Share

Bab 185. Bukan Mimpi

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Malam ini, Nadia merasa sangat gelisah dan dia tak bisa tidur sama sekali meskipun beberapa kali mencoba untuk memejamkan matanya. Dia kembali membalikkan tubuhnya dan menghela nafas berat, "Kenapa aku jadi susah tidur begini?"

Dia bukan tipe orang yang suka begadang. Apalagi saat hamil seperti ini.

Biasanya dia akan langsung terlelap ketika masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya itu ke atas ranjang.

Tapi entah mengapa rasanya dia tak bisa tenang malam ini dan kantuk pun tak kunjung menyerangnya.

Gadis itu mendesah kesal dan kini berbalik menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan sesuatu setelah dia selesai makan malam bersama dengan Daniel.

"Ayah ... sebenarnya kenapa dia bisa berhubungan dengan Pak Bagaskoro?"

Jika dipikirkan 1000 kali pun rasanya aneh karena tak mungkin ayahnya itu tiba-tiba saja memiliki hubungan dengan seseorang seperti Bagaskoro.

Dia menggigit bibir bawahnya perlahan ketika sebuah pemikiran aneh dan mengerikan mulai muncul di dalam kepalanya. "Aya
Anggrek Bulan

Sudah update lagi ya, selamat membaca

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 186. Tak Menyesal

    "Minumlah, mumpung masih hangat." Daniel meletakkan dua cangkir teh dan duduk tepat di samping Nadia. Dia menatap gadis yang mengangguk pelan itu dan tersenyum tipis.Jantung Nadia sedari tadi tak berhenti berdetak kencang dan bahkan ketika pria itu duduk tepat di sampingnya, dia menjadi makin tak karuan.Dia meraih tehnya itu dan menggenggamnya. Perlahan rasa hangat mulai menyapu telapak tangannya. Tak pernah ada seseorang yang perhatian seperti ini selain Ratna. Terlebih lagi seorang lawan jenis yang memperhatikannya. Dia menyesap teh hangat itu dan kini mulai merasakan hal yang cukup menakjubkan. Matanya membulat sempurna dan segera memuji Daniel, "Teh-nya enak."Daniel yang mendapatkan pujian itu tampak menganggukkan kepalanya perlahan dan tersenyum tipis. "Syukurlah kalau kamu suka." Bersamaan dengan jawabannya itu, dia juga segera meminum tehnya. Tiba-tiba senyumannya itu menghilang dan keningnya berkerut karena sadar bahwa teks buatannya tak seenak yang biasanya disiapkan oleh

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 187. Bersyukur Bertemu Denganmu

    "Bohong kalau aku bilang awalnya terasa tak seperti terpaksa. Tapi aku nggak menyesal sama sekali. Aku malah merasa bersalah karena sudah menodaimu."Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang ketika mendengar itu dan dia menundukkan kepalanya.Namun Daniel dengan cepat langsung meraih tangan gadis itu dan meremasnya perlahan sambil berkata, "Aku serius ingin meminangmu. Kamu juga sudah tahu mengenai perasaanku, bukan?"Perlahan gadis itu mulai mengangkat kepalanya dan menatap lekat sosok pria yang duduk tepat di sampingnya. Dia juga yakin kalau semua yang dikatakan oleh Daniel adalah kebenaran dan pria itu tak mungkin mengingkari janjinya.Hanya saja terkadang perasaan bersalah muncul di dalam hati Nadia. Dia tak bisa menutup mata serta telinganya begitu saja."Aku tahu kalau kamu serius," lirihnya sambil tersenyum tipis dan menambahkan, "Aku harap kamu nggak akan menyesal nantinya karena memilih untuk bertanggung jawab."Daniel dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. Mana

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 188. Pertemuan

    "Keadaan pasien semakin membaik dan sekarang sudah boleh pulang ke rumah." Dokter yang baru saja selesai memeriksa Sean, segera memberikan kabar yang begitu menyenangkan kepada Hendrawan dan juga Martha.Wajah Martha seketika langsung berseri-seri ketika mendengar hal itu dan dia segera mendekati cucunya sambil berkata, "Akhirnya kamu bisa pulang juga, Sayang.""Iya, Oma! Sean juga udah nggak sabar buat ketemu Kak Nadia!" serunya girang.Selama berada di rumah sakit dia jadi jarang bertemu dengan Nadia dan tentu saja merasa terkurung karena tak diperbolehkan untuk keluar dari ruang rawat oleh ayahnya.Ketika mendengar bahwa dirinya sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumah, rasanya dia menemukan kembali kebahagiaannya."Tapi perlu saya ingatkan, keluarga pasien harus menjaganya dengan baik dan meminimalisir adanya kemungkinan bahwa sesuatu yang bisa membangkitkan rasa traumanya ada di sekitarnya."Hendrawan menganggukan kepalanya dengan patuh karena dia tahu dengan jelas maksud dari p

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 189. Benci Seumur Hidup

    "Ayah saya dan Ayah Monica ternyata sempat bertemu."Mata Hendrawan dan Martha seketika langsung membulat dengan sempurna ketika mendengar hal itu. "Apa? Apa kamu serius Nadia?" Martha menatap lekat gadis yang duduk di sampingnya itu seolah-olah dia tak percaya sama sekali dengan perkataannya tadi.Namun Nadia tak menyangkalnya sama sekali dan gadis itu menganggukkan kepalanya."Itu benar, Tante. Nadia juga tahu hal ini semalam dari Daniel."Wajah kedua orang tua itu seketika langsung dipenuhi dengan kekhawatiran karena mereka tahu ini bukanlah kebetulan semata.Walaupun sempat berbesan dengan Bagaskoro, mereka berdua tak memiliki hubungan yang baik dengan pria itu.Bahkan Hendrawan sejak awal sudah bisa menebak kalau pria itulah yang telah merencanakan tentang hubungan antara Daniel dan Monica.Martha menghela nafas berat dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia sudah tahu mengenai sosok ayah kandung Nadia dari Daniel. Ketika mengingat hubungan buruk antara Nadia dan ayahnya itu, Mart

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 190. Masih Trauma

    "Papa dan Mama akan bawa pulang Sean. Kebetulan Nadia juga ada disini."Daniel menganggukkan kepalanya perlahan ketika mendengar perkataan ayahnya dari ujung telepon sana. "Syukurlah. Daniel akan pulang lebih awal nanti.""Nggak masalah, selesaikan aja dulu semuanya." Hendrawan juga tahu dengan jelas bahwa saat ini putranya sedang sibuk untuk menyelesaikan berbagai masalah mengenai Monica. Dia tak ingin membuat putranya itu terburu-buru untuk kembali ke rumah. Pria itu menghela nafas perlahan dan melirik ke arah sang cucu yang saat ini tengah bercanda ria dengan Nadia. Dia tersenyum tipis dan menambahkan, "Ada Papa dan Mama. Sean sama Nadia juga lagi main. Kamu nggak perlu khawatir."Daniel menarik ujung bibirnya tipis ketika mendengar hal itu. Untunglah putranya telah sehat kembali dan saat ini sudah bisa pulang ke rumah.Pagi tadi dia tak mampir ke rumah sakit karena harus menyelesaikan berbagai masalah di perusahaannya setelah disibukkan oleh acara konferensi pers.Sekarang adalah

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 191. Kebencian yang Mendalam

    "Nona Monica, silahkan ikut saya. Ada seseorang yang ingin Bertemu dengan Anda."Monica mengangkat wajahnya ketika melihat sipir penjara kini mulai membuka gembok sel. Dia terlihat mengerutkan keningnya sambil berjalan mendekat dan bertanya-tanya dalam hati, 'Siapa yang datang untuk menemuiku?'Setelah dia keluar dari sel, sipir penjara menuntunnya untuk pergi ke ruang pertemuan. Ketika masuk ke dalam ruangan itu matanya seketika langsung membulat dengan sempurna ketika melihat sosok sang ayah. "Ayah?!" pekiknya tak percaya karena selama dua hari lamanya pria itu tak datang sama sekali ke penjara dan dia sampai merasa telah ditinggalkan. "Kenapa Ayah baru datang ke sini?"Bagaskoro menatap putrinya itu dengan pandangan acuh tak acuh dan segera memerintahkannya untuk duduk. Tanpa banyak bicara lagi, Monica segera duduk tepat di hadapan sang ayah.Bagaskoro tampak melirik ke arah sipir penjara yang kini telah keluar dan saat itulah dia berbalik menatap putrinya itu dengan tajam. "Apa kam

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 192. Menjalin Kerjasama

    "Kalau begitu, Ayah akan membantumu."Seketika Monica langsung menoleh dan menatap ayahnya itu dengan pandangan dipenuhi keterkejutan. "A-ayah serius?" tanyanya tak percaya sambil mendekatkan tubuhnya kembali ke meja dan menambahkan, "Ini bukan omong kosong semata, kan?"Bagaskoro menggeleng perlahan sambil menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyuman sinis. "Tapi kamu harus berjanji untuk memastikan rencana kali ini berjalan dengan lancar karena kita hanya bisa bergantung dengan keberhasilannya saja sebelum perusahaan benar-benar bangkrut."Dia telah merencanakan berbagai hal dan sangat yakin kalau putrinya itu pasti bisa mewujudkannya jika berhasil.Apalagi rencananya dia memang berniat untuk bekerjasama dengan Handoko.Keringat dingin perlahan mulai membasahi pelipis Monica. Dia tahu kalau ini bukan hanya kesempatan namun juga peringatan.Memang benar kalau ayahnya itu tak mungkin memberikan sesuatu yang menguntungkan secara cuma-cuma. Dia harus berhati-hati dan melakukan semuan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 193. Kangen

    "Semua perbuatan kamu pada Sean, sulit untuk dimaafkan."Degh!Perkataan Bagaskoro kembali membuat putrinya itu langsung diam seribu bahasa. Monica sendiri merasa sangat tertampar. Dia tak menyangka akan mendengar pendapat ayahnya secara langsung."Ayah nggak akan menyalahkan kamu. Toh, sedari awal kamu juga nggak mau punya anak." Pria itu bicara dengan santai, seolah semua kalimatnya itu tak mengandung hinaan. Dia tahu jelas watak asli Monica, wanita itu tak pernah mau membuat tubuhnya harus rusak karena hamil dan melahirkan. "Beruntung kamu dapat kompensasi yang sepadan. Coba kalau nggak? Ayah yang merasa paling rugi karena kamu nggak bisa menghasilkan keuntungan lagi."Darah di dalam hati wanita itu terasa mendidih. Apa ayahnya ini tak bisa menyaring kata-katanya sebelum bicara?Padahal selama ini dia selalu mencoba untuk jadi yang terbaik. Meskipun sampai harus mengorbankan keinginannya sendiri. Tapi apa ini?Rasanya dia sangat marah dan ingin sekali mengelak, tapi percuma saja kar

Bab terbaru

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

DMCA.com Protection Status