Setelah berkemas, mereka segera melajukan mobil menuju tempat yang dimaksud istri tercintanya.
Perjalanan yang terbilang jauh membuat Arsenio berpikir apakah tempatnya memang benar di sini? “Serius ini jalannya? Kita sudah sangat jauh dari ibukota, sayang.” Tanya Arsenio memastikan.
“Memang jalannya begini, sudah aku bilang jika tempatnya memang jauh dari ibukota tapi percayalah, ketika nantinya tiba di sana kamu akan menyukainya karena papah mewujudkan rumah impianku.” Jawab Eve antusias.
Melihat raut kebahgiaan dalam diri istrinya membuatnya tidak lagi banyak bertanya selain menuruti kemana saja arah yang ditunjukkan.
Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah komplek yang jarak rumah satu dengan lainnya terbilang cukup jauh namun apa yang dikatakan istrinya benar adanya jika rumah yang dimaksud memiliki udara yang sejuk, suasana yang tenang dan juga kenyamanan langsung terasa ketika pertama kali menginjakkan kaki di sini.
&ldq
Setelah seminggu berada di rumah Eve, kini mereka memutuskan untuk pulang.Setidaknya selama satu minggu membuatnya merasa sangat bahagia lantaran suaminya sama sekali tidak bermain ponsel apalagi mengurus pekerjaan, perhatian serta kasih sayangnya sepenuhnya tercurahkan kepadanya. “Andai selamanya kita tinggal di sini, betapa bahagianya aku selalu mendapat perhatian serta kasih sayang dari suamiku.” Ucap Eve berharap.“Kita bisa sering ke sini jika kamu mau namun untuk menetap rasanya belum bisa. Aku harus mengurus pekerjaan juga, kecuali kamu bersedia hubungan jarak jauh.” ucap Arsenio.“Gak mau! Kita udah menikah bahkan sebentar lagi memiliki anak! Tega sekali kamu membiarkan aku di sini sendirian!” protes Eve cemberut membuat Arsenio merasa gemas.“Makanya tadi aku bilangnya kalau kamu mau, jika tidak mau ya berarti ikut suamimu ini kemana pun.” Jawab Arsenio dengan lembut sembari mengusap rambut istriny
68-Keguguran“Aku bisa menjelaskan semua ini, percayalah ini tidak seburuk pemikiranmu.” Bujuk Arsenio.“Diam!! Semua pembelaan yang kamu ucapkan adalah omong kosong!” sindir Eve.“Mari kita duduk bersama sembari menjelaskan masalah ini dengan kepala dingin. Percayalah, Arsenio tidak seburuk itu.” Bela Abraham.“Anda ayahnya sudah pasti membela anak! Sudah tahu anaknya bersalah malah dibiarkan!” tegur keras Eve sangat kecewa.Setelah mengatakan itu, Eve berlari menaiki tangga tanpa hati-hati hingga akhirnya tergelincir dan menggelinding hingga bawah. Arsenio langsung berteriak histeris begitu pula dengan mertuanya.“Sayangggggg……” teriak Arsenio langsung menggendong Eve menuju mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Tangan yang digunakan untuk membopong istrinya kini penuh akan darah.“Da-darah? Mengapa sebanyak ini?” gumam Arsenio semakin panik tanpa membersihkan terlebih dahulu dan memilih segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.“Bertahanlah, sayang.” Pinta Arsenio sangat khaw
Arsenio tahu jika saat ini istrinya tengah terpukul, maka dari itu ucapan apapun yang diutarakan istrinya sama sekali tidak di masukkan dalam hati ataupun dipikirkan, ia menganggap hanya angin lalu. Kenyataannya tadi saja dia juga sempat marah kepada dokter yang menangani istrinya.“Maaf jika Papah ikut campur dalam masalah ini, jika boleh jujur, tidak hanya kalian saja yang tengah terpukul, Papah juga merasakan hal yang sama bahkan kesedihan di dalam hati semakin bertambah karena sudah kehilangan istri tercinta juga calon cucu satu-satunya. Eve, sebelum kamu memarahi suamimu. Percayalah, tadi Arsenio sempat memarahi dokter yang memberitahu jika kandunganmu tidak bisa diselamatkan secara habis-habisan, mungkin jika Papah tidak datang di waktu yang tepat, dokter yang menanganimu sudah habis oleh suamimu.” Ucap Abraham membuat Eve tertegun.“Aku juga merasa kehilangan dan berdosa seumur hidupku karena harus terpaksa menyetujui prosedur kuret, namun mau
Dia sudah berencana jika dokter memperbolehkannya pulang, ia akan tinggal di rumah yang waktu itu sempat di datangi oleh Arsenio.Harapannya, semoga di rumah tersebut pikirannya jauh lebih tenang dan bisa menerima semua takdir ini dengan baik.Beberapa hari kemudian, Eve diperbolehkan pulang. Arsenio mengajak ke penthouse, tanpa sepengetahuannya. Diam-diam Eve sudah menyiapkan barang-barangnya untuk dibawa ke rumah yang di bangun oleh Papahnya.Kepergiannya tidak diketahui siapapun, sehingga ketika Arsenio menyadari tidak ada istrinya di rumah. Rasa panik melandanya, “Kemana perginya istriku?” teriak Arsenio kepada semua pekerja.“Saya tidak tahu, Tuan.” Jawab mereka sembari ketakutan.“Kok bisa-bisanya kalian tidak tahu sedangkan yang banyak waktunya di rumah justru kalian semua!” pekik Arsenio murka membuat semua pekerjanya tidak berani lagi untuk menjawab.&ldqu
71-dua pria mendatangikuKini ada secercah harapan ketika mengetahui dimana keberadaan istrinya, “Apakah mungkin dia di sana tengah menenangkan diri? Mengingat kejadian demi kejadian yang menimpa bisa saja mengguncang psikisnya.” Tebak Arsenio.Jika sekarang dirinya melakukan perjalanan, sudah pasti sampai di sana akan tengah malam. Yang ada nantinya menganggu jam tidur sang istri, “Lebih baik besok pagi-pagi sekali aku ke sana sembari membawakan beberapa stok makanan. Mau nantinya kehadiranku diterima atau tidak, setidaknya aku tidak membiarkan istriku kekurangan apapun,” gumamnya lalu berkemas untuk esok hari.Jack yang tengah melacak lokasi di ponsel Eve kini sudah menemukan dimana keberadaannya, “Akhirnya posisimu terlacak juga, Nyonya. Mengingat hari ini sudah malam dan jarak yang ditempuh terlalu jauh, alangkah lebih baiknya besok saja aku ke sana. Nanti aku akan ijin beberapa hari kep
72-Alibi Jack“KALIAN!!!” pekik Arsenio seketika murka ketika melihat istrinya jalan dengan anak buahnya.Tidak hanya Arsenio saja yang terkejut, Eve juga Jack pun sama terlebih lagi saat ini Jack tertangkap basah mendekati istri dari bosnya.“Oh jadi ini urusan yang harus segera kamu selesaikan, Jack!!! Sejak kapan tugasmu bertambah menjadi mengurusi istri orang, ha!” pekik Arsenio mendekati anak buah yang sudah sangat dipercayainya ini.“Bukankah kamu yang meminta dia datang ke sini?” tanya Eve yang sama sekali tidak tahu.“Aku meminta Jack juga lainnya melacak dimana keberadaanmu bukan menemuimu!” jawab Arsenio sangat ketus bahkan tatapannya tajam.“Apa benar begitu, Jack? Kamu tadi mengatakan mana mungkin suamiku tahu aku di sini, ini nyatanya apa? Dia datang kan?” cecar Eve kesal sudah dibohongi oleh anak buah suaminya.Jack tidak bisa berkata-kata lagi kar
Langkah kaki Jack sebenarnya berat meninggalkan Eve namun mau bagaimana lagi? Ada suaminya yang tiba-tiba datang. Tidak mungkin jika semuanya diakuinya, yang ada akan terjadi pertengkaran besar.“Untuk kali ini saya mengalah dahulu, namun esok akan aku pastikan, jika suamimu masih terus menyakitimu, maka aku yang akan langsung merebutnya!!” batinnya dengan penuh tekad.Setelah memastikan anak buahnya pergi bahkan bayangannya tak terlihat lagi, barulah Arsenio juga Eve memasuki rumah. “Puas kamu?” sindir Eve dengan wajah penuh amarah.“Apa maksudmu?” tanya Arsenio tersulut emosi.“Puas sudah membuat aku malu di hadapan pak satpam juga beberapa tetangga yang mendengar! Sudah merasa hebat? Mentang-mentang lawanmu anak buah kamu sendiri jadi bisa seenaknya!” jawab Eve sinis.“Hei…. Mengapa kamu jadi membela dia? Atau jangan-jangan memang ada hubungan spesial di bel
“Bos….” Sapa Jack berdiri menyambut Arsenio.“Cukup sandiwaramu! Katakan mengapa kamu dengan beraninya menemui istriku diam-diam? Sejak kapan kamu memiliki rasa kepadanya, Jack!!!” pekik Arsenio tidak bisa bersabar lagi.“Saya sudah berbicara jujur, jika tidak ada hubungan apapun antara saya dengan istri anda.” Jawab Jack berusaha tenang.“Lalu mengapa kamu sampai membohongi saya dengan mengatakan ijin karena suatu urusan namun nyatanya malah menemui istriku tanpa sepengetahuannya!!! Darimana juga kamu tahu rumah dia yang ada di sana? Ha?” pekik Arsenio dengan tatapan tajam.“Saya tahu dari lokasi terakhir yang ada di ponsel istri anda, bos. Mengapa saya sampai ijin padahal menemui istri anda? Karena saya ingin benar-benar memastikan jika yang ada di lokasi itu istri anda sebelum nantinya melaporkan pada anda.” Ucap Arsenio berkelit.“Alibimu seperti sedang berbicara dengan an