“Masih belum diketahui secara pasti apa penyebabnya. Suatu hari, bangsa duyung mulai menawarkan kerja sama untuk menghancurkan dunia manusia pada ketiga kerajaan lainnya. Akan tetapi, semua itu ditolak karena bertentangan dengan keinginan para dewa-dewi pencipta. Sehari setelah penawaran kerja sama berlangsung, titah dewa turun pada orang terpilih di masing-masing kerajaan. Semua isinya sama, tak boleh memulai perang untuk menghancurkan manusia,” jelas Theo panjang lebar. Pria itu kini sudah berdiri di samping Julie, tepatnya di samping kanan depan kursi Anna.
“Hanya dengan penawaran kerja sama, mengapa mereka harus dijadikan musuh?” tanya Anna dengan kedua alis yang sudah berkerut.
Theo dan Julie menghembuskan nafas kasar bersamaan, sementara Diego hanya bergeming. Anna tentu kebingungan melihat tingkah mereka.
“Setelah penawaran ditolak, mereka menyerang semua kerajaan. Mereka tak begitu kuat dulu. Akan tetapi, mereka berhasil mencuri buku sihir terlarang d
“Masih belum menghasilkan apapun. Satu-satunya hal yang kuketahui hanya pelaku yang merupakan duyung muda, selain itu tak ada lagi. Hal yang bisa kita lakukan sekarang adalah memperketat penjagaan sambil terus berusaha,” jawab Alex. Ia benar-benar terlihat lelah. “Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu,” kata Anna sambil mengemasi buku dan alat tulisnya yang juga dibantu oleh Julie. Masih saja dengan wajah cantik yang datar tanpa ekspresi. Melihat itu, Alex benar-benar frustasi. Alex sangat bingung bagaimana cara agar Anna tak meragukannya. Rasanya Anna tak akan mempercayainya hingga semua fakta terungkap. Akan tetapi, berapa lama baru akan terungkap? Ia merindukan senyum istrinya itu setengah mati. Berapa lama ini, Anna sengaja menghindar. Jika bertemu secara kebetulan, Anna juga tak tersenyum dan hanya lewat saja. Anna yang baru saja keluar dari ruang kerja Alex menghembuskan nafas kasar. Dia masih kurang nyaman untuk berte
“Jika berkenan, apa Duchess bersedia memberitahu rumor apa saja yang beredar tentangku?” tanya Anna hati-hati. Duchess Herta tersenyum. Ia bercerita bahwa di pesta-pesta teh para nyonya dan nona bangsawan, Anna masih menjadi topik hangat. Dimulai dari kisah Alex yang sehari-hari selalu ditakuti wanita karena selalu berekspresi tegas dan tidak peduli ketika ada wanita yang sengaja mendekat.“Benarkah suamiku seperti itu?” tanya Anna heran.“Tentu saja Yang Mulia. Yang Mulia Raja memang selalu menjaga etika terhadap wanita, tapi benar hanya sebatas itu saja. Yang Mulia Raja berdansa seperlunya dan juga tak terlihat melakukan pembicaraan pribadi dengan wanita manapun. Wajahnya pun selalu datar,” oceh Duchess Herta.Melihat Anna yang masih tidak percaya, Duchess Herta pun tersenyum. Wanita dengan gaun merah muda polos dan cukup tipis itu tak berhenti memamerkan deretan giginya yang rapi, mirip bintang iklan pasta gigi. Duchess Her
“Aku tak ingin melepaskannya,” jawab Alex setengah merengek.“Aku ingin ke toilet, kau ingin aku buang air kecil di tempat tidur?” tanya Anna kesal. Anna benar-benar sudah tak tahan lagi.“Berjanjilah dulu kau akan tidur sambil memelukku saat kembali dari toilet.”“Aaaarrggghhh, baiklaaahhh… Aku akan memelukmu, sekarang lepaskan aku, oke?”Alex pun tersenyum dan melepaskan istrinya. Anna pun segera berlari sekencang mungkin menuju toilet.“Haahhhh, apa yang ada di pikiran Alex. Bisa-bisanya dia bertingkah seperti itu,” gumam Anna saat selesai buang air kecil.Anna yang sedang dalam perjalanan menuju ke kamar menjadi gugup. Apakah seharusnya mereka pisah kamar untuk sementara? Sesampainya di kamar, ternyata Alex sudah tidur.“Jika akan tidur sebelum aku kembali, untuk apa kau bersikeras memintaku untuk memelukmu?” batin Anna kesal.Anna naik ke
Anna yang melihat itu merasa aneh. Baru pertama kali mereka bertemu, mengapa ibu dan anak ini terlihat tak senang. Saat bekerja di perusahaan Sanjaya dulu, ia mendapatkan tatapan tidak menyenangkan karena dia masih sangat muda. Banyak yang meragukan kemampuannya. Sekarang ia tak dalam situasi itu. Sejauh yang ia ketahui, tugas seorang ratu berpusat dalam urusan rumah tangga istana. Untuk urusan diplomatik dan keputusan yang berhubugan langsung dengan rakyat, sepenuhnya berada di tangan Alex. Tak ada alasan untuk menganggapnya tidak kompeten. Anna merasa kompeten atau tidak kompeten, hanya Alex dan orang-orang dalam istana yang berhak menilai karena mereka yang merasakan dampaknya secara langsung.Rombongan kesatria diantar ke penginapan mereka oleh para pelayan. Sementara untuk Marquess, Marchioness dan kedua anak mereka diantar sendiri oleh Alex dan Anna. Sepanjang jalan, Anna makin merasa tidak nyaman. Jika mata mereka bisa mengeluarkan laser, mungkin saja punggung Anna sudah terluk
“Festival?” tanya Anna heran.“Betul Yang Mulia, kami izin untuk libur besok untuk mengikuti festival olahraga,” kata Julie pada Anna.Pagi ini Anna memulai harinya dengan membaca satu buku di perpustakaan. Saat sedang santai membaca buku, Diego dan Julie meminta izin untuk libur satu hari besok.“Itu festival seperti apa?” tanya Anna.“Festival olahraga adalah festival yang diadakan oleh rakyat setiap tahun Yang Mulia. Sesuai namanya, akan ada beberapa olahraga yang dijadikan lomba seperti estafet air, menyelam, adu pedang dan adu monster sihir,” jelas Diego.“Waahhhh, kalian mengikuti apa? Theo tidak turut serta dalam festival?” tanya Anna pada tiga orang yang tengah berdiri di depannya itu.“Saya estafet air Yang Mulia,” jawab Diego.“Saya menyelam,” jawab Julie.“Saya memang tidak ingin turut serta Yang Mulia,” jawab Diego.
“Waaaahhhhh…” ucap seorang kesatria pemula dan temannya yang sudah fokus pada Anna.Mereka berdua takjub melihat sang ratu. Anna mengeluarkan energi sihir berwarna emas yang sangat indah. Tak hanya mereka, Diego, Theodore dan Julie yang baru memasuki lapangan tak bisa berkata apa-apa.“Aaa… aaa... aku berhasil. Benarkah seperti ini?” tanya Anna yang sudah membuka mata. Dia terkejut melihat seluruh tubuhnya sudah dilapisi warna emas.“Benar Yang Mulia, anda berhasil,” ucap Theodore tersenyum.“Sekarang, coba anda fokus untuk berhenti mengalirkan energi sihirnya,” lanjut Theo.Anna pun coba fokus lagi untuk berhenti. Tak butuh waktu lama, energi sihir berwarna emas itu berhenti mengalir. Melihat warna emas yang sudah tak keluar, para kesatria yang lewat itu langsung buru-buru pergi.“Sekarang, tanpa bantuan saya, coba Yang Mulia latihan untuk mengeluarkan dan menghentikan alir
Alex yang penasaran langsung pergi menuju lapangan. Di sana, ternyata banyak kesatria yang menyaksikan Anna berlatih dengan Diego.“Mulaaaaiiii,” kata Julie memberi aba-aba.Diego dan Anna sama-sama mengeluarkan monster sihir mereka. Diego dengan naga coklat dan monster Anna persis seperti ilustrasi yang Theo berikan, ular berkepala lima. Dengan kekuatan sebesar itu, tentu saja Diego kalah telak.“Yeeaayyyy, aku menang lagi,” kata Anna dengan polos. Anna sama sekali tidak ada niatan untuk mengejek Diego. Anna selalu berpikir dia akan kalah karena dia pemula. Ketika menang, dia sangat senang.“Aku baru mengetahui ternyata istriku lumayan hebat untuk ukuran pemula,” kata Alex menghampiri istrinya.“Salam pada Yang Mulia Raja,” ucap semua orang yang ada di sana secara serempak.Alex pun mengangguk tanda salam sudah ia terima dan mereka bisa melanjutkan kegiatan masing-masing.“Suatu k
“Aaahhh benar juga, bukankah Marchioness Justin dan ratu Jasmine berteman akrab sejak dari akademi? Yang Mulia Alex juga sudah akrab dengan nona Daisy dari kecil,” ujar Marchioness Hanna Franken.Pertanyaan Marchioness Stevia Littern dan Hanna Franken itu berhasil membuat Anna sangat kesal. Siang ini, sudah banyak bangsawan yang datang sehingga Anna harus menyambut serta berkenalan dengan mereka.“Aaahhh, tidak sampai seperti itu. Memang benar kami bersahabat sejak masih di akademi, hanya saja memang untuk jodoh, kami serahkan pada anak kami masing-masing,” jawab Marchioness Justin sinis menoleh ke arah Anna.Anna benar-benar tak habis pikir dengan wanita itu. Terlihat sekali bahwa dia tidak bisa menerima yang menjadi pendamping Alex bukanlah anaknya. Sementara Daisy Justin hanya tersenyum dan sesekali memandang Anna seperti sesuatu yang menjijikan.“Benar seperti kata ibu, kami memang akrab dan sudah seperti kakak adik. Namu
"Akan saya laksanakan, Yang Mulia," jawab Dale.Dale terlihat seperti menunggu perintah selanjutnya."Akan sangat membantu jika bisa membuat senjata. Prajurit biasa tidak perlu menghadapi duyung secara langsung," batin Alex."Batu perekam terlebih dahulu. Saat kebutuhan batu perekam sudah terpenuhi, lanjutkan pembuatan senjata. Tak perlu terlalu dipaksa, namun berusahalah semaksimal mungkin.""Apa anda bermaksud menggunakan senjata agar tidak perlu berhadapan langsung dengan Steven?" tanya Dale hati-hati."Bukan aku, tapi para prajurit biasa. Prajurit biasa kita dan prajurit duyung biasa, kemampuannya kini sudah jelas berbeda. Dengan senjata, aku berharap korban jiwa dapat berkurang. Mereka juga punya keluarga yang menanti kepulangan mereka."Mendengar itu, semua yang ada di ruangan terdiam. Perang dan korban jiwa memang sudah tidak bisa dihindari.Satu hal yang mereka ketahui, Alex banyak meminta barang-barang yang ada di dunia manus
"Arabella... adalah keturunanku..."Amrita dan Margareth mulai berpikir bahwa rumor Alexander selingkuh hingga punya anak itu benar.Hanya saja, mereka tak berani bersuara. Benjamin yang dengan cepat menyadari kesalahpahaman itu langsung menginterupsi Alex."Yang Mulia, sepertinya anda mengatakan hal yang bisa membuat para dayang salah paham," ucap Benjamin sedikit tertawa.Alex mengernyitkan dahi, "Apa maksudmu, Benjamin?""Maksud Yang Mulia Raja, putri Arabella memang keturunan raja naga laut. Hanya saja, bukan dari Yang Mulia Raja, melainkan putri Elena," Benjamin memperjelas maksud ucapan Alex sebelumnya.Mendengar itu, Margareth dan Amrita tak bisa menahan ekspresi wajah mereka lagi.Bagaimana bisa putri Elena memiliki seorang anak?Alex baru paham yang Benjamin maksud, tapi ia tak punya banyak waktu sekarang."Aku tak punya cukup waktu untuk menjelaskan. Intinya kalian berdua harus menjaga Arabella. Arabella adalah
"Apa kita tidak bisa memindahkan arena perang? Bagi manusia, serangan kita cukup dahsyat. Saya tidak yakin bahwa kita bisa menghentikan pasukan duyung tanpa merusak bumi," ucap Benjamin.Kondisi Benjamin sekarang cukup berantakan. Rambut yang tidak terurus, ikat pinggang tidak sinkron, bahkan ia salah memakai kaos kaki. Kaki kiri dengan kaos kaki hitam, sementara kaki kanan dibiarkan tidak ada kaos kaki.Sejenak Alex berpikir apakah Benjamin sedang mencoba model fashion baru saat disambut tadi. Akan tetapi ia urungkan niatnya untuk berkomentar setelah melihat kantung mata Benjamin yang besar."Kita bisa menjebak Steven untuk masuk ke dalam portal. Isaac bisa memprovokasi para pasukan untuk ikut masuk ke dalam portal yang terhubung dengan dunia kita," usul Alex.Mendengar itu, Isaac tersenyum. Otaknya mulai memikirkan beragam strategi yang mungkin bisa dijalankan.Batu komunikasi yang Alex miliki bersinar terang. Sudah pasti Karl, Brent atau Jacob y
"Tadi.... Tadi aku mendengar suara kakakku lagi..." jawab Steven berusaha tenang. Semua itu terjadi begitu cepat hingga ia meragukan dirinya sendiri."Apakah aku sedang berhalusinasi?" pikir Steven.Steven berusaha mengatur nafas dan kemudian menceritakan mimpinya pada Abigail dan Spitz, kecuali bagian ia dihajar oleh kakaknya habis-habisan.Tidak lupa dengan suara petir yang baru saja ia dengar."Ini... Ini adalah buktinya," ucap Steven menunjukkan kedua tangannya yang sudah bersih dari tanda kutukan itu. Steven berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua yang ia alami bukan hanya mimpi belaka.Abigail dan Spitz tak bisa mengatakan raja mereka berkhayal, bukti yang ia tunjukkan sudah memperjelas semuanya.Mereka berdua masih berusaha untuk mencerna penjelasan Steven. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Sudah sejak lama kerajaan duyung mempelajari sihir hitam dan meneliti cara menyembuhkan efek kutukan.Namun tetap saja nihil
Alex merasa hatinya itu amat perih. Sembari tersenyum getir, ia menganggukkan kepalanya pelan.Pria itu pun mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, "Baiklah."Setelah berpamitan pada Noah, mereka bertiga berenang naik ke atas kolam.Kini hanya ada Noah dan Anna di kolam luas ini. Noah duduk bersila dan mengamati putrinya yang tertidur itu. Ia terus memandang Anna tanpa sekalipun mengedipkan mata."Aku... baru tahu kalau aku memiliki anak. Seorang anak perempuan cantik yang bahkan tidak mirip denganku, haha..."Noah tertawa getir."Namun jelas sekali Dewi ingin mempertemukan kita. Sulit sekali menemukan dua orang dengan tanda lahir sama. Kita... ditakdirkan untuk bertemu sebelum ajal menjemputku."Noah meraba tanda lahirnya dan tersenyum pedih."Aku pikir aku akan menghabiskan waktu yang membosankan di dalam mansion hingga akhir hayat. Mati dalam kesepian. Tak terhitung banyaknya aku menyerah akan hidupku. Namun, setiap aku men
"Apa kita bisa mulai pengobatannya hari ini?" tanya Alex pada Nancy.Alex terlihat tidak sabar. Dia bahkan sempat berpikir apapun akan ia setujui asal Anna bisa segera sembuh."Tentu bisa, Yang Mulia," ucap Nancy sembari mengangguk.Anna pun menoleh pada Alex dan Nancy bergantian, "Apa yang harus kulakukan?""Anda harus bersemedi di kolam selama tiga jam setiap hari dimulai hari ini. Setelah itu, saya akan memeriksa anda terlebih dahulu sebelum anda bisa mulai beraktivitas seperti biasa, Yang Mulia," jelas Nancy singkat.Nancy Graham setiap hari akan mengunjungi mansion Hillary melalui portal. Alexander sudah berkoordinasi dengan Benjamin tentang penugasan penyihir portal kerajaan mereka."Semedi? Aku harus duduk bersila dan memejamkan mata?" batin Anna.Terlihat raut bingung di wajah pucat Anna."Bersemedi? Semedi seperti apa yang anda maksud? Di atas air? Atau aku harus menenggelamkan diri di dalam air?" tanya Anna.An
Para hiu langsung menghilang dan Anna langsung terbangun."Uwwaaahhhhhhh...""Haaaahhh....""Haaaahhhhh...'"Haaahhhhhhhh..."Nafas Anna terengah-engah dan kondisi Anna masih buruk seperti biasanya."Mimpi apa aku tadi.." gumam Anna berusaha mencerna situasi.Anna mengatur nafas dan berusaha mengingat apa yang terjadi di dalam mimpinya itu. Ia bisa mengingat sedikit mimpinya itu, hanya saja kepalanya terasa sangat sakit setiap kali coba untuk mengingat."Aku benar-benar bisa ambruk jika terus seperti ini," gumam Anna lagi.Anna merasa ada yang aneh itu meraba dahinya."Handuk basah? Pantas saja dahiku berat. Kurasa tubuhku sedikit lebih baik dari sebelum tidur.""Meski masih tetap saja sakit, cih..."Anna melirik sebelah tempat tidurnya yang kosong. Ia meraba bantal dan ranjang sedikit lama.Dingin.Bibir Anna mengerucut, "Apa dia tidak tidur di sini?"Anna yang merasa kecewa lan
"Anda benar, Grand Duke. Saya akan memulai pengobatan tahap pertama dengan menenggelamkan Yang Mulia Ratu selama tiga jam. Di malam hari, kita akan memberi beliau handuk air seperti ini. Hanya saja, saya masih tak yakin dengan kutukan mimpi buruk ini. Setidaknya, saya harus membuat pikiran Yang Mulia Ratu tenang dulu dengan membuat beliau bisa dengan sadar membedakan mimpi dan kenyataan," jelas Nancy panjang lebar.Nancy Graham sangat khawatir dengan kutukan mimpi buruk Anna. Belum ada catatan yang menunjukkan cara sembuh dari kutukan ini sebelumnya.Meskipun air bisa menjadi obat, sampai kapan Anna harus tenggelam dalam air?Satu tahun? Tiga tahun? Apakah benar-benar bisa diobati? Ataukah Yang Mulia Ratu kalah dan mengambil nyawanya sendiri lebih dulu sebelum bisa sembuh?Banyak kemungkinan yang muncul dalam kepala Nancy."Meski mendapat hasil yang jauh lebih lambat, semua penyakit yang ada bangsa kita bisa disembuhkan dengan air. Mengapa aku bisa
"Selamat datang, kepala akademi," ucap Alexander menyambut Nancy.Sementara Nancy, Raymond dan Aslan langsung bungkuk untuk memberi hormat pada Alexander dan Noah."Hormat pada Yang Mulia Raja dan Grand Duke Hillary," ucap Nancy menundukkan kepalanya.Wanita itu sudah tidak bisa membungkuk seperti yang lain dikarenakan kondisi tubuhnya yang sudah tidak memungkinkan."Terima kasih sudah datang dan silahkan duduk," ucap Noah."Saya permisi Yang Mulia, Grand Duke," ucap Aslan pamit keluar.Alex hanya mengangguk dan mempersilahkan Nancy untuk duduk. Raymond sendiri langsung mengambil posisi berdiri di belakang Nancy.Nancy Graham memperhatikan dua pria yang sedang duduk di hadapannya ini."Meski jangka hidup bangsa kita cukup panjang, ternyata waktu cukup cepat berlalu," ucap Nancy.Bagi Nancy, Noah dan Alexander hanyalah dua pria muda nakal yang hobi membuat onar. Dua pembuat onar itu sudah menjadi resmi mengambil peran pen