Share

bab 2

Penulis: Adaha Kena
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-13 12:43:43

Dalam perjalanannya menuju gunung es, lelaki tanpa pakaian itu berhenti sebentar di atas pohon. Dia menatap gunung es yang kurang lebih berjarak 20 kilometer lagi. Gunung es tersebut menjulang tinggi dan menembus awan hitam yang selalu berotasi di atasnya.

Memasukan energi roh lebih banyak ke tubuh fisik dia kembali melanjutkan perjalanannya.

Mengkombinasikan energi roh dengan energi fisik adalah kemampuan dasar seorang ahli beladiri. Mereka melakukan hal tersebut untuk meningkatkan kekuatan, mobilitas, dan mengurangi penggunaan energi fisik murni agar tidak cepat kelahan.

Sesampainya memasuki kawasan hutan mati. Walaupun di tanah terlihat berlumpur dan mengandung banyak air. Tapi hanya eksistensi seperti monster kuat yang akan ada di sana. Kawasan hutan mati meliputi radius 15 kilometer dari gunung es. Tumbuhan maupun hewan buas sekalipun tidak bisa bertahan hidup di sana.

Lelaki tersebut menatap beberapa monster yang berada di lintasannya. dia lalu berlari ke depan dan menghajar mereka secara membabi buta.

Sebagian dari monster tersebut lari setelah melihat betapa kuatnya lelaki itu.

Dia tersenyum puas lalu memandangi tangannya dengan penuh percaya diri.

"Ini benar-benar menakjubkan. Aku mengalahkan mereka dengan tangan kosong. Tidak salah menyebut diriku dewa."

Dia kemudian kembali berlari hingga mencapai gunung es. Ada lubang kecil di sana, lelaki itu masuk dan berhenti di depan sebuah pedang yang tertancap di dalamnya. Tanpa menggunakan banyak tenaga dia mencabut pedang tersebut dengan sangat mudah.

"Ini buruk!" ucapnya, wajah masam tidak bisa hilang dari ekspresinya.

Saat dalam perjalanan kembali pulang menuju dimana Tanya beristirahat. Lelaki tersebut mendengar teriakan beberapa manusia. Dari arah sumber suara tersebut, burung-burung menjauh. Dia cepat bergegas ke sana dengan niatan mengetahui apa yang terjadi. Tapi, semuanya terlambat. Lusinan mayat terkapar di berbagai tempat.

"Apa kau pelakunya?" tanya lelaki tersebut sambil mendongak menatap monster di hadapannya.

Monster hanya mengaum dengan keras. Walaupun tidak memiliki taring yang panjang. Tapi ia memiliki kulit tebal dan tanduk tumpul yang bisa merobohkan sebuah pohon. Kemungkinan besar mayat-mayat itu mati karena ditanduk.

"Jangan menatapku seperti itu. Kau terlalu arogan untuk menentang seorang dewa!" ucapnya.

Lelaki tersebut menghindari serangan monster itu dan mencari celah untuk memukul tengkuknya. Detik berikutnya ia memegang kepala bertanduk tersebut dan memasukan energi roh ke dalamnya. Setelah menjauh kepala monster tersebut meledak.

Saat memeriksa satu persatu manusia-manusia yang terbaring. Tidak ada satupun di antara mereka yang masih memiliki napas. Dia memutuskan untuk mengambil beberapa pakaian mereka dan bergegas pergi.

***

Cukup lama Tanya menunggu namun lelaki tampan yang mengaku dewa itu tidak kunjung datang. Dia tidak berani menginjakkan kaki ke luar karena baru saja terdengar suara menyeramkan dari sana. Tanya segera menyembunyikan badannya di balik balok es saat langkah kaki terdengar semakin mendekat.

Walaupun dewa itu berjanji untuk kembali lagi. Tapi dia khawatir suara tersebut berasal dari orang-orang yang mengejarnya sampai ke hutan. Saat terlihat siluet laki-laki berpakaian serba hitam, Tanya menahan napas agar tidak bersuara. Namun dia langsung menghela napas lega ketika wajah itu dia lihat.

"Dari mana kau dapatkan pakaian dan pedang itu?"

Tanya berdiri menampakkan diri dengan nada menginterogasi.

"Aku rasa kamu juga mendengarnya. Seekor monster mengamuk tidak jauh dari sini. Saat aku ke sana beberapa manusia sudah terkapar tidak bernyawa. Karena aku tidak memiliki pakaian. jadi aku mengambil milik mereka. Dan soal pedang, aku mengambilnya di gunung es," jelas dewa tersebut, berikutnya dia melemparkan kain ke arah Tanya.

"Pakailah!"

"Tidak!" Tanya membuang pakaian itu dengan jijik. "Kamu pasti bercanda menyuruhku memakai pakaian bekas mayat. Apalagi orang-orang itu yang mengejar aku ke sini untuk menghabisi ku. Sekali lagi aku tegaskan aku tidak akan memakainya!"

Lelaki tampan itu menghembuskan napas. Seharusnya Tanya memikirkan keadaan tubuhnya sekarang. Bukan hal kecil semacam itu terlebih dahulu.

"Baiklah kalau kau tidak mau. Tapi jangan salahkan aku kalau sampai kau mengandung anakku. Kau terlalu menggoda untuk itu."

"Heh!" Mata Tanya melotot, dia berpikir sejenak dan memahami yang lelaki itu katakan, dia segera menyilangkan tangan di dada. "A-apa kau melihatnya? Aku akan membunuhmu kalau berani macam macam. Aku akan memakai i–itu ... jadi cucikan terlebih dahulu!"

"Mencuci? Apa kamu baru saja menyuruh seorang dewa mencuci?"

"Aku tidak peduli apakah kau seorang dewa atau semacamnya. Lakukan perintahku!" ucap Tanya dengan angkuh.

Detik berikutnya, Tanya merasakan teror menakutkan. Bulu kuduknya naik saat lelaki itu melepas auranya. Tanya seperti sedang dipaksa untuk menundukkan kepala.

"Jangan mengatakan hal semacam itu. Hanya ada satu orang yang boleh memerintahku!" bentak Dewa itu memperingatkan, dia menghapus seluruh kebaikan di ekspresinya.

"Haaaaaaaaa!" Tanya berteriak dan itu membuat lelaki tersebut sedikit tersentak. "Ayah! hiks hiks hiks," rengek Tanya sambil terisak.

Lelaki itu mencolok telinganya sendiri dengan jari kelingking.

"Hei ... bisakah kah kamu diam?" Dia menatap Tanya dengan masam. "Berapa umurmu?"

"Enam belas tahun hiks!"

"Diamlah! kalau kamu menutup matamu dengan tangan. Lalu apa yang bisa menghalangi mataku ke dadamu?" Nada suara dewa itu mulai menurun dan masuk ke telinga Tanya. Dia juga menjadi enggan memancarkan aura seorang tirani lagi mengingat reaksi Tanya.

Tanya membeku karena cepat sekali dewa tersebut mengganti ekspresinya yang dingin menjadi santai. namun, Dia cepat-cepat menutup dadanya menggunakan tangan saat sadar dengan perkataan itu. Nyatanya dia lupa ada sobekan di sana, ia merasa orang di depannya benar-benar kurang ajar.

"A-aku akan membunuhmu!" Mata Tanya yang masih sembab menatap dewa tersebut dengan marah. Ledakkan amarah itu membuat suaranya sedikit meninggi. "Da-dasar mesum!"

Bab terkait

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 3

    "Tidak ada satupun manusia di bumi ini yang bisa membunuhku. Kau tahu? beberapa saat lalu seekor monster menatapku persis seperti yang kamu lakukan sekarang. Kemudian aku memecahkan kepalanya." Tanya bergidik ngeri mendengarnya. Tidak seperti laki-laki umum yang memperlakukannya seperti ratu. Lelaki itu bahkan tidak menunjukkan sedikit saja rasa belas kasih. "Terlepas kamu dewa atau semacamnya. Kamu adalah laki-laki ... dan orang kuat sepertimu harusnya memberi rasa aman untuk gadis kecil sepertiku!" tukas Tanya. Alih-alih mendengarkan, dewa tersebut malah perlahan mendekatinya. "Kau! Berhenti di sana!" teriak Tanya, ada kekhawatiran di nada suaranya yang tinggi. "Sudah kubilang seharusnya kamu melindungiku!" Dewa tersebut berhenti tepat di depannya, mata indah itu lebih indah jika dilihat dari dekat. Dia sempat terpana tetapi dengan cepat menggeleng kecil agar segera sadar. "Apa untungnya melindungimu?" tanya dewa itu membuka mulut. "Aku adalah seorang tuan putri. Banyak orang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   Bab 4

    Malam kembali tiba dan hutan menjadi gelap gulita. Tidak ada cahaya bulan yang mencuri ruang di sana. Hal itu dikarenakan awan gelap yang merotasi sepanjang waktu di atas kawasan hutan tersebut. Tadi siang dewa itu memberinya banyak buah dan Tanya menghabiskan semuanya. Walaupun tidak sepenuhnya pulih, Tanya cukup bugar sekarang. Dengan dahi berkerut dia menatap dewa yang berada di seberang api unggun itu. "Apa tidak akan sakit perut jika kita memakan ikan itu?" Tanya berkomentar ketika ikan yang dibakar dewa tersebut menghitam. "Mereka tampak gosong dan tidak bisa dimakan," lanjutnya kemudian. "Kalau kau tidak ingin. jangan memakannya. lagi pula kau makan banyak sekali buah siang tadi. Aku tidak percaya ada orang dengan nafsu makan sepertimu." "A-aku hanya mempertanyakan keamanannya. Aku juga mau makan ikan gosong. Soal makan siang, itu sudah lama sekali dan sangat wajar bagiku menghabiskannya. Kau sendiri yang mengatakan bahwa balok es itu mengambil energiku. Aku perlu memuli

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 5

    "Kamu bisa meminta apa saja. Bagaimana? mau mengajariku?" Tanya kembali menawarkan. Dia memberi senyum terbaiknya, berharap laki-laki itu luluh. Tidak lupa gadis itu juga menambahkan ekspresi penuh harap. "Baiklah. Kalau begitu aku minta ...." Lelaki itu menggantungkan kata-katanya. Matanya menjalar dengan niat tak terdefinisi. Tanya melayangkan sorot tajam saat menyadari apa yang di inginkan lelaki di depannya. Dia membuat gerakan mempertahankan diri. "Bermimpilah! Dasar mesum!""Kalau begitu bermimpi lah juga untuk aku ajari.""Kau ...." Mulut Tanya langsung sulit digerakkan. Di depannya benar-benar lelaki jahat yang memanfaatkan keadaan. "Pasti ada kan yang kamu mau selain hal-hal melanggar aturan itu?""Aku ini dewa yang bisa melakukan apa saja. Jadi, tidak ada yang aku inginkan selain hal tersebut. Lagipula aku meminta dengan cara yang benar.""Dari sisi mana ini disebut benar? kau orang jahat yang memanfaatkan keadaan." Tanya tidak mungkin mengabulkan permintaan orang ini.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 6

    Tanya berpikir sejenak, di kediaman utama klan Quinn akan diadakan beberapa acara tiga bulan lagi. Nantinya, para pimpinan keluarga cabang akan berkumpul di sana juga. Pulang pada saat itu adalah waktu yang tepat. Sebab, mereka bisa menggelar rapat untuk menyikapi dan mengambil tindakan terhadap pembantaian yang menimpa keluarga cabang yang dipimpin oleh Robert Quinn. "Kamu harus mengajariku selama tiga bulan. itu waktu yang singkat bukan?""Itu waktu yang terlalu lama. Aku masih memiliki tugas yang mesti di selesaikan. Akan sangat merepotkan melibatkan perempuan tidak berguna sepertimu.""Itu sangat jahat untuk dikatakan. Memang tugasmu sesulit apa, hah? lagipula seorang dewa tidak masalah direpotkan oleh perempuan cantik sepertiku."Dewa itu menghiraukan pernyataan Tanya, dia sama sekali tidak berniat lagi melanjutkan percakapan. "hei, aku menunggu jawabanmu!""Bukankah sudah jelas? Tidak ada perubahan hanya karena kamu cantik atau aku yang seorang dewa."Dewa itu memejamkan matany

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 7

    "Pada akhirnya kamu hanya menceritakan cerita membosankan dan memberikanku nama yang sama dengan sebuah pedang."Dewa itu tampak kecewa. Dia memandang Tanya lalu memutuskan berbaring untuk istirahat. "Itu nama yang bagus!" tegas Tanya tidak suka dengan ekspresinya. "Kau tidak akan mengerti cerita mengagumkan mereka. Karena ikatan cinta yang begitu kuat mereka berhasil menyelamatkan dunia. Tapi sayang mereka dipisahkan di hari yang bahagia. Tidak'kah menurutmu itu ironis?""Mereka tidak pernah tidur bersama, itu memang sangat ironis dan mengiris hati.""Heh!" Tanya melotot ke arah lelaki yang sedang berbaring. "Apa isi kepala laki-laki hanya meniduri perempuan?""Kalau laki-laki tidak tahu itu. Kamu tidak akan pernah terlahir di dunia ini.""Itu–" Tanya terdiam karena mencerna, setelah menemukan bantahan ia melanjutkan, "Tetap saja kau salah. Membicarakan sesuatu yang mesum dengan perempuan berusia 16 tahun. Itu termasuk pelecehan!""Tidak ada salahnya dewasa lebih dulu dibanding usia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 8

    Walaupun sering menolak lamaran tuan muda dari berbagai klan terkemuka. Baik sepuluh klan paling berpengaruh dan klan lain yang berada di bawahnya. Tanya merasa tidak ada satupun tindakannya yang menyinggung klan-klan itu. Lagi pula, klan Quinn adalah klan paling ditakuti. Meski berasal dari keluarga cabang. Tanya tetap saja cucu dari pimpinan Klan saat ini; Aiden Quinn.Ada sekat keberanian yang harus ditembus terlebih dahulu. Orang-orang yang menyerang keluarganya pasti bukan kelompok biasa. Ares datang memeluk setumpuk buah. Hal itu membuat Tanya senang, selain manis, buah-buahan yang ada di hutan ini juga segar karena dipetik langsung. "Kau cukup cepat untuk mencarinya," puji Tanya dan mulai makan. "Yah, itulah pentingnya belajar bela diri. Kecepatan dan kekuatan tubuhmu meningkat dengan pesat. Jadi, sampai mana kamu sebelumnya pernah mempelajarinya?"Tanya perlahan menelan makanan di mulutnya dan menjawab, "Aku memang pernah berlatih sebelumnya. Tapi tidak pernah mencapai apa-

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 9

    Berita buruk yang baru saja dikabarkan menghujam jantung Aiden Quinn selaku pimpinan klan. Keluarga cabang yang dipimpin oleh anaknya–Robert Quinn–telah dimusnahkan dalam semalam. Anak bungsu yang begitu dia cintai harus mati di tangan kelompok misterius. "Apa media sudah mengetahuinya?! Kita harus mengupayakan akan kejadian ini tidak bocor ke publik," imbuh Aiden pada anak tertuanya yang baru saja memberitakan hal tersebut. "Aku pasti akan mencabik-cabik pelaku keji itu jika mengetahui siapa mereka!""Ayah, ayo kita tenang. Prioritas utama kita sekarang adalah mencari kebenaran pelaku yang telah membunuh adik dan keluarganya. Kejadian ini terjadi di kediaman keluarga cabang yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Tidak banyak yang tahu namun kemungkinan besar akan tetap tersiar. Daripada mengurusi media dan citra Klan di masyarakat, lebih baik kita Fokus pada penyelidikan," jelas Hiden Quinn—Putra tertua Aiden. "Kau benar! Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku harus mengetahui keadaan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 10

    Pria berpakaian jas hitam itu membungkuk hormat. Dia lalu pergi menemui Adira Finley yang masih menunggu dengan sabar di depan gerbang. laki-laki bernama belakang Finley itu memasukkan mobilnya saat kepala pelayan tersebut sudah memperbolehkannya masuk. Di sisi lain, Aiden selesai memperingati Hiden agar memikirkan bawahannya juga. Hiden meminta maaf atas hal tersebut dan berdalih bahwa ini karena dia terlalu emosi hingga mengambil keputusan impulsif. Aiden memaklumi anaknya karena dia pun sekarang dikuasai oleh kemarahan yang sama. "Lain kamu harus memikirkan orang lain, Hiden. Ini adalah kunci menjadi pemimpin yang baik," saran Aiden memperingatkan. "Baik Ayah."Setelah lama menunggu Adira akhirnya diperbolehkan masuk dan menyapa hormat Tuan Besar Quinn dan Hiden. Dia menuturkan tujuannya ke sini adalah untuk meminta izin mengunjungi keluarga cabang yang dipimpin oleh Robert Quinn. Dia ingin bertemu Tanya secara langsung. "Kamu masih belum menyerah mengejar Tanya?" tanya Aiden,

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13

Bab terbaru

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   Tamat

    13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 144

    Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 143

    PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 142

    Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 141

    Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 140

    "Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 139

    Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 138

    "I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 137

    Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana

DMCA.com Protection Status