Selamat membaca.-menghilangnya Emabell, menimbulkan sejuta pertanyaan di pikiran dan benak setiap raja dan ratu, rakyat bahkan hewan-hewan ajaib dari Rulyria. Semua saling bahu membahu mencari Emabell yang menghilang tanpa tanda apapun.Seolah Aura dan hawa keberadaan satu-satunya manusia yang memiliki darah raja tenggelam di dasar Elydra. Mau tidak mau kedua kubu harus saling bekerja sama dalam menemukan Emabell.Istana hitam.Semua mata tampak lemah, mereka berkabung seolah Emabell telah mati. Begitu juga dengan sang Raja Utara yang begitu merindukan manusia pembuat onar dengan senyuman seindah bunga yang baru saja merekah, dia—Darka Askalar merindukan sikap dan impian luar biasa yang mampu membuatnya melanggar aturan dunia."Dimana kamu, Emabell?" tanyanya sembari menatap ke arah kamar Emabell yang kosong, berhalusinasi seolah-olah Emabell masih bersama dengannya.Hilangnya Emabell juga membuat beberapa opini publik menyeruak kemana-mana. Kata mereka, "bagaimana jika Emabell sudah
Selamat membaca."Abell?"Seseorang memanggil namaku, nama baruku. Dalam wujud yang berbeda, karakter yang kuciptakan dalam dunia ini."Apa?" tanyaku, menjawab sahutan temanku. Namanya Rubia, wanita tangguh dari Gratarus yang bisa membuat tanaman menjadi ribuan monster kecil yang hidup—tak heran ia termasuk dalam pasukan Elit dari Gratarus. Meski kemampuannya kurang diakui oleh sang Raja.Rubia terlihat cemas. "Ada apa dengan wajahmu hmmm, kau berkelahi dengan siapa?" tanyanya cemas—aku seperti biasa hanya bisa tersenyum. Introgasi telah selesai, dan ya. Tidak ada yang tahu siapa aku. Dan haruskah aku senang atau kecewa, karena mereka mengenalku?Bugh!Rubia memukul kepalaku. "Kenapa kau tersenyum? Aneh sekali."Aku semakin tersenyum saat melihat temanku marah seperti itu, tapi tetap menghiburku dengan mengerahkan jari-jarinya untuk membuat makhluk-makhluk lucu yang begitu aku sukai setelah Nike."Terima kasih.""Em…tidak apa-apa. Tapi tolong Abell yang bertindak terlalu jauh, ingatla
Selamat membaca.Betapa aku begitu terkejut saat tahu kalau yang mulia raja Nesessbula merencanakan hal diluar pengetahuan kami. Para prajurit yang telah mengorbankan waktu dan hidupnya demi cinta yang tidak masuk akal, malah berniat diracun secara massal. Untungnya kami semua baik-baik saja, itu berkat lemon dan mint yang disediakan menjadi penawar racun yang ada pada makanan kami."Lantas mengapa kalian semua berteriak?" Tanya Texy, kepala pasukan elit. Orang kepercayaan Nesesbula itu terlihat sangat tampan jika sedang marah—apa semua makhluk yang hidup di luar Clossiana Frigga tidak menua? "JAWAB!"Kami semua tersentak kaget."Tanamannya tiba-tiba mati!" jawab salah satu dari kami, yang ternyata kasusnya sama. Tapi seharusnya mereka tidak perlu membuat suara dan membuat semua orang berpikir kalau ada masalah pada tubuh mereka. 'sialan!' rutukku dalam hati. Kepalaku sakit.Tapi karena hal itulah semua prajurit jadi takut pada raja Nesesbula. Keraguan juga mulai tumbuh di dalam hati
Selamat membaca.Karena kejujuran ku, aku harus mendekam di penjara bawah tanah. Mereka bilang ini adalah hukuman karena bekerja sama dengan Emabell dan tak menghentikan Emabell. Dalam kesendirian dan gelap yang memenuhi beberapa sisi penjara yang tak tersentuh cahaya. Aku mendengar suara langkah kaki mendekat.Sakana—aku tahu tujuannya datang adalah untuk mengintrogasi ku soal herbal yang ku dapat. "Abell!""Ya tuan?""Kau tahu dimana Emabell, kau bisa mengatakannya padaku." Meminta dengan wajah tak bersahabat seperti itu. Membuatku sedikit kesal.Tersenyum aku menatap pria berperawakan kejam itu. Lalu berpendapat, "apakah Emabell adalah seorang tahanan? Sampai aku yang tidak tahu apa-apa ini, hanya sedikit terlihat dinyatakan bersalah. Mungkinkah, dia dihukum mati tepat saat ia datang? Layaknya seorang penjahat?!" tanyaku pada Sakana dengan mata yang berkaca-kaca. "Dia menginginkan sesuatu, aku pun demikian. Dan jika aku salah apakah dia juga salah?!" Sakana diam saja.Lantas detik
Selamat membaca."ABELL!"Rubia menahan serangan Abell, temannya dengan mata sendu. Saling adu kekuatan dan juga perasaan—tetapi Abell sudah seperti orang yang kerasukan setan. Matanya bahkan tak merespon tatapan berair Rubia. "Ku mohon, sadarlah!""Ini bukan kekuatan Gazelle. Di roh pelindung tanah Gazelle, roh yang menyerang hati yang lemah!" Almosa menjelaskan.Sedangkan Sirrius yang tampak terengah-engah paham, kalau Emabell pasti tahu apa yang Bagindanya pikirkan. Dan apa yang akan terjadi hari ini.Semua mengepalkan tangannya kuat, sebab dendam Emabell tercipta bukan karena orang lain. Tetapi karena dirinya sendiri—ketidakberdayaannya mengendalikan keinginannya dan mengorbankan orang lain membuat Emabell membenci dirinya sendiri dan rela melakukan apa saja demi tujuan besarnya.Mereka akhirnya mengerti."Lalu apa yang harus kita lakukan? Membunuhnya, atau menyelamatkannya?!" Tanya Damor mulai emosi karena racun bahkan tak bisa menyentuh Abell. Sosok yang tercipta karena Emabell.
Selamat membaca.Awalnya, terikat dengannya adalah sebuah kutukan. Adalah sebuah hukuman yang tak pernah berhenti mengejar, tidak ada rasa suka dan tidak cahaya. Tetapi waktu mengubahnya menjadi ribuan berkat dan anugerah yang luar biasa. Mengenalnya adalah sebuah keberuntungan yang mungkin tak akan datang untuk kedua kalinya.Mengingat ia selalu ada disaat sedih, dan selalu menopang di saat hati dan pikiran tidak sejalan. Tanpa sadar, aku telah memilihnya menjadi milikku cintaku, Bagindaku. Kehidupanku."Bukan berarti kau bisa melakukan semuanya sendiri karena tidak memiliki alasan berada bersama denganku Emabell." Baginda melirikku yang tenggelam dalam pikiranku selama beberapa saat yang lalu.Dalam gendongannya, aku tersenyum tulus. "Kau benar kita tidak terikat lagi…."Ehem. Almosa berdehem, maju selangkah tetapi tidak melewati batas kelancangan. Lalu ia berkata, "maaf menyela, tetapi yang saya lihat. Kalian terikat dalam darah, raja dan ratu. Hanya tidak dibenarkan secara hukum d
Selamat membaca."Mereka datang!"Matahari Bahkan belum terbit, tetapi ada nyawa yang tidak pernah berhenti mengintai. Bahkan tak berkedip sedikitpun meski terkena angin.Aku sudah bangun dan sekarang berada dalam pelukan Baginda, dia bahkan tak ingin melepaskanku atau membiarkan aku yang lemah ini bersembunyi.Dan ketika ribuan bayangan tampak begitu jelas di langit dalam jarak yang cukup jauh, tetapi mendekat dengan kekuatan luar biasa yang membinasakan. Aku menelan salivaku kasar—sekarang, aku sudah tidak punya kekuataan apapun lagi.Namun saat mereka semakin mendekat. Muncul gerbang di tengah-tengah awan, seperti ada portal penghubung. Lalu dari atas sana, keluarlah mahkluk-mahkluk seperti kuda dengan sayap hitam dan badan hitam perkara. Mata kuda-kuda itu menyala seperti nyala api.Jumlah yang fantastis. Aku merinding. "Ba-baginda…." Sadar kalau kekuataan itu berasal dari Baginda. Matanya dan mata kuda-kuda itu, semuanya sama. Berlari seperti tornado, menembus pasukan yang sedan
Selamat membaca.Esok. Seperti telah menghilang, ketika mata penuh dengan air mata. Pandanganku membuat memburam, hatiku sakit. Seperti waktu telah usai…sama seperti saat itu. Aku menjadi alasan kuat hilangnya orang-orang yang ku cintai."Baginda,"Hanya bisa menyebut namanya tanpa tahu apa yang ia pikirkan. "Mengapa kau tersenyum begitu padaku?" Tanyaku, marah melihat darahnya mengalir di tanganku sendiri. Seakan ada ribuan penyesalan yang coba kuungkapkan dalam diam.Aku kalah. Lagi. Baginda…."Tidak apa-apa. Emabell, mau berjanji padaku?""Tidak.""Hei."Ia mengelus wajahku dengan tangannya yang kasar karena sebuah pedang penuh kekuataan yang ia ayunkan beberapa saat yang lalu. Untukku, untuk Utara dan yang ia dapat adalah pengkhinatan."Emabell, tunggulah aku. Bertahanlah sebentar saja…."Bagaimana, bagaimana dia bisa berkata begitu saat Racun Damor menyebar pada seluruh darahnya. Dan tidak ada obat, sebab aku tidak sakit. Jadi, apakah aku akan membiarkan Baginda pergi. Haruskah?