"Hehe, ini hanya sepersepuluh dari kekuatan tempur Barra!" kata Nathan sambil tersenyum.Tadi, Barra sama sekali tidak mengerahkan energi sejati. Kalau tidak, dengan keterampilan pencak silatnya, dia bisa membelah pohon setebal apa pun!"Wah!"Timo dikejutkan oleh ucapan ini. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Barra, lalu bertanya sambil tersenyum, "Kak Barra, apa kamu ingin bekerja paruh waktu? Jadi pengawalku, gajinya sebulan satu miliar?""Nggak tertarik!"Barra menolak dengan lugas, sepertinya dia lebih tertarik pada daging sapi depannya."Jangan langsung ditolak! Kalau satu miliar nggak cukup, bagaimana dengan dua miliar?"Timo sangat "menghargai orang berbakat". Kalau dia bisa memiliki pengawal sehebat Barra, kelak siapa yang berani menyinggungnya?Tak disangka, Barra tetap menggelengkan kepalanya. Tanggapannya ini membuat Timo merasa tertekan. Sepertinya Barra tidak tertarik dengan uang, jadi nanti malam dia berencana mengajak Barra pergi mencari gadis muda di klub!"Nggak mau
"Aku nggak merokok!" kata Barra sambil menggelengkan kepala."Kak Barra, pria mana boleh nggak merokok? Kalau seperti ini, kamu nggak akan punya teman!" desak Timo."Kalau begitu, aku akan mencobanya!"Setelah berkata demikian, Barra mencontohi cara Timo menyalakan dan mengisap rokok.Tindakannya membuat Timo tercengang.Orang biasa membutuhkan waktu beberapa menit untuk menghabiskan sebatang rokok. Namun, Barra menghabiskan separuh rokok dalam satu kali tarikan napas ....Artinya, dia hanya perlu mengisap dua kali untuk menghabiskan sebatang rokok?Barra mengisap sekali lagi dan hanya tersisa puntung rokok di tangannya. Dia menjentikkan jari tengahnya, lalu sisa abu di puntung rokok pun membentuk lengkungan indah di udara dan jatuh ke tanah."Timo, rokok ini nggak ada rasanya. Berikan satu lagi!" Barra belum sempat menikmati, tetapi rokok sudah habis."..."Timo hampir meneteskan air mata. Ini adalah rokok khusus, tidak bisa dibeli dengan uang!"Kak Barra, kalau kamu ingin merokok, ad
Mengalahkan musuh dengan satu serangan!Barra hanya melayangkan satu pukulan untuk mengalahkan lelaki tua itu.Dua lelaki tua yang tersisa saling memandang, lalu bergegas maju dengan garang. Mereka menyerang dari sisi berlawanan.Bahkan Timo yang berada di kejauhan pun dapat mendengar suara dentingan logam. Suara ini muncul ketika tinju atau tendangan para lelaki tua itu mengenai tubuh Barra!"Kak Nathan, apa Barra mengenakan rompi antipeluru?" tanya Timo dengan heran."Nggak! Tulang ahli pencak silat lebih keras dari baja, apalagi Barra adalah yang paling kuat di antara semuanya!"Suatu senyuman licik muncul di sudut mulut Nathan. Setiap melangsungkan pertarungan persahabatan dengan Barra, dia harus mengerahkan seluruh tenaga. Barra seperti tank berjalan, ahli bela diri biasa tidak akan sanggup melawannya!"Karim, aku sudah nggak sanggup bertahan, ayo kabur!"Saat ini, Barra melayangkan sebuah tinju seukuran panci ke arah salah satu lelaki tua dan lelaki tua itu pun berteriak histeris
Dua puluh menit kemudian, beberapa mobil van melaju datang dan berhenti di depan Nathan.Setelah itu, Sarhan turun dari mobil. Dia melihat sekeliling, lalu berlari menghampiri Nathan sambil berkata dengan hormat, "Pak Nathan, aku sudah datang! Kalau ada yang diperlukan, silakan perintah aku!""Baik, terima kasih! Bantu aku bereskan ketiga lelaki tua itu!" Nathan berbalik untuk menunjuk tiga orang yang terkapar di tanah.Saat ini, Sarhan baru menyadari ada tiga lelaki tua terbaring diam di atas tanah.Setelah melihat paras lelaki tua itu dengan jelas, dia menarik napas dalam-dalam."Bukannya mereka adalah pelindung Empat Keluarga Besar, semuanya ... mati?""Kamu kenal mereka?" tanya Nathan dengan tenang."Kenal!" Sarhan mengangguk, lalu menjelaskan, " Keluarga Colby dan Keluarga Lutso pernah berseteru, para lelaki tua ini datang dan akhirnya Keluarga Colby pun rugi!""Apa ada banyak pendekar seperti ini di Kota Nuansa?""Nggak banyak, setahuku selain Keluarga Colby, hanya ada empat lela
Manajer bergegas mendekat. Melihat Timo juga datang, dia pun tenang. Dia bahkan menyiapkan ruang pribadi terbaik untuk Timo dan menyuruh para gadis tercantik di klub pergi menemani mereka."Selamat datang, Tuan Muda Timo. Kalau Anda membutuhkan sesuatu, katakan saja!"Manajer itu tersenyum ramah. Dia tidak tahu Timo baru membuat bosnya marah besar!Timo tidak menanggapi, dia menoleh ke arah Nathan yang duduk di sampingnya."Kudengar ada kasino di Klub Superior, bolehkah kami bermain di sana?" tanya Nathan sambil tersenyum."Ternyata kalian ingin main kartu? Nggak masalah, biar kuantar!"Manajer itu mengangguk. Dia tidak peduli dengan status Nathan dan hanya menganggap Nathan sebagai teman Timo."Oh ya, Manajer, tolong aturkan dua gadis paling cantik untuk Kak Barra!"Setelah selesai berbicara, Timo tersenyum pada Barra sambil bertanya, "Kak Barra, apa dua cukup? Mau tambah nggak?""Lupakan soal wanita, kita bicarakan setelah Kak Nathan memenangkan semua uang di kasino!" kata Barra deng
"Silakan pasang taruhan!"Bandar kembali memulai babak baru. Dia terus mengocok cangkir dadu di tangannya.Kali ini, Nathan ikut serta. Setelah bandar meletakkan cangkir dadu di atas meja, dia langsung memasang taruhan dua ratus juta pada angka kembar.Angka kembar berarti angka yang tertera di atas ketiga dadu sama. Peluang munculnya angka kembar sangat kecil sehingga persentase keuntungannya paling tinggi, 24 kali lipat!Semua orang tertegun, seseorang berkata dengan nada main-main, "Anak muda, apa kamu tahu cara bermain? angka kembar baru saja muncul, kali ini nggak mungkin muncul lagi!""Benarkah? Aku nggak melakukan hal yang nggak pasti!" jawab Nathan sambil tersenyum."Hahaha, anak muda, kamu sungguh pandai membual!"Semuanya tertawa, selain pria paruh baya berkacamata yang duduk di samping Nathan. Dia sudah kalah banyak dan cipnya hanya tersisa seratus juta, jadi dia memutuskan untuk mengikuti Nathan bertaruh pada angka kembar!"Ya sudah kalau kalah. Kalau kali ini kalah, aku ak
"Cepat buka cangkirnya!" desak para penonton.Tanpa sadar, bandar itu menelan air liur. Dia memegang cangkir dadu dengan satu tangan dan perlahan-lahan membuka tutup cangkir dengan tangan lainnya.Mata semua orang tertuju pada dadu. Terlihat tiga angka lima, angka kembar lagi!"Astaga! Angka kembar lagi, orang ini sungguh hebat!""Haha! Hari ini klub nggak beruntung, mereka rugi lebih dari seratus miliar!""Sobat, kamu dewa judi?"Semuanya kaget, bahkan film pun tidak semenarik ini!Pria berkacamata yang memasang taruhan dua ratus juta lebih bersemangat dari Nathan. Wajahnya berlinang air mata, dia langsung memeluk Nathan dan mengecup wajah Nathan!"Sobat, terima kasih banyak!" kata pria berkacamata itu dengan gemetaran."..."Nathan mengerutkan kening sambil menyeka wajahnya. Bisa-bisanya orang ini membalas kebaikannya dengan sebuah ciuman?Pikiran bandar menjadi kosong dan tubuhnya gemetaran. Saat ini, dia baru menyadari bahwa Nathan bukan orang biasa!"Sobat, selanjutnya harus pasan
"Tangan Ajaib, kalau bukan besar, kecil maupun angka kembar, bagaimana menentukan hasil taruhannya?" tanya Nathan sambil tersenyum tipis."Eh ...."Tangan Ajaib menatap Nathan dengan curiga, lalu membisikkan sesuatu pada pria berjas sebelum berkata, "Kalau bukan keduanya, aku akan memberimu keuntungan lima kali lipat?""Meskipun keuntungannya lebih kecil, nggak masalah. Besok aku masih bisa datang!""..."Manajer yang mendengar ucapan ini hampir muntah darah. Dia berkata dalam hati, 'Besok aku nggak akan mengizinkanmu masuk. Kalau kamu datang beberapa kali lagi, kasino ini akan bangkrut!'"Nak, pasang taruhanmu!""Seratus miliar, nggak ada satu pun angka di dalam cangkir!" kata Nathan dengan tenang.Timo yang berada di samping tertegun sejenak, lalu mengingatkan, "Kak Nathan, ada tiga dadu di dalam cangkir. Mana mungkin nggak ada angka!""Kamu nggak tahu apa-apa, lihat saja!"Akhirnya Barra yang sedari tadi diam bersuara. Selain itu, dia juga tersenyum nakal ....Mendengar ucapan ini,