Share

5. Bertemu Naomi.

Penulis: Rafli123
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan,  Aera akhirnya sampai di Ibu Kota. Bermodalkan alamat Naomi sepupu Jean, Aera juga akhirnya menemukan tempat tinggalnya.

Aera memperhatikan keadaan sekitar, tempat yang terlihat sederhana namun terlihat bersih dan rapih. Beberapa kali Aera berpapasan dengan sepasang kekasih yang tengah duduk. Mereka terlihat begitu dekat dan tanpa sengaja Aera melihat seorang wanita yang tengah berbincang dengan wanita yang lebih muda.

Ingatannya kembali pada Ibunya yang telah meninggal. Aera kembali melangkah mencari alamat yang ada di tangannya.

"Benar ini alamatnya," Aera tersenyum lebar saat alamat tempat tinggal Naomi berada di depannya. Aera mengetuk pintu dengan berlahan.

Tok Tok !!

Aera berapa kali mengetuk pintu namun tidak kunjung di buka. Sehingga memutuskan untuk pergi, saat menarik koper terdengar suara orang berlari menghampiri Aera.

"Hei, apa kamu yang bernama Aera dari kota J?" tanya Naomi dengan napas yang memburu. Dadanya naik turun menandakan jika dia berlari dari jauh.

"Iya betul, aku Aera."

"Perkenalkan aku Naomi, sepupu Jean. Maaf aku tidak menyambutmu dengan baik. Silahkan masuk!"

"Oh, iya. Selamat datang Aera di tempat tinggalku. Maaf sedikit berantakan," ucap Naomi lagi sambil membuka pintu untuk Aera.

Setelah berkenalan, Naomi kini sedikit rileks saat berbincang dengan Aera yang terlihat lebih pendiam dari dirinya.

"Senang bertemu denganmu! Aku Aera, sahabat Jean." Aera kembali memperkenalkan diri pada Naomi. Mereka berbincang sebelum Naomi pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk Aera.

"Aera, minum kopinya selagi hangat. Setelahnya, aku akan mengantarmu ke kamar."

Aera pun mengangguk. "Terima kasih, Naomi."

Setelah menghabiskan kopi yang dibuatkan oleh Naomi, Aera mengikuti langkah Naomi ke kamar yang berada tidak jauh dari kamar utama.

"Aera, anggaplah seperti rumah sendiri. Kau jangan sungkan padaku. Mulai hari ini, kamu adalah temanku." Naomi menepuk punggung Aera. Sesaat mereka saling berpelukan dan melepaskan diri.

"Oke, aku tinggal dulu pasti kamu belum makan!" Aera menatap punggung Naomi yang pergi ke arah dapur.

Naomi sama seperti Jean--banyak bicara--, sehingga membuat Aera tersenyum dan dirinya merindukannya. 

Setelah sedikit bernostalgia, Aera kembali ke dunia nyata. Dia membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Namun, dia terkejut menemukan Naomi yang sedang duduk di pinggir tempat tidur setelah Aera keluar dari kamar mandi.

"Aera kau sudah mandi, ayo kita makan!" Tanpa menunggu jawaban dari Aera, Naomi bahkan menarik pergelangan tangan Aera. Membawanya ke ruang makan.

Aera hanya menggeleng kepalanya. Namun, tetap mengikuti Naomi.

Di atas meja makan, terlihat ada ramen yang kuahnya menggugah selera. Asapnya yang masih mengebul bahkan membuat cacing-cacing di perut Aera memberontak minta diisi.

"Aera duduklah! Hanya ada ramen, sih. Kamu tidak apa-apa, kan? Besok setelah aku pulang kerja, kita bisa berbelanja di supermarket."

Aera hanya mengangguk. Dia duduk tepat didepan Naomi dan mengambil sumpit--memulai makannya.

"Ini sangat lezat Naomi. Rupanya kau pandai memasak!"

"Ini hanya ramen Aera, kau jangan memujiku berlebihan. Aku dengar dari Jean jika kau pandai memasak, apakah itu benar Aera?"

"Sepertinya, dia terlalu berlebihan memujiku."

Keduanya tertawa. Setelahnya, mereka saling bercerita hingga ramen yang di mangkok tandas. Bahkan, kini mereka masih terus berbincang di ruang tamu.

"Aera, apa kau akan mencari pekerjaan di sini?"

Aera pun mengangguk. "Iya ... Aku berencana besok akan memulai mencari pekerjaan." Dalam hati, dia bersyukur ternyat Jean tidak menceritakan tujuan aslinya di sini.

"Apa kau akan melamar bekerja di kantoran? Jika iya, akan aku kenalkan pada temanku. Dia bekerja di kantoran sebagai sekertaris."

"Tidak, Naomi. Aku hanya ingin bekerja menjadi pengasuh anak-anak. Jika kamu memiliki teman yang membutuhkan baby sister, aku bersedia,"

"Pengasuh? Apa aku tidak salah dengar? Kau jauh-jauh ke sini hanya untuk menjadi seorang pengasuh!?" Naomi heran dengan Aera yang ingin menjadi pengasuh. Terlihat jika Aera sangat cantik dan terpelajar, bahkan Aera lebih cocok menjadi seorang model.Tapi kenapa Aera ingin menjadi pengasuh?

Naomi hanya geleng-geleng kepala sebelum ia kembali bersuara.

"Baiklah terserah padamu, besok aku akan menemanimu mencari pekerjaan."

"Tidak perlu, Naomi. Aku bisa sendiri, lagi pula aku tidak ingin merepotkan mu," sahut Aera lirih.

"Kau tidak merepotkan Aera, kebetulan besok aku free jadi bisa menemanimu."

"Terima kasih Naomi,"

"Oke, sekarang kita istirahat, ini sudah malam Aera. Jika kau butuh sesuatu bisa bangunkan aku, kamu jangan sungkan, terhadapku,"

"Baik, selamat malam Naomi."

Mereka lalu memasuki kamar masing-masing.

Namun, di dalam kamar, Aera menatap alamat yang ibu Seo berikan padanya dengan raut wajah sendu.

'Aku merindukanmu putraku, seperti apa wajahmu. Apa aku akan mengenali wajahmu, wajah yang tak pernah aku lihat sebelumnya," gumam Aera.

****

Di tempat lain, seorang anak laki-laki sedang mengamuk.

Semua barang di lempar, termasuk ponsel canggihnya sehingga semua pelayan mencoba menenangkannya.

Namun, tidak satu pun yang berhasil, hingga pelayan senior menghubungi Tuannya.

"Tuan, tuan muda mengamuk! Semua barang dilempar, bahkan salah satu pelayan terluka terkena lemparannya."

"Apa?! Kalian tidak ada yang bisa menangani satu anak kecil hah?!" Myung yang mendengar jika putranya mengamuk hanya bisa menghela napasnya. Bukan kali ini putra tunggalnya mengamuk.

"Apa putramu membuat ulah lagi, Myung?" tanya Yong Jin. Sang asisten yang tahu betul sifat tuan kecilnya jika sudah marah seperti sang Ayah, Myung.

"Ayo kita kembali. Aku ingin tahu sekarang apa yang dia mau."

Myung dan sang sang asisten pun keluar dari kantor. Rencana untuk lembur dibatalkan karena sang putra yang mengamuk.

Baru menginjakan kakinya di lobby, terlihat A Young yang baru saja turun dari mobilnya.

"Myung, kau akan pergi?"

"Hum," Myung berlalu tanpa melihat kearah A Young.

"Asisten Yong Jin ada apa? Kenapa dengan tuanmu begitu tergesa-gesa?"

"Tuan kecil sedang mengamuk."

A Young yang mendengar jika Seung sedang mengamuk, sekilas tersenyum. Ia berfikir jika ini akan menguntungkan dirinya. Bergegas menjajarkan langkahnya di samping Myung.

"Myung, biar aku ikut denganmu. Siapa tahu, aku bisa membantu menenangkan Seung."

"Hum." Mendengar Myung hanya bergumam, membuat A Young tersenyum penuh kemenangan.

"Myung, bagaimana jika besok kita mengajak Seung jalan-jalan? Aku yakin Seung tidak mengamuk lagi karena kita memberinya perhatian yang ia inginkan."

"Terserah."

Mendengar Myung menyetujui akan sarannya, membuat hati A Young berbunga-bunga.

Sesampainya di mansion, Myung yang mendengar barang yang di lempar--mempercepat langkahnya.

Di kamar Seung yang berada di lantai dua, Myung mendapati betapa hancurnya kamar itu. Namun, begitu melihat putranya yang menangis, hati Myung seketika melunak.

"Apa kau akan terus begini, melempar semua barang dan melukai pelayanan?" tanya Myung pada Seung yang diam tanpa mau melihatnya.

"Lihat jika Ayahmu berbicara, Seung."

"Itu bukan salahku! Mereka yang datang ke kamarku. Jika ada yang terkena lemparan, itu kesalahan mereka." Seung membela diri.

"Sekarang, katakan apa yang membuatmu marah seperti ini?"

"Aku tidak mau pengasuh itu, jadi cepat pecat dia. Aku hanya ingin Bibi yang menjadi pengasuhku!!"

"Seung, sudah Ayah katakan tidak ada Bibi yang seperti kamu katakan. Apa kamu akan tetap keras kepala?"

"Kalau begitu, aku tidak butuh pelayan atau pun pengasuh!"

Sontak, Myung terkejut.

Bab terkait

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    6. Bertemu Seung.

    Myung menggendong tubuh Seung dan membawanya ke kamar utama. Tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menegur putranya. Myung mendudukan putranya di sofa panjang yang berada di dalam kamarnya. Di tatapannya Seung dengan intens anak laki-laki yang sangat ia sayangi walau mereka kerap bertengkar dan berbeda pendapat. Namun Seung adalah putra semata wayangnya."Apa seperti ini sifat laki-laki? Seung, untuk terakhir Ayah katakan, jangan lagi kamu bersikap seperti ini. Apa kamu paham?" Myung menulusuri wajah putranya, melihat bibir sang putra yang mewarisi bibir ibunya."Ayah, sudah aku katakan cari Bibi. Aku tidak mau pengasuh yang lain!" Permintaan yang sulit untuk Myung kabulkan, putranya yang menginginkan wanita yang telah menolongnya. Dan pertemuan kedua di restoran, yang baru di sadari putranya saat berada di dalam perjalanan menuju hotel dimana saat itu tengah mengadakan pertemuan dengan klien."Bibi yang mana, kamu maksud Seung? Ayah tidak mengerti, apa kamu bisa memperlihatkan foto

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    7. Tatapan Mematikan.

    "Paman Sam, jangan membentak Bibi. Apa yang Bibi katakan itu semua benar. Jadi aku minta bersikaplah sopan pada Bibi mengerti?!" Bentak Seung, pria di depan Seung menundukkan kepalanya mendengar suara Seung."Tapi tuan muda, kita tidak tahu siapa nona ini bukan? Bagaimana jika nona ini ingin berbuat jahat pada tuan muda?" "Bibi, tidak mungkin berbuat jahat. karena Bibi yang menolongku saat menyebrang di kota J.""Tapi tuan muda,""Paman Sam, buka pintu mobilnya aku akan mengajak Bibi bertemu dengan ayah.""Baik tuan muda." Paman Sam berlari kearah mobil, membukakan pintu untuk Aera dan Seung. Menyadari Aera hanya berdiri di samping mobil, Seung kembali bersuara."Bibi ikutlah bersamaku, akan aku kenalkan pada Ayah. Bibi tidak perlu takut, ayah orang yang baik.""Ta– tapi, Seung," "Bibi, aku mohon," Aera menatap wajah polos Seung, entah kenapa hatinya merasakan sesuatu. Tidak peduli jika ia akan di anggap butul eh orang tua Seung, baginya saat ini membuat Seung tersenyum adalah ke

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    8. Menjadi Pengasuh Seung.

    "Yong Jin, cari tau wanita itu, kenapa dia bisa berada di sini? Bukankah, kalian tidak menemukan identitasnya? Apa motifnya dia ada di sini? Apa benar dia mengikuti putraku. Jika itu benar maka tugas mu untuk menyeretnya ke jeruji besi." Myung tidak main-main mengenai putra kesayangannya. Tidak ingin terjadi sesuatu padanya membuat Myung mengirim berapa orang untuk menyelidiki identitas Aera, wanita yang telah menolong putranya."Kamu benar, orang-orang kita tidak menemukan identitasnya? Ini sangat mencurigakan. Tapi bukankah ini terlalu terburu-buru, untuk mengetahui apa yang akan di lakukannya di sini?""Itu yang harus kamu cari tahu. Baiklah sekarang tugasmu mencari identitasnya.""Myung, kenapa tidak kita minta saja datanya? Sekarang dia pengasuh putramu? Ini alasan yang tepat, kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.""Itu tugasmu. Kenapa harus bertanya padaku?"Suara dingin Myung mampu menghentikan Yong Jin."Baiklah, besok aku pastikan datanya sudah ada di tanganmu,"

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    9. Menjadi Pendamping.

    "Kenapa kaget begitu? Bukankah itu yang kamu inginkan?" Myung menatap dingin wajah Aera yang terlihat dengan jelas terkejut. Dan raut ketakutan terlihat walau Aera berusaha untuk menyembunyikannya."Maaf Tuan Myung, saya tidak pernah meminta Seung memanggil saya dengan panggilan ibu. Anda salah paham," ucapnya lirih."Bohong kamu!""Cukup Ayah. Jangan buat Ibu ketakutan!" Suara Seung tidak kalah dingin. Dan tegas seperti Myung. Aera berusaha untuk menghentikan perdebatan antara ayah dan anak. Tetapi Aera tidak memiliki keberanian, ia memilih menggeleng kecil pada Seung."Seung, kau tahu sedang bicara dengan siapa?""Aku tahu, sangat tahu! Itu sebabnya aku minta jangan membentak Ibu, jika tidak?""Jika tidak apa Seung?""Aku akan marah pada Ayah.""Seung selesaikan sarapan mu, setelah itu kita berangkat." Dengan keberanian yang ia kumpulkan, Aera menghentikan perdebatan antara anak dan Ayah. Melihat di antara mereka tidak ada yang mau mengalah, membuat Aera memutuskan untuk membawa S

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    10. Semua Karena Seung.

    "Saya, ingin makan sekarang bersama putraku! Ada masalah?!"Myung melihat wajah A Young dengan tatapan datar. Hal yang tidak ia sukai saat bersama dengan Seung ada yang menganggu, terlebih melarangnya. Maka ia akan marah dan tidak segan memecat atau pun berbuat kasar."T– tidak, aku hanya," A Young, berusaha duduk di samping Myung. Tidak ingin terlihat buruk di hadapan Aera, pengasuh Seung. A Young kembali bersiap manja pada Myung, pria yang sejak lama ia cintai."Ayah, apa kita jadi makan?""Tentu Nak, mau makan apa?""Apapun, yang akan Ibu Aera masak untuk ku." "Sayang, mau makan roti atau nasi?""Ibu masak apa hari ini?" "Ibu masak sup galbitang, yang terbuat dari iga sapi. "Apa kamu mau?" "Tentu aku mau ibu, masakan ibu selalu enak!" seru Seung."Bisa saja kamu sayang,""Kamu yakin tidak memasukkan sesuatu di dalam sup ini? Bagaimana, jika kamu yang lebih dulu mencicipinya? Myung, aku tidak begitu saja percaya padanya, kamu suruh dia lebih dulu mencobanya?" desaknya. Myung mem

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    11. Jangan Mencium Ibuku.

    "Aku mencarimu, ternyata kamu ada disini,"Aera mengangkat kepala, mendapati Myung berada tidak jauh darinya."Tuan, ada apa anda mencari saya? Apakah ada sesuatu terjadi pada Seung?" Terlihat dengan jelas raut wajah khawatir Aera saat Myung datang untuk menemuinya. Dan hal itu tidak lepas dari pandangan Myung."Seung baik-baik saja,"Myung menghela napasnya sebelum kembali berkata."Cepatlah ikut denganku, Seung ingin kamu mendampinginya saat memotong kue." Myung dengan tegas meminta pada Aera untuk menemani mereka, terlebih permintaan sang anak di hari ulang tahunnya. Tentunya Myung tidak ingin membuat putranya bersedih."Tapi Tuan saya," Aera berusaha untuk menolak ia tahu acara malam ini adalah acara yang mewah dan tentunya banyak para tamu undangan yang akan hadir. Bukan hanya rekan bisnis Myung, melainkan para artis yang akan datang ke acara yang di adakan oleh Myung. "Ikutlah denganku, ada baju yamg bisa kamu pakai. Malam ini jadilah pendamping kami." Aera menatap wajah My

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    12. Tawaran Yong Jin.

    "Ayah, ibu, aku ingin kita bertiga meniup lilin ini bersama-sama," ucap Seung lirih, wajahnya yang sebelumnya ceria kini berubah sendu. Seung tahu jika ayahnya tidak akan menuruti keinginannya. Mereka saling tatap, sedetik kemudian mereka kembali menatap Seung yang kini telah basah dengan air mata."Baiklah akan Ayah kabulkan." Myung menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuannya pada Aera. Seperti inilah pemandangan mereka bertiga, Seung yang berada di gendongan Myung dan Aera. Mereka meniup lilin bersama-sama.Tanpa sadar tangan Myung memeluk pinggang Aera mendekatkan mereka ke arah kue yang tinggi dan mereka bersama-sama meniup lilin.Suara tepuk tangan memenuhi ruangan yang semakin meriah. Seung yang tidak lepas dari pelukan Aera, bahkan hanya sekedar untuk makan malam baik Seung dan Myung mereka selalu bersama dengan Aera, sikap manja Seung membuat Aera bahagia namun berbeda dengan Myung yang tidak biasa. Sikap pria dingin itu terlihat tidak seperti biasanya, kali ini ia

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    13. Masalah Tidur.

    "Myung kenapa tidak kamu coba untuk tidur bersama dengan pengasuh itu?""Yong Jin!""Aku hanya memberikan solusi untukmu,""Diam,"Myung menghela napasnya, mimpi buruk yang selalu menghantuinya selama bertahun-tahun tidak kunjung sembuh. Berbagai pengobatan sudah di lakukannya, bahkan ia mencoba tidur dengan berapa gadis namun tidak ada hasilnya, mimpi buruk itu tidak lepas darinya."Bukankah kau sudah mencoba tidur dengan berapa wanita? Tapi hasilnya tidak ada satupun dari mereka yang bisa menyembuhkan mu. Myung, setidaknya kamu coba dulu,""Sepertinya begitu. Sudahlah aku tidak ingin memikirkan penyakit aneh ini, saat ini ada yang lebih penting dari itu,"Myung mencoba melupakan penyakit yang ia alami sejak dulu. Penyakit yang sampai saat ini tidak ada obatnya, bahkan dokter manapun tidak mampu untuk mendeteksi penyakitnya, hanya saran dan saran yang ia terima. Satu obat pencegahan yang sampai saat ini ia konsumsi tidak memberinya efek apapun."Aku mengerti Myung, bagaimana kalau ki

Bab terbaru

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    108. Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya 2.

    "Kakek tidak akan memaksamu untuk memaafkan Myung, tapi pikirkan putramu,""Maaf kek, jika kakek mengharapkan aku kembali pada Myung. Jawabannya ada pada Seung, biarkan putraku yang menjadi yang menentu apakah aku kembali pada suamiku atau tidak.""Dia ayah dari putramu? Dan kau yang seharusnya mengambil keputusan ini Aera.""Tidak kek, aku hanya menjaga perasaan putraku apapun yang terjadi dengan perasaanku tentu tidak ada hubungannya dengan anakku, hanya saja apa yang dialami putraku jauh lebih menyakitkan dari apa yang aku alami sebelumnya. Aku akan mengikuti semua kemauan putraku asalkan anakku bahagia.""Kakek minta maaf atas apa yang di lakukan oleh Myung padamu. Semua sudah selesai, apa yang dilakukan oleh Myung Kamu sudah tahu jawabannya. Semua kembali padamu sebagai seorang kakek tentu kakek menginginkan kalian hidup bahagia seperti sebelumnya.""Tidak perlu minta maaf padaku, kek. Semua sudah terjadi lagi pula aku tidak pernah menyalahkan Myung atas apa yang terjadi dengan

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    107. Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya.

    "M— Myung, maksudku tuan muda Myung. Anda disini?""Tidak perlu menjadi pecundang tuan Joo Wan. Anda ingin menghabiskan sisa hidup anda di hotel prodeo?" Myung duduk depan tenang, sikapnya yang semakin membuat Joo Wan dan Arin Wan ketakutan."M— Myung, Kamu bicara apa pada ayahku? Apa maksud dari perkataanmu sebagai pecundang? Kamu menganggap bahwa ayahku adalah seorang pria yang jahat?" Arin berusaha untuk menenangkan dirinya walau ia sangat kecewa dengan ucapan pria yang sangat dicintai namun tidak dipungkiri bahwa apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Perlu aku jelaskan padamu, Arin. Aku tidak ingin berdebat denganmu dan juga ayahmu kalian bersiaplah, sebentar lagi pihak berwajib akan menjemput kalian."Myung berdiri meninggalkan apartemen Arin, suara wanita yang pernah mengisi hatinya menghentikan langkahnya."Demi wanita yang pernah kamu cintai tolong jangan bersikap seperti ini pada keluargaku, myung. Sebagai orang tua ayahku melakukan semuanya demi kebahagiaan putrinya

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    106. Menyesal 2.

    "Tidak, tidak. Tolong!!! Myung, jangan!!"Myung menghentikan langkahnya menoleh kearah wanita yang mengiba padanya untuk di lepaskan. Kebencian dan kemarahan yang menguasai hatinya tidak mudah untuk ia rendam. Mengingat setiap rintihan suara sang istri memohon pada wanita yang kini memelas padanya."Aku belum melakukan apapun padamu A Young. Tapi kau sudah mengiba seperti ini? Bagaimana dengan ini,"PlakkkkUntuk pertama kalinya Myung menampar wanita selama ini ia begitu dingin dan kaku tetapi hatinya begitu lembut terlebih pada sosok wanita. Namun kali ini pengecualian hatinya telah hancur akibat perbuatan seseorang yang ia anggap seperti saudaranya. Keputusan Myung, tetap sama meskipun tidak menikah dengan A Young tetapi persahabatan mereka akan tetap berjalan. Tetapi ambisi A Young berhasil memicu kebencian padanya. Berapa kali A Young melakukan percobaan pembunuhan pada Aera walau gagal namun Myung masih memberikan kesempatan padanya hingga pada saat A Young melakukan hal yang se

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    105. Menyesal.

    Myung meminta pada dokter yang merawat istrinya agar memberikan ruang pada putranya. Myung ingin mereka dirawat di satu ruangan yang sama sehingga saat mereka tersadar mereka bahagia terlebih Aera yang tidak hentinya memikirkan Seung. Di sisi lain Myung melakukan hal itu untuk menjaga agar mudah di pantau sehingga tidak terjadi hal buruk yang tidak di inginkan."Tuan, nona A Young membuat ulah di Mansion. Apa yang akan saya lakukan padanya, tuan? Apakah saya langsung —""Tidak!!"Myung diam sejenak sebelum meninggalkan rumah sakit di mana anak dan istrinya di rawat. Melihat tuan besar yang masih bertahan di depan ruang perawatan membuat Myung menunda kepergiannya. Pria yang sudah tidak lagi muda begitu mengkhawatirkan kondisi cucu menantu dan cucu buyutnya, tuan besar merasa bersalah seandainya waktu itu tidak membiarkan Aera bersama Seung kejadian ini tidak mungkin terjadi."Kek,""Kau sudah keluar? Ikutlah dengan kakek sebentar. Ada yang perlu kakek katakan,"Tuan besar memerintahkan

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    104. Balasan Yang Sama 2.

    "Sebelum anda menyentuh kulitku. Anda sendiri yang akan hancur di tanganku. Katakan di mana keponakanku, kau sembunyikan? Jangan sampai aku menyalahi aturan yang ada. Bahwa anda adalah wanita yang sudah melahirkan aku."Nyonya Ahya Su memilih bungkam meski perkataan Lee membuat hatinya terluka. Putra yang sangat ia sayangi bicara kasar padanya."Tidak perlu berpikir jika anda merasa tersakiti. Apa yang Anda alami saat ini, itu adalah suatu pelajaran yang anda lakukan di masa lalu. Jangan lupa apa yang kita taburkan kita akan menuainya di kemudian hari dan mulai dari sekarang anda akan menerima hasil atas apa yang sudah anda tabur. Katakan dimana Seung?" "Nak, sampai kapan ibu harus menjelaskannya padamu Ibu tidak tahu di mana keponakanmu? Siapa yang sudah menuduh jika ibu yang menyembunyikannya?""Baik jika anda memilih bungkam. Biarkan aku menggeledah tempat ini." "Lakukan jika itu membuatmu tenang nak, Ibu yakin kamu tidak akan menemukan apapun di mansion ini karena sejak tadi suda

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    103. Balasan Yang Sama.

    "A— aku tidak tahu Myung. Lepaskan aku, kamu bisa membunuhku,"Myung tidak begitu saja percaya dengan perkataan A Young. Teringat apa sudah di lakukan oleh A Young pada Aera dan anak yang di kandungnya. Video dimana A Young yang telah menusuk perut Aera."Myung, kau menyakitiku. Myung apa yang sudah aku lakukan padamu, sampai kamu semarah ini padaku?" A Young berusaha untuk melepaskan cengkraman Myung yang semakin kuat di lehernya napasnya mulai tersengal namun Myung semakin menekannya. Myung tidak peduli meskipun wajah A Young berubah."Tuan Myung Anda bisa membunuh nona A Young. Lebih baik kita secepatnya mencari keberadaan tuan muda Seung. Biarkan nona A Young mendapatkan balasannya, serahkan pada saya tuan,"Sam yang berusaha untuk menyadarkan kemarahan Myung yang sulit untuk dikendalikan. Beruntung Sam mengingatkan Tuannya untuk mencari keberadaan tuan muda jika tidak sudah di pastikan jika A Young tewas di tangan Myung."Kau sangat benar Sam. Wanita sialan ini akan menerima bala

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    102. Di Antara Dua pilihan.

    Aera membuka matanya namun seketika berpaling kearah lain. Aera begitu kecewa atas apa yang terjadi padanya dan juga Seung terlebih anak yang belum sempat melihat dunia harus menjadi korban karena keegoisan Myung. Seandainya Myung tidak mementingkan Arin tentu hal ini tidak akan terjadi. Dan anaknya masih berada dalam kandungannya, Aera tidak ingin melihat wajah pria di sampingnya kemarahan, dan rasa bencinya menyatu ingin rasanya Aera memukul pria yang kini terlihat sedih."Sayang,"Myung menggenggam tangan Aera namun dengan sigap Aera penolakannya membuat Myung merasa bersalah atas musibah menimpa keluarganya."Maafkan aku, aku tahu kesalahan yang aku lakukan tidak mudah di maafkan. Tapi percayalah apa yang aku lakukan semua demi kita. Aku tahu semuanya tapi aku percaya kamu tidak—"Myung terdiam seketika saat Aera menangis dalam diam matanya terpejam tetapi air matanya tidak hentinya mengalir."Sayang,"Tangis Aera semakin pecah, tubuhnya bergetar rasa sakit di tubuhnya tidak lagi

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    101. Hilangnya Seung, Kritisnya Aera 2

    "Aera!!!"Myung shock melihat wanita terbaring dengan luka parah di perutnya bahkan pisau masih menancap di perutnya."Aera buka matamu sayang, ini aku sudah datang. Kamu harus kaut. Buka matanya Aera, jangan membuatku takut."Myung mengangkat tubuh Aera membawanya ke dalam mobil melakukannya dengan kecepatan penuh. Hatinya begitu takut jika sesuatu terjadi Aera."Tuan biarkan saya yang membawa mobilnya. Anda duduk di belakang saja," Yong Jin tidak ingin sesuatu terjadi pada tuannya yang saat ini tidak baik-baik saja. Melihat kondisi Nyonya Aera yang terluka cukup parah dan wajahnya yang penuh dengan luka lebam. Myung tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya ia tetapi fokus dengan jalanan di depannya. Mobil berhenti di sembarang tempat Myung keluar dari mobil dengan tergesa dan membuka pintu mobil bagian belakangnya dan mengangkat tubuh sang istri dan membawanya lari masuk ke dalam dengan suara lantang ia memanggil dokter untuk segera memberikan pertolongan pada

  • Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya    100. Hilangnya Seung, Kritisnya Aera.

    Bug Bug Bug!!!"Aera!!""Seung!!"Ga Eun berusaha bangkit untuk menolong Aera yang melindungi tubuh Seung dengan tubuhnya sendiri. Aera mencoba menghalangi mereka yang mencoba menarik tubuh Seung, tarik menarik terjadi hingga tubuh Aera tersungkur saat seorang pria di belakangnya menyingkirkan tubuhnya dengan kasar oleh pria berbaju hitam. Ga Eun tertatih membantu memukul salah satu dari mereka tetapi usahanya sia-sia saat seseorang memukul bagian belakang kepalanya sehingga tubuhnya ambruk dan samar—samar dia masih mendengar suara Aera yang terus berusaha untuk menyelamatkan Seung sebelum suara menghilang dan suasana menjadi gelap gulita. Ga Eun tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya Ia pun jatuh pingsan.Melihat tubuh sahabat yang terluka dan jatuh pingsan Aera berusaha untuk menyelamatkan putranya yang di bawa pergi meskipun kekuatannya yang tidak sebanding tetapi Aera kembali mencobanya, sehingga ia kalah dengan dua pria berbadan besar yang kini memukul wajahnya berulang kali."J

DMCA.com Protection Status