Ares menjelaskan bahwa tidak ada informasi yang bisa dia dapat lagi di kota Findara. Semua data, sebatas memuat tentang para pembunuh bayaran yang berkumpul. Tidak ada yang tahu tujuan mengapa mereka mengadakan pertemuan. Ares menduga, semua informasi telah digali lebih dulu oleh Adira hingga tidak meninggalkan sisa. Ares hanya memperhatikan perkembangan penyelidikan Adira sambil beberapa kali bertanya pada narasumber yang sama. Meskipun tinggal lebih lama, penyelidikan mereka mungkin tidak akan membuahkan hasil. Ares berharap Tanya menanyakannya langsung pada Adira. Dengan begitu mereka tidak perlu repot-repot melakukan penyelidikan. "Kenapa baru mengatakannya sekarang?!" dengus Tanya. "Nona mendiamkan aku beberapa hari. Setelah itu Nona selalu mengungkit pernikahan. Aku tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan bahwa aku menyelidikinya sendiri," jelas Ares. Awalnya Tanya mengira Ares telah mengambil kesuciannya. Dia menjadi sangat marah ketika lelaki itu
"Kita sudah menemukan di mana Nona muda Quinn itu menginap. Tapi kenapa tidak langsung saja pergi dan membunuhnya? Malah menunggu di sini seperti seorang pengecut!"Seorang pria bertubuh besar mengoceh. Kentara dia orang yang memiliki kemampuan fisik luar biasa. Dia dan sekelompok orang di sekitarnya mengenakan pakaian serba hitam. Pakaian yang sama dengan orang-orang yang mengejar Tanya hingga masuk ke hutan malapetaka.Pria di samping tubuh kekar tersebut menghembuskan napas lalu menjelaskan, "Orang-orang dari klan Finley Terus-terusan mencari informasi. Pergerakan kita akan diperhatikan mereka jika bertindak sekarang. Setidaknya kita harus menunggu Nona muda Quinn keluar dari kota Findara.""Itu terlalu lama!" keluh pria besar itu. Tatapan dingin dilayangkan oleh seorang wanita yang bersandar di pohon."Bersabarlah bodoh! Tujuan Nona muda Quinn ke kota Findara pasti soal pembunuhan keluarganya. Dia tidak mungkin menemukan informasi yang diinginkan karena
Tanya mengenakan dress biru pudar. Bagian atas dada sampai lengan dress tersebut berwarna putih dengan kerah flat collar. Selempang kecil menjuntai elegan saat gadis itu memasuki lift. Dia tampak sempurna di penglihatan Adira saat sudah keluar."Nona manusia tercantik malam ini," puji Adira. Tadinya Tanya berdandan begitu sempurna untuk menarik perhatian Ares. Tapi Ares malah tidak melihatnya terlalu dalam. Tidak ada satupun pujian yang keluar dari mulut pengawalnya tersebut. Karena kecantikannya belum cukup untuk mendapat perhatian lelaki itu, Tanya menjadi kesal."Cantik, tapi tidak secantik seseorang!" jawab Tanya.Tidak paham akan jawaban Tanya, Adira meminta penjelasan pada Ares dengan matanya. Ares menjawab pandangan itu dengan kedikkan bahu kemudian menyusul langkah gadis yang lebih dulu menuju parkiran. Selama 15 menit perjalanan mengendarai mobil, mereka akhirnya sampai di depan hotel mewah. Adira mengajak mereka ke restoran ya
Ares menambahkan bumbu yang tidak perlu hingga membuat Adira marah. Memancing emosi pria tersebut tentu bukan hal yang bagus. Tanya menghela napas sambil mengemasi barang. Mereka akan pergi dari kota Findara malam ini juga. Dengan demikian masalah seputar Adira akan selesai. Ares merasakan energi kehidupan yang ditekan di sekitaran hotel mereka tinggal. Energi-energi itu sama seperti para bawahan Adira. Apa yang diprediksi Tanya harus Ares akui kebenarannya. Adira adalah orang yang tidak kenal lelah jika ingin mendapatkan sesuatu. "Beberapa bawahan Adira sedang menunggu kita di bawah." Ares memberitahu. "Ini salahmu. Kenapa menambahkan urusan ranjang dan menyebut kemungkinan kalau ada bayimu di perutku. Mau tidak mau aku harus ikut berbohong. Adira pasti merasa terhina dan marah," imbuh Tanya pada lelaki yang hanya melihat saat dia mengemas barang. "Kata Nona dia hanya memakai wanita yang belum disentuh. Agar Nona tidak diganggu olehnya lagi b
Antek-antek Adira yang memperhatikan pergerakan Tanya membuat para pembunuh bayaran membatasi pengintaian mereka. Kabar target mereka telah meninggalkan kota Findara memicu helaan napas dari pembunuh bayaran bertubuh kekar. Tidak habis pikir dengan kelompoknya yang terlalu lama dalam menentukan langkah selanjutnya. Sekarang Tanya sebagai target pembunuhan benar-benar jauh dari genggaman mereka. "Kalau masih diam kita akan semakin kehilangan jejak Nona muda Quinn," imbuhnya. Perempuan satu-satunya di antara mereka menatapnya sebentar dan menyarankan, "Kita ikuti tuan Muda Finley itu. Kalau di luar daerah kekuasaan klan Finley tentu kita bisa melakukannya sesuka hati.""Untuk apa kita mengikutinya? Yang menjadi target kita sekarang adalah Nona muda Quinn," sahut penjahat bertubuh besar. "Betapa kecilnya otak di kepalamu? Kita tidak memiliki informasi yang akurat ke mana Nona muda Quinn pergi. Untuk menemukannya kita bisa memanfaatkan Adira sebagai anjing pelacak."Pikiran sempit dari
Kalista Brea menebar tatapan dingin yang mampu membangkitkan ketakutan dari sekelompok orang yang berhasil dia hadang. Para pembunuh bayaran itu seolah menjadi patung di hadapan jenius klan Brea. Kekuatannya mungkin hanya sedikit lebih lemah dari para pemimpin klan paling berpengaruh. Kalista menduduki kursi ke 20 ahli beladiri terkuat di dunia."Lama tidak bertemu," sapa Kalista tersenyum tajam. Dia menatap satu-satunya wanita di antara kelompok itu."Kau, bagaimana bis–"Tidak memberi kesempatan rekannya menyelesaikan kalimatnya. Pembunuh bertubuh kekar menyerang ke depan dengan beberapa pukulan dalam tempo luar biasa. Kalista hanya tersenyum sambil menghindari serangakaian serangan tersebut. "Kemampuan fisikmu tidak jauh lebih lemah dariku," puji kalista usai pukulan terakhir berhasil dia netralkan. "Tapi aku tidak memiliki urusan denganmu. Jadi, jangan menghalangiku dengan nyawamu.""Tidak bisa mengalirkan energi roh ke luar tubuh untuk menghasilkan elemen. Aku memutuskan berlati
Siaga menunggu Ares yang melayang di udara. Enam bawahan Adira membuat formasi pengepungan. Serangkaian serangan fisik dan elemen petir meningkat secara bertahap baik itu dari kuantitas kekuatan maupun kecepatan. Tetapi, gerakan Ares yang asing dan lepas dari prediksi mereka tidak lantas membuahkan hasil singkat. Pertarungan sudah berlangsung cukup lama. Tangan kanan Ares mendarat di tanah dan dengan dorongan kecil kembali melayang. ketika kembali berada di udara, dua tendangan kuat terisi banyak energi roh menghampirinya. Dalam posisi tubuh terbalik dan ekspresi santai Ares menahan serang tersebut dengan tangan menyilang. Dia melempar satu orang ke atas dan memukulnya. Serta mendaratkan kedua kakinya di perut orang satunya lagi. Tidak sempat bernapas lega, petir menyambar Ares dari empat arah. Menutup celah kabur dari berbagai sisi.Sama seperti sebelum-sebelumnya, Ares lepas dari serangan yang mustahil untuk dihindari. Kekecewaan jelas bisa Ares rasakan meskipun semua bawahan Adir
Dedebuan serta sisa-sisa petir masih tertinggal di tanah. Tumpang tindih dengan pepohonan tumbang yang terbakar paska serangan tiba-tiba Adira. Tanpa susah-susah mencari keberadaan Ares ia lanjut melarikan diri. Melesat bercahaya meninggal petir di jalur yang dilewatinya. "Dia sangat licik," gerutu Ares membersihkan pakaiannya lalu melesat mengejar Adira. Adira menyilang tangan menahan tendangan yang sudah ada di sampingnya. Tendangan berat serta memiliki daya rusak tinggi itu mementalkan ia satu kilometer jauhnya. Adira bangkit tetapi serangan kedua datang dan detik berikutnya mementalkan ia lagi. Reflek di tubuhnya tidak berfungsi serta frame matanya tidak mampu menangkap gerakan Ares. Bertarung dengan Tanya sebelumnya juga menurunkan performa terbaiknya. Tendangan demi tendangan mengantarkan Adira ke ketinggian yang hampur menyentuh awan. Dan sebagai penutup serangan, Ares mengayunkan kakinya ke bawah. Menghempas jatuh Adira dengan bunyi yang tidak pelan. Adira merenggang nyawa