"Aku mencarimu, ternyata kamu ada disini,"Aera mengangkat kepala, mendapati Myung berada tidak jauh darinya."Tuan, ada apa anda mencari saya? Apakah ada sesuatu terjadi pada Seung?" Terlihat dengan jelas raut wajah khawatir Aera saat Myung datang untuk menemuinya. Dan hal itu tidak lepas dari pandangan Myung."Seung baik-baik saja,"Myung menghela napasnya sebelum kembali berkata."Cepatlah ikut denganku, Seung ingin kamu mendampinginya saat memotong kue." Myung dengan tegas meminta pada Aera untuk menemani mereka, terlebih permintaan sang anak di hari ulang tahunnya. Tentunya Myung tidak ingin membuat putranya bersedih."Tapi Tuan saya," Aera berusaha untuk menolak ia tahu acara malam ini adalah acara yang mewah dan tentunya banyak para tamu undangan yang akan hadir. Bukan hanya rekan bisnis Myung, melainkan para artis yang akan datang ke acara yang di adakan oleh Myung. "Ikutlah denganku, ada baju yamg bisa kamu pakai. Malam ini jadilah pendamping kami." Aera menatap wajah My
"Ayah, ibu, aku ingin kita bertiga meniup lilin ini bersama-sama," ucap Seung lirih, wajahnya yang sebelumnya ceria kini berubah sendu. Seung tahu jika ayahnya tidak akan menuruti keinginannya. Mereka saling tatap, sedetik kemudian mereka kembali menatap Seung yang kini telah basah dengan air mata."Baiklah akan Ayah kabulkan." Myung menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuannya pada Aera. Seperti inilah pemandangan mereka bertiga, Seung yang berada di gendongan Myung dan Aera. Mereka meniup lilin bersama-sama.Tanpa sadar tangan Myung memeluk pinggang Aera mendekatkan mereka ke arah kue yang tinggi dan mereka bersama-sama meniup lilin.Suara tepuk tangan memenuhi ruangan yang semakin meriah. Seung yang tidak lepas dari pelukan Aera, bahkan hanya sekedar untuk makan malam baik Seung dan Myung mereka selalu bersama dengan Aera, sikap manja Seung membuat Aera bahagia namun berbeda dengan Myung yang tidak biasa. Sikap pria dingin itu terlihat tidak seperti biasanya, kali ini ia
"Myung kenapa tidak kamu coba untuk tidur bersama dengan pengasuh itu?""Yong Jin!""Aku hanya memberikan solusi untukmu,""Diam,"Myung menghela napasnya, mimpi buruk yang selalu menghantuinya selama bertahun-tahun tidak kunjung sembuh. Berbagai pengobatan sudah di lakukannya, bahkan ia mencoba tidur dengan berapa gadis namun tidak ada hasilnya, mimpi buruk itu tidak lepas darinya."Bukankah kau sudah mencoba tidur dengan berapa wanita? Tapi hasilnya tidak ada satupun dari mereka yang bisa menyembuhkan mu. Myung, setidaknya kamu coba dulu,""Sepertinya begitu. Sudahlah aku tidak ingin memikirkan penyakit aneh ini, saat ini ada yang lebih penting dari itu,"Myung mencoba melupakan penyakit yang ia alami sejak dulu. Penyakit yang sampai saat ini tidak ada obatnya, bahkan dokter manapun tidak mampu untuk mendeteksi penyakitnya, hanya saran dan saran yang ia terima. Satu obat pencegahan yang sampai saat ini ia konsumsi tidak memberinya efek apapun."Aku mengerti Myung, bagaimana kalau ki
Myung terdiam mendengar penuturan putranya mengenai A Young. Tidak di pungkiri olehnya yang di katakan oleh Seung adalah benar. Berbeda dengan Myung berbeda lagi dengan Aera.Tidak jauh dari meja makan Aera berdiri mematung di samping Seung. Ia benar-benar syok anak yang di asuhnya bersikap seperti itu. Sikap seorang pria dewasa yang tidak ia lihat dari Myung, Aera tersentak saat Seung tidak lagi berada di sampingnya. Seung meninggalkan ruang makan, namun langkahnya terhenti ketika suara lembut memanggilnya."Seung sayang, duduklah dan makan sarapanmu. Setelah itu kamu bisa berangkat sekolah,"Aera menjajarkan tubuhnya dengan tinggi tubuh Seung. Jari lentiknya mengusap punggung dan dada putra asuhnya dengan lembut dan melanjutkan kata-katanya."Jangan biarkan kemarahan ini kamu bawa ke sekolah, karena akan mengganggu konsentrasi belajarmu nanti. Minta maaf pada Bibi A Young, jangan ulangi sikap ini Seung, itu tidak baik sayang."Seung menatap wajah cantik wanita yang berada di hadapa
Aera mengerutkan keningnya mendengar penuturan A Young, jika ia di usir dari mansion."Apa maksudmu Nona, Tuan Myung mengusir saya?" tanya Aera lirih."Apa telingamu tuli? sehingga aku mengulang perkataan ku?"A Young berdiri dengan angkuh, bahkan saat ini tangan A Young berada di pingganya."T– tapi nona,""Tidak ada tapi! Sekarang cepat pergi dari sini. Kamu tidak perlu lagi masuk ke dalam kamar koper berisi pakaianmu ada di sini. Pergilah sekarang juga sebelum keamanan menyeret mu, pengaruh sialan."Aera menarik kopernya, melangkah dengan gontai meninggalkan mansion Myung."Inikah yang aku rasakan sedari tadi? Berpisah dengan Seung? Aku sangat menyayanginya, kenapa hati ini tidak ingin berpisah dengannya," ucap Aera dalam hati.Sampai di depan gerbang, Aera menatap Mansion mewah dengan pandangan sendu kenangan bersama Seung bagaikan layangan yang berterbangan di pelupuk matanya, Aera benar-benar telah keluar dan meninggalkan Seung selamanya."Nona Aera, kenapa membawa koper?" Sam
"A Young!!!!"A Young terkejut suara Myung yang menggelegar membuatnya dengan cepat menarik tangannya."Myung sayang, apa yang aku lakukan sudah sepatutnya aku lakukan. Aku calon istrimu, itu berarti calon ibu untuk Seung bukan? Aku hanya mengajarkan pada Seung bagaimana bersikap pada orang yang lebih dewasa, apa aku salah Myung?" A Young, menutupi kegugupannya, tiba-tiba Myung sudah ada di belakangnya tengah berkacak pinggang, tatapan tajam mengarah padanya."Sial! Kenapa Myung pulang lebih awal. Bukankan dia akan ke luar kota hingga malam nanti? Siapa yang sudah menghubunginya untuk segera pulang," ucap A Young dalam hati."Seung, ada apa? Kenapa kamu begitu marah, dimana ibumu? Kenapa Ayah tidak melihatnya?" tanya Myung yang tidak menemukan Aera di mana Seung dan A Young berdebat."Tanyakan pada tunangan Ayah." Sahut Seung tatapannya tidak beralih dari A Young."Apa maksudnya ini? Ada yang bisa menjelaskan pada saya?!" Semua pelayan menundukkan wajahnya, saat Myung menanyakan A
"Apa yang Anda lakukan, di depan Apartemen saya?" tanya Naomi. Pria yang menggendong anak kecil berbalik membuat mata dua gadis itu hampir keluar."Tuan Myung?" mereka mengucapkan kata bersamaan."Ibu!""Aera!!" Seung mendengar suara wanita yang di rindukan segera turun dari gendongan Myung dan berlari kearah Aera."Ibu jangan tinggalkan Seung lagi," Aera memeluk tubuh Seung dengan erat, tanpa sadar air matanya mengalir.Aera yang tidak memikirkan jika Seung dan Myung akan menemukannya, rindunya pada Seung kini terobati. Walau hanya dalam hitungan jam tidak bertemu dengan Seung namun rindunya tidak bisa ia bendung lagi.Aera yang masih terkejut dengan kedatangan tuan Myung dan Tuan muda Seung, menyadari jika Myung mampu melakukan apapun. Membuat Aera tersenyum penuh kerinduan, kerinduan yang. Begitu tulus pada Seung.Myung memiliki segalanya dan Aera tahu itu, hanya saja mencarinya hal yang paling mudah untuknya. Aera tidak tidak peduli bagaimana Myung mendapatkan alamat apartemen
lagi-lagi suara Seung membuat mereka tersadar dan Myung bergegas berdiri dari atas tubuh Aera.Aera berjalan keluar dari kamar dengan langkah lebar, dan Myung yang bergegas kearah kamar mandi.Setelah kepergian mereka Seung tersenyum puas, ia bahagia karena ayahnya dekat dengan Aera. Ibu pengasuhnya.Di luar Aera yang tengah menyiapkan roti bakar dan berapa menu sarapan pagi, di kejutkan kehadiran sahabatnya."Aera apakah kau tidur dengan tuan Myung?"Naomi yang terbangun sejak pagi tidak menemukan tuan Presdir yang semalam berbaring di atas sofa. "Naomi, tolong jangan berfikir yang tidak-tidak. Sungguh aku tidak tahu kalau tuan Myung tiba-tiba sudah ada di belakangku," Aera yang merasa malu berusaha menjelaskan pada Naomi. Aera tidak ingin sahabatnya berfikir yang buruk padanya terlebih saat ini hanya menumpang di apartemennya."Apakah aku terlihat berfikir yang tidak-tidak padamu? Jika iya, aku tidak keberatan, bahkan aku akan mendukung dirimu bersama dengan Presdir,"Mendengar pen
"Kakek tidak akan memaksamu untuk memaafkan Myung, tapi pikirkan putramu,""Maaf kek, jika kakek mengharapkan aku kembali pada Myung. Jawabannya ada pada Seung, biarkan putraku yang menjadi yang menentu apakah aku kembali pada suamiku atau tidak.""Dia ayah dari putramu? Dan kau yang seharusnya mengambil keputusan ini Aera.""Tidak kek, aku hanya menjaga perasaan putraku apapun yang terjadi dengan perasaanku tentu tidak ada hubungannya dengan anakku, hanya saja apa yang dialami putraku jauh lebih menyakitkan dari apa yang aku alami sebelumnya. Aku akan mengikuti semua kemauan putraku asalkan anakku bahagia.""Kakek minta maaf atas apa yang di lakukan oleh Myung padamu. Semua sudah selesai, apa yang dilakukan oleh Myung Kamu sudah tahu jawabannya. Semua kembali padamu sebagai seorang kakek tentu kakek menginginkan kalian hidup bahagia seperti sebelumnya.""Tidak perlu minta maaf padaku, kek. Semua sudah terjadi lagi pula aku tidak pernah menyalahkan Myung atas apa yang terjadi dengan
"M— Myung, maksudku tuan muda Myung. Anda disini?""Tidak perlu menjadi pecundang tuan Joo Wan. Anda ingin menghabiskan sisa hidup anda di hotel prodeo?" Myung duduk depan tenang, sikapnya yang semakin membuat Joo Wan dan Arin Wan ketakutan."M— Myung, Kamu bicara apa pada ayahku? Apa maksud dari perkataanmu sebagai pecundang? Kamu menganggap bahwa ayahku adalah seorang pria yang jahat?" Arin berusaha untuk menenangkan dirinya walau ia sangat kecewa dengan ucapan pria yang sangat dicintai namun tidak dipungkiri bahwa apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Perlu aku jelaskan padamu, Arin. Aku tidak ingin berdebat denganmu dan juga ayahmu kalian bersiaplah, sebentar lagi pihak berwajib akan menjemput kalian."Myung berdiri meninggalkan apartemen Arin, suara wanita yang pernah mengisi hatinya menghentikan langkahnya."Demi wanita yang pernah kamu cintai tolong jangan bersikap seperti ini pada keluargaku, myung. Sebagai orang tua ayahku melakukan semuanya demi kebahagiaan putrinya
"Tidak, tidak. Tolong!!! Myung, jangan!!"Myung menghentikan langkahnya menoleh kearah wanita yang mengiba padanya untuk di lepaskan. Kebencian dan kemarahan yang menguasai hatinya tidak mudah untuk ia rendam. Mengingat setiap rintihan suara sang istri memohon pada wanita yang kini memelas padanya."Aku belum melakukan apapun padamu A Young. Tapi kau sudah mengiba seperti ini? Bagaimana dengan ini,"PlakkkkUntuk pertama kalinya Myung menampar wanita selama ini ia begitu dingin dan kaku tetapi hatinya begitu lembut terlebih pada sosok wanita. Namun kali ini pengecualian hatinya telah hancur akibat perbuatan seseorang yang ia anggap seperti saudaranya. Keputusan Myung, tetap sama meskipun tidak menikah dengan A Young tetapi persahabatan mereka akan tetap berjalan. Tetapi ambisi A Young berhasil memicu kebencian padanya. Berapa kali A Young melakukan percobaan pembunuhan pada Aera walau gagal namun Myung masih memberikan kesempatan padanya hingga pada saat A Young melakukan hal yang se
Myung meminta pada dokter yang merawat istrinya agar memberikan ruang pada putranya. Myung ingin mereka dirawat di satu ruangan yang sama sehingga saat mereka tersadar mereka bahagia terlebih Aera yang tidak hentinya memikirkan Seung. Di sisi lain Myung melakukan hal itu untuk menjaga agar mudah di pantau sehingga tidak terjadi hal buruk yang tidak di inginkan."Tuan, nona A Young membuat ulah di Mansion. Apa yang akan saya lakukan padanya, tuan? Apakah saya langsung —""Tidak!!"Myung diam sejenak sebelum meninggalkan rumah sakit di mana anak dan istrinya di rawat. Melihat tuan besar yang masih bertahan di depan ruang perawatan membuat Myung menunda kepergiannya. Pria yang sudah tidak lagi muda begitu mengkhawatirkan kondisi cucu menantu dan cucu buyutnya, tuan besar merasa bersalah seandainya waktu itu tidak membiarkan Aera bersama Seung kejadian ini tidak mungkin terjadi."Kek,""Kau sudah keluar? Ikutlah dengan kakek sebentar. Ada yang perlu kakek katakan,"Tuan besar memerintahkan
"Sebelum anda menyentuh kulitku. Anda sendiri yang akan hancur di tanganku. Katakan di mana keponakanku, kau sembunyikan? Jangan sampai aku menyalahi aturan yang ada. Bahwa anda adalah wanita yang sudah melahirkan aku."Nyonya Ahya Su memilih bungkam meski perkataan Lee membuat hatinya terluka. Putra yang sangat ia sayangi bicara kasar padanya."Tidak perlu berpikir jika anda merasa tersakiti. Apa yang Anda alami saat ini, itu adalah suatu pelajaran yang anda lakukan di masa lalu. Jangan lupa apa yang kita taburkan kita akan menuainya di kemudian hari dan mulai dari sekarang anda akan menerima hasil atas apa yang sudah anda tabur. Katakan dimana Seung?" "Nak, sampai kapan ibu harus menjelaskannya padamu Ibu tidak tahu di mana keponakanmu? Siapa yang sudah menuduh jika ibu yang menyembunyikannya?""Baik jika anda memilih bungkam. Biarkan aku menggeledah tempat ini." "Lakukan jika itu membuatmu tenang nak, Ibu yakin kamu tidak akan menemukan apapun di mansion ini karena sejak tadi suda
"A— aku tidak tahu Myung. Lepaskan aku, kamu bisa membunuhku,"Myung tidak begitu saja percaya dengan perkataan A Young. Teringat apa sudah di lakukan oleh A Young pada Aera dan anak yang di kandungnya. Video dimana A Young yang telah menusuk perut Aera."Myung, kau menyakitiku. Myung apa yang sudah aku lakukan padamu, sampai kamu semarah ini padaku?" A Young berusaha untuk melepaskan cengkraman Myung yang semakin kuat di lehernya napasnya mulai tersengal namun Myung semakin menekannya. Myung tidak peduli meskipun wajah A Young berubah."Tuan Myung Anda bisa membunuh nona A Young. Lebih baik kita secepatnya mencari keberadaan tuan muda Seung. Biarkan nona A Young mendapatkan balasannya, serahkan pada saya tuan,"Sam yang berusaha untuk menyadarkan kemarahan Myung yang sulit untuk dikendalikan. Beruntung Sam mengingatkan Tuannya untuk mencari keberadaan tuan muda jika tidak sudah di pastikan jika A Young tewas di tangan Myung."Kau sangat benar Sam. Wanita sialan ini akan menerima bala
Aera membuka matanya namun seketika berpaling kearah lain. Aera begitu kecewa atas apa yang terjadi padanya dan juga Seung terlebih anak yang belum sempat melihat dunia harus menjadi korban karena keegoisan Myung. Seandainya Myung tidak mementingkan Arin tentu hal ini tidak akan terjadi. Dan anaknya masih berada dalam kandungannya, Aera tidak ingin melihat wajah pria di sampingnya kemarahan, dan rasa bencinya menyatu ingin rasanya Aera memukul pria yang kini terlihat sedih."Sayang,"Myung menggenggam tangan Aera namun dengan sigap Aera penolakannya membuat Myung merasa bersalah atas musibah menimpa keluarganya."Maafkan aku, aku tahu kesalahan yang aku lakukan tidak mudah di maafkan. Tapi percayalah apa yang aku lakukan semua demi kita. Aku tahu semuanya tapi aku percaya kamu tidak—"Myung terdiam seketika saat Aera menangis dalam diam matanya terpejam tetapi air matanya tidak hentinya mengalir."Sayang,"Tangis Aera semakin pecah, tubuhnya bergetar rasa sakit di tubuhnya tidak lagi
"Aera!!!"Myung shock melihat wanita terbaring dengan luka parah di perutnya bahkan pisau masih menancap di perutnya."Aera buka matamu sayang, ini aku sudah datang. Kamu harus kaut. Buka matanya Aera, jangan membuatku takut."Myung mengangkat tubuh Aera membawanya ke dalam mobil melakukannya dengan kecepatan penuh. Hatinya begitu takut jika sesuatu terjadi Aera."Tuan biarkan saya yang membawa mobilnya. Anda duduk di belakang saja," Yong Jin tidak ingin sesuatu terjadi pada tuannya yang saat ini tidak baik-baik saja. Melihat kondisi Nyonya Aera yang terluka cukup parah dan wajahnya yang penuh dengan luka lebam. Myung tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya ia tetapi fokus dengan jalanan di depannya. Mobil berhenti di sembarang tempat Myung keluar dari mobil dengan tergesa dan membuka pintu mobil bagian belakangnya dan mengangkat tubuh sang istri dan membawanya lari masuk ke dalam dengan suara lantang ia memanggil dokter untuk segera memberikan pertolongan pada
Bug Bug Bug!!!"Aera!!""Seung!!"Ga Eun berusaha bangkit untuk menolong Aera yang melindungi tubuh Seung dengan tubuhnya sendiri. Aera mencoba menghalangi mereka yang mencoba menarik tubuh Seung, tarik menarik terjadi hingga tubuh Aera tersungkur saat seorang pria di belakangnya menyingkirkan tubuhnya dengan kasar oleh pria berbaju hitam. Ga Eun tertatih membantu memukul salah satu dari mereka tetapi usahanya sia-sia saat seseorang memukul bagian belakang kepalanya sehingga tubuhnya ambruk dan samar—samar dia masih mendengar suara Aera yang terus berusaha untuk menyelamatkan Seung sebelum suara menghilang dan suasana menjadi gelap gulita. Ga Eun tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya Ia pun jatuh pingsan.Melihat tubuh sahabat yang terluka dan jatuh pingsan Aera berusaha untuk menyelamatkan putranya yang di bawa pergi meskipun kekuatannya yang tidak sebanding tetapi Aera kembali mencobanya, sehingga ia kalah dengan dua pria berbadan besar yang kini memukul wajahnya berulang kali."J