Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan Tuan Duda / Rencana Pernikahan Raga

Share

Rencana Pernikahan Raga

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2024-06-23 23:32:59

"Kenapa mencariku?" Claudia bertanya setelah memasuki area taman sembari menjauh dari Malven, secara otomatis melepaskan dekapan pria itu di pinggangnya.

"Apa aku baru saja dicampakkan, padahal aku sudah membantumu?" Malven berdecak, tapi tetap berjalan di samping Claudia tanpa berusaha meraih wanita itu lagi.

"Membantuku dari apa?" Claudia masih bersikap tenang, berharap Malven tidak mendengarkan apa pun obrolannya dan Selena.

"Dari sepupumu yang tidak tahu malu?" Malven bersiul sambil melangkah lebih dulu di depan Claudia, senyumnya segera berganti menjadi senyuman bisnis saat sudah hampir sampai di meja tempat para putri berkumpul.

"Papa! Kakak!" Raga berlari ke arah Malven, di sisinya ada Freya yang sedang memegang tangannya, ikut berlari juga.

"Wow, hati-hati, Tuan Putri!" Malven dengan sigap meraih tubuh Freya yang terhuyung ke depan, hampir saja jatuh dengan tidak elit karena tidak bisa mengimbangi langkah cepat Raga.

"Aku bilang lepasin tanganku, kan?!" Raga merengut, melepas
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Alasan Menangis

    “Berhentilah mengatakan omong kosong, kalau putraku mendengarnya bisa menyebabkan salah paham.” Malven menanggapi dengan santai, tatapannya mengarah pada tempat di mana Claudia berada. Raut wajah Claudia tidak terlihat baik sejak ia menemukannya sedang ‘bicara’ dengan Selena, tapi melihat bagaimana wanita itu tetap tersenyum pada orang-orang di sekitarnya membuat perasaan Malven tidak nyaman.“Hmm … apa dia orangnya?”Pertanyaan yang dilayangkan Kaindra dengan suara berbisik itu membuat Malven mengernyit. “Apa maksudmu dengan ‘dia orangnya’?” tanyanya tidak mengerti. Kaindra bukan orang yang akan tertarik pada seseorang yang baru ditemuinya, bahkan beberapa saat lalu juga Kaindra masih tidak peduli pada keberadaan Claudia. Apa yang menyebabkan pria itu tiba-tiba terlihat tertarik?“Itu tugasmu untuk mencari tahu apa maksudku, Malven!” Kaindra tersenyum lebar, “Temui aku lagi saat kamu menemukan jawabannya,” ucapnya sembari melambaikan tangan dan meninggalkan Malven, kembali ke dalam,

    Last Updated : 2024-06-24
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Akhir Sebuah Hubungan

    Claudia mengernyit, “Kalau begitu biarkan aku tidur di kamar lain!” ujarnya kesal, mau istirahat saja banyak peraturan. Suasana hatinya sedang tidak baik, Claudia hanya ingin tidur tanpa memikirkan apa pun. Kenapa dia harus mengikuti Malven ke sini dan diperlakukan seperti kuman?!“Kuman ini ingin istirahat, Pak, permisi!”Malven dengan sigap menahan tangan Claudia saat wanita itu hampir meninggalkannya. “Bukan seperti itu maksudku,” ucap Malven seraya memeluk Claudia.Claudia memberontak, berusaha melepaskan dekapan Malven darinya, tapi lengan pria itu terlalu kuat. “Lepaskan! Bapak bilang saya kotor, kenapa malah memeluk saya?!”Malven menghela napas pelan. Dia menyadari kesalahannya, padahal ia tidak bermaksud menyakiti perasaan Claudia sama sekali. Malven lupa jika suasana hati Claudia sedang tidak baik, karena jika itu Claudia yang biasa, ia akan membalas kata-kata Malven dengan tidak kalah pedas. “Aku hanya ingin kamu berendam air hangat agar lebih rileks sebelum tidur, maaf, a

    Last Updated : 2024-06-25
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Batas Ketenangan

    “Selena pernah mengatakan itu juga. Sekarang saat aku memikirkannya, apa dia mengatakan hal-hal yang membuatku bahagia itu sambil menyembunyikan kebenciannya? Aku jadi bertanya-tanya … jangan-jangan tidak ada satu pun perkataannya yang tulus untukku.” Claudia memejamkan mata, membiarkan perasaannya mengalir dan merasakan kenyamanan saat air hangat merendam tubuhnya. Tapi anehnya, hal paling nyaman baginya saat ini adalah pelukan Malven padanya.“Manusia selalu dikelilingi dengan emosi yang rumit. Kita tidak pernah tahu jawabannya, bahkan ketika kita bertanya dan mendapat jawaban, tidak ada jaminan kata-kata yang keluar adalah hal yang benar.”Claudia mendengus, “Kata-katamu sama rumitnya, Tuan,” ucapnya sembari menoleh ke belakang, sedikit mendongak untuk menatap Malven. “Persis seperti bagian bawah tubuhmu. Kenapa dia tidak bisa membaca situasi?”Malven terkekeh, mengecup bibir Claudia singkat sebelum mengarahkan wanita itu kembali melihat ke depan. “Jangan pikirkan itu, aku akan mul

    Last Updated : 2024-06-26
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Enam Bulan Tersisa

    Saat Claudia terbangun pagi harinya, Malven sudah tidak ada di sana. Claudia hanya menemukan secarik kertas di lemari kecil di samping ranjang, ucapan selamat pagi dari Malven dan pesan untuk kembali ke kediaman utama Pranaja tanpa pria itu. “Sean, kamu di sana?” Claudia memanggil, dan seperti sihir, wanita bernama Sean langsung memasuki kamar. Padahal suara Claudia tidak keras saat memanggilnya dan jarak dari ranjang ke pintu kamar cukup jauh. Claudia tidak mengerti bagaimana Sean mendengar panggilannya. Sejak hari ke tiga di villa ini, Claudia pernah mencoba memanggil ‘Phantom’ di tengah taman bunga dan ada seseorang yang langsung datang meskipun itu bukan Sean, jadi sejak itu pula Claudia tidak lagi mau memikirkan tentang orang-orang aneh di sini. “Berikan perintah, Nona.” Cara bicara yang formal dan to the point itu! Claudia menghela napas, untuk satu hal ini dia masih tidak terbiasa. “Apa Raga sudah bangun dan sarapan?” tanyanya sembari perlahan beranjak dari ranjang. Dia kesi

    Last Updated : 2024-06-27
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Pergi ke Jepang

    Sebelumnya Claudia pikir Malven akan menanyakan lebih lanjut tentang identitasnya setelah mengetahui sedikit cerita tentang keluarganya malam itu, tapi hingga Malven kembali ke kediaman Pranaja tiga hari kemudian, pria itu tidak menanyakan apa pun.Melihat dari raut wajahnya yang sangat lelah, sepertinya pekerjaan Malven tidak selesai dengan baik. Tentu saja Claudia bersyukur dengan kesibukan Malven hingga pria itu tidak sempat memikirkan tentang identitasnya. Dan begitu saja, tiga bulan pun berlalu tanpa terasa. Sesuai dengan janji, Claudia dan Raga akan pergi ke Jepang untuk merayakan ulang tahun Raga. “Kalian yakin akan baik-baik saja berdua?” Malven bertanya untuk ke sekian kali, menatap Claudia dan Raga dengan kening mengernyit. Padahal ulang tahun Raga masih seminggu lagi, tapi anak itu bersikeras untuk pergi sekarang dengan alasan ingin menikmati musim semi lebih lama. “Nggak berdua, Pa! Pak Ali ‘kan ikut juga!” Raga menggeleng sembari berdecak, kedua tangannya terlipat di de

    Last Updated : 2024-06-29
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mimpi yang Menjadi Debu

    Claudia dan Raga sampai di hotel tepat pukul dua siang, mereka kembali ke hotel yang tiga bulan lalu menjadi tempat menginap, bedanya kali ini Raga akan tidur bersama Claudia. Ali memiliki kamar di sisi kiri, sedangkan Vall nanti akan ada di kanan, lalu Sean berada tepat di depan. Kamar yang Claudia tempati jadi dikelilingi oleh mereka yang bertugas menjaga Raga.“Mau langsung main ke luar atau mau istirahat dulu?” Claudia bertanya pada Raga yang sedang mengeluarkan barang-barangnya dari koper, meski kebanyakan yang anak itu bawa adalah buku. Katanya ingin membaca buku di bawah pohon sakura.“Istirahat aja, Kak, biar besok mainnya puas dan udah nggak capek.” Raga menyusun buku-bukunya di rak yang tersedia, sedangkan Claudia sedang menyusun pakaian mereka di lemari.Hal melelahkan namun harus dilakukan saat menginap cukup lama di sebuah hotel adalah mengeluarkan, menyusun dan merapikan barang di kamar. Claudia membenci hal itu, jadi terkadang ia membiarkan pakaiannya berserak begitu sa

    Last Updated : 2024-06-29
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Perasaan Familiar

    “Raga sudah tidur sejak tadi, mau kubangunkan?” Claudia mengalihkan obrolan, mengabaikan kata-kata Malven. “Tidak perlu, aku hanya ingin memberitahu kalau Vall dan Sean sudah berangkat. Untuk malam ini kalian makan di kamar saja, jangan ke mana pun.” “Baiklah kalau begitu. Kamu juga hati-hati dan jangan terlalu memaksakan diri.” Claudia mengerti kekhawatiran Malven meski berlebihan, tapi sejujurnya ia tidak yakin apakah Raga akan mengerti juga. “Apa kamu sedang memperhatikanku?” Pertanyaan Malven membuat Claudia mengerutkan alis. “Maksudnya?” “Ini pertama kali kamu mengatakan itu, hati-hati dan jangan terlalu memaksakan diri maksudku. Apa ada hal baik yang terjadi?” Claudia sedikit terkejut, karena sejujurnya ia juga bingung, tidak tahu kenapa tiba-tiba mengatakan itu pada Malven. Sejak tiga bulan lalu ketika perjanjian mereka dimulai, Claudia tidak pernah membalas rayuan-rayuan manis Malven atau pun mengatakan sesuatu yang berlebihan pada pria itu. Tapi kalau hanya ucapan untu

    Last Updated : 2024-06-30
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mengunjungi Museum Seni

    Sean dan Vall benar-benar datang menyusul, meski Claudia tidak tahu jam berapa mereka sampai hotel, tapi ketika ia dan Raga keluar kamar untuk mencari sarapan pagi harinya, dua orang itu juga sedang ada di depan pintu dan langsung memperkenalkan diri.Berbeda dengan penampilannya waktu itu saat di villa, Sean kini tampak seperti wanita biasa yang juga sedang berlibur bersama, dan Claudia baru menyadari jika Sean terlihat seperti gadis belia saat rambutnya diurai. Lalu, tidak seperti dugaannya, ternyata Vall adalah seorang laki-laki. Pria itu mengenalkan diri dengan nama Vallence dan meminta Claudia memanggilnya dengan Vall saja.“Apakah tidak apa-apa jika kami bergabung bersama? Anggap saja kami tidak ada dan bersikaplah seperti biasa, tapi kami harus selalu bersama Nona dan Tuan Muda.” Sean bertanya sambil tersenyum, “Tapi kalau Anda berdua keberatan, kami akan memperhatikan dari jarak aman,” lanjutnya.Claudia menelan ludah, begitu pun Raga di sisinya. Entah kenapa senyum yang Sean

    Last Updated : 2024-07-02

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Skandal di Bandara

    "Apa kita akan kembali ke perusahaan, Nona?"Claudia mendongak dan menatap Shouki yang sedang menyetir di depan, menghela napas pelan sebelum mengangguk. "Kurasa ada baiknya untuk menyelesaikan pekerjaan saja."Shouki tidak langsung mengatakan sesuatu, membiarkan suasana hening menyelimuti sebelum menarik napas panjang. "Nona--maksudku Claudia, bukankah sebaiknya langsung datangi Tuan Malven saja? Jangan memikirkan sesuatu terlalu rumit, sebaiknya temui dan katakan jika dia telah membuatmu kesal karena tidak menepati janji."Claudia tertunduk, menatap kembali pada ponsel yang layarnya menyala, panggilan masuk dari Malven. Tadi Claudia langsung mematikan telepon setelah mengatakan jika ia sedang sangat sibuk, khawatir jika lebih lama mendengar suara Malven, amarahnya akan meledak.Akhir-akhir ini Claudia menyadari jika emosinya agak sulit dikendalikan. Detik-detik menuju pernikahan entah kenapa membuatnya ketakutan dan panik, padahal Claudia sendiri yang ingin menikah dan yakin jika l

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Persiapan Pernikahan

    Pernikahan Claudia dan Malven akhirnya disetujui oleh Regan, padahal pria itu belum tahu tentang kehamilan Claudia. Untungnya setelah Claudia mengatakan tentang kehamilan, Regan tidak menarik kembali restunya dan hanya menghela napas.Adhamar dan Devan bersikeras ingin mengurus persiapan pernikahan, meminta agar Claudia dan Malven menyiapkan diri juga fokus menyelesaikan pekerjaan sebelum mengambil cuti bulan madu. Pertemuan antar kedua keluarga langsung dilaksanakan dua hari setelah Regan memberi restu, dan begitu saja, tanggal pernikahan Claudia ditetapkan.Meski semua hal akan diurus oleh para kakek mereka, Claudia memutuskan untuk tetap memilih gaun pengantin dan desain undangan sendiri, termasuk foto prewedding. Sayangnya, Tabinta tidak mendesain gaun pengantin, jadi Claudia hanya memesan perhiasan darinya, untungnya ada produk baru yang belum dikeluarkan ke public hingga Claudia bisa memilikinya.Wanita itu juga menghubungi brand fashion D&C dan bersyukur saat ada beberapa gaun

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Calon Suami

    Selama menunggu Malven dan Regan bicara, Claudia menunggu di ruang keluarga. Sudah dua jam sejak Malven memasuki ruang kerja Regan, tapi hingga kini belum ada tanda-tanda akan keluar. Claudia menghela napas panjang, sedikit khawatir.Kalau saja ayahnya tidak melarang, Claudia pasti sudah menemani Malven saat ini. Tapi, Regan mengatakan jika itu adalah pembicaraan antar laki-laki, jadi Claudia dilarang ikut campur.“Berapa lama lagi ayah akan mengintrogasinya?” Claudia menarik napas pelan, matanya melirik pada jam yang tertera di ponsel. Awalnya Claudia tidak sendirian karena Raga menemaninya bermain, tapi anak itu akhirnya tertidur setelah hampir satu jam, jadi Claudia memindahkannya ke kamar dan kembali ke ruang keluarga untuk menunggu Malven.“Tapi, kenapa lama sekali?” Claudia kembali mengeluh sembari menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lampu gantung yang malam ini terlihat lebih jauh.Claudia sebenarnya merasa lelah dan perutnya sedikit kram. Mengingat perjalanan panjang yang

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Permintaan Raga

    “Raga, Kakak pulang!” Claudia berseru setelah memasuki ruang keluarga, membuat Raga dan Regan yang sedang menyusun puzzle besar, langsung menoleh bersamaan. “Iya, selama datang kembali, Kak.” Raga membalas sapaan Claudia sebelum kembali fokus pada mainannya.Claudia cemberut pada rendahnya antusias Raga. Apa anak itu tidak merindukannya?“Raga … Kakak bawa sesuatu lho,” ucap Claudia sembari mendekat dan menggoyangkan kresek putih di tangannya. Claudia sempat mampir ke mini market untuk membeli beberapa es krim dan camilan kesukaan Raga. Biasanya Raga akan sangat senang karena ia jarang diizinkan makan makanan instan seperti itu. Tapi … kenapa tidak ada reaksi berarti?Raga hanya menoleh sebentar dan mengatakan ‘oh ya’ sebelum kembali berusaha menyusun puzzle, sama sekali tidak menyadari wajah keruh Claudia. Wanita itu meletakkan barang bawaannya sebelum mendekati Raga dan langsung menusuk pipi anak itu menggunakan jari telunjuknya.“Apa ini … Raga mengabaikan Kakak?” Claudia mengelua

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mendapatkan Restu Ayah

    “Biar aku yang menghubungi Devan, kalian tinggal yakinkan anak nakal itu saja.” Adhamar berkata saat mengantarkan Claudia dan Malven ke halaman, keduanya akan meninggalkan kediaman Adhamar hari ini.“Tapi, kalau ayah masih tidak mau memberi restu bagaimana?” Claudia bertanya pelan, agak cemas.“Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas? Tentu saja kalian tidak akan bisa menikah. Meski aku masih tidak menyukai anak nakal itu, bukan berarti aku tidak mendengarkan pendapatnya. Berusahalah lebih giat, tapi aku yakin dia akan segera merestui. Dia bukan orang yang keras kepala.”Claudia menghela napas panjang. Anak nakal yang disebut kakeknya adalah Regan, meski Claudia tidak mengerti kenapa Adhamar selalu menyebut menantunya seperti itu.“Kalau begitu kami permisi dulu, Tuan Adhamar.” Malven mengangguk hormat, membukakan pintu mobil dan membiarkan Claudia masuk lebih dulu.Setelah memeluk kakeknya, Claudia langsung memasuki mobil dan segera disusul oleh Malven. Hari ini mereka akan kembali ha

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Membuat Kenangan Baru

    Setelah memberitahu pelayan tentang tujuan mereka, Claudia dan Malven menelusuri jalan setapak dengan pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Seperti yang Claudia katakan, hutan ini sangat rimbun dan terlihat seperti hutan sungguhan yang tidak terbatas luasnya.Meski begitu, Malven bisa melihat beberapa ranting dan daun bergoyang secara tidak wajar. “Apa di hutan ini ada ‘penunggu’ juga?” tanyanya sembari menatap lembut Claudia.Claudia yang tidak pernah melepas genggamannya dari Malven, mendongak dan tersenyum lebar. Sekarang ia mengerti apa maksud dari kata ‘penunggu hutan’ yang pernah Malven dan Arfa bicarakan. Orang-orang yang dilatih dan bekerja di bawah Adhamar, bertugas untuk menjaga keamanan tempat ini dengan memperhatikan siapa pun tamu yang datang.Tapi, meski Claudia bukan tamu asing, sejak kecil ia memang sudah dijaga diam-diam. Ada kalanya Claudia tersesat saat mengeksplor hutan dan salah satu penjaganya akan berpura-pura tidak sengaja lewat lalu membawa Claudia kembali ke

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bagian Dari Claudia

    Claudia memilih menunggu di ruang keluarga yang tidak jauh dari ruang kerja kakeknya, sedikit gugup dengan pembicaraan yang akan dilakukan Adhamar dan Malven. Bagaimana kalau kakeknya bersikeras tidak akan merestui seperti saat bersama Deon dulu?“Ah, harusnya aku tidak menurut begitu saja dan meninggalkan mereka.” Claudia bergumam sembari menggoyangkan kaki, tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.“Minum tehnya dulu, Nona. Apa perlu saya bawakan camilan lain? Atau Nona ingin makan?”Pertanyaan pelayan yang menghampiri sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan sepiring kukis, membuat Claudia menghela napas pendek. Benar, tidak ada yang akan berubah hanya karena ia bergumam sendirian di sini, jadi lebih baik mengisi perutnya dengan sesuatu yang hangat.“Terima kasih, tapi bisakah ganti tehnya dengan kopi? Aku ingin kopi hitam tanpa gula,” ucap Claudia saat menyadari bahwa perutnya mual mencium harum yang menguar dari teh. “Lalu, aku sedang tidak ingin kukis. Bawakan saja sesuatu

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Meminta Restu

    Sindiran tajam dan dengusan Adhamar membuat suasana ruangan itu hening. Tidak ada yang bisa membantah, baik Claudia maupun Malven tahu pasti apa yang Adhamar maksud.“Memang benar kalau saya jatuh cinta padanya, tapi saya tidak pernah mengatakan itu, dan dia pun sama. Kami saling mencintai, tapi tidak sempat menyatakan perasaan masing-masing. Saya sibuk dengan beberapa urusan, lalu Zheva yang kebetulan punya pekerjaan di sini dan mengkhawatirkan kondisi saya, datang dan membuat hubungan kami berakhir dengan kesalahpahaman.”Malven menghela napas pelan. “Dia pergi meninggalkan saya tanpa sepatah kata. Saya membuatnya menangis patah hati, karena kekurangan saya dalam berkomunikasi membuatnya berpikir jika Zheva adalah wanita yang akan dijodohkan dengan saya. Satu bulan lalu, saya kehilangan arah karena wanita itu menghilang tiba-tiba.”Claudia menatap penuh perhatian pada Malven, berharap waktu yang akan mereka habiskan ke depannya akan menghapus sedikit demi sedikit rasa sakit karena k

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Cerita Picisan

    Claudia menarik napas panjang saat pria berusia tujuh puluhan itu mengangkat pandangan dari buku di tangan. Adhamar tentu saja mengernyit melihat kedatangan cucunya yang tiba-tiba, apalagi setelah melihat tangan Claudia yang melingkari lengan Malven.Adhamar meletakkan bukunya di meja dan berdiri, menghampiri dua orang yang masih mematung tanpa mengatakan apa-apa.“Ayo bicara di dalam.” Claudia dan Malven segera menunduk sopan saat Adhamar berjalan lebih dulu sebelum mengekor di belakang. Tidak ada yang bicara selama perjalanan melewati beberapa koridor, ruang keluarga dan anak tangga menuju ruang kerja Adhamar. Sudah menjadi aturan tak tertulis untuk membicarakan hal penting hanya di ruang kerja Adhamar, tempat di mana tidak ada seorang pun yang akan menguping. Setelah memasuki ruang kerja dan pintu tertutup, Claudia segera melepas lengan Malven dan berjalan menuju sofa yang telah diduduki kakeknya. Ini adalah hal yang harus Claudia lakukan sekarang, duduk di sisi kakeknya dan mem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status