh. Kemaren marah padaku hingga tidak mengeluarkan sepatah kata, sekarang mengajakku bicara tanpa henti. Sebelumnya berpakaian seperti seorang maling yang takut ketahuan mencuri. Sekarang? Nona bahkan tidak terlihat menyembunyikan wajah. Sebelumnya, setiap aku menggoda, Nona pasti merasa malu, namun sekarang Nona tidak tahu malu. Mengajak laki-laki menikah berulang kali seperti mengajak pergi membeli permen.""Banyak juga kelebihanku, ya." Tanya tersenyum, setuju akan apa yang Ares katakan. Dia pun baru menyadari hal itu. "Nona pikir itu kelebihan?" Ares menggaruk kepalanya setelah gadis itu mengangguk. "Bagaimana bisa Nona berpikir itu kelebihan. Itu kekurangan," ungkapnya menghela napas. "Lalu apa kelebihanku?""Menurut Nona?""Cantik, kaya, pintar, berasal dari keluarga terpandang. Aku rasa kelebihanku lebih dari itu. Menurutmu apa kelebihanku yang lain?""Nona banyak makan.""Kalau ini aku tahu kau sedang meledekku! Tapi, kalau menikah nanti aku janj