Share

Bab 108

Penulis: Titi Awy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa menit kemudian pak Wawan datang dengan membawa nampan besar berisi buah-buahan yang sudah dikupas bersih dan dipotong-potong berikut sambalnya yang menggiurkan tak lupa juga air mineral untuk melepas dahaga.

"Nona ini pesanan nona." ucap Wawan memperlihatkan nampannya.

"Terimakasih pak Wawan taruh saja di sana." jawab Hafsa dengan mata berbinar menunjuk tempat dekat Melati yang masih tertidur.

"Baik nona." pak Wawan pun ingin meletakkan nampan itu namun dia kebingungan antata cemas dan ragu.

"Kenapa pak?." tanya Hafsa.

"Nona, apa saya beri alas saja disini." kata Wawan kemudian takut jika majikannya melihat dia akan di marahi karena membiarkan nona mudanya makan di atas rerumputan.

Hafsa tersenyum mengerti, "Tidak apa-apa pak letakkan saja disitu, lagian disini juga bersih kok pak Wawan tidak usah cemas begitu." jawab Hafsa supaya Wawan tidak ragu.

"Ba-iklah nona."Akhirnya Wawan meletakkan nampan itu.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 109

    "Dian, kau mau kemana?." tanya Cici melihat rekannya berdiri sambil merapikan berkas laporan."Aku ingin memberikan laporan ini pada CEO." jawab Dian tersenyum lebar karena akan bertemu dengan Elang."Hem... kau pasti senang." cibir Cici."Iya dong." ujar Dian menjulurkan lidahnya.Meliana mendengar pembicaraan mereka dia pun berniat ingin menggantikannya.Saat Dian berdiri dia pun ikut berdiri dengan membawa secangkir kopi yang masih panas lalu dengan sengaja menumpahkan kopi itu ke baju Dian dengan dalih tidak sengaja."Aww..." teriak Dian karena kejatuhan kopi panas."Aduh.. Dian maaf aku tidak sengaja tadi aku ingin ke pantri untuk menambahkan gula tapi tak sengaja bertabrakan denganmu." ucap Meliana dengan wajah merasa bersalah."Aduh panas." keluh Dian menyentuh lengannya karena kopi itu tembus ke kulitnya."Dian, kau tidak apa-apa?." Cici datang karena cemas mendengar teriakkan Dian."Ak

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 110

    Diruangan Rey, Melati sedang menunggu Hafsa yang tak kunjung keluar dia mondar mandir di depan Rey membuat Rey pusing melihatnya."Melati, duduklah kau membuatku pusing." ucap Rey menyentuh dahi nya.Melati kemudian berjalan mendekati Rey dan berdiri di sampingnya."Tuan Rey.""Tuan Rey." Rey mengernyit mendengar Melati masih memanggilnya tuan."Eh, kak Rey kenapa Hafsa dan suaminya belum juga keluar lama sekali, mereka lagi apa sih? aku bosan menunggu." kata Melati dengan wajah ditekuk."Untuk apa kau tunggu? kalau sudah lama begini tidak usah menunggu mereka." timpal Rey santai mengerti dengan keadaan Elang di dalam."Memangnya mereka lagi apa?." Melati malah bertanya sesuatu yang tidak perlu di tanyakan."Jika sudah suami istri memangnya apa yang mereka lakukan." jawab Rey biasa saja."Aku tidak tau lah, masa kau tanya aku kau saja lihat mereka." jawab Melati kesal tidak paham yang di maksud Rey.

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 111

    Hafsa dan Elang keluar dari ruangannya, Hafsa melihat ke ruangan Rey sudah tidak ada siapapun."Kak Elang kemana mereka? kok tidak ada.!" Hafsa bertanya sambil menunjuk ke arah ruangan Rey yang kaca jendela nya dapat terlihat dari luar.Elang hanya berdehem, "Mereka pasti sudah duluan.""Duluan, sangat tidak setia kawan." ujar Hafsa cemberut sambil menyilangkan tangan di dada."Bukan mereka tidak setia kawan, mungkin kita yang terlalu lama sayang." kata Elang menarik bibir Hafsa yang cemberut."Aww.. sakit." Hafsa memukul lengan Elang yang menarik bibirnya."Sudah, dari pada kau cemberut lebih baik kita makan siang. Ayo!." lalu Elang menarik pinggang Hafsa untuk segera keluar.Hafsa dan Elang berjalan menuju restoran dekat perusahaan mereka, karena Elang sedang tidak mau jauh-jauh untuk mencari makan.Saat masuk pandangan mata Hafsa tertuju pada sudut meja dekat jendela, ya mereka Rey dan Melati yang sedang nikm

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 112

    Setelah makan siang pasangan itu berpisah, Rey pergi mengantar Melati pulang sedang Elang dan Hafsa kembali ke kantor.Sebenarnya Hafsa ingin pulang duluan namun Elang yang melarangnya karena Elang ingin pulang bersama."Kau ingin kuliah jurusan apa?." tanya Elang saat mereka duduk berdua di sofa.Tapi pandangan nya fokus pada laptop didepannya."Aku ingin kuliah jurusan seni begitu juga Melati, kami memang punya impian untuk kuliah bersama dengan gaji kami. Tapi... kenyataannya kami malah menikah dulu." ungkap Hafsa menerawang masa lalu."Kau saja yang menikah duluan, Melati belum.""Hem.. dia juga kan mau menikah." kata Hafsa memanyunkan bibirnya."Oke, baiklah tapi kau juga harus belajar bahasa supaya kau tidak seperti orang linglung saat aku ajak ke luar negri." tukas Elang menyentil dahi Hafsa."Kau ini mengejekku kah." ketus Hafsa sambil menyentuh dahi nya."Tentu saja tidak, hanya memberitahu."

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 113

    Diana belum keluar dari perusahaan Elang dia pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya namun apa yang dia dapat sungguh menarik untuk di dengarnya dia pun sengaja berlama-lama disana demi untuk mengetahui apa yang ada dipikiran wanita ini.Ya dia Meliana yang sedang emosi kebetulan disana hanya ada mereka berdua Meliana dan Diana.Karena Meliana tidak mengenal Diana jadi dia pikir tidak mengapa kalau dirinya membicarakan orang lain dengan marah-marah."Sialan, ternyata dua pria tampan itu sudah memiliki pasangan." ucapnya sambil memandangi dirinya di depan cermin."Lihat aku, apa kurangnya aku? aku cantik, seksi badanku bagus dan berisi sedangkan mereka heh... sangat jelek, kampungan juga tak ada bagusnya dalam bentuk tubuhnya tapi.. kenapa ternyata mereka adalah pasangan dari Elang sang CEO tampan dan sekretarisnya Rey."Diana mengernyit saat nama Elang di sebut, dirinya semakin penasaran untuk lebih menguping."Atau jangan-jangan

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 114

    Suasana di kampus itu terlihat ramai, kebanyakan mereka dari kalangan orang berada, mahasiswa mahasiswi nya juga tampan dan cantik dan yang pasti pintar.Hafsa dan Melati merasa seperti sedang bermimpi bisa masuk ke kampus ini selain kampusnya terbaik, fasilitas kampus juga sangat memadai juga orang-orangnya yang sangat ramah yang mereka temui.Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas yang sudah di daftarkan bersama seorang dosen wanita yang tadi baru saja bertemu. Suasana di dalam kelas tampak ramai, semua mata tertuju pada mereka. Tapi ada 5 orang yang menatap mereka dengan berdua dua diantaranya mengagumi mereka sedang tiga lainnya memandang mereka dengan senyum sinis."Selamat pagi, hari ini kita kedatangan mahasiswi baru. Ayo! perkenalkan diri kalian masing-masing." ucap dosen tegas memandang Hafsa dan Melati bergantian."Hayy... perkenalkan namaku Melati." Melati yang pertama mengenalkan diri."Aku Hafsa." di lanjut Hafsa."K

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 115

    "Woy, kalian berdua kenapa bengong saja dari tadi?." tanya Rama teman Raka dan Angga."Sepertinya aku sedang jatuh cinta." jawab Angga tersenyum sendiri."Kau jatuh cinta, aku pun sama." timpal Raka.Rama mengernyit, "Kalian kompak sekali jatuh cinta bersamaan. Jangan-jangan perempuan yang kalian suka sama lagi." ucapnya membuat Raka dan Angga menoleh bersamaan."Siapa gadis yang kau suka Ka?." tanya Angga pada Raka dengan menyipitkan matanya."Aku menyukai salah satu mahasiswi baru itu." jawab Raka."Jangan bilang kau juga menyukai salah satu dari mahasiswi baru itu." lanjut Raka menebak dengan benar."Iya, aku memang menyukai salah satu dari mereka." jawab Angga, hati mulai tidak karuan pasalnya dia baru merasakan yang namanya benar-benar jatuh cinta."Waduh jadi kalian beneran nih jatuh cinta dengan gadis yang sama." Rama mengira tebakannya benar."Jadi siapa yang kau suka?." Angga bertanya dengan ta

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 116

    "Aaaaa... em..!" Rey langsung berlari cepat dan menutup mulut Melati yang ingin berteriak kencang.Terang saja dia tidak ingin di kira jadi orang yang cabul karena sudah mengintip seorang gadis."Diam, kau tidak perlu berteriak seperti itu." ucap Rey pelan.Melati mengangguk, lalu Rey melepaskan tangannya dari mulut Melati."Maaf, aku tidak sengaja aku tidak bermaksud tadi aku sudah mengetuk dan pintu nya tidak di kunci jadi.. aku masuk saja." terang Rey dengan gugup."Tapi kau kan seharusnya bilang jika sudah masuk jadi aku tidak kaget begini." timpal Melati sewot dia leganya karena itu Rey calon suaminya bukan orang lain."Kau juga yang salah, kenapa tidak mengunci pintu jika sedang mandi." kata Rey ikut kesal."Maaf aku lupa." Melati cengengesan menjawabnya."Tapi tetap saja kita bukan muhrim kau tidak patut masuk ke kamar seorang gadis." kekeh Melati tak mau kalah."Sebentar lagi juga kita akan meni

Bab terbaru

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 2

    Seusai pernikahan Rey dan Melati, Rey membopong Melati dan orang tuanya ke kediaman rumah Mala untuk sekedar menginap beberapa hari di sana sebelum kembali ke kampung halaman.Kini Melati tidak menjadi pelayan koki untuk Elang lagi karena sekarang menjadi nyonya Rey, tapi Rey masih mengabdi pada Elang padahal Rey juga punya perusahaan sendiri warisan dari ayahnya yang saat ini sedang dikelola oleh ibunya.Ibu nya juga tidak memaksa Rey untuk terburu-buru memimpin perusahaan itu, Mala sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Rey.Sedang Raka tentu saja anak muda itu belum pantas untuk mengelola perusahaan besar itu.Beberapa hari kemudian orang tua Melati memutuskan untuk pulang karena di rasa sudah terlalu lama berada di kota, mereka tentu saja merindukan kampung halaman mereka terutama kebun mereka.Untung saja mereka sudah menitipkan perkebunan itu pada tetangga dekatnya untuk menjaga dan merawat kebunnya jadi mereka tidak perlu kha

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 1

    "Sayang, bagaimana rasanya?." tanya Elang pada istrinya sambil menyentuh lembut perut Hafsa yang sudah membesar itu."Rasanya luar biasa kak, apalagi jika gerakannya aktif aku terkadang ingin tertawa sambil menangis sendiri." jawab Hafsa tersenyum geli kala mengingat kejadian dimana bayi nya aktif bergerak di dalam perut."Seperti itukah sayang, jagoan kita sangat aktif sekali ternyata." seru Elang tersenyum bahagia. Karena sudah mengecek bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki."Ahh..." tiba-tiba si kecil menendang perut ibunya sampai terlihat kakinya di permukaan kulit Hafsa."Sayang lihat kakinya lucu sekali." Elang berseru senang, begitu terharu menyaksikan bayi yang aktif bergerak itu.Perut Hafsa memang sudah besar sudah berusia 9 bulan lebih dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan.Perut yang awalnya hanya sakit biasa mendadak terus berdenyut hingga tiada henti membuat Hafsa terus berteriak kesakitan."Akhh

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Pengumuman

    Assalamualaikum para reader setia author, cerita 'Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta' akhirnya tamat juga meski dalam menulis banyak sekali hiatusnya tapi author seneng sudah menyelesaikan karya yang satu ini.Maafkan author kalo ending nya mungkin ada yang tidak berkenan di hati kalian, author cuma berharap kalian semua suka dengan cerita author ini.Daaannn......Pasti ada yang menunggu deh saat-saat kebersamaan Rey sama Melati tenang author akan kasih bonus buat kalian setelah ini author akan kasih extra part untuk sedikit kisah romantis antara Elang dan Hafsa juga Rey dan Melati.Mungkin itu saja kata-kata dari author.Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.Ramadhan KareemSalam sayang authorTitiawy

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 125

    Lalu saat di ambang pintu, Meliana datang dengan wajah yang penasaran karena dirinya lama sekali mendapat kabar dari Diana yang tak kunjung mengabarinya alhasil dia ingin melihat langsung apa yang terjadi.Seketika Meliana terbengong dengan apa yang ia lihat, Diana di seret paksa oleh orang yang tidak dia kenal. Dia juga melihat Elang berdiri di samping ranjang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya, dan hanya menyaksikan nya saja."Diana apa yang terjadi?." tanya Meliana namun tak di jawab oleh Diana.Diana diam saja merasa enggan untuk menjelaskan terlebih mereka baru kenal.Galang yang merasa jengah langsung menarik pergelangan tangan Meliana dan ingin membawanya keluar namun Meliana langsung memberontak."Eh! apa-apaan ini. Lepaskan!." teriak Meliana di depan wajah Galang."Lepas, kenapa aku di tarik?." tanya lagi karena mereka semua diam saja.Galang yang benar-benar jengah segera membalas dengan di

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 124

    Diana dan Meliana membawa Hafsa ke kamar hotel yang sudah mereka pesan, mereka juga membawa Hafsa juga sangat hati-hati sampai benar-benar tidak ada yang melihat.Benar-benar suatu keberuntungan bagi mereka bisa lolos begitu saja dan membawa Hafsa yang sudah pingsan ke kamar itu."Cepat buka pintunya!." perintah Diana.Buru-buru Meliana membuka pintu itu dan kemudian terbuka, mereka pun masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat."Hah.. akhirnya." Diana merasa puas sudah membawa Hafsa dan di baringkan nya di tempat tidur, dia juga melepaskan gaun di tubuh Hafsa di bantu Meliana dan akhirnya Hafsa hanya memakai tank top dan celana pendek saja di balik selimut itu."Kau sudah siapkan pria nya?." tanya Diana memastikan."Sudah, kau tidak perlu khawatir."Baiklah, sekarang aku harus kembali dan memberi tahu Elang, dia pasti akan langsung menceraikan istrinya di depan semua orang. Hahaha." ucap Diana ter

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 123

    Berbagai acara pernikahan pun telah selesai kini tinggal para tamu mengucapkan selamat kepada pengantin."Melati selamat yah! akhirnya kau menikah juga dengan Rey." ucap Hafsa senang."Terimakasih." jawab Melati tersenyum cerah."Selamat Rey akhirnya kau tidak jadi jomblo abadi." ucap Elang meledek."Sama-sama tuan,.""Hey, ini bukan waktu bekerja. Kenapa kau selalu memanggilku tuan?." kata Elang sedikit tidak terima."Maaf, aku sudah terbiasa." jawab Rey santai."Hem.. ya sudahlah terserah dirimu.""Ngomong-ngomong kalian bisa minggir tidak, di belakang sudah antri." ujar Melati pada Hafsa dan Elang.Hahh ternyata di belakang sudah banyak yang ngantri."Sayang, ayo kita pergi dari sini." Hafsa hanya mengangguk.Setelah agak menjauh, Elang mulai berbicara, "Sayang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?." Hafsa senang dia menduga bahwa yang ingin bertemu dengannya

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 122

    Elang kembali menemui Hafsa yang kini sudah pulang ke rumah dia sedang di tenangkan oleh ibu Sinta."Sayang, tenang lah ibu justru khawatir padamu dan kandungan mu." ucap Sinta dia juga kaget mendengar menantunya di sakiti oleh anak yang bekerja di perusahaan Elang."Ibu khawatir kau tidak akan di ijinkan untuk kuliah lagi." lanjut Sinta mengingat perangai anaknya."Apa kak Elang akan sungguh melakukan itu Bu?." tanya Hafsa tak percaya."Bisa jadi jika kau tidak mematuhinya." kata Sinta sedikit memberi peringatan."Sayang... aku pulang." suara Elang yang datang tergesa-gesa karena dirinya masih khawatir dengan keadaan istrinya."Kak Elang." Hafsa ingin berlari mendatangi Elang namun Elang menahannya."Stop, berhenti di situ. Biar aku yang mengejar mu." kata Elang membuat Sinta tersenyum.Saat sudah dekat Elang pun langsung memeluk Hafsa dengan erat tidak lupa juga mencium wajahnya di depan ibunya."Kak

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 121

    Padahal jika Alice tau maka tamatlah riwayat ayahnya.Galang tersenyum sinis, "Ayahmu tidak akan bisa menolong mu.""Kau tidak tau siapa ayahku. Jangan macam-macam denganku jika ayahku tau maka kau akan kena juga." ucap Alice masih merasa sombong."Hahaha." Galang malah tertawa membuat Alice cs menautkan alisnya."Kata-kata itu adalah untukmu bukan untukku, maka bersiaplah kalian."Melihat tatapan dan senyuman Galang yang aneh membuat Alice cs merasa ketakutan namun dia harus tetap tenang."Heh,, aku tidak takut dengan mu ayahku mempunyai teman seorang polisi, kau siapa datang-datang sudah buat rusuh." kata Alice menyilangkan tangan didada."Aku pengawal pribadi nona Hafsa dia istri dari tuan Elang Rahardian seorang pemilik perusahaan Wijaya group yang sekarang tempat bekerja ayahmu yang seorang manager yang bernama Julian Raharja." ungkap Galang tersenyum sinis.Alice cs reflek gugup keringat langsung membasahi dahi

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 120

    "Mel, kau dari mana?." tanya Hafsa saat mereka berdua berada di kampus.Mereka tidak berangkat bersama, Hafsa di antar oleh Galang sedang Melati di antar oleh Rey.Mereka bertemu di koridor saat ingin menuju kelas, sambil berjalan mereka mengobrol."Aku mencari mu di rumah tapi kau tidak ada, kata kak Elang kau tadi malam di bawa kak Rey." tanya Hafsa lagi dengan pertanyaan yang baru."Iya, semalam aku memang di bawa kak Rey ke apartemen nya." jawab Melati tersenyum santai.Tak tau jika yang mendengar sudah kalang kabut."Melati, kau ini tidak sabar sekali kalian kan akan segera menikah kenapa harus ke apartemen berdua?." ujar Hafsa, bukan apa-apa hanya saja dia khawatir dengan sahabatnya."Husst... diam." Melati berhenti berjalan dan menyuruh Hafsa diam yang ingin bicara lagi dengan menaruh telunjuknya di bibir.Hafsa juga ikut berhenti dan mengangguk dengan mengunci mulutnya sendiri memperagakan seperti menutu

DMCA.com Protection Status