Sebelum melangkahkan kakinya, Sammuel mengatakan jika semua masalah ini sudah dianggap selesai meskipun tidak menemui titik terang. Bahkan ia juga berharap secepatnya akan mendengarkan kabar jika Harvey bisa kembali bekerja di sini lagi.
“Jangan berharap apapun! Saya tidak akan menerima pengkhianat!” pekik Abrisam dengan suara lantangnya.
“Jangan sampai kamu nanti menyesalinya, besan! Harvey sangat berjasa dalam hidupmu! Hanya karena satu kesalahan membuatmu gelap mata dengan semua kebaikan serta kesetiaannya terhadapmu! Setidaknya kini kamu sudah tahu jika tujuan Harvey melindungiku itu baik, supaya diantara kami tidak terjadi peperangan dan pernikahan anak-anak kita berjalan dengan semestinya,” ucap Sammuel memberi teguran.
“Oh, atau kita batalkan saja pernikahan anak-anak kita agar hubungan ini benar-benar berakhir?” tantang Sammuel membuat semuanya terkejut.
“Jangan gila! Sama saja kita menghancurkan hati sert
Pernikahan yang berlangsung sangat meriah dan mewah sudah pasti menelan biaya yang tidaklah sedikit. Rupanya hal itu tidak menjadi masalah bagi Abrisam, mengingat pernikahan ini adalah momen membahagiakan yang dimana anak laki-lakinya sudah menemukan pendamping hidup yang sesuai keinginannya. Momen yang diharapkan terjadi sekali seumur hidup.Acara resepsi di kota pun juga berlangsung sangat lancar apalagi banyak dari koleganya memuji kecantikan Emilly yang kala itu mengenakan kebaya rancangan desainer ternama. Aksesoris penunjang kebaya pun semakin memperlihatkan kemewahan dalam diri Emilly.****Banyak yang mengatakan jika tahun-tahun awal pernikahan adalah kedua pengantin masih dalam masa hangat-hangatnya. Rupanya itu benar adanya, namun tidak hanya di awal pernikahan saja. Hingga tahun keempat pernikahan mereka juga masih memperlihatkan keharmonisan meskipun belum ada buah hati sebagai pelengkap hidup mereka.
Usia kandungan Emilly semakin bertambah setiap harinya, tanpa terasa minggu depan prediksi hari perkiraan kelahirannya. Beragam cara sudah dilakukan Emilly agar nantinya bisa melahirkan dengan normal, dimulai dari rutin senam hamil, lebih banyak melakukan kegiatan, makan dan minum khusus untuk menambah berat badan bayi dan juga meminum vitamin khusus ibu hamil yang diimpor langsung dari luar negeri.Ketika Emilly sedang menyiram bunga-bunga yang berada di halaman belakang, perutnya terasa sangat sakit, dari setiap beberapa jam sekali kini menjadi setiap beberapa menit sekali. Semakin lama perutnya terasa kencang, keringat pun membanjiri kening serta tubuh Emilly.“To-tolonggggg…..” teriak Emilly ditengah rasa sakit yang dirasakannya.Kebetulan pembantu rumah tangga yang menemani Emilly menyadari ada yang aneh dengan majikannya dan segera menghampiri. “Nyonya, bertahanlah,” pinta pembantu merasa panik lalu memberitahu
Kelahiran sang buah hati sangat disambut dengan baik bahkan hangat oleh kedua belah pihak keluarga. Kedua besan yang sejak lama sedikit merenggang kini sepakat untuk akur demi sang cucu yang sudah lahir di dunia.Wajah tampan rupawan dengan warna mata kecokelatan dan berkulit putih bersih membuat semua orang yang melihatnya merasa sangat jatuh cinta. “Akhirnya kita resmi menjadi seorang kakek,” ucap Sammuel menggendong cucunya dengan sangat hati-hati dan terlihat sangat kaku. Emilly yang melihatnya merasa tertawa geli karena ayahnya seperti sedang menggendong barang yang sangat berharga sehingga harus hati-hati.Ketika mereka tengah berada dalam suasana haru bahagia, ada sebuah panggilan telepon dari ponsel Abraham yang membuat raut wajahnya seketika berubah. Emilly yang menyadari hal itu bergegas membuntuti suaminya yang memilih mengangkat panggilan telepon sedikit menjauh, tentu saja hal itu semakin membuatnya curiga. “Siapa yang menel
Setelah kepergian istri tercintanya, Abrisam bersumpah tidak akan jatuh cinta lagi kepada wanita manapun karena hanya Emilly yang ada dihatinya dan perasaan ini akan dibawanya sampai akhir hayat seperti apa yang dilakukan mendiang istrinya yang membawa cinta mereka sampai keabadian.Waktu demi waktu berlalu dengan begitu cepatnya, membesarkan Abraham tanpa sosok Ibu yang turut merawatnya tidak membuat Abraham tumbuh menjadi anak yang kekurangan kasih sayang. Saudaranya sangatlah menyayanginya, dengan senang hati mereka memberikan kasih sayang untuk Abraham apalagi ia tumbuh menjadi anak yang tidak pernah menuntut, pandai dan semakin tampan.Sesekali Sammuel masih menjenguk cucunya untuk melepas rindu sekaligus menatap anak tersayangnya dalam diri Abraham. Bola mata yang mirip dengan Emilly membuat Sammuel selalu merindukan anaknya yang telah tiada.“Andai Emilly masih ada sudah pasti dia akan bangga kepadamu, Boy. Betapa tampann
*Mulai bab ini sudah masuk alur maju ya. Dimana menceritakan kisah Arsenio juga Eve selepas diusir dari mansion Saputra Wijaya.*####Karena situasi yang semakin canggung, akhirnya Arsenio pamit pergi, sebelum itu, dirinya mengatakan sesuatu kepada Saputra Wijaya, “Tuan, saat ini kondisi Nyonya Eve sedang terbaring lemah di rumah sakit, jika masih ada sisi kemanusiaan serta terketuk hati nurani anda, silahkan jenguk anak semata wayang anda, saat ini tidak ada yang menjadi tempatnya bersandar bahkan hanya saya yang saat ini dimilikinya, bahkan saya juga sudah berjanji kepadanya, bahwa saya tidak akan meninggalkan Eve dan akan menjaganya serta melindunginya sebagaimana ketika dulu saya bekerja menjadi pengawalnya,” ucap Arsenio membuat Saputra tertegun ketika mengetahui jika anak semata wayangnya masuk rumah sakit.Bahkan Saputra merasa menjadi ayah yang gagal karena mengetahui fakta ini dari orang lain, na
Sedangkan di lain sisi, seseorang terus mengintai mereka berdua dengan sangat halus. Setelah mengetahui kondisi Eve, segera ia laporkan kepada majikannya. “Nyonya Eve setiap harinya semakin membaik, Tuan. Bahkan pengawalnya sangat telaten dalam menjaga anak semata wayang anda.”“Terus pantau kondisinya, jangan lupa. Tetaplah hati-hati,” tegur Saputra Wijaya.Meskipun dalam pikirannya selama ini bisa menyamar dan mengamati dengan baik, namun itu semua tidak berlaku bagi Arsenio yang merasa curiga sejak awal namun memilih diam sembari terus mengikuti cara bermain seseorang yang dicurigainya.Diam-diam, ia menghubungi anak buahnya untuk menjaga keamanan rumah sakit tempatd dimana Eve dirawat serta mengunci pergerakan seseorang. Tidak butuh waktu lama, kini beberapa pengawal Arsenio sudah tiba di rumah sakit menggunakan mobil tak kalah mewahnya dari bos.“Ada seseorang yang aku curigai beberapa hari ini. Hingga saat
“Apa aku sudah tidak ada artinya lagi di mata Papah? Sampai datang ke sini pun bukan aku yang menjadi tujuannya.” Tanya Eve dengan wajah sendu.“Tidak masalah jika anda sudah bukan tujuannya, Nyonya. Masih ada saya yang akan berusaha sebaik mungkin meratukan anda,” jawab Arsenio dengan sangat yakin membuat Saputra tertawa cukup keras sebagai tanda mengejek.“Mantan pengawal sepertimu mana bisa menghidupi anak semata wayang saya yang sedari kecil bergelimang harta? Jangan mimpi terlalu tinggi!” ejek Saputra Wijaya.“Memang saya hanya mantan pengawal dari anak semata wayang anda. Namun bukan berarti saya lepas tanggung jawab setelah semua yang telah terjadi, setidaknya saya tetap berada di sampingnya dalam posisi terbawahnya. Perihal menghidupi seperti yang anda lakukan sedari kecil, saya akui memang belum bisa melakukannya namun akan saya usahakan jika anak anda tidak merasa kekurangan ketika bersama saya.” Jawab Arsenio dengan sangat tenang namun terdengar dalam bahkan menyentil peras
Ketika mereka tengah menikmati makan malam, ada panggilan masuk dari ponsel Arsenio yang harus diangkat segera. “Halo? Ada apa?” tanya Arsenio.“Kami mendapat clue siapa yang sudah membakar kantor anda, Bos.” Jawab anak buahnya membuat Arsenio sangat penasaran.“Siapa orangnya?” tanya Arsenio tidak sabar.“Kami belum bisa menyebutkan nama secara pasti, Bos lantaran orang suruhannya sampai sekarang memilih terdiam.” Jawab anak buahnya.“Paksa dia!” pekik Arsenio geram. Ia lupa jika saat ini masih ada Eve di sampingnya, panggilan yang penting itu kini terpaksa dimatikan dan berganti menjadi via chat.“Saya tidak mau tahu pokoknya paksa dia sampai mengakui semuanya!!” isi chat Arsenio.“Akan kami usahakan, Bos.” Jawab anak buahnya membuat Arsenio kurang puas.“Saya tidak butuh kata usahakan tapi segera lakukan! Jika hanya usaha saja maka tindakannya minim, maka dari itu ganti dengan lakukan, karena dengan itu kalian akan lebih banyak aksi! Jika kalian tidak mampu maka saya yang nantinya
“Kami sadar diri makanya tidak mau memakai uang yang bukan menjadi hak ku! Sebelum kami pergi, ijinkanlah untuk bertemu dengan Justin. Dimana dia?” ucap Joanna sembari menahan pedih di dadanya.“Buat apa mencari anakku? Ingin kembali padanya supaya uang lima miliar ini kembali padamu?” sindir Eve.“Bukan! Saya ingin mengucapkan salam perpisahan karena mau bagaimana pun juga pertemuan awal kami secara baik-baik, setidaknya berpisah juga baik-baik.” Jawab Joanna sangat dewasa.“Justin tidak ada di rumah ini, setelah kejadian itu. Kami sepakat membawanya ke RSJ agar mendapat penanganan yang baik.” Ucap Arsenio membuat terkejut semua.“Kenapa harus mengatakan itu pada mereka! Bikin malu saja! Turun harga diri kita” bisik Eve di telinga suaminya namun masih bisa terdengar oleh Maya juga Joanna.“Apa alasan kalian dengan tega membawa dia ke sana?” tanya Joanna penasaran.&ldqu
“Terus rencana kalian apa? Aku bisa bantu bagaimana, mbak?” tanya Meta ingin tau.“Semnetara ijinkan kami tinggal di sini karena tidak mungkin terus tinggal di sana, aku gak mau anak buah Justin berbuat hal yang lebih nekat lagi. Waktu kita berhasil kabur saja Justin sangat marah dan mengamuk.” Jawab Maya.“Baiklah kalau begitu, kalian boleh tinggal di sini selama mungkin. Nanti akan aku carikan rumah yang sekiranya aman. Memang ya keluarga Arsenio sejak dulu selalu menganggu dan meresahkan saja bisanya!!!! Sudah cukup bagi kalian untuk mengalah, waktunya melawan namun tidak dengan berhadapan langsung.” Ucap Meta ikut geram.“Kamu benar, jika semisal masih tinggal di sektar sini kurang aman. Aku nantinya akan membawa Joanna tinggal di luar negeri saja,” jawab Maya sudah mempertimbangkan sangat jauh dan dengan baik.“Bu, tinggal di luar negeri butuh biaya yang besar. Apa kita mampu? Joanna juga baru saj
Setelah tiba di rumah, kini mereka bergegas menuju kamar masing-masing untuk mengemasi barang yang sekiranya perlu juga penting. Maya tidak membawa banyak barang, karena yang penting baginya adalah pakaian, alat merajut, surat berharga dan juga uang yang tersimpan di brankas.Sedangkan Joanna tidak bisa untuk memilah barang untuk nantinya di tinggal, baginya semua sangat penting. “Jika semuanya di bawa, bagaimana nanti mengangkutnya?”“Joanna, apakah sudah selesai?” tanya Maya sembari mengetuk pintu.“Belum, Bu…. Masuklah,” jawabnya dari dalam kamar.Maya yang melihat banyaknya barang yang akan dibawa merasa heran, “Semua ini akan kamu bawa? Kita nantinya naik taksi.”“Habisnya bingung mau memilah yang mana, semua penting.” Jawab Joanna garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.“Pemberian dari Justin jangan ada satu pun yang dibawa!” tegur Maya.“I-iya,
“Aku sebenarnya terpaksa, Justin. Aku di sini ketakutan, jika terus menerus melawan, yang ada nanti kamu serta anak buahmu akan berbuat nekat kepadaku.” Jawab Joanna berlinang air mata.“Jadi, sudah tidak ada rasa sayangmu kepadaku, Joanna? Janji yang sudah pernah kita rangkai dengan indah kini menguap begitu saja dalam hidupmu?” tanya Justin dengan wajah sendu.“Perasaan itu aku yakin akan terkikis dengan sendirinya jika kita berdua sama-sama bertekad untuk menerima takdir yang ada. Perihal janji serta impian yang pernah dirangkai bersama, anggap saja sebuah angin lalu yang tidak pernah terjadi.” Jawab Joanna terpaksa mengatakan ini agar Justin sadar.“CUKUP! AKU BENCI MENDENGARNYA! KALIAN SEMUA JAHAT! JIKA MAUMU BEGITU, MARI KITA MA-TI BERSAMA AGAR TIDAK ADA PRIA LAIN YANG MEMILIKIMU!” pekik Justin berhasil menarik Joanna berada dalam pelukannya lalu ia merogoh saku celananya yang ternyata ada pisau
“TIDAK ADA KATA BAIK-BAIK SAJA JIKA SUDAH MASUK TINDAKAN KRIMINAL! JIKA POSISINYA YANG MENJADI KORBAN ADALAH ANAKMU, APA BAKAL TETAP INGIN BAIK-BAIK SAJA, HA? AKU ORANG TUA DARI JOANNA! RASA KHAWATIR JUGA KETAKUTANKU SANGAT BESAR! JIKA MEMANG KAMU MEMILIKI JIWA NALURI SEORANG IBU SEHARUSNYA MENGERTI!” Bnetak Maya lalu berlari ke kamar yang ada di sana untuk mencari keberadaan Joanna.“Tante! Jangan asal masuk ruangan orang!” tegur Justin geram. Ingin mencegah, namun sayangnya kini Joanna melihat ibunya ada di sini.“I-ibu….” Panggil Joanna yang sedang di rias dan sudah menggunakan gaun pernikahan. Air matanya langsung berlinang dengan deras ketika mengetahui ada ibunya di sini.“Joanna…. Kenapa akhirnya kamu menerima ajakan dia untuk menikah?” tanya Maya kecewa, air matanya tak kalah mengalir dengan deras.“Joanna terpaksa, Bu! Justin terus memaksaku bahkan sampai tega menculikku di sini
Kini Joanna sudah berada di kamarnya. Tidak berselang lama Justin pun juga sudah kembali.Salah satu anak buahnya segera memberikan laporan kepadanya. “Tadi nona hampir kabur melalui kamar mandi, bos.”“APA???” pekik Justin seketika emosi.“JOANNAAAAA………” Teriak Justin yang sangat menggema seluruh ruangan terlebih saat ini kamarnya tengah terbuka.“Mampus…. Ketahuan deh!” batinnya gugup.Terdengar suara langkah semakin berjalan mendekat ke kamar, perasaannya pun semakin berdegup kencang karena harus mempersiapkan diri dengan amukan Justin.“Joanna… apa benar kamu mau coba-coba kabur?” tanya Justin mengintimidasi.“Apaan sih, gak ada aku punya niatan seperti itu!” bantah Joanna memasang wajah kesal.“Tadi salah satu anak buahku mengatakan kalau kamu mau mencoba kabur.” Jawab Justin dengan menatap t
Sedangkan di markas, Justin tengah menanti kabar anak buahnya sembari memastikan Joanna makan dengan baik agar tidak sakit. “Ayo makan dulu, sayang…. Ini tidak ada racunnya.”“Aku tidak sudi makan! Lebih baik ma-ti ketimbang menikah dengan saudara sendiri!” tolak Joanna mentah-mentah.“Rupanya kamu suka sekali dipaksa ya, jadi gemas!” sindir Justin lalu memaksa mulut Joanna agar terbuka.Tok… tok…. Tok…. Suara ketukan pintu menghentikan aksi Justin. “MASUK!” teriaknya emosi.“Bos, kami sudah menemukan penghulu yang bersedia menikahkan kalian berdua besok pagi pukul tujuh.” Jawab Alex membuat senyum di bibir Justin mengembang dengan sempurna. Emosi yang tadi mendidih kini sirna seketika.“Kerja bagus, segera persiapkan semuanya. Dekor ruangan depan dengan sangat cantik.” Perintah Justin membuat Joanna tidak habis pikir.Setelah an
Dengan beberapa kali mengatur nafas supaya lebih tenang namun rupanya tidak bisa, jawaban mantan kekasihnya terus terngiang hingga membuat hatinya sakit. Akhirnya, ia tidak mau berbicara dengan cara baik-baik.“Bela terus anak kesayanganmu itu yang kamu besarkan dengan penuh kemewahan juga kasih sayang dan manja! Yang harus kamu tau, Joanna juga anak kamu!!! Aku mendapatkan informasi terebut dari pihak kepolisian! Tadi siang anakku diculik oleh geng motor, setelah ditelusuri ketuanya adalah Justin! Berulang kali aku sudah menghubunginya namun tidak aktif, makanya terpaksa aku menghubungimu!!!! Percaya tidak percaya, tolong selamatkan Joanna!! Sebelum kejadian penculikan ini, dia sempat bertemu dengan anakmu di kafe, di sana mereka berdebar hebat lantaran Joanna menolak keras permintaan anakmu yang menginginkan untuk mengajak kawin lari! Dalam pikirannya, mereka bukan saudara serahim jadi sah untuk menikah!” pekik Maya tidak bisa menahan emosin
“Carikan penghulu sekitar sini, besok saya akan menikah dengan Joanna.” Perintah Justin kepada anak buahnya.“Apa tidak terlalu cepat, bos?” tanya anak buahnya bernama Alex.“Siapa kamu beraninya mengatur saya!” jawab Justin emosi.“Bu-bukan begitu, Bos… menikah juga perlu saksi.” Jawab Alex memberitahu.“Kalian semua besok menjadi saksi pernikahanku dengan Joanna, tidak masalah jika menikah siri terlebih dahulu, yang terpenting dia menjadi milikku seutuhnya.” Jawab Justin keras kepala.Anak buahnya tidak berani membantah lagi, akhirnya saat itu juga mereka mencari informasi apakah ada penghulu yang bersedia menikahkan Justin dan Joanna besok.“Keinginan orang kaya memang meresahakan, menculik wanita demi ingin menikahinya. Mengapa tidak meminta secara langsung kepada orang tuanya?” tanya Alex tidak habis pikir.“Mungkin pihak keluarga perempuan