Sudah terhitung 7 hari lamanya perjalanan Gilbert dan Aaron menuju klan Kairi. Hanya ada lautan pasir sepanjang penglihatan. Masih ada separuh perjalanan lagi hingga mereka dapat mencapai tujuan. Andai mereka melalui jalan yang biasa digunakan manusia. Seharusnya membutuhkan waktu 25 hari sampai sebulan. Kemampuan menciptakan dimensi tiga dimana materi yang pernah berada di dalamnya bisa di analisis. Memungkinkan Gilbert untuk mengurai atau menciptakan kembali materi tersebut. Selama yang diprosesnya bukanlah makhluk hidup, pemusatan daya imajinasi membuatnya dapat menciptakan materi yang sebelumnya pernah diprosesnya. Kemampuan yang dimiliki Gilbert tentu banyak membantu mereka selama di gurun. Dia bisa menciptakan apa saja selama apa yang dia ciptakan tidak pernah terikat jiwa makhluk hidup, seperti manusia, tumbuhan, dan hewan. "Menyenangkan sekali memiliki kemampuan sepertimu. Seharusnya tidak pernah kekurangan uang atau yang lainnya. Bahan bakar pun kau tidak perlu membelinya,
Saat sudah sampai hotel dan berhasil masuk. Dari gelapnya ruangan mata hijau menyala dengan aneh. Ares meneguk salivanya, meskipun minim cahaya, namun matanya yang dialiri energi roh dapat dengan jelas melihat sosok Tanya yang hanya mengenakan pakaian tidur. Terlebih kulit putih gadis itu menjadikannya mudah dilihat bahkan tanpa kemampuan mata. "Nona bangun tengah malam begini? Maaf sebelumnya tidak memberitahu Nona. Aku mencari udara segar sebentar," terang Ares berbohong. Sebenarnya dia menyelidiki organisasi pembunuh tanpa sepengetahuan gadis itu. Sebab, Ares ingin dendam Tanya cepat terbalas. Tanpa menjawab Tanya menghunuskan pedang di tangannya. Memiringkan kepala, sekali lagi mata hijaunya menyala lebih terang. Ares mengangkat tangannya menghadapi tingkah gadis di depannya. "Aku sudah bilang pada Nona. Jangan menarik pedang itu dari tempatnya," tukas Ares lagi namun beberapa waktu menunggu dia tidak mendapat jawaban juga. "Apa itu kau?" Ares menyadari sesuatu sesuatu karena
Empat bulan berlalu semenjak penyerangan keluarga cabang klan Quinn. Adira yakin bahwa penyerangan itu berkaitan dengan para pembunuh bayaran yang dikabarkan sempat berkumpul di kota Findara. Informasi yang ia dapat dari penyelidikan, sampai sekarang tidak membawanya ke mana-mana. Adira cukup frustasi, pembunuh bayaran yang dia temukan di kota tidak satupun memiliki informasi yang dia harapkan. Kebanyakan pembunuh bayaran yang diintrogasi olehnya tidak mengetahui siapa pemimpin dan yang memerintahkan mereka. Informasi terputus begitu saja. Hampir tidak ada pembunuh bayaran di kota yang mempunyai informasi mendetail dari motif para penjahat berkumpul. "Kalian semua sampah tidak berguna!" umpat Adira menghempas ponselnya. Lagi-lagi yang dia dapat dari bawahannya adalah berita kenihilan. Dia kemudian bangun dari tempat tidur. Menghiraukan perempuan yang sebelumnya menunggunya menyelesaikan urusan. Gadis itu masih mengenakan crop tup hijau sambil memegang secangkir kopi. Adira usai da
"Kau berada di domain pembunuh waktu," terang perempuan berusia matang yang entah sejak kapan ada di samping Tanya. Kalau dilihat dari fisik, mungkin perempuan tersebut lebih tua sekitar 5-7 tahun. "Domain pembunuh waktu?" Dahi Tanya sedikit berkerut, tidak pernah mendengar itu sebelumnya. "Aku memanggilmu tidak untuk membahas masalah domainku. Aku kembalikan ingatan yang seharusnya milikmu." Perempuan itu menyentuh dahi Tanya pelan. Tanya mendapat bayangan dari kejadian bersama Ares pada malam beberapa hari lalu. Mulai dari saat laki-laki itu pulang sampai mereka berakhir di ranjang yang sama. Tidak seperti yang dia pikirkan, mereka tidak melakukan hal yang tidak senonoh. Sepanjang malam Ares hanya menadanginya dengan senyum yang sangat ikhlas. "Sudah tahu bukan? Darah di kasur itu berasal dari tangannya yang kau gigit. Aku yang melakukannya, itu semua agar aku bisa bertahan lebih lama saat merasukimu.""Dia tidak melakukan apapun padaku." Tanya tersadar, ada kelegaan di hatinya
"Aku manusia hidup yang ingin diajak bicara. Jangan mendiamkan aku seperti ini!" rengek Tanya memecah keheningan. Baik saat menaiki taksi ataupun ketika mereka berjalan kaki menuju sebuah pasar malam, Ares tidak sedikitpun menggunakan mulutnya untuk berbicara. Tanya tahu sendiri ini akibat pernyataan cintanya yang tiba-tiba. Lelaki itu pasti tidak siap mendapat pengakuan cinta. Bagian bodohnya, pernyataan yang seharusnya tertinggal di dalam hati itu malah terucap tanpa sadar. Tapi semuanya telah terjadi, menarik kembali perkataan pun percuma. Lagipula dia ingin tahu perasaan Ares, ia sudah cukup menebak-nebak dan ingin mengetahui secara pasti."Karena kau sudah mendengarnya. Aku tidak akan menyangkal apapun yang keluar dari mulutku di hotel tadi. Aku sendiri menganggap ini menyebalkan. Tapi nyatanya aku memang menyukaimu," ungkap Tanya lagi. "Apa Nona yakin yang Nona rasakan memang perasaan cinta?" tanya Ares usai sedikit terdiam. Tanya mengangguk pelan diiringi wajah yang berubah
"Nona gadis yang khas dan aneh. Kemaren marah padaku hingga tidak mengeluarkan sepatah kata, sekarang mengajakku bicara tanpa henti. Sebelumnya berpakaian seperti seorang maling yang takut ketahuan mencuri. Sekarang? Nona bahkan tidak terlihat menyembunyikan wajah. Sebelumnya, setiap aku menggoda, Nona pasti merasa malu, namun sekarang Nona tidak tahu malu. Mengajak laki-laki menikah berulang kali seperti mengajak pergi membeli permen.""Banyak juga kelebihanku, ya." Tanya tersenyum, setuju akan apa yang Ares katakan. Dia pun baru menyadari hal itu. "Nona pikir itu kelebihan?" Ares menggaruk kepalanya setelah gadis itu mengangguk. "Bagaimana bisa Nona berpikir itu kelebihan. Itu kekurangan," ungkapnya menghela napas. "Lalu apa kelebihanku?""Menurut Nona?""Cantik, kaya, pintar, berasal dari keluarga terpandang. Aku rasa kelebihanku lebih dari itu. Menurutmu apa kelebihanku yang lain?""Nona banyak makan.""Kalau ini aku tahu kau sedang meledekku! Tapi, kalau menikah nanti aku janj
Ares menjelaskan bahwa tidak ada informasi yang bisa dia dapat lagi di kota Findara. Semua data, sebatas memuat tentang para pembunuh bayaran yang berkumpul. Tidak ada yang tahu tujuan mengapa mereka mengadakan pertemuan. Ares menduga, semua informasi telah digali lebih dulu oleh Adira hingga tidak meninggalkan sisa. Ares hanya memperhatikan perkembangan penyelidikan Adira sambil beberapa kali bertanya pada narasumber yang sama. Meskipun tinggal lebih lama, penyelidikan mereka mungkin tidak akan membuahkan hasil. Ares berharap Tanya menanyakannya langsung pada Adira. Dengan begitu mereka tidak perlu repot-repot melakukan penyelidikan. "Kenapa baru mengatakannya sekarang?!" dengus Tanya. "Nona mendiamkan aku beberapa hari. Setelah itu Nona selalu mengungkit pernikahan. Aku tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan bahwa aku menyelidikinya sendiri," jelas Ares. Awalnya Tanya mengira Ares telah mengambil kesuciannya. Dia menjadi sangat marah ketika lelaki itu
"Kita sudah menemukan di mana Nona muda Quinn itu menginap. Tapi kenapa tidak langsung saja pergi dan membunuhnya? Malah menunggu di sini seperti seorang pengecut!"Seorang pria bertubuh besar mengoceh. Kentara dia orang yang memiliki kemampuan fisik luar biasa. Dia dan sekelompok orang di sekitarnya mengenakan pakaian serba hitam. Pakaian yang sama dengan orang-orang yang mengejar Tanya hingga masuk ke hutan malapetaka.Pria di samping tubuh kekar tersebut menghembuskan napas lalu menjelaskan, "Orang-orang dari klan Finley Terus-terusan mencari informasi. Pergerakan kita akan diperhatikan mereka jika bertindak sekarang. Setidaknya kita harus menunggu Nona muda Quinn keluar dari kota Findara.""Itu terlalu lama!" keluh pria besar itu. Tatapan dingin dilayangkan oleh seorang wanita yang bersandar di pohon."Bersabarlah bodoh! Tujuan Nona muda Quinn ke kota Findara pasti soal pembunuhan keluarganya. Dia tidak mungkin menemukan informasi yang diinginkan karena