"Paman Sam, jangan membentak Bibi. Apa yang Bibi katakan itu semua benar. Jadi aku minta bersikaplah sopan pada Bibi mengerti?!"
Bentak Seung, pria di depan Seung menundukkan kepalanya mendengar suara Seung."Tapi tuan muda, kita tidak tahu siapa nona ini bukan? Bagaimana jika nona ini ingin berbuat jahat pada tuan muda?""Bibi, tidak mungkin berbuat jahat. karena Bibi yang menolongku saat menyebrang di kota J.""Tapi tuan muda,""Paman Sam, buka pintu mobilnya aku akan mengajak Bibi bertemu dengan ayah.""Baik tuan muda."Paman Sam berlari kearah mobil, membukakan pintu untuk Aera dan Seung. Menyadari Aera hanya berdiri di samping mobil, Seung kembali bersuara."Bibi ikutlah bersamaku, akan aku kenalkan pada Ayah. Bibi tidak perlu takut, ayah orang yang baik.""Ta– tapi, Seung,""Bibi, aku mohon,"Aera menatap wajah polos Seung, entah kenapa hatinya merasakan sesuatu. Tidak peduli jika ia akan di anggap butul eh orang tua Seung, baginya saat ini membuat Seung tersenyum adalah keharusan untuk dirinya."Baiklah," Aera duduk di samping Seung, perasaan kini kembali tidak menentu mengikuti permintaan anak kecil yang ditolongnya.Sopir sekaligus pengawal pribadi Seung, menatap tidak percaya pada tuan kecilnya. Pasalnya Seung tipe anak yang tidak mudah bergaul terlebih pada orang yang baru di kenalnya, namun melihat sikap Seung pada wanita yang saat ini berada di sampingnya. Tuan kecilnya terlihat sangat berbeda dengan sikap Seung pada nona A Young kekasih ayahnya."Paman Sam, berhenti memikirkan yang tidak penting! Cepat tutup pintunya dan pergi ke kantor ayah. Jika perlu hubungi ayah untuk kembali ke mansion." Pengawal Seung hanya bisa diam terpaku. Mendengar kata-kata dari Tuan kecilnya, yang begitu dingin dan tegas. Bukan hal baru untuknya, namun kali ini ia benar-benar terkejut dengan sikap Tuan muda.Seung adalah anak yang memiliki kecerdasan yang di atas rata-rata, meskipun usianya baru menginjak empat tahun. Namun tidak bisa di pandang remeh.Seung memperhatikan Aera dengan pandangan sendu tanpa segan Seung meminta Aera untuk memeluknya. tanpa menolak permintaan Seung. Aera mengangkat Seung dan mendudukkan di atas pangkuannya. Dengan lembut Aera memeluknya hingga Seung terlelap.Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Sopir yang diam-diam menghubungi Myung, jika tuan mudanya kembali ke mansion dengan membawa seorang wanita. Terdengar suara Myung yang terkejut, tetapi Sam telah menjelaskan apa yang terjadi pada Seung. Sam berapa kali menoleh ke arah Aera yang dengan lembut membelai rambut Seung yang terlelap dalam pelukannya.Tidak berapa lama mobil mewah yang membawa Aera dan Seung memasuki halaman mansion, yang mewah milik Seung.Seung yang tertidur terbangun saat mobil berhenti di halaman mansion. Bergegas Seung keluar dari mobil di ikuti dengan Aera, tangan Seung tidak lepas dari genggaman tangan Aera. Dia takut jika melepaskan tangannya dari Aera, maka dia akan di tinggal.Sesampainya di dalam terlihat Myung menuruni anak tangga, pandangan matanya menatap tajam Aera.Bagaimana putranya membawa wanita asing bahkan Seung menggandeng tangan wanita itu dengan posesif."Saung siapa wanita yang bersamamu?!" tanya Myung dengan suara tegasnya."Dialah Bibi yang aku cari itu. Ayah, tidak perlu mencarinya. Dan satu lagi jangan ada yang mengusirnya!"A Young yang mendengar jika Seung membawa wanita asing segera kembali ke mansion. Benar yang di katakan orang kepercayaannya yang menjadi pelayan di mansion Myung."Seung, siapa wanita itu? Tunggu sepertinya aku pernah melihatnya?" tanya A Young, yang tiba di mansion. Mendengar perdebatan antara Seung dan Myung terdengar jelas di telinganya.A Young berfikir dengan keras dimana dia melihatnya, kembali menatap tajam Aera yang masih menggenggam tangan Seung."Aku ingat sekarang, kamu adalah pelayan restoran yang berada di kota J? Benar bukan?" A Young, menelusuri pakaian Aera yang sederhana. Tapi wajahnya yang cantik membuatnya sedikit risih, terlebih pemandangan di depan matanya membuat hatinya memanas."Mau apa kamu disini? Atau jangan-jangan kamu membututi kami iya, kan? Jawab!!"Aera menghela napasnya mendengar tuduhan wanita di depannya."Maaf, sepertinya anda salah paham. Saya kemari hanya ingin..""Bohong! Bagaimana bisa kamu bertemu dengan putraku? Jika tidak di rencanakan olehmu. Oh, aku tahu sekarang, kamu hanya menginginkanuangnya bukan? Oke, akan aku siapkan untukmu, tapi setelah itu cepat tinggalkan Mansion ini!"A Young berusaha untuk mengusir Aera. Ia merogoh tasnya untuk mengeluarkan cek kosong, namun suara dingin Seung membuat dirinya berhenti."Cukup, Bibi! Aku bukan anakmu. Dan aku tidak suka jika Bibi Young berbuat kasar pada Bibiku!" Seung berdiri di depan Aera untuk melindunginya, dari amukan Myung dan A Young."Apa yang sudah kamu lakukan pada putraku? Sampai dia berbuat seperti ini padaku? Sekarang, pergilah dari sini jika tidak. Aku pastikan pengawal yang akan mengusir mu dengan kasar. Aku yakin jika kamu mengikuti kami sampai ke sini, kalau tidak bagaimana kamu bertemu dengan anakku. Sekarang, keluar atau ayah dari putraku yang akan mengusir mu!"A Young kembali berteriak di depan Aera. Myung hanya memperhatikan Aera yang sejak tadi terdiam, walau ia tahu jika ada hal yang ingin di katakanya."Maaf saya tidak mengikuti kalian, dan tujuan saya kesini hanya mengantar anak kecil ini. Kami tidak sengaja bertemu di taman yang berada di kota. Maaf jika kedatangan saya membuat kegaduhan, permisi." Aera keluar dari mansion milik Myung, namun Seung mengejarnya."Jangan pergi Bibi. Tetaplah disini bersamaku, aku tidak ingin berpisah dengan Bibi,"rengek Seung pada Aera. Berbalik dan menjajarkan posisi tubuhnya di depan Seung."Sayang, Bibi harus pergi. Kita bisa bertemu, kapanpun Seung mau."Aera berusaha untuk membujuk Seung, agar tidak menghalangi langkahnya. Tatapan mematikan dari Myung, membuat tubuh Aera bergetar. Aera berusaha untuk tetap tenang, meski dalam hatinya merasakan ketakutan."Tidak Bibi! Bibi tidak akan pergi kemanapun. Bibi akan tetep berada disini,"Seung meninggikan suaranya dan menahan pergelangan tangan Aera."Saung sayang, Bibi berjanji kita akan bertemu kembali. Jika perlu Bibi akan berkunjung kesini untuk menemui Seung, bagaimana?""Tidak! Bibi tetap disini. Mulai hari ini Bibi adalah pengasuhku! tidak ada yang bisa memecat Bibi, selain aku!"Semua orang yang berada di ruang tamu, terkejut atas apa yang di lakukan Seung. Tidak ada yang menyangka jika anak berusia empat tahun, bisa mengucapkan kata-kata dengan sangat tegas. Myung di buat diam atas ucapan putra kesayangannya.Kini semua memandang ke arah Myung. Dengan perasaan takut.'Seperti apa wanita yang mengandung kamu Seung, kenapa sifat mu sekeras ini,' menyadari semua menundukkan kepalanya. Myung kembali menatap tajam Aera yang berusaha untuk membujuk Seung. Untuk pertama kalinya, putranya memilih sendiri dan untuk pertama kalinya putranya posesif terhadap orang asing. Myung yang menyadari ada ketulusan dari wanita yang baru di kenal oleh putranya.Setelah berfikir sesaat Myung menganggukkan kepala. Semua pelayan dan sopir pribadi Seung sangat bergembira. tetapi mereka begitu heran dengan sikap Seung yang tiba-tiba berubah manja terhadap wanita asing. Mereka mengenal sosok Seung yang sangat sulit untuk di dekati."Baiklah dia akan bekerja disini. Tapi ingat, jangan berbuat macam-macam pada putraku.""Ayah dia Bibiku, ayah tidak sepantasnya bicara seperti itu!!" Myung menghela napasnya, melihat sikap Seung yang tidak pernah manja terhadap siapapun termasuk dirinya."Lakukan, apa yang kau sukai Seung."Setelah mengatakan Myung kembali ke ruang kerjanya. Di ikuti oleh Asisten pribadinya."Yong Jin cari tau wanita itu, kenapa dia bisa berada di sini? Bukankah kalian tidak menemukan identitasnya? Apa motifnya dia ada di sini? Apa benar dia mengikuti putraku, maka tugas mu untuk menyeretnya ke jeruji besi.""Yong Jin, cari tau wanita itu, kenapa dia bisa berada di sini? Bukankah, kalian tidak menemukan identitasnya? Apa motifnya dia ada di sini? Apa benar dia mengikuti putraku. Jika itu benar maka tugas mu untuk menyeretnya ke jeruji besi." Myung tidak main-main mengenai putra kesayangannya. Tidak ingin terjadi sesuatu padanya membuat Myung mengirim berapa orang untuk menyelidiki identitas Aera, wanita yang telah menolong putranya."Kamu benar, orang-orang kita tidak menemukan identitasnya? Ini sangat mencurigakan. Tapi bukankah ini terlalu terburu-buru, untuk mengetahui apa yang akan di lakukannya di sini?""Itu yang harus kamu cari tahu. Baiklah sekarang tugasmu mencari identitasnya.""Myung, kenapa tidak kita minta saja datanya? Sekarang dia pengasuh putramu? Ini alasan yang tepat, kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.""Itu tugasmu. Kenapa harus bertanya padaku?"Suara dingin Myung mampu menghentikan Yong Jin."Baiklah, besok aku pastikan datanya sudah ada di tanganmu,"
"Kenapa kaget begitu? Bukankah itu yang kamu inginkan?" Myung menatap dingin wajah Aera yang terlihat dengan jelas terkejut. Dan raut ketakutan terlihat walau Aera berusaha untuk menyembunyikannya."Maaf Tuan Myung, saya tidak pernah meminta Seung memanggil saya dengan panggilan ibu. Anda salah paham," ucapnya lirih."Bohong kamu!""Cukup Ayah. Jangan buat Ibu ketakutan!" Suara Seung tidak kalah dingin. Dan tegas seperti Myung. Aera berusaha untuk menghentikan perdebatan antara ayah dan anak. Tetapi Aera tidak memiliki keberanian, ia memilih menggeleng kecil pada Seung."Seung, kau tahu sedang bicara dengan siapa?""Aku tahu, sangat tahu! Itu sebabnya aku minta jangan membentak Ibu, jika tidak?""Jika tidak apa Seung?""Aku akan marah pada Ayah.""Seung selesaikan sarapan mu, setelah itu kita berangkat." Dengan keberanian yang ia kumpulkan, Aera menghentikan perdebatan antara anak dan Ayah. Melihat di antara mereka tidak ada yang mau mengalah, membuat Aera memutuskan untuk membawa S
"Saya, ingin makan sekarang bersama putraku! Ada masalah?!"Myung melihat wajah A Young dengan tatapan datar. Hal yang tidak ia sukai saat bersama dengan Seung ada yang menganggu, terlebih melarangnya. Maka ia akan marah dan tidak segan memecat atau pun berbuat kasar."T– tidak, aku hanya," A Young, berusaha duduk di samping Myung. Tidak ingin terlihat buruk di hadapan Aera, pengasuh Seung. A Young kembali bersiap manja pada Myung, pria yang sejak lama ia cintai."Ayah, apa kita jadi makan?""Tentu Nak, mau makan apa?""Apapun, yang akan Ibu Aera masak untuk ku." "Sayang, mau makan roti atau nasi?""Ibu masak apa hari ini?" "Ibu masak sup galbitang, yang terbuat dari iga sapi. "Apa kamu mau?" "Tentu aku mau ibu, masakan ibu selalu enak!" seru Seung."Bisa saja kamu sayang,""Kamu yakin tidak memasukkan sesuatu di dalam sup ini? Bagaimana, jika kamu yang lebih dulu mencicipinya? Myung, aku tidak begitu saja percaya padanya, kamu suruh dia lebih dulu mencobanya?" desaknya. Myung mem
"Aku mencarimu, ternyata kamu ada disini,"Aera mengangkat kepala, mendapati Myung berada tidak jauh darinya."Tuan, ada apa anda mencari saya? Apakah ada sesuatu terjadi pada Seung?" Terlihat dengan jelas raut wajah khawatir Aera saat Myung datang untuk menemuinya. Dan hal itu tidak lepas dari pandangan Myung."Seung baik-baik saja,"Myung menghela napasnya sebelum kembali berkata."Cepatlah ikut denganku, Seung ingin kamu mendampinginya saat memotong kue." Myung dengan tegas meminta pada Aera untuk menemani mereka, terlebih permintaan sang anak di hari ulang tahunnya. Tentunya Myung tidak ingin membuat putranya bersedih."Tapi Tuan saya," Aera berusaha untuk menolak ia tahu acara malam ini adalah acara yang mewah dan tentunya banyak para tamu undangan yang akan hadir. Bukan hanya rekan bisnis Myung, melainkan para artis yang akan datang ke acara yang di adakan oleh Myung. "Ikutlah denganku, ada baju yamg bisa kamu pakai. Malam ini jadilah pendamping kami." Aera menatap wajah My
"Ayah, ibu, aku ingin kita bertiga meniup lilin ini bersama-sama," ucap Seung lirih, wajahnya yang sebelumnya ceria kini berubah sendu. Seung tahu jika ayahnya tidak akan menuruti keinginannya. Mereka saling tatap, sedetik kemudian mereka kembali menatap Seung yang kini telah basah dengan air mata."Baiklah akan Ayah kabulkan." Myung menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuannya pada Aera. Seperti inilah pemandangan mereka bertiga, Seung yang berada di gendongan Myung dan Aera. Mereka meniup lilin bersama-sama.Tanpa sadar tangan Myung memeluk pinggang Aera mendekatkan mereka ke arah kue yang tinggi dan mereka bersama-sama meniup lilin.Suara tepuk tangan memenuhi ruangan yang semakin meriah. Seung yang tidak lepas dari pelukan Aera, bahkan hanya sekedar untuk makan malam baik Seung dan Myung mereka selalu bersama dengan Aera, sikap manja Seung membuat Aera bahagia namun berbeda dengan Myung yang tidak biasa. Sikap pria dingin itu terlihat tidak seperti biasanya, kali ini ia
"Myung kenapa tidak kamu coba untuk tidur bersama dengan pengasuh itu?""Yong Jin!""Aku hanya memberikan solusi untukmu,""Diam,"Myung menghela napasnya, mimpi buruk yang selalu menghantuinya selama bertahun-tahun tidak kunjung sembuh. Berbagai pengobatan sudah di lakukannya, bahkan ia mencoba tidur dengan berapa gadis namun tidak ada hasilnya, mimpi buruk itu tidak lepas darinya."Bukankah kau sudah mencoba tidur dengan berapa wanita? Tapi hasilnya tidak ada satupun dari mereka yang bisa menyembuhkan mu. Myung, setidaknya kamu coba dulu,""Sepertinya begitu. Sudahlah aku tidak ingin memikirkan penyakit aneh ini, saat ini ada yang lebih penting dari itu,"Myung mencoba melupakan penyakit yang ia alami sejak dulu. Penyakit yang sampai saat ini tidak ada obatnya, bahkan dokter manapun tidak mampu untuk mendeteksi penyakitnya, hanya saran dan saran yang ia terima. Satu obat pencegahan yang sampai saat ini ia konsumsi tidak memberinya efek apapun."Aku mengerti Myung, bagaimana kalau ki
Myung terdiam mendengar penuturan putranya mengenai A Young. Tidak di pungkiri olehnya yang di katakan oleh Seung adalah benar. Berbeda dengan Myung berbeda lagi dengan Aera.Tidak jauh dari meja makan Aera berdiri mematung di samping Seung. Ia benar-benar syok anak yang di asuhnya bersikap seperti itu. Sikap seorang pria dewasa yang tidak ia lihat dari Myung, Aera tersentak saat Seung tidak lagi berada di sampingnya. Seung meninggalkan ruang makan, namun langkahnya terhenti ketika suara lembut memanggilnya."Seung sayang, duduklah dan makan sarapanmu. Setelah itu kamu bisa berangkat sekolah,"Aera menjajarkan tubuhnya dengan tinggi tubuh Seung. Jari lentiknya mengusap punggung dan dada putra asuhnya dengan lembut dan melanjutkan kata-katanya."Jangan biarkan kemarahan ini kamu bawa ke sekolah, karena akan mengganggu konsentrasi belajarmu nanti. Minta maaf pada Bibi A Young, jangan ulangi sikap ini Seung, itu tidak baik sayang."Seung menatap wajah cantik wanita yang berada di hadapa
Aera mengerutkan keningnya mendengar penuturan A Young, jika ia di usir dari mansion."Apa maksudmu Nona, Tuan Myung mengusir saya?" tanya Aera lirih."Apa telingamu tuli? sehingga aku mengulang perkataan ku?"A Young berdiri dengan angkuh, bahkan saat ini tangan A Young berada di pingganya."T– tapi nona,""Tidak ada tapi! Sekarang cepat pergi dari sini. Kamu tidak perlu lagi masuk ke dalam kamar koper berisi pakaianmu ada di sini. Pergilah sekarang juga sebelum keamanan menyeret mu, pengaruh sialan."Aera menarik kopernya, melangkah dengan gontai meninggalkan mansion Myung."Inikah yang aku rasakan sedari tadi? Berpisah dengan Seung? Aku sangat menyayanginya, kenapa hati ini tidak ingin berpisah dengannya," ucap Aera dalam hati.Sampai di depan gerbang, Aera menatap Mansion mewah dengan pandangan sendu kenangan bersama Seung bagaikan layangan yang berterbangan di pelupuk matanya, Aera benar-benar telah keluar dan meninggalkan Seung selamanya."Nona Aera, kenapa membawa koper?" Sam
"Kakek tidak akan memaksamu untuk memaafkan Myung, tapi pikirkan putramu,""Maaf kek, jika kakek mengharapkan aku kembali pada Myung. Jawabannya ada pada Seung, biarkan putraku yang menjadi yang menentu apakah aku kembali pada suamiku atau tidak.""Dia ayah dari putramu? Dan kau yang seharusnya mengambil keputusan ini Aera.""Tidak kek, aku hanya menjaga perasaan putraku apapun yang terjadi dengan perasaanku tentu tidak ada hubungannya dengan anakku, hanya saja apa yang dialami putraku jauh lebih menyakitkan dari apa yang aku alami sebelumnya. Aku akan mengikuti semua kemauan putraku asalkan anakku bahagia.""Kakek minta maaf atas apa yang di lakukan oleh Myung padamu. Semua sudah selesai, apa yang dilakukan oleh Myung Kamu sudah tahu jawabannya. Semua kembali padamu sebagai seorang kakek tentu kakek menginginkan kalian hidup bahagia seperti sebelumnya.""Tidak perlu minta maaf padaku, kek. Semua sudah terjadi lagi pula aku tidak pernah menyalahkan Myung atas apa yang terjadi dengan
"M— Myung, maksudku tuan muda Myung. Anda disini?""Tidak perlu menjadi pecundang tuan Joo Wan. Anda ingin menghabiskan sisa hidup anda di hotel prodeo?" Myung duduk depan tenang, sikapnya yang semakin membuat Joo Wan dan Arin Wan ketakutan."M— Myung, Kamu bicara apa pada ayahku? Apa maksud dari perkataanmu sebagai pecundang? Kamu menganggap bahwa ayahku adalah seorang pria yang jahat?" Arin berusaha untuk menenangkan dirinya walau ia sangat kecewa dengan ucapan pria yang sangat dicintai namun tidak dipungkiri bahwa apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Perlu aku jelaskan padamu, Arin. Aku tidak ingin berdebat denganmu dan juga ayahmu kalian bersiaplah, sebentar lagi pihak berwajib akan menjemput kalian."Myung berdiri meninggalkan apartemen Arin, suara wanita yang pernah mengisi hatinya menghentikan langkahnya."Demi wanita yang pernah kamu cintai tolong jangan bersikap seperti ini pada keluargaku, myung. Sebagai orang tua ayahku melakukan semuanya demi kebahagiaan putrinya
"Tidak, tidak. Tolong!!! Myung, jangan!!"Myung menghentikan langkahnya menoleh kearah wanita yang mengiba padanya untuk di lepaskan. Kebencian dan kemarahan yang menguasai hatinya tidak mudah untuk ia rendam. Mengingat setiap rintihan suara sang istri memohon pada wanita yang kini memelas padanya."Aku belum melakukan apapun padamu A Young. Tapi kau sudah mengiba seperti ini? Bagaimana dengan ini,"PlakkkkUntuk pertama kalinya Myung menampar wanita selama ini ia begitu dingin dan kaku tetapi hatinya begitu lembut terlebih pada sosok wanita. Namun kali ini pengecualian hatinya telah hancur akibat perbuatan seseorang yang ia anggap seperti saudaranya. Keputusan Myung, tetap sama meskipun tidak menikah dengan A Young tetapi persahabatan mereka akan tetap berjalan. Tetapi ambisi A Young berhasil memicu kebencian padanya. Berapa kali A Young melakukan percobaan pembunuhan pada Aera walau gagal namun Myung masih memberikan kesempatan padanya hingga pada saat A Young melakukan hal yang se
Myung meminta pada dokter yang merawat istrinya agar memberikan ruang pada putranya. Myung ingin mereka dirawat di satu ruangan yang sama sehingga saat mereka tersadar mereka bahagia terlebih Aera yang tidak hentinya memikirkan Seung. Di sisi lain Myung melakukan hal itu untuk menjaga agar mudah di pantau sehingga tidak terjadi hal buruk yang tidak di inginkan."Tuan, nona A Young membuat ulah di Mansion. Apa yang akan saya lakukan padanya, tuan? Apakah saya langsung —""Tidak!!"Myung diam sejenak sebelum meninggalkan rumah sakit di mana anak dan istrinya di rawat. Melihat tuan besar yang masih bertahan di depan ruang perawatan membuat Myung menunda kepergiannya. Pria yang sudah tidak lagi muda begitu mengkhawatirkan kondisi cucu menantu dan cucu buyutnya, tuan besar merasa bersalah seandainya waktu itu tidak membiarkan Aera bersama Seung kejadian ini tidak mungkin terjadi."Kek,""Kau sudah keluar? Ikutlah dengan kakek sebentar. Ada yang perlu kakek katakan,"Tuan besar memerintahkan
"Sebelum anda menyentuh kulitku. Anda sendiri yang akan hancur di tanganku. Katakan di mana keponakanku, kau sembunyikan? Jangan sampai aku menyalahi aturan yang ada. Bahwa anda adalah wanita yang sudah melahirkan aku."Nyonya Ahya Su memilih bungkam meski perkataan Lee membuat hatinya terluka. Putra yang sangat ia sayangi bicara kasar padanya."Tidak perlu berpikir jika anda merasa tersakiti. Apa yang Anda alami saat ini, itu adalah suatu pelajaran yang anda lakukan di masa lalu. Jangan lupa apa yang kita taburkan kita akan menuainya di kemudian hari dan mulai dari sekarang anda akan menerima hasil atas apa yang sudah anda tabur. Katakan dimana Seung?" "Nak, sampai kapan ibu harus menjelaskannya padamu Ibu tidak tahu di mana keponakanmu? Siapa yang sudah menuduh jika ibu yang menyembunyikannya?""Baik jika anda memilih bungkam. Biarkan aku menggeledah tempat ini." "Lakukan jika itu membuatmu tenang nak, Ibu yakin kamu tidak akan menemukan apapun di mansion ini karena sejak tadi suda
"A— aku tidak tahu Myung. Lepaskan aku, kamu bisa membunuhku,"Myung tidak begitu saja percaya dengan perkataan A Young. Teringat apa sudah di lakukan oleh A Young pada Aera dan anak yang di kandungnya. Video dimana A Young yang telah menusuk perut Aera."Myung, kau menyakitiku. Myung apa yang sudah aku lakukan padamu, sampai kamu semarah ini padaku?" A Young berusaha untuk melepaskan cengkraman Myung yang semakin kuat di lehernya napasnya mulai tersengal namun Myung semakin menekannya. Myung tidak peduli meskipun wajah A Young berubah."Tuan Myung Anda bisa membunuh nona A Young. Lebih baik kita secepatnya mencari keberadaan tuan muda Seung. Biarkan nona A Young mendapatkan balasannya, serahkan pada saya tuan,"Sam yang berusaha untuk menyadarkan kemarahan Myung yang sulit untuk dikendalikan. Beruntung Sam mengingatkan Tuannya untuk mencari keberadaan tuan muda jika tidak sudah di pastikan jika A Young tewas di tangan Myung."Kau sangat benar Sam. Wanita sialan ini akan menerima bala
Aera membuka matanya namun seketika berpaling kearah lain. Aera begitu kecewa atas apa yang terjadi padanya dan juga Seung terlebih anak yang belum sempat melihat dunia harus menjadi korban karena keegoisan Myung. Seandainya Myung tidak mementingkan Arin tentu hal ini tidak akan terjadi. Dan anaknya masih berada dalam kandungannya, Aera tidak ingin melihat wajah pria di sampingnya kemarahan, dan rasa bencinya menyatu ingin rasanya Aera memukul pria yang kini terlihat sedih."Sayang,"Myung menggenggam tangan Aera namun dengan sigap Aera penolakannya membuat Myung merasa bersalah atas musibah menimpa keluarganya."Maafkan aku, aku tahu kesalahan yang aku lakukan tidak mudah di maafkan. Tapi percayalah apa yang aku lakukan semua demi kita. Aku tahu semuanya tapi aku percaya kamu tidak—"Myung terdiam seketika saat Aera menangis dalam diam matanya terpejam tetapi air matanya tidak hentinya mengalir."Sayang,"Tangis Aera semakin pecah, tubuhnya bergetar rasa sakit di tubuhnya tidak lagi
"Aera!!!"Myung shock melihat wanita terbaring dengan luka parah di perutnya bahkan pisau masih menancap di perutnya."Aera buka matamu sayang, ini aku sudah datang. Kamu harus kaut. Buka matanya Aera, jangan membuatku takut."Myung mengangkat tubuh Aera membawanya ke dalam mobil melakukannya dengan kecepatan penuh. Hatinya begitu takut jika sesuatu terjadi Aera."Tuan biarkan saya yang membawa mobilnya. Anda duduk di belakang saja," Yong Jin tidak ingin sesuatu terjadi pada tuannya yang saat ini tidak baik-baik saja. Melihat kondisi Nyonya Aera yang terluka cukup parah dan wajahnya yang penuh dengan luka lebam. Myung tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya ia tetapi fokus dengan jalanan di depannya. Mobil berhenti di sembarang tempat Myung keluar dari mobil dengan tergesa dan membuka pintu mobil bagian belakangnya dan mengangkat tubuh sang istri dan membawanya lari masuk ke dalam dengan suara lantang ia memanggil dokter untuk segera memberikan pertolongan pada
Bug Bug Bug!!!"Aera!!""Seung!!"Ga Eun berusaha bangkit untuk menolong Aera yang melindungi tubuh Seung dengan tubuhnya sendiri. Aera mencoba menghalangi mereka yang mencoba menarik tubuh Seung, tarik menarik terjadi hingga tubuh Aera tersungkur saat seorang pria di belakangnya menyingkirkan tubuhnya dengan kasar oleh pria berbaju hitam. Ga Eun tertatih membantu memukul salah satu dari mereka tetapi usahanya sia-sia saat seseorang memukul bagian belakang kepalanya sehingga tubuhnya ambruk dan samar—samar dia masih mendengar suara Aera yang terus berusaha untuk menyelamatkan Seung sebelum suara menghilang dan suasana menjadi gelap gulita. Ga Eun tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya Ia pun jatuh pingsan.Melihat tubuh sahabat yang terluka dan jatuh pingsan Aera berusaha untuk menyelamatkan putranya yang di bawa pergi meskipun kekuatannya yang tidak sebanding tetapi Aera kembali mencobanya, sehingga ia kalah dengan dua pria berbadan besar yang kini memukul wajahnya berulang kali."J