Share

Berakhir Begitu Saja

Penulis: Agura Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 23:59:09

Claudia tersenyum puas saat menatap penampilannya di cermin. Gaun biru muda membungkus tubuh rampingnya dan desain anggun namun seksi itu membuat Claudia semakin percaya diri. Rambut panjangnya digelung rapi tanpa aksesori apa pun, hanya anting-anting mutiara yang terpasang di telinga Claudia menjadi satu-satunya perhiasan yang wanita itu kenakan.

Tampilan sederhana namun tampak mewah itu adalah khas dari seorang Claudia, karena ia meyakini bahwa kecantikan seseorang tidak dipancarkan dari banyaknya perhiasan yang digunakan. Ia juga hanya menggunaka heels putih sederhana yang membungkus kakinya. Panjang gaun yang hanya selutut membuat kaki jenjang Claudia terekspos, begitu pun dengan bahu kirinya.

“Saya akan menunggu di--!”

“Bicaralah sebagai temanku, Sho!” ujar Claudia sembari menatap penuh harap pada pria di balik kemudi. Mereka sedang menuju restaurant yang sudah wanita itu reservasi minggu lalu, meski tidak bisa melakukan sesuatu seperti menyewa seluruh restaurant, setidaknya Clau
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Justina Agustine
Kesian kan Claudia selalu sngt mngharap tapiii selalu saja kecewa
goodnovel comment avatar
Dila Zainal
bangkit semula#
goodnovel comment avatar
Dila Zainal
kadang2 kita perlu rasa sakit dan kecewa dahulu untuk kita bangkit semua... keep it up author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Perasaan yang Hancur

    Sejak awal sebenarnya Claudia tahu usahanya tidak akan membuahkan hasil, tapi ia tidak sanggup melawan hatinya yang selalu menginginkan Malven, seseorang yang sayangnya tidak mungkin menjadi miliknya. Tapi, Claudia ingin mengatakannya setidaknya sekali saja betapa ia mencintai Malven. Kalau sudah mengungkapkan perasaannya dan pria itu tidak memiliki perasaan yang sama, setidaknya Claudia bisa menyerah dengan hati yang lebih damai.Claudia ingin memperjuangkan perasaannya agar tidak ada penyesalan, tapi kalau begini caranya, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menghilang dari kehidupan pria itu dan kembali pada kehidupannya sendiri. Claudia menghapus air matanya dan menarik napas panjang berkali-kali, menenangkan hatinya yang bergejolak.Setelah agak tenang, wanita itu langsung bangun dan pergi meninggalkan restaurant, mengabaikan panggilan pelayan, meninggalkan sebuket bunga yang sebelumnya Claudia beli dan meninggalkan seluruh kenangannya bersama Malven di sebuah meja berlapis kain

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Rumah Untuk Pulang

    Takdir seolah kembali ke titik awal. Claudia menangis dalam diam ketika hujan mulai turun perlahan dan membasahi tubuhnya. Kenapa selalu hujan setiap kali Claudia patah hati? Ini bahkan bukan novel dan Claudia bukan pemeran utama di mana pun, tapi kenapa dunia seolah selalu menambah suasana murung dalam hidupnya? Rasanya seperti Claudia ditertawakan oleh alam semesta.Mungkin satu-satunya perbedaan dari kejadian kali ini adalah tidak ada pertemuan dengan Raga dan Malven. Claudia tidak berhenti di mana pun untuk berteduh. Ia lelah, seluruh tubuhnya terasa lemah dan air matanya tidak berhenti mengalir meski hujan menutupinya, tapi Clauda tidak bisa berhenti berjalan, berharap semua yang ia tinggalkan di belakang akan terbawa arus hujan dan tidak lagi mengganggunya.Entah Deon, Selena, maupun Malven, Claudia berharap tidak lagi merasa sakit karena mereka. Tapi, kemana ia harus menyembuhkan luka-lukanya?"Aku ... sebenarnya apa yang telah kulakukan?" Suara Claudia bergetar, "Kenapa aku ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Sebentar Saja

    Suara Claudia lirih terdengar. Keheningan menyelimuti setelahnya, Regan tidak mengatakan apa pun dan membiarkan Claudia menyelesaikan ceritanya.“Dia orang baik, memperlakukanku dengan lembut dan hangat, tapi kenapa dia tidak mencintaiku? Ayah, memangnya aku tidak pantas dicintai?” Claudia bertanya dengan air mata berurai.Perasaannya benar-benar kacau kali ini, Claudia tidak tahu berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk menenangkan hatinya dan melupakan Malven. Tidak seperti ketika dikhianati Deon dan Selena, Claudia bisa melarikan diri dan bertemu dengan Raga yang mengobati sedikit demi sedikit luka di hatinya. Tapi, bagaimana dengan sekarang? Claudia mungkin bisa meninggalkan dan menghilang dari hadapan Malven, tapi ia tidak bisa berpisah dari Raga. Di sisi lain, kehadiran Raga membuat Claudia otomatis akan selalu mengingat Malven. Ia harus apa?Claudia terus mengatakan keluh kesahnya, setiap luka dan kisah tidak sempurna yang membuatnya menitikkan air mata, kenyataan tentang kepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mulai Menata Hari

    "Ayah mau berangkat sekarang?" Claudia yang sedang mencabuti rumput-rumput kecil di taman bunga belakang rumahnya, langsung berdiri saat sang ayah menghampiri."Iya, jadwal kali ini tidak bisa ditunda." Regan mendekat, membersihkan bekas tanah di pipi putrinya. "Tidak apa kan, kalau kamu sendirian?" Claudia tersenyum kecil dan mengangguk. Sudah satu minggu sejak ia pulang, kondisi tubuhnya membaik dan Claudia juga mengisi waktunya dengan mengurus taman di halaman belakang. Selama satu minggu itu pula Regan tidak pergi ke mana pun, memilih membatalkan kelas-kelas dan seminarnya. Ada banyak hal yang mereka bicarakan, hal-hal kecil, kenangan-kenangan manis di masa lalu dan rencana untuk berlibur bersama."Nanti Aira pasti ke sini, jadi jangan khawatir." Hari ini Regan akan berangkat ke Malaysia untuk menghadiri seminar yang juga dihadiri para ilmuan dari seluruh dunia, sebuah seminar yang hanya mengirimkan profesor terbaik dari negaranya untuk hadir. Acara itu juga sudah terjadwal seja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Hari-Hari Membosankan

    Claudia Raline Elvina, direktur yang selama sembilan bulan menghilang begitu saja tanpa siapa pun mengetahui keberadaannya, kini kembali. Hal pertama yang Claudia lihat begitu turun dari mobil adalah balon-balon merah muda dan ungu menghiasi pintu masuk, beberapa staff keamanan berdiri berbaris membentuk jalan sembari menunduk, lengkap dengan pakaian hitam, earphone di telinga dan walkie talkie di kantung baju. Sebuah karpet merah membentang dari tempat Claudia berdiri hingga pintu masuk.“Selamat datang kembali, Direktur!”Belum sempat Claudia meneriaki para staff keamanan-nya, ia sudah disambut oleh suara keras yang membuat telinganya berdengung, membuatnya menyadari bahwa yang sedang berbaris bukan hanya staff keamanan, tapi juga para staff lain yang berdiri rapi di kedua sisi pintu bagian dalam. Wajah mereka tampak cerah, seolah baru saja menerima gaji setelah tiga bulan tidak dibayar.Claudia menghela napas, mulai menapakkan kaki di karpet merah dan melangkah, melewati para staff

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Panggilan dari Kakek

    Claudia baru saja menutup laptopnya setelah menyelesaikan revisi terakhir sebuah proposal besar ketika ponselnya berdering. Ia melirik layar, keningnya mengernyit begitu melihat nama yang tertera. Opa Tersayang. Napasnya langsung terasa lebih berat. Sudah lama ia tidak berbicara dengan pria tua itu sejak keras kepala ingin menikahi Deon. Kakeknya sekarang mungkin akan mencecar dengan berbagai macam kata-kata setelah akhirnya Claudia kembali setelah beristirahat sejenak. Meski begitu, Cludia bersyukur kakeknya baru menelpon setelah satu bulan ia kembali. Dengan sedikit rasa cemas, Claudia menjawab panggilan itu. “Halo, Opa,” sapanya, mencoba terdengar santai meskipun hatinya sedikit berdebar. “Akhirnya kamu menjawab juga, Claudia!” Suuara tegas di seberang langsung menghentakkan telinga Claudia. “Apa kamu dan ayahmu sudah lupa siapa aku?! Aku sudah memanggil kalian berulang kali, tapi tak seorang pun dari kalian datang!” Claudia menghela napas, sedikit mengernyit mendenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Dua Garis

    Claudia duduk diam di kursi belakang mobil, memandang pemandangan yang berganti-ganti di luar jendela. Jalan menuju kediaman kakeknya cukup panjang dan berliku, melewati bukit-bukit hijau dan desa-desa kecil yang seolah terjebak di masa lalu. Shouki, pengawal pribadinya, duduk di kursi depan dengan ekspresi serius seperti biasanya, fokus mengawasi jalan di depan. Namun, pikiran Claudia tidak berada di tempat itu. Kepalanya penuh dengan berbagai hal—pekerjaan yang ia tinggalkan, pertemuan yang tidak diinginkannya dengan pria yang tidak ia kenal, dan sesuatu yang baru saja terpikirkan olehnya. Sudah berapa lama? Ia mengerutkan kening, menghitung dengan jari di pangkuannya. Lima minggu? Delapan? Perasaan tidak nyaman mulai menjalar di dadanya. Claudia berusaha mengingat, tapi kepalanya terasa kacau. 'Tidak mungkin … aku terlalu sibuk untuk memperhatikan. Tapi, apa mungkin?' Claudia menghela napas panjang, menatap punggung Shouki dengan ragu. “Sho,” panggilnya akhirnya. “Ya, Non

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Harapan Kosong

    Claudia berdiri di depan cermin kamarnya, memandangi bayangannya sendiri dengan tatapan yang sulit diartikan. Jemarinya secara refleks menyentuh perutnya yang masih rata, seolah berusaha merasakan kehadiran kehidupan baru di dalam sana. Perasaan cemas dan bahagia bercampur menjadi satu. Benih Malven. Pikirannya berputar ke arah pria itu lagi, namun Claudia cepat-cepat menggelengkan kepala, menyingkirkan bayangan yang hanya membuat dadanya semakin sesak. Setelah menarik napas panjang untuk menenangkan diri, Claudia melangkah keluar dari kamar. Beberapa pelayan sudah menunggunya di luar untuk mengantar ke ruang makan. Di sepanjang koridor yang panjang dan berlampu temaram, Claudia mencoba menguatkan hatinya. Ia tahu apa yang akan ia katakan malam ini bisa memicu kemarahan besar dari kakeknya, tapi ia tidak punya pilihan lain. Begitu tiba di ruang makan, Claudia melihat kakeknya sudah duduk di ujung meja panjang, menunggunya dengan wajah serius namun penuh wibawa. Meja makan sudah di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   The Best Propose

    Malven tidak langsung menjawab, hanya terus menggenggam tangan Claudia dan berjalan menuju pemeriksaan terakhir."Kenapa diam saja? Aku benar, kan?! Padahal sudah kubilang kalau akan ada foto prewedding, tapi kamu malah mengirim Arfa? Kamu mau Arfa yang memakai jas dan mengambil foto denganku? Kalau begitu sekalian saja nama yang tertulis di undangan adalah nama Arfa!"Selama Claudia mengomel, tanpa disadari mereka sudah memasuki pesawat dan Malven menuntun agar Claudia duduk lebih dulu.Wanita itu masih merengut, duduk di dekat jendela dan membiarkan Malven memasangkan seat belt untuknya. Tepat setelah Malven memasang seat belt untuk dirinya sendiri, terdengar pengumuman jika pesawat akan segera lepas landas. Claudia menoleh ke sekitar dan mengernyit saat tidak melihat penumpang lain. Ia juga baru menyadari jika mereka tidak berada di first class, melainkan business class. Tidak ada pramugari yang menyambut atau memberi arahan, semuanya tampak kosong seolah di dalam pesawat ini hany

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Skandal di Bandara

    "Apa kita akan kembali ke perusahaan, Nona?"Claudia mendongak dan menatap Shouki yang sedang menyetir di depan, menghela napas pelan sebelum mengangguk. "Kurasa ada baiknya untuk menyelesaikan pekerjaan saja."Shouki tidak langsung mengatakan sesuatu, membiarkan suasana hening menyelimuti sebelum menarik napas panjang. "Nona--maksudku Claudia, bukankah sebaiknya langsung datangi Tuan Malven saja? Jangan memikirkan sesuatu terlalu rumit, sebaiknya temui dan katakan jika dia telah membuatmu kesal karena tidak menepati janji."Claudia tertunduk, menatap kembali pada ponsel yang layarnya menyala, panggilan masuk dari Malven. Tadi Claudia langsung mematikan telepon setelah mengatakan jika ia sedang sangat sibuk, khawatir jika lebih lama mendengar suara Malven, amarahnya akan meledak.Akhir-akhir ini Claudia menyadari jika emosinya agak sulit dikendalikan. Detik-detik menuju pernikahan entah kenapa membuatnya ketakutan dan panik, padahal Claudia sendiri yang ingin menikah dan yakin jika l

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Persiapan Pernikahan

    Pernikahan Claudia dan Malven akhirnya disetujui oleh Regan, padahal pria itu belum tahu tentang kehamilan Claudia. Untungnya setelah Claudia mengatakan tentang kehamilan, Regan tidak menarik kembali restunya dan hanya menghela napas.Adhamar dan Devan bersikeras ingin mengurus persiapan pernikahan, meminta agar Claudia dan Malven menyiapkan diri juga fokus menyelesaikan pekerjaan sebelum mengambil cuti bulan madu. Pertemuan antar kedua keluarga langsung dilaksanakan dua hari setelah Regan memberi restu, dan begitu saja, tanggal pernikahan Claudia ditetapkan.Meski semua hal akan diurus oleh para kakek mereka, Claudia memutuskan untuk tetap memilih gaun pengantin dan desain undangan sendiri, termasuk foto prewedding. Sayangnya, Tabinta tidak mendesain gaun pengantin, jadi Claudia hanya memesan perhiasan darinya, untungnya ada produk baru yang belum dikeluarkan ke public hingga Claudia bisa memilikinya.Wanita itu juga menghubungi brand fashion D&C dan bersyukur saat ada beberapa gaun

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Calon Suami

    Selama menunggu Malven dan Regan bicara, Claudia menunggu di ruang keluarga. Sudah dua jam sejak Malven memasuki ruang kerja Regan, tapi hingga kini belum ada tanda-tanda akan keluar. Claudia menghela napas panjang, sedikit khawatir.Kalau saja ayahnya tidak melarang, Claudia pasti sudah menemani Malven saat ini. Tapi, Regan mengatakan jika itu adalah pembicaraan antar laki-laki, jadi Claudia dilarang ikut campur.“Berapa lama lagi ayah akan mengintrogasinya?” Claudia menarik napas pelan, matanya melirik pada jam yang tertera di ponsel. Awalnya Claudia tidak sendirian karena Raga menemaninya bermain, tapi anak itu akhirnya tertidur setelah hampir satu jam, jadi Claudia memindahkannya ke kamar dan kembali ke ruang keluarga untuk menunggu Malven.“Tapi, kenapa lama sekali?” Claudia kembali mengeluh sembari menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lampu gantung yang malam ini terlihat lebih jauh.Claudia sebenarnya merasa lelah dan perutnya sedikit kram. Mengingat perjalanan panjang yang

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Permintaan Raga

    “Raga, Kakak pulang!” Claudia berseru setelah memasuki ruang keluarga, membuat Raga dan Regan yang sedang menyusun puzzle besar, langsung menoleh bersamaan. “Iya, selama datang kembali, Kak.” Raga membalas sapaan Claudia sebelum kembali fokus pada mainannya.Claudia cemberut pada rendahnya antusias Raga. Apa anak itu tidak merindukannya?“Raga … Kakak bawa sesuatu lho,” ucap Claudia sembari mendekat dan menggoyangkan kresek putih di tangannya. Claudia sempat mampir ke mini market untuk membeli beberapa es krim dan camilan kesukaan Raga. Biasanya Raga akan sangat senang karena ia jarang diizinkan makan makanan instan seperti itu. Tapi … kenapa tidak ada reaksi berarti?Raga hanya menoleh sebentar dan mengatakan ‘oh ya’ sebelum kembali berusaha menyusun puzzle, sama sekali tidak menyadari wajah keruh Claudia. Wanita itu meletakkan barang bawaannya sebelum mendekati Raga dan langsung menusuk pipi anak itu menggunakan jari telunjuknya.“Apa ini … Raga mengabaikan Kakak?” Claudia mengelua

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mendapatkan Restu Ayah

    “Biar aku yang menghubungi Devan, kalian tinggal yakinkan anak nakal itu saja.” Adhamar berkata saat mengantarkan Claudia dan Malven ke halaman, keduanya akan meninggalkan kediaman Adhamar hari ini.“Tapi, kalau ayah masih tidak mau memberi restu bagaimana?” Claudia bertanya pelan, agak cemas.“Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas? Tentu saja kalian tidak akan bisa menikah. Meski aku masih tidak menyukai anak nakal itu, bukan berarti aku tidak mendengarkan pendapatnya. Berusahalah lebih giat, tapi aku yakin dia akan segera merestui. Dia bukan orang yang keras kepala.”Claudia menghela napas panjang. Anak nakal yang disebut kakeknya adalah Regan, meski Claudia tidak mengerti kenapa Adhamar selalu menyebut menantunya seperti itu.“Kalau begitu kami permisi dulu, Tuan Adhamar.” Malven mengangguk hormat, membukakan pintu mobil dan membiarkan Claudia masuk lebih dulu.Setelah memeluk kakeknya, Claudia langsung memasuki mobil dan segera disusul oleh Malven. Hari ini mereka akan kembali ha

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Membuat Kenangan Baru

    Setelah memberitahu pelayan tentang tujuan mereka, Claudia dan Malven menelusuri jalan setapak dengan pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Seperti yang Claudia katakan, hutan ini sangat rimbun dan terlihat seperti hutan sungguhan yang tidak terbatas luasnya.Meski begitu, Malven bisa melihat beberapa ranting dan daun bergoyang secara tidak wajar. “Apa di hutan ini ada ‘penunggu’ juga?” tanyanya sembari menatap lembut Claudia.Claudia yang tidak pernah melepas genggamannya dari Malven, mendongak dan tersenyum lebar. Sekarang ia mengerti apa maksud dari kata ‘penunggu hutan’ yang pernah Malven dan Arfa bicarakan. Orang-orang yang dilatih dan bekerja di bawah Adhamar, bertugas untuk menjaga keamanan tempat ini dengan memperhatikan siapa pun tamu yang datang.Tapi, meski Claudia bukan tamu asing, sejak kecil ia memang sudah dijaga diam-diam. Ada kalanya Claudia tersesat saat mengeksplor hutan dan salah satu penjaganya akan berpura-pura tidak sengaja lewat lalu membawa Claudia kembali ke

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bagian Dari Claudia

    Claudia memilih menunggu di ruang keluarga yang tidak jauh dari ruang kerja kakeknya, sedikit gugup dengan pembicaraan yang akan dilakukan Adhamar dan Malven. Bagaimana kalau kakeknya bersikeras tidak akan merestui seperti saat bersama Deon dulu?“Ah, harusnya aku tidak menurut begitu saja dan meninggalkan mereka.” Claudia bergumam sembari menggoyangkan kaki, tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.“Minum tehnya dulu, Nona. Apa perlu saya bawakan camilan lain? Atau Nona ingin makan?”Pertanyaan pelayan yang menghampiri sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan sepiring kukis, membuat Claudia menghela napas pendek. Benar, tidak ada yang akan berubah hanya karena ia bergumam sendirian di sini, jadi lebih baik mengisi perutnya dengan sesuatu yang hangat.“Terima kasih, tapi bisakah ganti tehnya dengan kopi? Aku ingin kopi hitam tanpa gula,” ucap Claudia saat menyadari bahwa perutnya mual mencium harum yang menguar dari teh. “Lalu, aku sedang tidak ingin kukis. Bawakan saja sesuatu

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Meminta Restu

    Sindiran tajam dan dengusan Adhamar membuat suasana ruangan itu hening. Tidak ada yang bisa membantah, baik Claudia maupun Malven tahu pasti apa yang Adhamar maksud.“Memang benar kalau saya jatuh cinta padanya, tapi saya tidak pernah mengatakan itu, dan dia pun sama. Kami saling mencintai, tapi tidak sempat menyatakan perasaan masing-masing. Saya sibuk dengan beberapa urusan, lalu Zheva yang kebetulan punya pekerjaan di sini dan mengkhawatirkan kondisi saya, datang dan membuat hubungan kami berakhir dengan kesalahpahaman.”Malven menghela napas pelan. “Dia pergi meninggalkan saya tanpa sepatah kata. Saya membuatnya menangis patah hati, karena kekurangan saya dalam berkomunikasi membuatnya berpikir jika Zheva adalah wanita yang akan dijodohkan dengan saya. Satu bulan lalu, saya kehilangan arah karena wanita itu menghilang tiba-tiba.”Claudia menatap penuh perhatian pada Malven, berharap waktu yang akan mereka habiskan ke depannya akan menghapus sedikit demi sedikit rasa sakit karena k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status