Share

Bab 50

Author: Titi Awy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Hafsa." panggil Sinta pada menantunya yang sedang berjalan hendak kembali ke kamarnya.

"Ibu, iya Bu ada apa?" sambil menoleh Hafsa menjawab.

"Kamu ikut Ibu kekamar yuk!" ajak Sinta.

"Mau apa bu?"

"Sudah jangan banyak tanya ikut saja." tanpa menunggu jawaban menantunya Sinta menggaet tangan Hafsa menuju kamarnya.

Tak berapa lama Sinta membuka pintu yang berukiran emas murni dan terbentanglah ruangan cantik, megah dan elegant khas Nyonya Sinta.

Dan baru kali ini Hafsa memasuki kamar mamah mertuanya karena tidak ada satu orangpun yang boleh memasuki kamar sang nyonya selain asisten pribadinya dan pelayan pribadi bahkan anaknya pun tidak pernah memasuki kamar ibunya dari semenjak dia menginjak remaja.

"Wah... kamar Ibu bagus sekali, aku kira hanya kamar Elang yang bagus tapi ini lebih bagus." Hafsa tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada kamar mertuanya. Matanya terus saja berbinar menampakkan keindahannya.

"Ayo nak, ikut Ibu!". Sinta hanya tersenyum melihat tingkah menantunya dan men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 51

    "Hai....!" sapa temannya yang tidak lain adalah Dewi bersama putranya Satria dengan merentangkan tangan."Hai...!" Sinta berbalik berbalas menyapa dan merentangkan tangan juga kemudian mereka cipika cipiki sambil berpelukan."Sudah lama sekali tidak bertemu." ucap Dewi melepas pelukan."Iya, aku rindu padamu. Bagaimana kabarmu?" balas Sinta tersenyum lebar."Aku baik, aku selalu menunggumu dan kau pergi tidak bilang-bilang.""Iya maaf yah aku perginya mendadak, habis keadaan darurat.""Iya aku maklum tapi... aku senang loh aku diundang makam malam olehmu.""Kau ini sudah pasti kau diundang kau kan sahabatku.""Emm... aku terharu."Kemudian Dewi memeluk lagi."Sudahlah kau ini seperti anak kecil saja." kata Sinta terkekeh."Ehem..!" sebuah deheman membuyarkan drama dua wanita paruh baya itu."Eh sampai lupa aku membawa anak bujang." ucap Sinta terkekeh sendiri."Eh Satria, maaf yah tante jadi mengabaikanmu." sambung Sinta menatap Satria."Iya tante tidak apa-apa! aku maklum kok, dua wan

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 52

    "Waw... menantumu cantik sekali Sin." kata Dewi memuji Hafsa."Iya cantik sekali." kata Satria tanpa sadar keluar dari mulutnya.Mendengar itu Elang langsung bereaksi."Rey, antarkan aku pada istriku.""Baik tuan." Rey langsung mendorong kursi roda Elang menuju Hafsa.Dan Satria tersenyum melihat kesigapan Elang yang terlihat cemburu."Wah dua pria tampan itu menghampiri kita sa." kata Melati sudah cengengesan."Iya! tampan sekali dia tapi sayang dia bukan milikku." balas Hafsa melihat kedua pria itu yang semakin dekat."Hey, dia sudah menjadi suamimu kau lupa." reflek Melati menepuk lengan Hafsa."Suami kontrak." bisik Hafsa."Nanti juga tidak.""Semoga saja.""Apa yang kalian bisikkan?" tanya Elang saat sudah dekat."Tidak ada tuan, hanya saja nona bilang tuan sangat tampan." kilah Melati tersenyum, sedangkan Hafsa kaget dengan pernyataan sahabatnya, dia langsung mencubit lengan Melati."Aww.. apa sih!" kata Melati pura-pura kesal."Kau yang apa? kenapa malah bicara omong kosong." ba

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 53

    "Waw.. Melati kau memasak apa? sepertinya aku baru melihatnya." tanya Sinta pada Melati saat melihat hidangan spesial ini benar-benar berbeda.Masakan yang disuguhkan oleh Melati memang hanya masakan khas Nusantara namun di tata sedemikian rupa hingga seperti masakan mewah khas restoran mahal.Melati dari kecil memang hobi sekali dalam memasak hingga dewasa dia selalu membuat inovasi dan berkreasi jika berkesempatan memasak.Maka dari itu waktu dia pertama kali diterima dalam bagian memasak dia sangat senang sekali dia berfikir karena bekerja ditempat orang kaya pasti fasilitas dalam memasak sudah pasti memadai.Dia juga bercita-cita ingin mempunyai restoran sendiri dan menjadi chef nya sendiri."Ini masakan khas Padang nyonya ada rendang, ayam goreng kremes, paru, sambal ijo daun singkong dan sayur nangka. Aku buatnya setulus hati loh nyonya, nyonya pasti suka" jawab Melati tersenyum bangga, dia memang pintar memasak tradisional berhubung dia pernah bekerja di restoran Padang jadi ini

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 54

    "Terimakasih Sinta karena kau sudah mengundang kami, kami sangat menikmati sekali." ucap Dewi didepan pintu keluar bersama Satria ditemani Sinta, Hafsa dan Elang.Karena acara makan malam itu telah selesai, meski sedikit terjadi insiden obrolan yang tidak mengenakan namun makanannya mampu membuat suasana menjadi mood kembali.Dan kini Dewi dan Satria memutuskan untuk pulang setelah berbincang-bincang sebentar."Iya sama-sama aku senang sekali karena kalian mau datang." jawab Sinta"Aku yang sangat senang karena kau masih ingat dengan kami." kata Dewi"Sudah pasti aku ingat, kau kan sahabatku." Sinta tersenyum menjawabnya."Ya sudah ini sudah malam, kami pulang yah sekali lagi terimakasih." papar Dewi mengulang kembali."Iya besok kalau aku ada waktu aku akan mampir ke butikmu." Sinta menawarkan diri."Boleh, aku tunggu!" Balas Dewi senang."Baiklah ini sudah malam, kami pamit yah!" lanjutnya mengakhiri

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 55

    'Ya Allah tolonglah aku malam ini, kenapa perasaanku mendadak menjadi tidak enak.' batin Hafsa bergejolak karena sejak tadi jantungnya selalu berdebar."Kenapa kau malah berdiri saja? cepat bantu aku lepaskan ini." perintah Elang karena tidak mendengar pergerakan istrinya.'Kenapa dia tambah manja sekarang? membuat kesal saja.' lagi-lagi Hafsa menggerutu dalam hati."Iya tuan." mau tak mau Hafsa harus menuruti perintah dari suaminya.Dia mendekat kemudian melepas kancing kemeja satu persatu."Tuan, bukannya ini mudah tuan bisa melepasnya sendiri kan." cicit Hafsa tak menatap Elang.Elang tersenyum kecil kemudian mengangakat dagu Hafsa untuk menghadapnya."Memangnya kenapa jika aku menyuruh istriku sendiri yang melakukannya." ucap Elang tiba-tiba nafasnya terdengar memburu.Dia kemudian menyentuh bibir tipis Hafsa dengan sentuhan yang lembut dan hal itu tentu saja membuat darah keduanya berdesir.Mereka baru menyadari kenapa tiba-tiba terasa panas dan tubuh mereka seperti ingin mengelua

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 56

    Hafsa membuka mata perlahan sebelum membuka sempurna dirinya melihat keadaan sekitar, namun terasa berat pada bagian perut dilihatnya bagian itu terdapat sebuah tangan kekar yang melingkari pinggangnya.Diapun berbalik dan mendapati wajah yang sangat tampan yang sedang menutup mata dengan teduh dan nafas yang teratur.Lalu memandangi wajah itu dengan seksama hidung mancung, alis tebal berwarna hitam sempurna, bibir tipis dan rahang yang tegas membuat setiap kaum hawa mengimpikannya.Tak berapa lama Hafsa tersadar, dirinya tidur begitu dekat dengan Elang karena biasanya mereka selalu tidur terpisah dan kali ini tidur di satu ranjang yang sama.Lalu melihat dirinya sendiri dibawah selimut.Hahh...Alangkah terkejutnya Hafsa saat tau dirinya kini polos tak berbusana ingin menjerit namun takut membangunkan Elang dia mengingat kejadian semalam dan menyadari bahwa dia telah melanggar perjanjian untuk tidak menyentuh fisik.'K

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 57

    "Tuan muda." ucap Rey pelan melihat tuan mudanya berjalan memakai tangga tidak memakai kursi roda dan menggunakan lift.Sinta berbalik dan berdiri menatap sendu dan bahagia pada pasangan suami istri itu."Ibu, lihat...!"Saat sudah mencapai ujung tangga Hafsa dan Elang berhenti mereka berdua tersenyum seakan ingin memberikan kejutan pada orang yang disayanginya."Ibu, aku punya kejutan untukmu." ucap Elang tersenyum senang.Sinta dan Rey mendekat bahkan para pelayan termasuk Melati, Sesil dan Rahma disana ikut berhenti melakukan aktifitasnya demi melihat kejutan apa yang ingin diberikan Elang tapi hal yang pertama yang mereka kagetkan adalah Elang yang bisa berjalan tanpa kursi roda lagi."Apa nak?" tanya sang ibu.Elang tersenyum, kemudian dengan sengaja memberikan tongkat itu pada Hafsa lalu dia berjalan perlahan menuju ibunya yang dia rasa tidak terlalu jauh.Sinta menangis terharu melihatnya saat Elang sudah deka

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 58

    "Elang." panggil seorang pria tampan berjas putih berkaca mata dengan rambut disisir rapi.Yang dipanggil menengok berikut Hafsa juga."Ziyan, kau kah itu." dengan hanya mendengar suaranya saja Elang dapat mengenali suara itu.Pria yang dipanggil Ziyan itu mendekat kemudian merangkul Elang dan dibalas oleh Elang dengan senang."Bagaimana kabarmu Ziyan?" tanya Elang."Aku baik, kau bagaimana?" tanya balik Ziyan."Seperti yang kau lihat." jawab Elang."Kau jahat sekali Ziyan tidak mau mengunjungiku selama ini." ucap Elang merasa sedih."Maafkan aku Lang, aku tidak bisa meninggalkan putri kecilku yang sedang sakit. Tapi sekarang putri ku sudah sehat dan sekarang aku mendengar kabar baik dari ibumu maka dari itu aku langsung datang kesini untuk memeriksamu." ucap Ziyan panjang lebar, merasa dilema atas dua pilihan anak atau sahabat.Elang tersenyum mendengar kekhawatiran sahabatnya."Tidak perlu me

Latest chapter

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 2

    Seusai pernikahan Rey dan Melati, Rey membopong Melati dan orang tuanya ke kediaman rumah Mala untuk sekedar menginap beberapa hari di sana sebelum kembali ke kampung halaman.Kini Melati tidak menjadi pelayan koki untuk Elang lagi karena sekarang menjadi nyonya Rey, tapi Rey masih mengabdi pada Elang padahal Rey juga punya perusahaan sendiri warisan dari ayahnya yang saat ini sedang dikelola oleh ibunya.Ibu nya juga tidak memaksa Rey untuk terburu-buru memimpin perusahaan itu, Mala sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Rey.Sedang Raka tentu saja anak muda itu belum pantas untuk mengelola perusahaan besar itu.Beberapa hari kemudian orang tua Melati memutuskan untuk pulang karena di rasa sudah terlalu lama berada di kota, mereka tentu saja merindukan kampung halaman mereka terutama kebun mereka.Untung saja mereka sudah menitipkan perkebunan itu pada tetangga dekatnya untuk menjaga dan merawat kebunnya jadi mereka tidak perlu kha

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 1

    "Sayang, bagaimana rasanya?." tanya Elang pada istrinya sambil menyentuh lembut perut Hafsa yang sudah membesar itu."Rasanya luar biasa kak, apalagi jika gerakannya aktif aku terkadang ingin tertawa sambil menangis sendiri." jawab Hafsa tersenyum geli kala mengingat kejadian dimana bayi nya aktif bergerak di dalam perut."Seperti itukah sayang, jagoan kita sangat aktif sekali ternyata." seru Elang tersenyum bahagia. Karena sudah mengecek bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki."Ahh..." tiba-tiba si kecil menendang perut ibunya sampai terlihat kakinya di permukaan kulit Hafsa."Sayang lihat kakinya lucu sekali." Elang berseru senang, begitu terharu menyaksikan bayi yang aktif bergerak itu.Perut Hafsa memang sudah besar sudah berusia 9 bulan lebih dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan.Perut yang awalnya hanya sakit biasa mendadak terus berdenyut hingga tiada henti membuat Hafsa terus berteriak kesakitan."Akhh

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Pengumuman

    Assalamualaikum para reader setia author, cerita 'Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta' akhirnya tamat juga meski dalam menulis banyak sekali hiatusnya tapi author seneng sudah menyelesaikan karya yang satu ini.Maafkan author kalo ending nya mungkin ada yang tidak berkenan di hati kalian, author cuma berharap kalian semua suka dengan cerita author ini.Daaannn......Pasti ada yang menunggu deh saat-saat kebersamaan Rey sama Melati tenang author akan kasih bonus buat kalian setelah ini author akan kasih extra part untuk sedikit kisah romantis antara Elang dan Hafsa juga Rey dan Melati.Mungkin itu saja kata-kata dari author.Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.Ramadhan KareemSalam sayang authorTitiawy

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 125

    Lalu saat di ambang pintu, Meliana datang dengan wajah yang penasaran karena dirinya lama sekali mendapat kabar dari Diana yang tak kunjung mengabarinya alhasil dia ingin melihat langsung apa yang terjadi.Seketika Meliana terbengong dengan apa yang ia lihat, Diana di seret paksa oleh orang yang tidak dia kenal. Dia juga melihat Elang berdiri di samping ranjang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya, dan hanya menyaksikan nya saja."Diana apa yang terjadi?." tanya Meliana namun tak di jawab oleh Diana.Diana diam saja merasa enggan untuk menjelaskan terlebih mereka baru kenal.Galang yang merasa jengah langsung menarik pergelangan tangan Meliana dan ingin membawanya keluar namun Meliana langsung memberontak."Eh! apa-apaan ini. Lepaskan!." teriak Meliana di depan wajah Galang."Lepas, kenapa aku di tarik?." tanya lagi karena mereka semua diam saja.Galang yang benar-benar jengah segera membalas dengan di

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 124

    Diana dan Meliana membawa Hafsa ke kamar hotel yang sudah mereka pesan, mereka juga membawa Hafsa juga sangat hati-hati sampai benar-benar tidak ada yang melihat.Benar-benar suatu keberuntungan bagi mereka bisa lolos begitu saja dan membawa Hafsa yang sudah pingsan ke kamar itu."Cepat buka pintunya!." perintah Diana.Buru-buru Meliana membuka pintu itu dan kemudian terbuka, mereka pun masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat."Hah.. akhirnya." Diana merasa puas sudah membawa Hafsa dan di baringkan nya di tempat tidur, dia juga melepaskan gaun di tubuh Hafsa di bantu Meliana dan akhirnya Hafsa hanya memakai tank top dan celana pendek saja di balik selimut itu."Kau sudah siapkan pria nya?." tanya Diana memastikan."Sudah, kau tidak perlu khawatir."Baiklah, sekarang aku harus kembali dan memberi tahu Elang, dia pasti akan langsung menceraikan istrinya di depan semua orang. Hahaha." ucap Diana ter

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 123

    Berbagai acara pernikahan pun telah selesai kini tinggal para tamu mengucapkan selamat kepada pengantin."Melati selamat yah! akhirnya kau menikah juga dengan Rey." ucap Hafsa senang."Terimakasih." jawab Melati tersenyum cerah."Selamat Rey akhirnya kau tidak jadi jomblo abadi." ucap Elang meledek."Sama-sama tuan,.""Hey, ini bukan waktu bekerja. Kenapa kau selalu memanggilku tuan?." kata Elang sedikit tidak terima."Maaf, aku sudah terbiasa." jawab Rey santai."Hem.. ya sudahlah terserah dirimu.""Ngomong-ngomong kalian bisa minggir tidak, di belakang sudah antri." ujar Melati pada Hafsa dan Elang.Hahh ternyata di belakang sudah banyak yang ngantri."Sayang, ayo kita pergi dari sini." Hafsa hanya mengangguk.Setelah agak menjauh, Elang mulai berbicara, "Sayang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?." Hafsa senang dia menduga bahwa yang ingin bertemu dengannya

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 122

    Elang kembali menemui Hafsa yang kini sudah pulang ke rumah dia sedang di tenangkan oleh ibu Sinta."Sayang, tenang lah ibu justru khawatir padamu dan kandungan mu." ucap Sinta dia juga kaget mendengar menantunya di sakiti oleh anak yang bekerja di perusahaan Elang."Ibu khawatir kau tidak akan di ijinkan untuk kuliah lagi." lanjut Sinta mengingat perangai anaknya."Apa kak Elang akan sungguh melakukan itu Bu?." tanya Hafsa tak percaya."Bisa jadi jika kau tidak mematuhinya." kata Sinta sedikit memberi peringatan."Sayang... aku pulang." suara Elang yang datang tergesa-gesa karena dirinya masih khawatir dengan keadaan istrinya."Kak Elang." Hafsa ingin berlari mendatangi Elang namun Elang menahannya."Stop, berhenti di situ. Biar aku yang mengejar mu." kata Elang membuat Sinta tersenyum.Saat sudah dekat Elang pun langsung memeluk Hafsa dengan erat tidak lupa juga mencium wajahnya di depan ibunya."Kak

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 121

    Padahal jika Alice tau maka tamatlah riwayat ayahnya.Galang tersenyum sinis, "Ayahmu tidak akan bisa menolong mu.""Kau tidak tau siapa ayahku. Jangan macam-macam denganku jika ayahku tau maka kau akan kena juga." ucap Alice masih merasa sombong."Hahaha." Galang malah tertawa membuat Alice cs menautkan alisnya."Kata-kata itu adalah untukmu bukan untukku, maka bersiaplah kalian."Melihat tatapan dan senyuman Galang yang aneh membuat Alice cs merasa ketakutan namun dia harus tetap tenang."Heh,, aku tidak takut dengan mu ayahku mempunyai teman seorang polisi, kau siapa datang-datang sudah buat rusuh." kata Alice menyilangkan tangan didada."Aku pengawal pribadi nona Hafsa dia istri dari tuan Elang Rahardian seorang pemilik perusahaan Wijaya group yang sekarang tempat bekerja ayahmu yang seorang manager yang bernama Julian Raharja." ungkap Galang tersenyum sinis.Alice cs reflek gugup keringat langsung membasahi dahi

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 120

    "Mel, kau dari mana?." tanya Hafsa saat mereka berdua berada di kampus.Mereka tidak berangkat bersama, Hafsa di antar oleh Galang sedang Melati di antar oleh Rey.Mereka bertemu di koridor saat ingin menuju kelas, sambil berjalan mereka mengobrol."Aku mencari mu di rumah tapi kau tidak ada, kata kak Elang kau tadi malam di bawa kak Rey." tanya Hafsa lagi dengan pertanyaan yang baru."Iya, semalam aku memang di bawa kak Rey ke apartemen nya." jawab Melati tersenyum santai.Tak tau jika yang mendengar sudah kalang kabut."Melati, kau ini tidak sabar sekali kalian kan akan segera menikah kenapa harus ke apartemen berdua?." ujar Hafsa, bukan apa-apa hanya saja dia khawatir dengan sahabatnya."Husst... diam." Melati berhenti berjalan dan menyuruh Hafsa diam yang ingin bicara lagi dengan menaruh telunjuknya di bibir.Hafsa juga ikut berhenti dan mengangguk dengan mengunci mulutnya sendiri memperagakan seperti menutu

DMCA.com Protection Status