Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan Tuan Duda / Pergi ke Taman Bermain

Share

Pergi ke Taman Bermain

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2024-05-10 22:11:02

Kedatangan Malven membuat Claudia menghela napas lega, karena sejujurnya dia hampir mengatakan pada Raga bahwa dia mungkin tidak bisa membersamai anak itu hingga besar seperti harapannya.

"Kakak bilang suka dan sayang itu beda, Pa!" Raga menjawab antusias, lebih tepatnya penasaran dengan jawaban yang akan ayahnya berikan. "Papa ngerti maksudnya gimana?"

"Hmm ...." Malven mengerutkan kening, memikirkan jawaban yang pas untuk putranya. "Saat kamu sudah dewasa, kamu akan memahami maksudnya," ucap Malven pada akhirnya.

Claudia menahan senyumnya, jawaban Malven tidak berbeda darinya karena memang sulit mengatakan jawaban sederhana yang bisa dimengerti oleh anak-anak.

"Yaah ... kirain Papa lebih tau, kan Papa lebih tua dari Kakak!" Raga menghela napas kecil, bahunya sedikit turun, tapi saat Malven mengelus kepalanya dengan lembut, senyumnya segera terpatri.

"Menjadi dewasa tidak berarti bisa dengan mudah memberi pengertian tentang sesuatu. Saat kamu dewasa, kamu mungkin akan memahami perbe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kebohongan Claudia

    Claudia berbohong. Sejak wanita itu bertanya dengan antusias apa itu taman bermain, Malven sudah tahu kebohongannya. Tidak peduli berasal dari desa terpencil mana seseorang, tidak mungkin ada yang belum tahu tempat apa itu taman bermain, apalagi di zaman serba teknologi seperti saat ini. Tapi, melihat bagaimana Raga dengan cepat percaya dan menerima ajakan ke taman bermain hanya untuk menunjukkan tempat seperti apa itu pada Claudia, Malven tidak bisa menegur pengasuh yang telah berbohong. Raga kembali semangat dan berbinar antusias, dengan cepat melupakan kekecewaannya karena tidak bisa pergi ke pet cafe. Malven masih tidak mengerti kenapa putranya bisa secepat itu lengket pada Claudia, tapi melihat wanita itu tersenyum lega setelah Raga kembali bersemangat membuatnya mau tidak mau memperhatikan wanita itu. Lalu entah kenapa, raut wajah yang tadinya sedikit senang itu berubah diliputi kesedihan, tatapan kosong Claudia ketika melihat keluar jendela mengingatkan Malven saat awal-awal

    Last Updated : 2024-05-11
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tanpa Mama

    Ugh! Kenapa pria itu datang di saat tidak tepat? Claudia tersenyum canggung, "Maaf sebelumnya, tapi kami sedang membahas ekpresi wajah tadi dan saya bilang tuan muda berbeda dari Anda karena dia lebih banyak berekspresi. Saya benar-benar minta maaf jika telah menyinggung," ucapnya sembari sedikit membungkuk. Malven mendengus, lagi-lagi melihat kebohongan yang dengan mudah diucap Claudia. Sebenarnya ia sudah berada di dekat mereka ketika Claudia meminta maaf karena berbohong dan Raga mengatakan tidak apa-apa. Entah kenapa rasanya menjengkelkan mendengar komentar yang Claudia lontarkan setelah mendengar kata-kata permintaan maaf dan penuh pengertian dari Raga. 'Maksudnya Raga itu baik hati, pengertian dan pemaaf, berbeda dariku yang langsung mengambil keputusan untuk memecatkan, kan?' Malven berdecak pelan, mau tidak mau mengakui kalau apa yang dilakukannya kemarin memang keterlaluan, saat yang dilakukan Claudia hanyalah menghibur Raga. "Terserah!" Claudia mengerjap heran, entah ke

    Last Updated : 2024-05-12
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kebiasaan Melamun

    Claudia tidak bisa menjawab, tatapannya tidak bisa teralih dari Malven yang mengernyit, kemudian menggeleng, beberapa kali pria itu juga berdecak, seolah mempertanyakan rasa dari es krim-nya. Di satu sisi, ada seorang pria yang mengkhianati kekasihnya beberapa hari sebelum pernikahan, tapi di sisi lain ada seseorang yang mencoba menikmati es krim yang tidak disukainya hanya karena itu kesukaan istrinya. Seolah menghapus ketidakberadaan Elodia di sini, Malven tetap membeli apa yang wanita itu sukai. 'Kenapa aku tidak mendapatkan yang seperti itu juga?' Claudia menunduk, air matanya hampir jatuh saat rasa iri menyergap. Perasaan cemburu pada wanita yang diperhatikan, diingat dan dicintai sedemikian rupa, Claudia tidak bisa menahannya. Kenapa wanita lain bisa mendapat cinta setulus itu, sedangkan Claudia tidak? Apa salahnya? "Kalian sudah selesai, kan? Ayo--!" Malven yang berniat mengajak Raga dan Claudia untuk segera meninggalkan taman hiburan, menghentikan ucapannya saat menyada

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Sebuah Sumpah?

    Iler?! Claudia langsung menutup mulutnya, wajahnya memerah saat masih bisa merasakan sedikit basah di sudut bibirnya."P-pak, saya--!""Kita sudah sampai," potong Malven sembari menujuk dengan dagunya, pada Raga yang sedang berdiri di dekat jendela mobil. Eh, lho?! Sejak kapan sampainya? Claudia cepat-cepat menekan kunci pintu dan membukanya."Saya benar-benar minta maaf, Pak," ucap Claudia lirih sebelum bergegas keluar, sedikit salah tingkah saat Raga bertanya apa Claudia tidur nyenyak.Masih sedikit terdistorsi, Claudia beberapa kali menerima teguran dan cubitan di pipi dari Raga yang berulangkali diabaikan. Tidak hanya melamun saat sedang membantu memakaikan piyama pada Raga, Claudia juga tidak mendengarkan ketika anak asuhnya bertanya tentang keinginannya untuk tidak makan malam."Kakak dari tadi bengong terus kenapa, sih?! Kali ini tuh bengongnya beda dari yang sebelum-sebelumnya!" Raga melipat tangan, bibirnya merengut dan wajahnya jelas menunjukkan kekesalan. "Padahal katanya

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Dua Bulan Kemudian

    Ups! Claudia cepat-cepat menutup mulutnya yang mengeluarkan kata-kata tanpa kompromi. "Ma-maaf, Pak, maksud saya--!" "Meski dilihat sedekat ini juga masih tidak enak?" Claudia tercekat saat Malven mendekatkan wajahnya tiba-tiba. Jarak wajah mereka yang terlalu dekat membuat wanita itu gugup--tentu saja! Memangnya wanita mana yang tidak akan gugup menatap wajah setampan itu dari jarak dekat?! Dan yang lebih penting, pria tampan itu bukanlah kekasihmu, melainkan majikan. Majikan! Seseorang yang tidak suka jika pengasuh putranya menaruh hati hingga memberi beberapa peraturan aneh, tapi malah bertingkah seperti ini, Claudia tidak tahu harus bagaimana menyebutnya. Haruskah ia menyebut Malven sebagai penggoda? Penggoda yang tidak mau menerima konsekuensi atas godaannya sendiri? "Kamu gugup, tapi tidak tersipu." Ha? Claudia yang sempat melamun saat melihat wajah tampan Malven dari jarak dekat, akhirnya tersadar ketika pria itu menjauhkan wajah. Kata-kata Malven membuat Claudia men

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Dunia yang Gelap

    Mereka sampai di hotel saat matahari baru saja tenggelam dan suhu menurun hingga -8°, untungnya segala urusan hotel sudah selesai sehingga Claudia dan Raga tidak perlu lagi menunggu. "Ini kunci milikmu, Claudi, letak kamarmu tepat di samping kamar kami. Malam ini sebaiknya langsung istirahat dan pesan layanan kamar saja, aku yang akan mengurus Raga." Claudia menerima key card berwarna hitam yang Malven sodorkan. Wanita itu melirik pada Raga dan mengangguk setelah mendapat persetujuan dari anak asuhnya. Malam ini mungkin akan jadi yang pertama kali Claudia dan Raga tidak makan bersama, tapi situasi ini juga bagus untuk hubungan Malven dan Raga.Sebenarnya kedatangan Malven ke Jepang adalah murni pekerjaan, dan pria itu hampir saja kembali merusak kepercayaan Raga karena membatalkan janjinya untuk berlibur bersama, jadi ia memutuskan untuk membawa Raga bersamanya. Malven mungkin tidak akan memiliki banyak waktu bersama Raga meski ia membawa putranya ikut ke perjalanan bisnisnya kali

    Last Updated : 2024-05-16
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Luka yang Belum Kering

    Claudia pikir menyaksikan perselingkuhan kekasihnya beberapa hari sebelum pernikahan itu menyakitkan. Ia pikir mengakhiri hubungan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun itu menyakitkan. Mendengarkan pembelaan Deon yang bersikukuh jika ia dijebak oleh Selena juga Claudia pikir sudah sangat menyakitinya. Tapi, luka-luka atas pengkhianatan dan kekecewaan itu belum selesai, karena ada rasa sakit lebih hebat lainnya yang kini menghantam Claudia.Selena tengah mengandung benih Deon. Kalau hanya sampai di sana berita yang Claudia terima, ia masih bisa mengabaikannya, tapi ketika Miranda memberitahu usia kandungan Selena, Claudia merasakan kakinya melemah, air mata yang sudah mengering kembali tumpah mendanau. Ingatan-ingatan penuh senyum yang selama ini Claudia sembunyikan rapat-rapat, kini membanjir dan membuat hatinya kembali berdarah dengan hebat.“Sebenarnya sejak kapan … sejak kapan kalian mulai menusukku dari belakang?” Suara Claudia bergetar, layar ponselnya masih menyala meski ia

    Last Updated : 2024-05-17
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Surat Undangan

    Tadinya Claudia berpikir begitu, untuk membawa Raga jalan-jalan dan menikmati waktu liburnya. Tapi, salju yang kembali turun dan diiringi dengan hujan membuat Claudia dan Raga tidak bisa ke mana-mana, bahkan pihak hotel memberi larangan pengunjungnya untuk keluar. "Lain kali kita ke sini waktu musim semi atau musim panas saja, setidaknya masih bisa keluar jalan-jalan." Claudia menghela napas, menatap salju yang turun, terlihat indah memang jika dilihat dari tempat yang hangat seperti ini. "Iya, lain kali kita ke sini lagi bulan Maret nanti ya, waktu aku ulang tahun!" Raga menimpali, tangannya menyentuh kaca jendela dan bisa merasakan dingin yang menempel di telapak tangannya. Padahal hanya menyentuh kaca, itu pun dari dalam ruangan, tapi dinginnya sudah terasa, Raga tidak bisa membayangkan separah apa suhu di luar. Untungnya pertemuan dan segala macam urusan bisnis Malven memang hanya dilakukan di hotel, jadi pria itu tidak perlu mengkhawatirkan cuaca. "Benar juga, sebentar la

    Last Updated : 2024-05-19

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Peran Baru

    "MOMMA!" Claudia yang mendengar teriakan itu langsung berlari, menghampiri Raga yang melambai sambil melompat di dekat gerbang arrival hall, bersama Sean dan Vall di sisinya. "Sayangnya Momma!" Raga langsung melompat ke pelukan Claudia saat wanita itu akhirnya tiba di depannya. "Aku kangen Momma! Kenapa lama banget perginya?" "Momma juga kangen Raga, kangeen banget! Maaf ya sudah meninggalkan kamu sendirian, nanti kita main ke banyak tempat berdua sebagai gantinya." "Digandeng saja," Malven segera menyela saat melihat Claudia hampir menggendong Raga. Pria yang ditinggalkan sejak Raga berteriak itu, ikut berjongkok di samping Claudia. "Momma sedang tidak bisa mengangkat sesuatu yang berat, jadi kalau kamu mau digendong, dengan Papa saja."Raga mengerjap, baru ingat jika saat ini ada bayi yang harus dijaga dalam perut Claudia. "Mau dituntun Momma aja, nggak mau sama Papa."Mendengar jawaban putranya, Malven tanpa sadar mengernyit. Sejak kehadiran Claudia, rasanya ia tidak lagi menj

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   À Jamais Ensemble

    Malven tidak langsung menjawab. Ia berjalan ke minibar, menuang segelas kecil anggur putih dan menyeduh teh mawar lalu menyerahkannya pada Claudia. Claudia menerima tehnya, lalu mereka duduk berdampingan di sofa. Tangan besar Malven melingkar di bahu Claudia. Ia sepenuhnya mengerti karena salah satu orang yang membuat ketakutan itu tercipta adalah dirinya sendiri. Malven meninggalkan Claudia tanpa kabar setelah mereka kembali dari Vietnam. “Sepertinya aku juga takut,” katanya pelan. “Tapi, bukan karena hal-hal indah akan pergi. Aku takut kalau aku tidak cukup untuk membuat kamu yang bersamaku merasa bahagia.” Claudia menoleh, menatap dalam pada Malven. Wajah Malven tampak jujur, terbuka, dan untuk sesaat, Claudia bisa melihat dirinya sendiri dalam keraguan laki-laki itu. Bukan sebagai dua orang yang sedang jatuh cinta di Paris, tapi sebagai dua manusia yang sama-sama sedang mencoba. “Aku tidak tahu masa depan akan jadi seperti apa,” Claudia berbisik, “Tapi hari ini ... kamu cukup.

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kencan

    Setelah sarapan yang perlahan berubah menjadi percakapan panjang di bawah matahari pagi, Claudia dan Malven akhirnya masuk kembali ke dalam kamar. Cahaya terang telah memenuhi seluruh ruang, menari-nari di dinding berlapis wallpaper emas lembut, membangkitkan energi baru dalam suasana yang semula tenang.Claudia berdiri di depan cermin besar bergaya Rococo, jari-jarinya sibuk menyisir rambut yang masih lembap. Gaun yang ia pilih hari itu berwarna krem pucat, ringan dan mengalir lembut hingga di bawah lutut. Di balik kesederhanaannya, gaun itu memeluk tubuhnya dengan cara yang manis. Sementara Malven yang baru selesai mencukur dan mengenakan kemeja linen putih yang digulung santai di lengan, berdiri tak jauh dari sana, mengancingkan jam tangannya sambil sesekali mencuri pandang ke arah Claudia."Kenapa melihatku terus?"“Kamu terlihat seperti sesuatu yang tidak bisa ditulis dalam puisi. Terlalu indah,” gumam Malven pelan.Claudia menoleh, menahan senyum. “Itu gombal atau jujur?”Malven

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Pagi di Kota Cinta

    Matahari baru saja menyingkap tirai langit Paris, menyebarkan cahaya keemasan yang hangat ke seluruh penjuru kota ketika Claudia benar-benar terbangun. Dari lantai paling atas hotel paling eksklusif di jantung Paris, pemandangan kota terlihat seperti lukisan hidup--Menara Eiffel berdiri megah di kejauhan, samar tertutup kabut tipis pagi, sementara Sungai Seine mengalir tenang, memantulkan kilau cahaya pagi yang lembut.Kamar paling mewah di hotel ini adalah surga keanggunan yang dipilih Malven untuk tempat menginap mereka selama seminggu ke depan. Langit-langit tinggi dihiasi ukiran klasik berlapis emas, dengan lampu gantung kristal yang masih berpendar lembut setelah malam berlalu. Lantai marmer dingin menyatu anggun dengan permadani sutra Persia yang tebal.Jendela besar setinggi langit-langit terbuka lebar, membiarkan angin pagi Paris masuk bersama aroma croissant segar dari boulangerie di bawah. Tirai tipis warna gading melambai pelan diterpa angin, menyempurnakan ketenangan pagi.

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Wedding Day

    “Gugup?” Pertanyaan itu membuat Claudia yang sedang menenangkan diri sambil memegang erat tangan Raga, mendongak saat mendengar suara Aira. Temannya itu baru kembali dari mengambil bunga tangan yang akan Claudia pegang saat menuju altar.“Tentu saja, ini pertama kali aku menikah.”Jawaban Claudia yang diucap dengan raut wajah seperti menahan buang air itu membuat Aira tertawa. “Sudah lama sejak aku melihatmu begini. Terakhir kali saat sidang tesismu, kan?” Aira mendekat, memberikan bunga tangan yang dirangkai dengan keanggunan memikat. Claudia menerimanya dengan tangan gemetar, menarik napas panjang saat melihat betapa indah bunga yang diterimanya. Bunga itu benar-benar dirangkai dengan anggun. Di bagian tengah, mawar putih bermekaran sempurna, dikelilingi oleh baby’s breath yang halus seperti embun pagi. Beberapa tangkai peony merah muda pucat menyisipkan nuansa manis dan romantis, sementara sentuhan eucalyptus memberi kesan menyegarkan. Pita satin warna champagne membalut batang-

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Guru Cinta

    Claudia pernah melewati momen saat seseorang melamarnya, tapi perasaan terharu yang sulit dijelaskan baru sekarang ia rasakan. Air matanya mengalir begitu saja, kata-katanya seolah tersendat dan tidak bisa diungkapkan. Lalu, entah sejak kapan beberapa awak pesawat sudah berdiri di dekat mereka, masing-masing membawa sebuah kertas karton warna-warni yang sudah dihias dengan lukisan bunga di sepanjang sisi. Tapi, yang membuat Claudia tertawa sambil menitikkan air mata adalah tulisan yang tertera di kertas yang mereka bawa. TERIMA LAMARANNYA ATAU PESAWAT INI TIDAK AKAN PERNAH MENDARAT "Jadi, ini sebenarnya lamaran atau ancaman?" Claudia menghapus air matanya, senyumnya mengembang lebar saat ia menyerahkan tangan ke arah Malven. "Baiklah, demi keselamatan kita bersama, aku akan menerima lamaranmu." Malven tersenyum semringah, memasangkan cincin di jari manis Claudia dan mengecupnya lembut. "Kamu tidak bisa berbalik ke belakang atau berlari mundur, Claudi, karena aku tidak akan pernah m

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   The Best Propose

    Malven tidak langsung menjawab, hanya terus menggenggam tangan Claudia dan berjalan menuju pemeriksaan terakhir."Kenapa diam saja? Aku benar, kan?! Padahal sudah kubilang kalau akan ada foto prewedding, tapi kamu malah mengirim Arfa? Kamu mau Arfa yang memakai jas dan mengambil foto denganku? Kalau begitu sekalian saja nama yang tertulis di undangan adalah nama Arfa!"Selama Claudia mengomel, tanpa disadari mereka sudah memasuki pesawat dan Malven menuntun agar Claudia duduk lebih dulu.Wanita itu masih merengut, duduk di dekat jendela dan membiarkan Malven memasangkan seat belt untuknya. Tepat setelah Malven memasang seat belt untuk dirinya sendiri, terdengar pengumuman jika pesawat akan segera lepas landas. Claudia menoleh ke sekitar dan mengernyit saat tidak melihat penumpang lain. Ia juga baru menyadari jika mereka tidak berada di first class, melainkan business class. Tidak ada pramugari yang menyambut atau memberi arahan, semuanya tampak kosong seolah di dalam pesawat ini hany

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Skandal di Bandara

    "Apa kita akan kembali ke perusahaan, Nona?"Claudia mendongak dan menatap Shouki yang sedang menyetir di depan, menghela napas pelan sebelum mengangguk. "Kurasa ada baiknya untuk menyelesaikan pekerjaan saja."Shouki tidak langsung mengatakan sesuatu, membiarkan suasana hening menyelimuti sebelum menarik napas panjang. "Nona--maksudku Claudia, bukankah sebaiknya langsung datangi Tuan Malven saja? Jangan memikirkan sesuatu terlalu rumit, sebaiknya temui dan katakan jika dia telah membuatmu kesal karena tidak menepati janji."Claudia tertunduk, menatap kembali pada ponsel yang layarnya menyala, panggilan masuk dari Malven. Tadi Claudia langsung mematikan telepon setelah mengatakan jika ia sedang sangat sibuk, khawatir jika lebih lama mendengar suara Malven, amarahnya akan meledak.Akhir-akhir ini Claudia menyadari jika emosinya agak sulit dikendalikan. Detik-detik menuju pernikahan entah kenapa membuatnya ketakutan dan panik, padahal Claudia sendiri yang ingin menikah dan yakin jika l

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Persiapan Pernikahan

    Pernikahan Claudia dan Malven akhirnya disetujui oleh Regan, padahal pria itu belum tahu tentang kehamilan Claudia. Untungnya setelah Claudia mengatakan tentang kehamilan, Regan tidak menarik kembali restunya dan hanya menghela napas.Adhamar dan Devan bersikeras ingin mengurus persiapan pernikahan, meminta agar Claudia dan Malven menyiapkan diri juga fokus menyelesaikan pekerjaan sebelum mengambil cuti bulan madu. Pertemuan antar kedua keluarga langsung dilaksanakan dua hari setelah Regan memberi restu, dan begitu saja, tanggal pernikahan Claudia ditetapkan.Meski semua hal akan diurus oleh para kakek mereka, Claudia memutuskan untuk tetap memilih gaun pengantin dan desain undangan sendiri, termasuk foto prewedding. Sayangnya, Tabinta tidak mendesain gaun pengantin, jadi Claudia hanya memesan perhiasan darinya, untungnya ada produk baru yang belum dikeluarkan ke public hingga Claudia bisa memilikinya.Wanita itu juga menghubungi brand fashion D&C dan bersyukur saat ada beberapa gaun

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status