Alexander yang mengenakan baju tidur dan telanjang dada itu, baru saja selesai mandi. Pria itu sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil berjalan menuju tempat tidur. Alex terlihat sangat tenang, tak terlihat rasa bersalah dari wajahnya karena sudah memasuki kamar pengantin sang ayah dan istri baru.
“Mau ketemu istri, Na. Apa aku tidak boleh bertemu istriku?”
“Istri? Siapa istrimu?” tanya Anna heran. Sekarang, Anna benar-benar berada di sudut tempat tidur dengan terbungkus selimut.
“Kamu istriku, Na. Bukan istri ayah,” jawab Alex tenang. Pria itu sudah duduk di tempat tidur, agak jauh dari Anna. Ia tahu Anna pasti takut padanya.
“Aku akan jelaskan sekarang. Tapi kau benar-benar harus janji untuk tidak berteriak.”
Anna masih diam, dia hanya mengangguk.
“Pertama, kamu harus percaya bahwa sihir itu ada.”
“Apa maksudmu Lex?”
Alex pun langsung mengusap wajahnya dari kanan ke kiri menggunakan tangan kanan. Anna terkejut dengan apa yang ada didepannya sekarang. Itu Chandra! Alex berubah menjadi Chandra.
Anna mengucek matanya berulang kali, ia tak percaya bahwa ia benar-benar melihat Chandra. Alex tersenyum, ia kembali mengusap wajahnya dan telah kembali ke wajah aslinya.
“Aku tahu kau pasti terkejut, makanya aku memintamu janji untuk tidak berteriak.”
“Bagaimana bisa aku tidak terkejut, Lex. Kau baru saja berubah wujud menjadi ayahmu, sesaat aku mengira bahwa aku mabuk. Tapi tidak mungkin! Aku sama sekali tidak menyentuh alkohol di meja,” kata Anna. Gadis itu benar-benar sedang berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Di dunia serba modern ini benar-benar ada sihir, sihir yang biasa hanya ia dengar dalam dongeng.
“Di dunia ini bukan hanya manusia yang hidup, Na. Ada bangsa-bangsa lain yang juga hidup, sihir pun benar-benar ada.”
Alex bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kulkas. Pria itu mengambil air mineral dan memberikannya ke Anna.
Anna meminum air yang diberikan Alex dan masih diam. Alex paham, Anna butuh sedikit waktu untuk menata pikirannya. Sambil menunggu, Alex berjalan ke meja rias untuk mengambil hair dryer. Pria itu mengeringkan rambutnya.
“Lex…” panggil Anna setelah Alex selesai mengeringkan rambut. Kemudian, Anna menepuk tempat tidur. Tanda bahwa ia meminta Alex untuk duduk dihadapannya. Anna pun mencubit tangannya kuat-kuat.
“Sakit... Berarti aku tidak bermimpi. Terus, kenapa kau menyamar jadi ayahmu dan menikahi aku?”
“Ayah memang berniat menjodohkan kita, Na. Ayah mau aku menikah denganmu.”
“Kenapa aku, Lex?”
“Jujur aku juga tak paham kenapa, Na. Tapi yang aku ketahui adalah kau salah satu dari kaum kami, bangsa laut.”
“Aku? Aku bangsa laut? Terus kau juga?”
“Ya, kau keturunan bangsa laut. Hanya saja, aku masih belum tahu kau dari klan mana.”
“Jika kau tidak tahu, bagaimana bisa kau yakin bahwa aku sama denganmu?”
“Aroma alami tubuhmu, Na. Aroma laut. Karena dari lahir kau sudah di darat, kau tak akan merasakan perbedaan. Untuk aku, anak yang lahir di laut, jika bertemu manusia, akan mencium aroma yang berbeda.”
“Tapi aku bagian dari keluarga Sanjaya, anak dari kakaknya. Mereka juga keturunan bangsa laut?”
“Bukan, Na. Mereka manusia biasa, bisa saja kau campuran antara manusia dan bangsa laut. Kakak Sanjaya manusia, sementara ayahmu bangsa laut.”
“Terus apa yang om Chandra inginkan dari perjodohan ini?”
Alex menggelengkan kepalanya, ia tak tahu apa tujuan ayahnya.
“Ayah meninggal sebelum aku bertanya lebih jauh, Na. Dia hanya berpesan agar kita menikah. Aku percaya bahwa ayah tidak mungkin membawaku pada musuh, jadi aku menerima pernikahan kita.”
“Maaf, Lex. Aku tak tahu jika om Chandra sudah meninggal.”
“Tidak apa, Na. Sekarang kau mau bagaimana? Sudah mengenalmu sejak kecil, aku tahu kau tak suka dipaksa. Aku akan membiarkanmu memilih mau melanjutkan ini dan menjadi bagian keluargaku, atau pergi.”
Anna diam, dia tak menyangka akan diberi kesempatan untuk memilih.
“Jika kau memilih tetap melanjutkan pernikahan ini, kau harus ikut aku ke kerajaan naga laut. Aku tak bisa tinggal disini, urusan disini akan ditangani Robert. Urusan di kerajaan jauh lebih penting.”
“Tunggu… Kerajaan naga laut? Apa maksudmu?”
“Aku pangeran klan naga laut, Na. Ayah adalah raja naga. Karena ayah telah tiada, aku sudah menjadi raja sekarang. Kami beraktivitas di dua dunia hanya untuk berjaga-jaga untuk serangan yang akan datang di kemudian hari. Agar kami dan warga lain masih memiliki tempat untuk berlindung,” jelas Alexander.
“Kepalaku pusing, rasanya aku terlalu banyak menerima informasi malam ini. Bolehkah aku memikirkan ini terlebih dahulu?"
“Tentu, Na. Tapi tolong jangan terlalu lama ya, karena aku harus segera kembali. Jika kau tak ingin melanjutkan pernikahan kita, aku ingin memintamu tetap mempertimbangkan untuk tetap disini dan membantu Robert. Kau gadis yang cerdas, Robert pasti akan terbantu. Serta, di dunia ini kita memang menikah, Na. Akan tetapi, pernikahan raja naga hanya akan diakui jika bersumpah di hadapan Dewa. Bisa dibilang, kau belum sah menjadi istriku sehingga kau masih punya pilihan.”
“Aku mengerti, Lex. Akan kupikirkan baik-baik. Tappiii… sekarang kita bagaimana? Aku tidak memiliki pakaian, asisten rumah tanggamu hanya memberiku satu pakaian ini.”
“Maksudmu apa, Na?”
Alex bingung dengan apa yang diucapkan gadis yang masih berlapiskan selimut itu. Tak lama, wajah Alex merah padam. Ia mulai mengerti apa maksud Anna. Asisten rumah tangga pasti memberinya pakaian khas malam pertama.
“Baju-bajumu sudah kuminta untuk disediakan, Na. Hanya saja, kudengar baru akan tiba besok pagi. Untuk sekarang, aku akan keluar agar kau dapat beristirahat dengan nyaman.”
Alex benar-benar salah tingkah dan langsung pergi keluar. Anna tersenyum, ternayata Alex masih saja pengertian seperti dulu.
Setelah Alex benar-benar pergi, Anna melepaskan selimut dari tubuhnya. Ia masih belum merasa bahwa semua ini nyata. Alex adalah raja naga dan dirinya juga bagian dari bangsa laut.
“Itu berarti aku layak berada di sisi Alex kan?” gumam Anna malu-malu.
Tak hanya Valencia, Anna juga menyukai Alex sejak dulu. Alex adalah pria yang paling dekat dengannya. Ia tumbuh bersama Alex dan melewati masa awal pubertas hanya dengan memandang pria itu. Diam-diam, ia senang sekali Alex tak menanggapi Valencia. Di sekolah, Anna sibuk belajar dan menjalankan bisnis Sanjaya.
Banyak laki-laki yang telah ia tolak karena mereka semua tak sebanding dengan Alex. Tampan, cerdas, lembut dan selalu sopan. Tipe pria yang sering muncul dalam drama Korea, lambang kesempurnaan. Anna dan Alex memang jarang bertemu karena Alex menetap di Singapura. Akan tetapi, Alex pasti akan berkunjung kerumahnya minimal satu hari dalam sebulan. Anna bahkan tak ingat kapan mulai terpikat pada pria itu. Meski bukan pandangan pertama, Alex adalah cinta pertama Anna, hingga saat ini pun tetap sama. Jarang bertemu dan komunikasi tak sedikitpun membuat Anna goyah.
Ketika mendengar bahwa dirinya harus menikah dengan Chandra, Anna sangat patah hati dan terpukul. Jika itu terjadi, Anna akan menjadi ibu tiri dari pria yang ia cintai. Penjelasan Alex tadi merupakan kenyataan yang sangat indah untuk didengar. Anna harap, saat ini ia tidak sedang bermimpi.
Tok..tok..tok..Anna yang baru tidur pukul 05:00 pagi itu dibangunkan oleh suara ketukan pintu.“Hmmm… siapa?” tanya Anna dengan suara yang masih serak.“Ini saya nyonya, saya datang membawakan nyonya baju. Terus tuan juga mengajak nyonya sarapan bersama,” ujar asisten rumah tangga yang Anna belum tahu namanya.“Ya sudah, masuk saja bi.”Wanita paruh baya itu pun masuk ke dalam kamar Anna dan membantunya berdiri. Anna dibawa ke kamar mandi dan dibiarkan untuk bersiap-siap sendiri. Menunggu Anna selesai mandi, wanita yang tak muda lagi itu merapikan tempat tidur dan menyiapkan keperluan Anna seperti sisir, jepit rambut, aksesoris, skincare dan alat make-up.“Ohh iya bi, saya belum tahu nama bibi kemarin,” kata Anna yang baru saja selesai mandi. Pakaian gadis itu sudah berganti dan dengan santai mengeringkan rambut menggunakan handuk.“Saya Sri, nyonya. Panggil saja mbak Sri, biasanya tuan panggil saya begitu.”Anna hanya tersenyum.“Iya mbak Sri, terima kasih ya sudah siapkan keperluan
Pagi ini, Anna, Alex dan Robert sudah bersiap untuk berangkat menuju kerajaan naga laut. Seperti yang sudah Alex sampaikan, begitu tiba, mereka akan langsung merias diri dan bersumpah setia di hadapan Dewi Exi. Berdasarkan penjelasan Alex, Dewi Exi adalah Dewi yang memberkati dan menjaga bangsa naga laut.Begitu sampai, Anna takjub dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Persis seperti istana fantasi yang tergambar dalam cerita fiksi. Rumah luas dengan interior klasik, banyak ruang serta banyak pelayan yang menyambut kedatangan mereka. Kastil ini masih di darat, pinggir pantai lebih tepatnya. Sebelumnya, Anna berpikir bahwa kerajaan naga laut ini akan berada jauh di dalam laut. Anna yang heran pusing iseng bertanya pada Alex."Karena tempat tinggalmu di darat, apa itu berarti kau tak bisa bernafas dalam air?" bisik Anna."Pertanyaan macam apa itu, tentu aku bisa."“Selamat datang Yang Mulia…” ucap para dayang dan pelayan serempak, membuat Anna tak lagi melanjutkan pecakapannya deng
Anna merasa haus. Akan tetapi, badannya juga tidak mengizinkan Anna beranjak dari tempat tidur. Kasur ini seolah memiliki magnet, Anna benar-benar di posisi yang sangat nyaman dengan bantal guling dalam pelukannya. Meski fisiknya nyaman dan tenang, suasana hati Anna seperti petasan yang meledak-ledak. Ia terus terngiang-ngiang sentuhan bibir Alex yang lembut. Anna benar-benar ingin berteriak sekarang juga, ia senang sekaligus gugup, bagaimana ia harus bersikap di depan Alex.Usai pemberkatan pernikahan dan penobatan, mereka mengadakan perjamuan untuk para rakyat dan baru saja selesai sekitar setengah jam lalu. Sekarang, waktu sudah menunjukkan pukul 23:00. Sepanjang perjamuan, mereka berdua tak memiliki kesempatan untuk berbincang. Para pekerja istana dan rakyat selalu mengajak mereka untuk berinteraksi nyaris tanpa henti. Meski lelah, Anna bahagia pernikahannya mendapat berkat dari banyak orang. Ia tak berhenti untuk tersenyum.“Lex, boleh minta tolong ambilkan air putih?” tanya Anna
Alex diam, ia tak menanggapi kalimat Anna. Alex menduga istrinya sedang manja dan ingin mendengar kalimat-kalimat gombal. Jika kondisi Anna diterjemahkan ke dalam bahasa anak-anak kekinian Jakarta, tipe bahasa cinta atau yang lebih dikenal sebagai ‘love languange’ Anna adalah ‘Words of Affirmation’. Alex merasa bahwa ia tak perlu lagi mengulanginya. Sebelum menikah, ia sudah mengutarakan bahwa tak ingin Anna berada dalam bahaya sehingga bersedia ditolak. Alexander tetap berpendirian bahwa 'bertindak' adalah bukti cinta yang sempurna, ia tak suka jika harus banyak bicara, terutama mengulang kalimat yang sudah pernah ia katakan.Alex pun hanya membenamkan kepalanya di pundak Anna dalam keadaan masih menindih istrinya. Tak hanya itu, Alex juga meletakkan tangan Anna dikepalanya untuk diusap-usap. Melihat tingkah manja suaminya, pipi Anna seketika membentuk gelembung tanda merajuk.“Karena kau tak menjawab pertanyaanku, aku tak mengizinkanmu untuk mencium dan melakukan hubungan suami-istr
“Iii…ini… benar bayi Yang Mulia,” ucap seorang wanita paruh baya ketakutan berhadapan dengan Alex. Mendengar kabar mengejutkan tadi, Alex dan Anna langsung menuju tempat wanita yang Diego maksud berada. Di sinilah mereka, ruang kerja Alex. Ruangan luas serba coklat dengan satu meja, kursi dan dua sofa. Anna langsung menatap Alex sinis seolah meminta penjelasan apa maksud dari semua ini. Alex pun memegang tangan Anna, malangnya, langsung mendapat penolakan dari wanita itu. “Kau sudah siap menerima hukumanmu kan wanita tua?” tanya Alex tenang. “Aaa… Apa maksud Yang Mulia? Anak perempuan ini benar adalah darah daging Yang Mulia,” jawab wanita itu dengan tangan gemetar. Keringat dingin bahkan membanjiri wajah dan lehernya. Bayi yang tidur tentram di pelukan wanita itu pun ikut terguncang. “Dia bukan anakku. Aku tak pernah berhubungan dengan wanita selain istriku. Jelas sekali kau berbohong. Sekarang ceritakan padaku yang sebenarnya. Siapa bayi ini dan mengapa kau menyebutnya sebagai
Di tempat tidur, Anna terlihat sedang tidur pulas. Alex hanya ingin memandang istrinya dan berniat tidur di ruangan lain hari ini. Alex khawatir Anna masih belum siap bertemu dengannya.“Mengapa kau hanya diam di sana seperti orang bodoh?” tanya Anna.Anna yang semula berbaring dengan posisi miring, beranjak untuk duduk. Di tengah cahaya malam yang masuk ke kamar melalui jendela besar kamar mereka, Anna duduk di tempat tidur dengan selimut menutupi kakinya. Wajahnya pun terlihat lelah.“Kau berantakan sekali, mandilah dulu. Setelah itu, baru kita bicara,” kata Anna memandang suaminya yang masih berdiri di depan pintu.“Aku mandi dulu,” jawab Alex pelan dan melangkah keluar kamar.Begitu suara langkah kaki Alex menjauh, rasa tegang Anna baru menghilang. Anna masih sangat takut dengan kejadian tadi siang.Anna sudah sering melihat para pria dan wanita muda berhalusinasi akibat pengaruh narkoba hingga overdosis. Tak berhenti di sana, Anna juga sering berinteraksi dengan rentenir, preman,
“Masih belum diketahui secara pasti apa penyebabnya. Suatu hari, bangsa duyung mulai menawarkan kerja sama untuk menghancurkan dunia manusia pada ketiga kerajaan lainnya. Akan tetapi, semua itu ditolak karena bertentangan dengan keinginan para dewa-dewi pencipta. Sehari setelah penawaran kerja sama berlangsung, titah dewa turun pada orang terpilih di masing-masing kerajaan. Semua isinya sama, tak boleh memulai perang untuk menghancurkan manusia,” jelas Theo panjang lebar. Pria itu kini sudah berdiri di samping Julie, tepatnya di samping kanan depan kursi Anna. “Hanya dengan penawaran kerja sama, mengapa mereka harus dijadikan musuh?” tanya Anna dengan kedua alis yang sudah berkerut. Theo dan Julie menghembuskan nafas kasar bersamaan, sementara Diego hanya bergeming. Anna tentu kebingungan melihat tingkah mereka. “Setelah penawaran ditolak, mereka menyerang semua kerajaan. Mereka tak begitu kuat dulu. Akan tetapi, mereka berhasil mencuri buku sihir terlarang d
“Masih belum menghasilkan apapun. Satu-satunya hal yang kuketahui hanya pelaku yang merupakan duyung muda, selain itu tak ada lagi. Hal yang bisa kita lakukan sekarang adalah memperketat penjagaan sambil terus berusaha,” jawab Alex. Ia benar-benar terlihat lelah. “Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu,” kata Anna sambil mengemasi buku dan alat tulisnya yang juga dibantu oleh Julie. Masih saja dengan wajah cantik yang datar tanpa ekspresi. Melihat itu, Alex benar-benar frustasi. Alex sangat bingung bagaimana cara agar Anna tak meragukannya. Rasanya Anna tak akan mempercayainya hingga semua fakta terungkap. Akan tetapi, berapa lama baru akan terungkap? Ia merindukan senyum istrinya itu setengah mati. Berapa lama ini, Anna sengaja menghindar. Jika bertemu secara kebetulan, Anna juga tak tersenyum dan hanya lewat saja. Anna yang baru saja keluar dari ruang kerja Alex menghembuskan nafas kasar. Dia masih kurang nyaman untuk berte
Abigail menutup mata dan setengah meringkuk bersiap menerima pukulan Steven."Habislah aku," batin Abigail. Jari tangan Abigail juga sudah menutupi wajahnya.Akan tetapi, Steven masih tetap diam di kursi dan menunggu lanjutan dari penjelasan Abigail."Anda adalah pemilik energi sihir dan kemampuan bertarung yang paling kuat di kerajaan ini, Yang Mulia. Jika anda tertangkap, tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan anggota keluarga kerajaan. Terutama raja naga, ia pasti akan berusaha keras mendapatkan darah istrinya kembali," lanjut Abigail.Abigail bahkan meringkuk lebih kencang dari sebelumnya.Namun, Steven masih hening. Mempersilahkan Abigail tetap melanjutkan ucapannya."Mereka bisa mencari dan menggeledah setiap sudut wilayah kita dengan mudah, tak ada serangan yang bisa membuat mereka gentar karena anda sudah ada di tangan mereka, Yang Mulia. Terlebih, sedikit lagi sisa darah ratu naga akan berhasil diekstraksi sepenuhnya. Yang M
Warning 18+Terdapat umpatan dan penjabaran hal-hal vulgar. Dimohon kebijaksanaan dari para pembaca.***"Buah dadanya yang besar itu berhasil kuhisap dan kugigit. Pent*l merah muda yang menggoda itu sudah kunikmati berkali-kali sepanjang malam.""V*gina yang mulus tanpa celah itu menjepit kejantananku dengan kencang. Apa kau bisa membayangkan kenikmatan yang aku rasakan itu?"Mendengar itu, Alex benar-benar panas. Darahnya serasa mendidih."Kubunuh kau... Kubunuh kau... Kubunuh kau..." gumam Alex geram.Wajah istrinya yang bercumbu dengan Steven terbayang dengan jelas.---"Apa dia tidak jijik harus bercumbu dengan pria yang tidak ia cintai? Dia menikah dengan pria tua itu dan mencampakkan pacarnya demi uang. Menjijikan sekali membayangkan tubuhku disentuh orang yang tak kusuka," komentar Anna saat menonton film vulgar bersama Alex."Apa yang akan kau lakukan jika berada di posis
"Sakiitttt!!!" teriak Anna.Ia menggenggam tangan Steven dengan kuat. Anna yang tidak sadar tengah mengeluarkan sihir itu berhasil membuat tangan Steven terbakar hingga ke tulang."Haaahhh... haaaahhh... Aaarrggghhhh..." teriak Steven kesakitan."Hu..hu...hu... hiksss... hiksss... hiksss..."Tangisan Anna pecah. Anna tidak menyangka akan melihat pamandangan yang cukup menyedihkan. Tangan Steven terbakar hingga meleleh. Kini siapapun bisa melihat tulang tangan pria itu."Wanita bangsat!!!" teriak Steven lagi.Pria itu bahkan menampar Anna. Dengan berlinang air mata, Anna berlari untuk sedikit menjauh.Anna yang sedang ketakutan itu langsung menyerang Steven beserta prajurit yang mengejarnya dengan sihir.AARRRGGHHHHH!! AARRRRGGGGHHHH!!Semua orang terluka.Anna yang panik langsung lanjut berlari tanpa menoleh ke belakang.Akan tetapi, lagi-lagi ia tertangkap oleh Steven.Steven langsung menampar
Alex menjelaskan bahwa ia akan membawa beberapa penyihir portal dengannya agar dapat kabur kapan saja saat situasi sudah tidak menguntungkan.Para penyihir portal hanya bertugas untuk bersembunyi sebaik mungkin dan mengamati keadaan. Saat keadaan tidak menguntungkan, mereka akan memberi tanda jika portal pelarian sudah siap."Firasatku tentang ini tidaklah buruk. Akan tetapi, entah mengapa terasa menakutkan," ucap Noah.Noah merasa lebih tenang usai mendengar rencana Alex. Hanya saja, Noah merasa akan ada hal yang membuatnya sedih.Perasaan ini persis saat mendapati kenyataan wanita yang ia cintai meninggal."Tanpa darah Anna, mereka sudah sekuat ini. Kemajuan mereka akan sangat pesat dengan adanya darah anggota keluarga kerajaan. Kita harus menyiapkan diri untuk segala kemungkinan buruk yang ada," ucap Alex.Alexander mengira Noah takut dengan kekuatan para duyung. Noah sendiri tidak ingin memberitahu bahwa dirinya memiliki firasat baik ten
"Tolongg!! Tolong!! TOLOOONNGGGG!!! TOLOOOONNNGGGGGG!!!"Sekencang apapun Anna berteriak, tidak ada siapapun yang masuk ke dalam.Sekali lagi, Anna harus menanggung satu hal memalukan lagi di hidupnya. Ia harus buang air besar berkali-kali di dalam sana hingga tubuhnya lemas.Anna terus buang air hingga waktu kunjungan Steven dan Abigail datang.Saat Steven membuka pintu, bau tidak sedap langsung menusuk ke hidungnya."Ewwwwhhhh!! Apa ini?!!" teriak Steven.Abigail yang merasa jijik itu pun langsung berteriak, "Apa kau buang air di sini?"Anna yang tubuhnya sudah dipenuhi keringat dingin itu mendelik kesal. Akan tetapi, melihat Steven yang langsung waspada padanya itu membuat Anna langsung pura-pura seperti orang bodoh dan berbicara seadanya."Sakit... perut... sakit...." ucap Anna lirih.Anna berusaha sebaik mungkin untuk memainkan peran orang sakit nan lemah. Ia harus benar-benar terlihat tidak berdaya agar Steven dan
Steven membawa Cynthia ke hotel tempatnya menginap. Membaringkan kakaknya perlahan dan perlahan membasuh tubuh Cynthia. Steven membersihkan tubuh kakaknya dengan berlinang air mata.Orang tua mereka yang sudah terikat sihir hitam memang sudah tidak terlihat jelas bentuk wajahnya. Akan tetapi, Cynthia yang lebih menyukai perdamaian memilih untuk tidak mengikuti jejak raja dan ratu duyung.Baginya, tidak ada hal baik yang terlihat dari kedua orang tuanya saat terikat dengan sihir hitam. Tubuh kesakitan, suram dan penuh hawa negatif di setiap detik kehidupan mereka. Perang demi perang membunuh setiap kehidupan yang tidak bersalah.Wanita dengan senyum secerah matahari itu kini terbaring lemah. Infeksi dari luka yang tidak pernah dirawat itu menggerogoti tubuhnya.Kini sudah tidak ada lagi mata berbinar yang biasa Steven kagumi."Aku... aku akan memanggil dokter ke sini segera... hiks... hikss... hiksss..."Keran air mata Steven benar-bena
Tepat seperti dugaan Steven, pria itu adalah Axton, kakak iparnya.Axton yang mengenali Steven pun hanya tersenyum tipis dan lanjut mencambuk Cynthia."Steven... Bagaimana kau bisa mengetahui tempat ini?" ucap Cynthia lirih."Berhenti kau bajingan!!" teriak Steven."AAAAAKKKKKKKK!!! AAAAKKKKKKKK!!!!"Axton mencambuk Cynthia makin kencang, "Siapa yang menyuruhmu berbicara? Diamlah! Satu-satunya hal yang boleh kau lakukan adalah menangis!""HENTIKAAAANNNNN!!" Steven kembali berteriak dan langsung berlari menuju panggung tempat Cynthia dicambuk."Tangkap dia!" perintah Axton pada pengawal pribadi yang siaga tidak jauh darinya."Security.... security..." panggil seseorang."Security!!!" teriak seseorang menambahkan. Seketika, semua orang langsung memanggil petugas keamanan yang bertugas.Beberapa pria berbadan kekar langsung memasuki aula lelang dan berlari untuk menangkap Steven.Steven tidak peduli dengan ora
Steven yang kala itu masih berstatus sebagai pangeran belum mendapat tanda kutukan seperti sekarang. Kulit putih bersih, wajah khas pria Eropa dengan mata biru yang persis seperti lautan itu itu sukses membuat Abigail tenggelam di dalamnya.Sejak saat itu, Abigail mengetahui bahwa Steven akan menghabiskan beberapa jam untuk membaca di taman saat sore hari. Wanita itu selalu datang untuk melihat Steven hanya untuk mendapatkan senyum sang pangeran.Pemandangan Steven yang memegang buku dengan senyum lebar di wajahnya itu membuat Abigail salah tingkah. Jantungnya berdebar kencang, wanita itu juga tidak bisa menghentikan senyum di wajahnya.Akan tetapi, mengingat Steven memberinya titah untuk merawat luka Anna membuat lamunan Abigail terpecah. Anna benar-benar merusak hari dan juga mimpinya."Akan lebih baik jika wanita itu mati, mengapa dia tidak langsung mati saja," gumam Abigail.Abigail meraih kotak obat dan berjalan malas ke ruang bawah tanah.Ruang bawah tanah ini tetap menjijikan s
"Sampai mati pun suamiku hanya Alex. Aku lebih baik mati daripada harus bersama orang sepertimu!!" teriak Anna lagi.Anna bahkan bingung dari mana ia mendapat kekuatan untuk berteriak di tengah kekacauan yang terjadi padanya ini. Namun, setiap kata yang keluar dari mulut bajingan ini membuat Anna naik pitam."HAHAHAHAHAHAHA...""HAHAHAHA!!""HAHAHAHAHAHAHA.."Tawa Steven yang keras membuat ruangan lembab ini bergema. Mendengar tawa pria itu membuat kemarahan Anna kian memuncak."Aku akan membuatmu memohon-mohon kepadaku, wanita jalang."Steven menghentikan kalimatnya dan melirik kaki Anna. Pria itu tersenyum meledek."Asal kau tahu saja, rantai yang melingkar di tangan dan kakimu ini adalah rantai anti sihir. Kau..."Steven mulai meraih dagu Anna."Tidak akan bisa mengeluarkan sihir. Dengan kata lain, kau tidak akan bisa kabur dari sini," lanjut Steven.Steven tersenyum dengan mata melebar. Anna yang sudah menatap pria itu jijik memalingkan wajahnya hingga dagunya terlepas dari Steven.