Setelah pertemuan pertama kali dengan keluarga Justin di penthouse, hubungan mereka berdua semakin dekat bahkan ada niatan dari pihak Justin untuk melamar wanita pujaannya.
Diam-diam Justin sudah mempersiapkan kejutan kecil di sebuah kafe yang lagi viral bagi kalangan anak muda, di sana ia menyewa rooftop dengan dekorasi yang sangat indah.
“Sayang….” Isi chat Justin yang langsung centang biru.
“Iya sayang,” balas Joanna.
“Nanti malam aku jemput y akita nongkrong di kafe yang lagi viral, mau gak?” tanya Justin memastikan.
“Café Du-Monde?” tanya Joanna memastikan lalu Justin membenarkan, setelah itu mereka sepakat untuk pergi ke sana bersama jam tujuh malam nanti.
Justin rasanya tidak sabar untuk segera menjemput dan memberikan surprise tersebut kepada wanita yang dicintainya. Sebelumnya, ia sudah memberitahu kedua orang tuanya tentang niat baik tersebut. Awalnya mereka menanyakan k
Hari yang sudah ditentukan kini tiba juga, dimana Joanna sebentar lagi akan di lamar secara resmi oleh kekasihnya-Justin.Persiapan pun sudah siap sejak sore hari dan kini tinggal menyelesaikan make up Joanna yang tinggal sebentar lagi.Keluarga Justin sudah datang tepat waktu, mereka mengendarai dua mobil mewah dengan bawaan yang sangat banyak dan juga mewah. Bisa dipastikan nominalnya mahal sekali.Mereka di sambut oleh Pak RT tempat dimana Joanna tinggal selaku perwakilan dari pihak keluarga. Suasana basa-basi berlangsung dengan begitu hangatnya apalagi diiringi gelak tawa.“Apakah Joanna sudah siap? Biar acaranya segera mulai, Pak?” tanya Eve kepada Pak RT.“Sebentar, saya tinggal masuk dulu.” Pamit Pak RT memastikan.Tidak berselang lama Pak RT sudah kembali menemui mereka sembari mengatakan jika pihak keluarga Joanna sudah siap.Joanna keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan begitu anggunnya yang
Setelah acara lamaran resmi dibatalkan, baik Joanna maupun Justin sudah tidak lagi berkomunikasi. Keduanya sama-sama terpukul dan juga tidak menyangka dengan kenyataan yang sebenarnya diketahui.Tidak hanya Justin saja yang mendiamkan kedua orang tuanya, Joanna pun juga demikian.Bahkan, kini Justin memilih tinggal di luar negeri untuk menenangkan pikiran sekaligus memikirkan bagaimana hubungan yang sudah terjalin dengan Joanna.“Apa masih juga marah dengan Ibumu ini, Joanna?” tanya Maya mengawali obrolan di meja makan ketika sarapan.“Menurut Ibu?” tanya Joanna ketus tanpa menoleh sama sekali.“Maafkan Ibu, semua ini di luar kendali kami. Harus dengan cara apalagi agar kamu mau memaafkan Ibumu ini, Joanna? Hanya kamu harta berharga yang Ibu miliki. Tolong jangan begini,” bujuk Maya.“Memaafkan memang mudah namun menerima semuanya seperti semula itu yang sulit, Bu! Tidak hanya rasa malu
Joanna yang mendengar penjelasan ibunya secara detail hanya bisa diam sembari membayangkan bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu terhadap anaknya.Bahkan kini kebencian semakin bertambah untuk ayahnya-Arsenio. Karena keegoisannya membuat dia dan ibunya harus hidup menderita dan banyak mengalah. “Apa aku balaskan dendam Ibu melalui anaknya?” tanya Joanna diliputi kebencian yang besar.“Jangan lakukan itu, jika Ibu mau, sudah dilakukan sejak lama namun Ibu tidak bisa sejahat itu karena mau bagaimana pun hingga detik ini ayahmu masih bertanggung jawab terhadapmu.” Jawab Maya membuat Joanna mengernyitkan dahi.“Tanggung jawab dalam hal apa?” tanyanya penasaran.“Ayahmu selalu mengirimkan sejumlah uang di tanggal yang sama setiap bulannya, bahkan setelah tau jika kamu memasuki masa sekolah, uang yang dikirimkan semakin bertambah. Itulah mengapa kamu bisa sekolah sampai sarjana.” Jawab Maya membuat Joanna tida
“Maaf aku tidak setuju untuk hal ini. Mau bagaimana pun saudara ya saudara, aku sedang susah payah menghapus perasaan ini. Tolong jangan mempersulit.” Tolak Joanna.“Apa kamu tidak sungguh-sungguh menyayangiku? Mari kita perjuangkan cinta ini bersama.” Bujuk Justin.“Perihal sayang, tentu saja iya. Namun aku juga harus tetap menggunakan logika, kita bersaudara, aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi di kehidupan setelah berumah tangga. Terimalah sebuah fakta yang memang sungguh berat ini. Kita sama-sama menerima takdir ini dengan baik,” tolak Joanna membuat Justin sedih.“Maaf… aku harus pergi,” pamit Joann tidak mau ada kekonyolan pembahasan lagi yang diutarakan Justin kepadanya. Ia akan selalu mengingat nasehat demi nasehat ibunya untuk berpisah secara baik-baik dan tidak membuat masalah dengan keluarga mereka. Ibunya saja sampai sekarang masih terlihat jelas memendam kesedihan, bagaimana jika nanti ia m
“Siapa kalian? Apa mau kalian?” pekik Joanna ketakutan.“Mari ikut kami, cantik.” Jawab salah satu dari mereka yang diselingi gelak tawa.“Pergi!! Aku tidak akan mau ikut kalian!” tolak Joanna ingin membebaskan diri namun tidak ada celah.“Ssstt…. Tidak akan ada yang berani menolongmu di sini, cantik. Segera ikut kami dengan cara baik-baik sebelum melalui paksaan!” gertak anggota geng motor terdengar serius.“Tidak akan!!! Pergi atau aku telepon polisi!” ancam Joanna mengambil ponselnya di dalam tas namun beberapa detik kemudian sudah berpindah tangan. “Ikut kami atau ponselmu akan hancur berkeping-keping!”Belum juga Joanna menjawab, dua orang yang berada di dalam mobil segera turun dan langsung memaksa membawanya. “Lepas!! Tolong!!” teriaknya namun sayang sekali tidak ada yang berani menolong gadis cantik tersebut. Mereka lebih sayang nyawa ketimbang harus
“Carikan penghulu sekitar sini, besok saya akan menikah dengan Joanna.” Perintah Justin kepada anak buahnya.“Apa tidak terlalu cepat, bos?” tanya anak buahnya bernama Alex.“Siapa kamu beraninya mengatur saya!” jawab Justin emosi.“Bu-bukan begitu, Bos… menikah juga perlu saksi.” Jawab Alex memberitahu.“Kalian semua besok menjadi saksi pernikahanku dengan Joanna, tidak masalah jika menikah siri terlebih dahulu, yang terpenting dia menjadi milikku seutuhnya.” Jawab Justin keras kepala.Anak buahnya tidak berani membantah lagi, akhirnya saat itu juga mereka mencari informasi apakah ada penghulu yang bersedia menikahkan Justin dan Joanna besok.“Keinginan orang kaya memang meresahakan, menculik wanita demi ingin menikahinya. Mengapa tidak meminta secara langsung kepada orang tuanya?” tanya Alex tidak habis pikir.“Mungkin pihak keluarga perempuan
Dengan beberapa kali mengatur nafas supaya lebih tenang namun rupanya tidak bisa, jawaban mantan kekasihnya terus terngiang hingga membuat hatinya sakit. Akhirnya, ia tidak mau berbicara dengan cara baik-baik.“Bela terus anak kesayanganmu itu yang kamu besarkan dengan penuh kemewahan juga kasih sayang dan manja! Yang harus kamu tau, Joanna juga anak kamu!!! Aku mendapatkan informasi terebut dari pihak kepolisian! Tadi siang anakku diculik oleh geng motor, setelah ditelusuri ketuanya adalah Justin! Berulang kali aku sudah menghubunginya namun tidak aktif, makanya terpaksa aku menghubungimu!!!! Percaya tidak percaya, tolong selamatkan Joanna!! Sebelum kejadian penculikan ini, dia sempat bertemu dengan anakmu di kafe, di sana mereka berdebar hebat lantaran Joanna menolak keras permintaan anakmu yang menginginkan untuk mengajak kawin lari! Dalam pikirannya, mereka bukan saudara serahim jadi sah untuk menikah!” pekik Maya tidak bisa menahan emosin
Sedangkan di markas, Justin tengah menanti kabar anak buahnya sembari memastikan Joanna makan dengan baik agar tidak sakit. “Ayo makan dulu, sayang…. Ini tidak ada racunnya.”“Aku tidak sudi makan! Lebih baik ma-ti ketimbang menikah dengan saudara sendiri!” tolak Joanna mentah-mentah.“Rupanya kamu suka sekali dipaksa ya, jadi gemas!” sindir Justin lalu memaksa mulut Joanna agar terbuka.Tok… tok…. Tok…. Suara ketukan pintu menghentikan aksi Justin. “MASUK!” teriaknya emosi.“Bos, kami sudah menemukan penghulu yang bersedia menikahkan kalian berdua besok pagi pukul tujuh.” Jawab Alex membuat senyum di bibir Justin mengembang dengan sempurna. Emosi yang tadi mendidih kini sirna seketika.“Kerja bagus, segera persiapkan semuanya. Dekor ruangan depan dengan sangat cantik.” Perintah Justin membuat Joanna tidak habis pikir.Setelah an