“Istriku? Istriku berusaha mencelakaimu?”
“Iya, wanita itu berusaha mencelakaiku. Lihatlah aku sampai seperti ini,” jawab Daisy dengan mata berkaca-kaca.
“Daisy, kau…”
Belum sempat Anthony menyelesaikan ucapannya, Alex tertawa. Pria itu tertawa sangat kencang.
“Hahaha… Adduuhhh… HAHAHAHAHA… Lucu, kau sangat lucu. Lucu sekali. HAHAHAHA.”
Mendengar tawa Alex, situasi di ruangan itu berubah mencekam. Meski ada tawa serta cahaya yang masuk ke ruangan itu cukup, mereka semua merasakan ketakutan yang sangat jelas.
“Lucu sekali, bahkan air mataku sampai keluar,” ucap Alex usai berhenti tertawa.
“Daisy Justin,” panggil Alex pada Daisy.
Alex berjalan menuju lebih dekat dengan wanita itu.
“Apa otakmu sudah menjadi rusak saat kau tak sadarkan diri? Apa kau pikir aku tidak menyaksikan pertandinganmu? Kau! Kau adalah orang yang b
“Haiiissshhh, kau benar. Baik Chandra, kita, ataupun bangsa gurita tahu betul tidak akan ada hal baik yang menanti jika kita tidak menjaga keseimbangan lautan,” ucap Karl kesal.“Lanjutkanlah penyelidikanmu.”“Baik, Yang Mulia,” jawab Fred.Pria itu pun meninggalkan ruangan Karl, menyisakan sakit kepala tak berujung.“Aku akan pergi menuju kediaman Noah,” gumam Karl setelah menghabiskan waktu satu jam untuk diam dan berpikir.***“Ammmpuuunn!! Saya mohon ampuni sayaaaaa!!!” teriak seorang wanita dari ruang bawah tanah.‘Cttasssssss! Cttaassssss!! Ctttassssss!!!’Hanya suara cambuk yang menjawab teriakan wanita malang itu.“Saya mohooonnnn, ampuni sayaaaa!! Saya mohooonnn!! Hikkssss… hikssss…”‘Cttasssssss! Cttaassssss!! Ctttassssss!!!’Lagi-lagi, tak ada jawaban dari orang-orang yang mencambuk wanit
"Tidak ada," jawab Karl santai.Noah mendengus."Pasti firasatmu kan?" tanya Noah dengan wajah sinis seolah mengetahui seisi dunia."Kurasa begitu, kau tentu tahu bahwa firasat kita setingkat dengan juru ramal," jawab Karl sebelum kembali menyesap tehnya.Noah tak membantah. Setiap keluarga kerajaan di benua ini memang memiliki kekuatan unik yang tak dimiliki orang lain.Kerajaan ular laut sendiri mendapat anugerah berupa perkiraan masa depan yang tepat. Meski tak mengetahui apa yang persis akan terjadi, mereka dapat mengetahui akibat dari keputusan yang akan mereka ambil hanya dengan mengandalkan firasat."Setiap aku memikirkan tentang ratu naga, pikiranku selalu tertuju padamu. Aku jadi ragu karena kau tak terlihat sedang berbohong," ucap Karl menatap adiknya lurus.Kali ini, wajah Karl melunak, tak lagi terlihat mengerikan.Noah hanya diam. Dia meminta Oswald untuk menyelidikinya juga karena ia merasa ratu naga itu terhubung
Darren, salah satu perancang busana terkemuka kerajaan naga bersama asistennya sedang melangkah masuk.Gaun putih panjang tanpa lengan itu mencuri perhatian semua yang berada di ruangan. Baru kali ini mereka melihat gaun resepsi yang tidak memiliki banyak hiasan."Hormat saya pada Yang Mulia Ratu," ucap Darren sambil membungkuk setelah meletakkan gaun pengantin di meja yang telah disiapkan.Fabian yang ada di belakangnya juga ikut membungkuk."Yaa..." jawab Anna singkat.Darren dan Fabian sempat kaget mendengar jawaban Anna."Kesalahan apa yang telah kuperbuat?" batin mereka.Dengan gemetar, mereka mendongakkan kepala.Melihat wajah Anna yang kelelahan itu membuat mereka melirik satu sama lain."Kupikir kepalaku akan putus karena telah membuat ratu tidak senang, sepertinya ratu hanya sedang lelah saja," ucap Darren dalam hati."Bagaimana Yang Mulia?" tanya Darren melirik ke arah gaun pengantinnya.Anna meme
"Terima kasih untuk hadirin sekalian yang menyempatkan hadir di acara resepsi pernikahan kami. Secara resmi juga saya perkenalkan pada kalian ratu kerajaan naga saat ini, istri saya Joanna Anastasia Pieterburg. Seperti yang kalian ketahui, banyak rumor yang beredar tentang istri saya. Mau seperti apapun rumor yang beredar di luar sana, dia tetap adalah wanita yang telah saya pilih. Sekian dari saya dan silahkan nikmati hidangan kalian."Perkenalan singkat Alex merupakan ancaman tersirat. Meski istrinya setengah manusia, dan juga belum bisa terkonfirmasi dari bangsa mana atau merupakan rakyat jelata sekalipun, Anna tetap istrinya.Siapapun yang merendahkan istrinya, berarti merendahkan kerajaan naga!"Belum apa-apa, aku sudah merasa lelah," bisik Anna pada Alex saat mereka sudah duduk di kursi.Rasa lelah Anna sudah memuncak sebelum acara dimulai, ia sangat merindukan kasur."Mau turun untuk menyapa tamu sekarang? Kurasa dengan berbincang, kantukmu
Ular dan gurita. Itulah gambar tato yang muncul di tangan kiri Anna.Brent mengernyit, dia sudah bisa menduga ke mana semua ini akan bermuara."Oohhh, jangan lagi," gumam Brent memejamkan mata."Ini apa?" tanya Anna.Anna terkejut menyaksikan tato timbul di telapak tangannya."Ada masa di mana kerajaan gurita menyukai seni tato. Di masa itu, antar-keluarga raja saling memperebutkan kekuasaan. Para wanita banyak yang lari dan berusaha sekuat tenaga melindungi anak mereka. Akhirnya tercetuslah ide untuk mengukir tato dan menyembunyikan tato ini dengan sihir. Dalam tato-tato itu biasa berisi riwayat hidup dari sang anak yang bisa memvalidasi jati diri mereka..."Brent menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya dengan perlahan."Jati diri bahwa mereka benar adalah anggota keluarga kerajaan gurita. Hanya anggota keluarga raja jugalah yang bisa membuka isi dari tato ini," jelas Brent."Jika ada yang seperti ini, bagaimana
Beatrice terlihat memegang bayi itu erat-erat agar tidak terlepas dari pelukannya."HAHAHAHAHAHA AKHIRNYA TIBA JUGA SAAT DI MANA AKU BISA MENGALAHKANMU!" teriak wanita itu.Kini wanita itu menyerang perut Beatrice."AAAAkkkkkkkkk!!"Lagi-lagi Beatrice kalah. Wanita itu terpental jauh menabrak pohon dan bahkan muntah darah. Beatrice sendiri tahu bahwa sulit untuk selamat setelah menerima serangan ini."Hahahaha..."Wanita itu tertawa puas sekali dan makin mendekat ke tempat Beatrice."Medeline..." gumam Brent.Wajah wanita itu sudah terlihat. Brent mengepalkan kedua tangannya, pria itu sangat marah.Medeline dan pengawal pribadinya terlihat mendekat hingga jarak tertentu. Pandangan wanita itu mengarah pada bayi Beatrice, Anna. Beatrice yang terluka sangat parah itu menutupi wajah Anna."Uuuuuu... manis sekali," ejek Medeline dengan suara manja yang dibuat-buat."Ini adalah balasan karena kau telah merebut No
Anna menangis sesegukan. Brent sendiri mengepalkan tangannya hingga berdarah. Adiknya ternyata meninggal dengan tragis seperti ini."Wanita biadab," gumam Brent.Leon hanya bisa menepuk pundak Brent untuk menenangkannya."Annaa... sayang... tenanglah... hmmm... tenanglah..."Alex masih memeluk dan mengusap punggung istrinya. Brent hanya diam, membiarkan Anna menangisi kepergian ibunya.Anna tahu dia masih harus berbicara dengan pamannya. Dia berusaha sekeras mungkin agar air matanya berhenti. Namun, pemadangan yang baru saja dia lihat itu terlalu kejam.Bagaimana bisa seseorang melakukan ini hanya karena cinta? Apakah itu masih pantas disebut sebagai cinta?***Akhirnya Anna berhenti menangis setelah satu jam."Hiksss...Hikkksss..."Melihat Anna yang masih sesegukan, Alex beranjak mengambil air untuk istrinya."Pelan-pelan..." ucap Alex setelah memberi air ke Anna.Usai menghabiskan satu gelas kecil
Oswald yang sedang melakukan pengintaian nyaris terjatuh dari atas pohon dekat jendela ruang kerja Alex."Oswald Heide! Kau bukan pemula, bisa-bisanya kau ceroboh seperti ini!" maki Oswald pada dirinya sendiri.Oswald yang setengah panik itu segera turun untuk kabur sebelum ada yang menyadari keberadaannya."Hei! Siapa kau?!" teriak Alex dari jendela."Gawat!! Ternyata aku sudah ketahuan!" batin Oswald.Oswald meningkatkan kecepatan larinya. Pria itu benar-benar berlari sekencang yang ia bisa. "Diegooo! Kejar dia!" perintah Alex pada Diego untuk mengejarnya.Sebelum Alex menyelesaikan kalimat perintahnya, Diego sudah berlari untuk melompat dari jendela."Leon, bantu dia!" perintah Brent pada Leon."Siap laksanakan, Yang Mulia," jawab Leon.Leon pun langsung menyusul Diego melompat. Ternyata Diego sudah berhasil menutup jalan penyusup untuk kabur."Hiiiyyyaaaaa!" teriak Leon menyerang Oswald dengan sihirnya.Oswald Heide berhasil menghindar."Hiiiyyyaaaa!!"Kali ini Diego yang menyera
Abigail menutup mata dan setengah meringkuk bersiap menerima pukulan Steven."Habislah aku," batin Abigail. Jari tangan Abigail juga sudah menutupi wajahnya.Akan tetapi, Steven masih tetap diam di kursi dan menunggu lanjutan dari penjelasan Abigail."Anda adalah pemilik energi sihir dan kemampuan bertarung yang paling kuat di kerajaan ini, Yang Mulia. Jika anda tertangkap, tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan anggota keluarga kerajaan. Terutama raja naga, ia pasti akan berusaha keras mendapatkan darah istrinya kembali," lanjut Abigail.Abigail bahkan meringkuk lebih kencang dari sebelumnya.Namun, Steven masih hening. Mempersilahkan Abigail tetap melanjutkan ucapannya."Mereka bisa mencari dan menggeledah setiap sudut wilayah kita dengan mudah, tak ada serangan yang bisa membuat mereka gentar karena anda sudah ada di tangan mereka, Yang Mulia. Terlebih, sedikit lagi sisa darah ratu naga akan berhasil diekstraksi sepenuhnya. Yang M
Warning 18+Terdapat umpatan dan penjabaran hal-hal vulgar. Dimohon kebijaksanaan dari para pembaca.***"Buah dadanya yang besar itu berhasil kuhisap dan kugigit. Pent*l merah muda yang menggoda itu sudah kunikmati berkali-kali sepanjang malam.""V*gina yang mulus tanpa celah itu menjepit kejantananku dengan kencang. Apa kau bisa membayangkan kenikmatan yang aku rasakan itu?"Mendengar itu, Alex benar-benar panas. Darahnya serasa mendidih."Kubunuh kau... Kubunuh kau... Kubunuh kau..." gumam Alex geram.Wajah istrinya yang bercumbu dengan Steven terbayang dengan jelas.---"Apa dia tidak jijik harus bercumbu dengan pria yang tidak ia cintai? Dia menikah dengan pria tua itu dan mencampakkan pacarnya demi uang. Menjijikan sekali membayangkan tubuhku disentuh orang yang tak kusuka," komentar Anna saat menonton film vulgar bersama Alex."Apa yang akan kau lakukan jika berada di posis
"Sakiitttt!!!" teriak Anna.Ia menggenggam tangan Steven dengan kuat. Anna yang tidak sadar tengah mengeluarkan sihir itu berhasil membuat tangan Steven terbakar hingga ke tulang."Haaahhh... haaaahhh... Aaarrggghhhh..." teriak Steven kesakitan."Hu..hu...hu... hiksss... hiksss... hiksss..."Tangisan Anna pecah. Anna tidak menyangka akan melihat pamandangan yang cukup menyedihkan. Tangan Steven terbakar hingga meleleh. Kini siapapun bisa melihat tulang tangan pria itu."Wanita bangsat!!!" teriak Steven lagi.Pria itu bahkan menampar Anna. Dengan berlinang air mata, Anna berlari untuk sedikit menjauh.Anna yang sedang ketakutan itu langsung menyerang Steven beserta prajurit yang mengejarnya dengan sihir.AARRRGGHHHHH!! AARRRRGGGGHHHH!!Semua orang terluka.Anna yang panik langsung lanjut berlari tanpa menoleh ke belakang.Akan tetapi, lagi-lagi ia tertangkap oleh Steven.Steven langsung menampar
Alex menjelaskan bahwa ia akan membawa beberapa penyihir portal dengannya agar dapat kabur kapan saja saat situasi sudah tidak menguntungkan.Para penyihir portal hanya bertugas untuk bersembunyi sebaik mungkin dan mengamati keadaan. Saat keadaan tidak menguntungkan, mereka akan memberi tanda jika portal pelarian sudah siap."Firasatku tentang ini tidaklah buruk. Akan tetapi, entah mengapa terasa menakutkan," ucap Noah.Noah merasa lebih tenang usai mendengar rencana Alex. Hanya saja, Noah merasa akan ada hal yang membuatnya sedih.Perasaan ini persis saat mendapati kenyataan wanita yang ia cintai meninggal."Tanpa darah Anna, mereka sudah sekuat ini. Kemajuan mereka akan sangat pesat dengan adanya darah anggota keluarga kerajaan. Kita harus menyiapkan diri untuk segala kemungkinan buruk yang ada," ucap Alex.Alexander mengira Noah takut dengan kekuatan para duyung. Noah sendiri tidak ingin memberitahu bahwa dirinya memiliki firasat baik ten
"Tolongg!! Tolong!! TOLOOONNGGGG!!! TOLOOOONNNGGGGGG!!!"Sekencang apapun Anna berteriak, tidak ada siapapun yang masuk ke dalam.Sekali lagi, Anna harus menanggung satu hal memalukan lagi di hidupnya. Ia harus buang air besar berkali-kali di dalam sana hingga tubuhnya lemas.Anna terus buang air hingga waktu kunjungan Steven dan Abigail datang.Saat Steven membuka pintu, bau tidak sedap langsung menusuk ke hidungnya."Ewwwwhhhh!! Apa ini?!!" teriak Steven.Abigail yang merasa jijik itu pun langsung berteriak, "Apa kau buang air di sini?"Anna yang tubuhnya sudah dipenuhi keringat dingin itu mendelik kesal. Akan tetapi, melihat Steven yang langsung waspada padanya itu membuat Anna langsung pura-pura seperti orang bodoh dan berbicara seadanya."Sakit... perut... sakit...." ucap Anna lirih.Anna berusaha sebaik mungkin untuk memainkan peran orang sakit nan lemah. Ia harus benar-benar terlihat tidak berdaya agar Steven dan
Steven membawa Cynthia ke hotel tempatnya menginap. Membaringkan kakaknya perlahan dan perlahan membasuh tubuh Cynthia. Steven membersihkan tubuh kakaknya dengan berlinang air mata.Orang tua mereka yang sudah terikat sihir hitam memang sudah tidak terlihat jelas bentuk wajahnya. Akan tetapi, Cynthia yang lebih menyukai perdamaian memilih untuk tidak mengikuti jejak raja dan ratu duyung.Baginya, tidak ada hal baik yang terlihat dari kedua orang tuanya saat terikat dengan sihir hitam. Tubuh kesakitan, suram dan penuh hawa negatif di setiap detik kehidupan mereka. Perang demi perang membunuh setiap kehidupan yang tidak bersalah.Wanita dengan senyum secerah matahari itu kini terbaring lemah. Infeksi dari luka yang tidak pernah dirawat itu menggerogoti tubuhnya.Kini sudah tidak ada lagi mata berbinar yang biasa Steven kagumi."Aku... aku akan memanggil dokter ke sini segera... hiks... hikss... hiksss..."Keran air mata Steven benar-bena
Tepat seperti dugaan Steven, pria itu adalah Axton, kakak iparnya.Axton yang mengenali Steven pun hanya tersenyum tipis dan lanjut mencambuk Cynthia."Steven... Bagaimana kau bisa mengetahui tempat ini?" ucap Cynthia lirih."Berhenti kau bajingan!!" teriak Steven."AAAAAKKKKKKKK!!! AAAAKKKKKKKK!!!!"Axton mencambuk Cynthia makin kencang, "Siapa yang menyuruhmu berbicara? Diamlah! Satu-satunya hal yang boleh kau lakukan adalah menangis!""HENTIKAAAANNNNN!!" Steven kembali berteriak dan langsung berlari menuju panggung tempat Cynthia dicambuk."Tangkap dia!" perintah Axton pada pengawal pribadi yang siaga tidak jauh darinya."Security.... security..." panggil seseorang."Security!!!" teriak seseorang menambahkan. Seketika, semua orang langsung memanggil petugas keamanan yang bertugas.Beberapa pria berbadan kekar langsung memasuki aula lelang dan berlari untuk menangkap Steven.Steven tidak peduli dengan ora
Steven yang kala itu masih berstatus sebagai pangeran belum mendapat tanda kutukan seperti sekarang. Kulit putih bersih, wajah khas pria Eropa dengan mata biru yang persis seperti lautan itu itu sukses membuat Abigail tenggelam di dalamnya.Sejak saat itu, Abigail mengetahui bahwa Steven akan menghabiskan beberapa jam untuk membaca di taman saat sore hari. Wanita itu selalu datang untuk melihat Steven hanya untuk mendapatkan senyum sang pangeran.Pemandangan Steven yang memegang buku dengan senyum lebar di wajahnya itu membuat Abigail salah tingkah. Jantungnya berdebar kencang, wanita itu juga tidak bisa menghentikan senyum di wajahnya.Akan tetapi, mengingat Steven memberinya titah untuk merawat luka Anna membuat lamunan Abigail terpecah. Anna benar-benar merusak hari dan juga mimpinya."Akan lebih baik jika wanita itu mati, mengapa dia tidak langsung mati saja," gumam Abigail.Abigail meraih kotak obat dan berjalan malas ke ruang bawah tanah.Ruang bawah tanah ini tetap menjijikan s
"Sampai mati pun suamiku hanya Alex. Aku lebih baik mati daripada harus bersama orang sepertimu!!" teriak Anna lagi.Anna bahkan bingung dari mana ia mendapat kekuatan untuk berteriak di tengah kekacauan yang terjadi padanya ini. Namun, setiap kata yang keluar dari mulut bajingan ini membuat Anna naik pitam."HAHAHAHAHAHAHA...""HAHAHAHA!!""HAHAHAHAHAHAHA.."Tawa Steven yang keras membuat ruangan lembab ini bergema. Mendengar tawa pria itu membuat kemarahan Anna kian memuncak."Aku akan membuatmu memohon-mohon kepadaku, wanita jalang."Steven menghentikan kalimatnya dan melirik kaki Anna. Pria itu tersenyum meledek."Asal kau tahu saja, rantai yang melingkar di tangan dan kakimu ini adalah rantai anti sihir. Kau..."Steven mulai meraih dagu Anna."Tidak akan bisa mengeluarkan sihir. Dengan kata lain, kau tidak akan bisa kabur dari sini," lanjut Steven.Steven tersenyum dengan mata melebar. Anna yang sudah menatap pria itu jijik memalingkan wajahnya hingga dagunya terlepas dari Steven.