Share

Mengejar kekalahan

Selamat membaca.

Aku menahan air mata, mencoba menjadi lebih kuat—menjadi sosok seperti yang diinginkan oleh semua orang, meski tubuh ini tetaplah Fana dan darah ini masih lah hangat. Tidak ada kekuatan yang besar selain kemauan. Namun sekarang, di patahkan oleh perintah yang malah membuat isi hatiku dibanjiri oleh sakit hati.

Sesak. Tanganku bahkan sampai mencengkram gaun yang digunakan dengan eratnya, mengecup bibir. Menatap ke arah Baginda yang masih diam saja dengan pandangan yang sulit ku mengerti lagi.

"Kenapa," suaraku parau. "Memintaku menunjukan lukaku?" Hikss…menelan saliva ku susah payah. Rasa sakit hati karena kehilangan, kini tak mampu lagi ku hentikan. Aku… memang ingin menangis dan aku, memang ingin marah pada mereka karena meremehkan apa yang ku lihat.

Para tetua menutup mata mereka singkat. Kenapa? Sekarang tak bisa melihat aku menangis?

"Kami permisi"

Jalan satu-satunya, adalah kabur—kadang, aku iri pada mereka. Karena bisa memilih jalan lain selain menyerang dan ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status