"Kamu bisa meminta apa saja. Bagaimana? mau mengajariku?" Tanya kembali menawarkan. Dia memberi senyum terbaiknya, berharap laki-laki itu luluh. Tidak lupa gadis itu juga menambahkan ekspresi penuh harap. "Baiklah. Kalau begitu aku minta ...." Lelaki itu menggantungkan kata-katanya. Matanya menjalar dengan niat tak terdefinisi. Tanya melayangkan sorot tajam saat menyadari apa yang di inginkan lelaki di depannya. Dia membuat gerakan mempertahankan diri. "Bermimpilah! Dasar mesum!""Kalau begitu bermimpi lah juga untuk aku ajari.""Kau ...." Mulut Tanya langsung sulit digerakkan. Di depannya benar-benar lelaki jahat yang memanfaatkan keadaan. "Pasti ada kan yang kamu mau selain hal-hal melanggar aturan itu?""Aku ini dewa yang bisa melakukan apa saja. Jadi, tidak ada yang aku inginkan selain hal tersebut. Lagipula aku meminta dengan cara yang benar.""Dari sisi mana ini disebut benar? kau orang jahat yang memanfaatkan keadaan." Tanya tidak mungkin mengabulkan permintaan orang ini.
Tanya berpikir sejenak, di kediaman utama klan Quinn akan diadakan beberapa acara tiga bulan lagi. Nantinya, para pimpinan keluarga cabang akan berkumpul di sana juga. Pulang pada saat itu adalah waktu yang tepat. Sebab, mereka bisa menggelar rapat untuk menyikapi dan mengambil tindakan terhadap pembantaian yang menimpa keluarga cabang yang dipimpin oleh Robert Quinn. "Kamu harus mengajariku selama tiga bulan. itu waktu yang singkat bukan?""Itu waktu yang terlalu lama. Aku masih memiliki tugas yang mesti di selesaikan. Akan sangat merepotkan melibatkan perempuan tidak berguna sepertimu.""Itu sangat jahat untuk dikatakan. Memang tugasmu sesulit apa, hah? lagipula seorang dewa tidak masalah direpotkan oleh perempuan cantik sepertiku."Dewa itu menghiraukan pernyataan Tanya, dia sama sekali tidak berniat lagi melanjutkan percakapan. "hei, aku menunggu jawabanmu!""Bukankah sudah jelas? Tidak ada perubahan hanya karena kamu cantik atau aku yang seorang dewa."Dewa itu memejamkan matany
"Pada akhirnya kamu hanya menceritakan cerita membosankan dan memberikanku nama yang sama dengan sebuah pedang."Dewa itu tampak kecewa. Dia memandang Tanya lalu memutuskan berbaring untuk istirahat. "Itu nama yang bagus!" tegas Tanya tidak suka dengan ekspresinya. "Kau tidak akan mengerti cerita mengagumkan mereka. Karena ikatan cinta yang begitu kuat mereka berhasil menyelamatkan dunia. Tapi sayang mereka dipisahkan di hari yang bahagia. Tidak'kah menurutmu itu ironis?""Mereka tidak pernah tidur bersama, itu memang sangat ironis dan mengiris hati.""Heh!" Tanya melotot ke arah lelaki yang sedang berbaring. "Apa isi kepala laki-laki hanya meniduri perempuan?""Kalau laki-laki tidak tahu itu. Kamu tidak akan pernah terlahir di dunia ini.""Itu–" Tanya terdiam karena mencerna, setelah menemukan bantahan ia melanjutkan, "Tetap saja kau salah. Membicarakan sesuatu yang mesum dengan perempuan berusia 16 tahun. Itu termasuk pelecehan!""Tidak ada salahnya dewasa lebih dulu dibanding usia
Walaupun sering menolak lamaran tuan muda dari berbagai klan terkemuka. Baik sepuluh klan paling berpengaruh dan klan lain yang berada di bawahnya. Tanya merasa tidak ada satupun tindakannya yang menyinggung klan-klan itu. Lagi pula, klan Quinn adalah klan paling ditakuti. Meski berasal dari keluarga cabang. Tanya tetap saja cucu dari pimpinan Klan saat ini; Aiden Quinn.Ada sekat keberanian yang harus ditembus terlebih dahulu. Orang-orang yang menyerang keluarganya pasti bukan kelompok biasa. Ares datang memeluk setumpuk buah. Hal itu membuat Tanya senang, selain manis, buah-buahan yang ada di hutan ini juga segar karena dipetik langsung. "Kau cukup cepat untuk mencarinya," puji Tanya dan mulai makan. "Yah, itulah pentingnya belajar bela diri. Kecepatan dan kekuatan tubuhmu meningkat dengan pesat. Jadi, sampai mana kamu sebelumnya pernah mempelajarinya?"Tanya perlahan menelan makanan di mulutnya dan menjawab, "Aku memang pernah berlatih sebelumnya. Tapi tidak pernah mencapai apa-
Berita buruk yang baru saja dikabarkan menghujam jantung Aiden Quinn selaku pimpinan klan. Keluarga cabang yang dipimpin oleh anaknya–Robert Quinn–telah dimusnahkan dalam semalam. Anak bungsu yang begitu dia cintai harus mati di tangan kelompok misterius. "Apa media sudah mengetahuinya?! Kita harus mengupayakan akan kejadian ini tidak bocor ke publik," imbuh Aiden pada anak tertuanya yang baru saja memberitakan hal tersebut. "Aku pasti akan mencabik-cabik pelaku keji itu jika mengetahui siapa mereka!""Ayah, ayo kita tenang. Prioritas utama kita sekarang adalah mencari kebenaran pelaku yang telah membunuh adik dan keluarganya. Kejadian ini terjadi di kediaman keluarga cabang yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Tidak banyak yang tahu namun kemungkinan besar akan tetap tersiar. Daripada mengurusi media dan citra Klan di masyarakat, lebih baik kita Fokus pada penyelidikan," jelas Hiden Quinn—Putra tertua Aiden. "Kau benar! Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku harus mengetahui keadaan
Pria berpakaian jas hitam itu membungkuk hormat. Dia lalu pergi menemui Adira Finley yang masih menunggu dengan sabar di depan gerbang. laki-laki bernama belakang Finley itu memasukkan mobilnya saat kepala pelayan tersebut sudah memperbolehkannya masuk. Di sisi lain, Aiden selesai memperingati Hiden agar memikirkan bawahannya juga. Hiden meminta maaf atas hal tersebut dan berdalih bahwa ini karena dia terlalu emosi hingga mengambil keputusan impulsif. Aiden memaklumi anaknya karena dia pun sekarang dikuasai oleh kemarahan yang sama. "Lain kamu harus memikirkan orang lain, Hiden. Ini adalah kunci menjadi pemimpin yang baik," saran Aiden memperingatkan. "Baik Ayah."Setelah lama menunggu Adira akhirnya diperbolehkan masuk dan menyapa hormat Tuan Besar Quinn dan Hiden. Dia menuturkan tujuannya ke sini adalah untuk meminta izin mengunjungi keluarga cabang yang dipimpin oleh Robert Quinn. Dia ingin bertemu Tanya secara langsung. "Kamu masih belum menyerah mengejar Tanya?" tanya Aiden,
"Kalau tidak mempelajari pengendalian elemen. Lalu aku harus mempelajari apa selanjutnya?" Padahal tanya sangat ingin mengetahui apa yang bisa dia lakukan. Dia sangat iri ketika orang-orang seusianya yang juga berada di Klan Quinn bisa berlatih dan berkembang. Pun ketika dia melihat Emelda Kairi–sahabatnya–yang sudah tumbuh menjadi ahli beladiri tahap penyihir yang hebat. "Pertama, yang harus Nona pelajari adalah mengambil energi alam dan memasukkannya ke roh Nona. Lalu Nona bisa mulai berlatih menjadi ahli beladiri menggunakan energi tersebut. Aku mencoba memberi sedikit tadi, bisa saja aku memberi lebih banyak, tapi ketika energi rohku memaksa masuk. Jika Nona tidak memintanya sendiri, tubuh Nona yang akan bereaksi seperti sebelumnya. Bahkan, bagian terburuknya, bisa saja mengambil nyawa Nona.""Jadi aku harus belajar mengambil energi roh milik orang di sekitar terlebih dahulu baru bisa mulai berlatih seperti ahli beladiri pada umumnya?"Pada umumnya, untuk menjadi ahli beladiri d
Saat sudah sampai di perbatasan antara hutan mati dan hutan hidup. Rahang Tanya jatuh saking terkejutnya melihat pemandangan sekitar. Ares membawanya bersembunyi ke bawah pohon besar. Ada dua monster yang sedang saling menyerang di bagian hutan mati. Satu monster berbentuk ular panjang berwarna hitam legam dan satunya lagi berkaki enak dengan warna dominan merah. Mereka memiliki tanduk unik di kepalanya. Monster hitam legam itu melilit sedangkan monster berkaki enam itu menyerang dengan kakinya tanpa ampun."Apa mereka punya pikiran? Terutama yang merah, gerakkan seakan seperti sudah direncakan," imbuh Tanya, ini pertama kalinya ia melihat pertarungan dua monster. Sebelumnya Tanya hanya mendengar cerita monster dari legenda Sang Putri. Ibunya sering bilang bahwa monster tidak pernah memiliki bentuk yang sama. Tidak pernah diketahui seperti apa cara mereka berkembang biak. Namun, mereka memiliki masa umur yang sangat panjang. "Tentu saja. Apakah Nona pikir perang antara monster dan