Beranda / Fantasi / Pengantin Pilihan Raja / Bom yang sembunyikan demi satu bunga!

Share

Bom yang sembunyikan demi satu bunga!

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-19 13:03:22

Selamat membaca.

PRANGGG!

Damor turun ke bawah namun seekor bintang menghalanginya untuk bergantian dengan Sirrius. "Rulyria!" ucap Almosa. "DAMOR! AWAS DIBELAKANGMU!"

DEG! Damor tak waspada. Tapi untung saja Zurra cepat tanggap, meski sedang kesusahan. Baginda mencoba melindungi Zurra dari segala yang mengganggu pria itu. "Berhati-hatilah bodoh!" tegas Zurra kesal karena Damor hanya memakai emosinya.

"Maaf."

"Sirrius!"

"Dimengerti."

Mereka bertukar, dan itu membuat Edanosa menatap ke arahku dengan tatapan terkejut. Aku tahu, ini adalah rencana yang telah mereka buat…lebih tepatnya, dibuat oleh Nesesbula dan Darka ll.

Sementara ayah dan ibu serta yang lainnya, berdiri tepat di belakang Darka ll yang sedang kesulitan menyiapkan rencana untuk mencapaiku yang dilindungi sangat ketat. Meski hanya Almosa dan Sirius yang saat ini berada di sampingku, tapi kekuatan kegelapan Baginda yang seperti cincin api. Melingkar di beberapa titik istana.

Seperti pengendali, bahkan Baginda tak harus me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pilihan Raja   Tiga cahaya dalam kegelapan

    Selamat membaca.Di ruang rapat yang kini penuh retakan. Kami semua duduk di kursi yang telah disediakan, untuk membicarakan masalah mengapa mereka tidak menyerang Utara dengan benar—meski mereka tahu mereka dapat melumpuhkan pertahanan istana hitam."Mereka tahu akibat dari penyerangan besar-besaran yang sedang kau pikirkan Emabell!" Penjelasan Baginda membuat aku membulatkan mataku terkejut. Karena Baginda begitu peka dengan raut wajahku yang menunjukan isi hatiku. "Begitu ya." Aku menghembuskan nafasku kasar. "Dan apa akibatnya? Bisakah aku mengetahuinya juga?!"Mereka semua yang ada dalam ruangan ini saling tatap. Dan ya. Mereka menyembunyikan sesuatu, yang bisa dengan jelas aku dapatkan jawabannya dengan mudah—bagaimana kalau berpura-pura tak tahu saja.Ternyata. Alasan mereka tidak menyerang adalah karena aku, karena impianku bisa hancur dan mengapa mereka begitu peduli? "Mengapa, pria itu terlihat takut menghancurkan dunia ini?" tanyaku tiba-tiba yang membuat Baginda menarik l

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Pengantin Pilihan Raja   Perubahan rencana

    Selamat membaca."Sulit kan?" Sakana tiba-tiba saja muncul di samping Ar, sembari menatap ke arahku yang kian hari semakin menjauh dari pandangan mereka—tidak mereka ketahui, aku tersenyum membelakangi mereka."Emabell itu, benar-benar berbeda.""Ya." jawab Ar dengan tatapan datarnya. "Karena sampai kapanpun, aku tidak akan pernah setara dengan kakakku sendiri. Dia selalu menang."Aku memiliki alasan yang kuat mengapa aku begitu mencintai Killian, semua karena dia mengenal bagaimana seorang manusia bermimpi.***Tap!Tap!Tap!Bugh!"Awwww. Sttt!" Aku meringis karena kepalaku membentur sesuatu yang keras. Mengerutkan keningku sembari mengelus-elus dahiku yang memerah. Aku menatap ke arah penghalang yang menghalangiku. "Baginda?" Menatap ke arah hiasan pakaiannya yang menyakitiku barusan."Gadis nakal.""Hah?"Deg! Mataku melebar, sadar kalau Baginda sedang marah padaku dan yap. Aku mengobati leherku. Mungkinkah dia akan marah padaku? "Emmm," Mengaruk tengkukku yang tak gatal sebelum m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Pengantin Pilihan Raja   Beautiful pain!

    Selamat membaca."Lepas! Aku mau menemui Emabell!" Dari balik pintu kamar yang tutup rapat, di tengah-tengah cahaya yang masuk dari antara lupang kunci. Aku terbangun, menahan berat badanku untuk mengambil posisi duduk—menyakitkan. "Akh?" Aku mendesah setelahnya. Sebelum….Bukh!Pintu terbuka. Menampakan wajah Damor dan Sirrius yang memaksa masuk dengan membela pintu menjadi dua dan terpaksa melumpuhkan Almosa dan Zurra dengan racun Damor.Deg! Tapi setelahnya mereka terdiam, mata mereka membelalak. Berkaca-kaca saat melihat bentuk dan rupaku yang tidak ada bedanya dari tahanan seumur hidup. Dengan siksaan setiap harinya—tersenyum. Aku mencoba menguatkan mereka."Jangan tersenyum." "Damor, Sirr…""KUBILANG JANGAN TERSENYUM!" Damor mendekat namun ia bahkan tak berani memelukku karena takut aku terluka. Tubuhku penuh dengan luka dan lebam yang terlihat begitu jelas di mata mereka saat ini. "Aku mohon…Da-damor, Almosa dan Zurra,""APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN PADA ZURRA DAN ALMOSA?!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Pengantin Pilihan Raja   Ketika keluarga mendengarkan kegilaan

    Selamat membaca.Suara lonceng berdentang. Samar, aku melihat gaun berwarna putih. Juga uluran tangan seseorang, darah dan sebuah cincin. Gelap—berangin.KRAK!KRAK!KRAK!Suara ranting kayu diinjak. Istana hitam, mengapa tampak begitu jauh dan mengapa? Aku sedang menggandeng tangan seseorang? Tunggu…mengapa langkahku berjalan semakin jauh? Tidak. Kumohon. Berhenti…aku mau Baginda, Utara. Bersama mereka.Sebelum panas menggerogoti tubuhku.***Hah. Aku bangun dalam keterkejutan sesaat pandanganku tertuju pada perban yang melilit pinggangku. Dibawah gaun sederhana nan nyaman. "Baginda." Aku berlari mencari-cari Baginda karena rencanaku berhasil.Sebelumnya. Aku mendengar suara hati yang begitu familiar dan perasaan akan sesuatu yang berbahaya, itu sebabnya aku meminta Baginda bersandiwara karena merasa ada yang mengawasiku dengan senyuman penuh kemenangan saat berada di atas awan—tak mudah membujuk Baginda untuk berakting seakan kehilangan kepercayaan agar aku bisa mendapatkan sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Pengantin Pilihan Raja   Reinkarnasi!

    Selamat membaca.Esok harinya. Ketika udara dan sekitaranku begitu tenang, matahari bersinar sangat terik. Membuat makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan hidup dan melakukan aktivitas mereka seperti biasanya. "Jadi tidak terlihat seperti adanya perseteruan." ucapku menatap ke arah luar jendela ruangan rapat. Sebelum sebuah tangan jatuh di bahuku. Almosa. Tersenyum, aku berbalik menatap ke arah Baginda yang sedang duduk di kursi utama. Sebelum berlari ke arahnya, duduk di atas pangkuannya. Tidak punya waktu untuk bersantai-santai ria. Karena lawan yang sedang kami hadapi begitu berbahaya."Baiklah Emabell, pertama-tama. Apakah kamu baik-baik saja?" tanya salah satu tetua sembari menatap ke arah lukaku yang kini mulai memudar bekasnya. Mereka—dengan nama yang tidak ingin aku ketahui. Membuat aku membalas sambil menganggukkan kepalaku."Ya. Aku baik-baik saja.""Ehem. Bisa hasil dari rencana gila Anda, Emabell?"Aku tertawa kecil. "Tidak begitu jelas, tapi saat itu aku melihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Pengantin Pilihan Raja   Kesempatan kedua itu, untuk siapa?

    Selamat membaca.Meski tinggal bersama dengan keabadian dan keajaiban, sayangnya aku tidak percaya pada hal seperti Reinkarnasi atau kesempatan kedua setelah kematian—karena dalam kisah ini, aku bukan miliknya."Kenapa duduk melamun begitu?" Ledek Sirrius sembari mengandeng leherku dengan lengannya layaknya sahabat dekat. Akhhh….tidak bisa bernafas. "Nanti kerasukan bagaimana?""Tidak bisa ber-bernafas!" keluhku—Sirrius melepas tangannya dariku. Sontak, aku terhyung namun dengan cepat dia menarik tanganku agar tidak jatuh ke tanah. "Brengsek!""Oho. Apa ini? Emabell yang baik hati memaki?" Sirrius menyipitkan matanya. "Akan ku laporkan pada Baginda.""Coba saja. Sana! Pergi, katakan apa yang baru saja aku ucapkan.""Pede sekali?"'heh' Damor datang dengan seringainya. "Kau tidak tahu. Sebutan apa yang didapatkan yang mulia dari Emabell?" Damor jelas tahu bagaimana sikapku yang sebenarnya lumayan kasar. "Memangnya bagaimana manusia lemah ini memanggil pemimpin kita yang luar biasa tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Pengantin Pilihan Raja   Kepercayaan untuk bintang yang jatuh

    Selamat membaca.Sebenarnya aku tidak ingin menangis, aku tidak ingin marah, aku juga tidak ingin memilih atau menjauh. Tapi ini bukan kendaliku—selesai bertengkar dengan Baginda. Aku tertidur dan bangun-bangunnya hari sudah gelap. Dan siapa yang menyangka kalau langit berwarna hitam pekat lah yang kulihat di jendela yang terbuka lebar.Bahkan ada bintang-bintang."Warna pink merusak mata itu akhirnya menghilang hm?" tanyaku lemah, sebelum bangkit dari tidurku. Melesat ke arah jendela, terbang keluar menuju hutan perbatasan antara Clossiana Frigga dan Utara. "Maaf Baginda ada yang harus aku pastikan. Ingat kau yang membuatku sekuat ini, maka bertahanlah dengan sikapku."Resah. Ya, Sebab suara yang memanggil-manggil namaku itu begitu Familiar di telingaku. Dan semoga itu tidak mengecewakan, aku benar-benar berharap.Saat sampai. Angin mendesau disekitaranku! Melirik singkat ke arah belakang, benar mereka tidak mengetahui keberadaanku yang tidak ada lagi di utara. Seolah telah diatur be

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Pengantin Pilihan Raja   Kembalinya sang kupu-kupu

    Selamat membaca. "Kau, membunuhnya?" tanyaku dengan nada suara parau. Seolah mati mati rasa, bahkan air mataku yang sudah diambang batas. Mengering, tak ingin jatuh hanya untuk pemimpin tidak punya hati seperti Vardiantura. "Segampang itulah tanganmu terangkat untuknya?"Tapi dia hanya santai saja. "Hem…" dia menatap tangannya yang berlumuran darah tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Kalau mau membandingkan, maka bandingkan berapa banyak orang terdekatmu yang telah dia bunuh." Dia mendekat padaku. Memegang beberapa helai rambutku yang terurai tanpa mementingkan perasaanku.Ini tidak romantis.Ini menjijikan."Dia tidak membunuh siapapun!""Cara bicaramu itu. Benar-benar mirip dengannya, hanya saja. Dia takut saat melihat mataku dan kamu, bahkan tak berkedip saat memandang seorang raja. Emabell!Akhhh…kepalaku tiba-tiba saja terasa sangat berat saat ia mengakhiri kalimatnya. Seakan ada beban yang sangat kuat yang memaksa mataku untuk tertutup. Dia mendekat—berbisik tepat di telingaku. "J

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24

Bab terbaru

  • Pengantin Pilihan Raja   Kemenangan Akhir.

    Selamat membaca. Tabir pelindung yang terbentuk di atas dunia Elydra itu mampu menyerap setiap api kemarahan Darka, meski terlambat. Tapi kekuataan itu begitu besar sampai setiap kaki yang berdiri akhirnya tak mampu lagi untuk berdiri—semua mahkluk akhirnya menghormati Emabell, bahkan para tetua yang tersisa menundukan kepalanya.Bukan karena kekuataan lagi. Tapi karena pengorbanan seorang manusia biasa pada dunia yang dengan hebatnya menolaknya sebagai ratu, tapi dengan sangat luar biasanya ia bela dengan mengorbankan nyawanya sendiri."Mungkin agak terlambat, tapi kini kau akan menjadi ratu kami. Satu-satunya ratu kami, Emabell kami."Aku menang. Tapi tunggu, aku kewalahan karena menahan kekuataan Darka. Keringat dingin memenuhi tubuhku, tapi tidak apa-apa. Ini bukan pertama kalinya aku di panggang!WUSH!Lenyap. Ah, rupanya aku juga tumbang. Baginda…tolong aku?!Gelap.***Beberapa hari kemudian, akhirnya aku sadar. Seolah tersadar dari mimpi, atau terbangun di dalam mimpi.Aku me

  • Pengantin Pilihan Raja   Pengorbanan terakhir

    Selamat membaca.Raja dan Ratu, dan setiap makhluk yang mengisi aula utama Gratarus yang mengag dan indah saling tatap. Mereka kebingungan dengan alis yang mengerut sempurna—bagaimana tidak, pasalnya aku yang sudah seperti kehilangan kendali akan dirinya sendiri tiba-tiba saja menjadi tenang."Kau baik-baik saja Nak?" tanya ayah. Melirik ke arahku yang sedang berjalan menuju altar. "Emabell?""Ya ayah? Aku baik. Sangat baik." ucapku sembari tersenyum. Meski hatiku sangat ragu sekarang—"ternyata benar ya ayah, memilih itu sangat mudah. Yang susah itu, adalah bertahan." Kataku sambil mengumbar senyuman khas seorang Emabell dari Clossiana Frigga.Dan yah. Mata ayahku berbinar, dapat ku rasakan kalau hatinya tergetar atas perkataanku yang sepertinya sangat menyentuh hatinya. "Kau a-akhirnya mengerti Emabell?""Iya.""Ayah bangga padamu."Aku tersenyum. "Ayah akan semakin bangga. Karena kini aku mencintai Dunia Elydra.""Kenapa?" Karena dunia ini mencintai Bagindaku, rajaku, pilihan hatiku

  • Pengantin Pilihan Raja   Pilihan terakhir

    Selamat membaca.Kau mengurungku. Lalu memintaku untuk melangsungkan upacara pernikahan yang tidak seharusnya terjadi Vardiantura? Baik, lakukan. "Aku akan mengukur waktu!"Mataku berubah warna menjadi keemasan, dan darah keluar dari mataku meski hanya sedikit. Itu karena Sakana mencoba melakukan lelepati denganku yang ternyata berhasil—baginda, hanya menyuruhku untuk menunggu sampai ia datang."Kalau kau tidak bisa bersabar, Baginda bersumpah akan memperkosaku setiap malam dan membunuh kami di depanmu! Jadi jangan lakukan hal gila. Kau mengerti!" tegas Sakana mengingatkan.Mataku membulat sempurna. Dan dengan susah payah aku menelan salivaku, "iya a-aku mengerti." jawabku.Karena semakin pusing. Jadi Sakana memutuskan telepati.Setelahnya, aku menatap ke arah pintu. Tapi percuma, pintu itu dikunci dari depan. 'hah' aku tidak suka di paksa—runtukku dalam hati.***-sementara itu, istana hitam. Utara yang membeku. Terjadi penangkapan besar-besaran di empat wilayah di Utara. Kota Devika

  • Pengantin Pilihan Raja   Manusia dengan ribuan kristal di punggungnya

    Selamat membaca.Berkat kecurigaan yang sepenuhnya benar. Aku di sidang di hadapan raja Vardiantura, di temani pangeran Edanosa dan Raja Nesessbula sebagai saksi atas kesalahanku."Bagaimana bisa rasa rindu menjadi kesalahan? Rindu itu tidak menyakitiku maka itu bukanlah sebuah kesalahan." Aku membela diriku sendiri. Tidak peduli seberapa hebatnya para ratu serta ibu dan ayahku yang terus memberiku kode agar aku diam saja tak mengatakan apapun—maaf tapi dia bukan Bagindaku, dan aku tidak akan pernah tunduk padanya."Berarti kamu berkomunikasi dengannya." ucapnya dingin."Itu hakku!" "Sejak kapan kamu memiliki hak Emabell?""Dan sejak kapan kau memiliki hak untuk bertanya padaku?" balasku tak ingin kalah. karena aku benar, ini adalah hakku.Edanosa menatapku dengan alis yang mengerut ke atas lagi. Tapi aku tidak bisa diam lagi, aku menatapnya sekali lalu tersenyum padanya seolah mengatakan kalau aku akan baik-baik saja meski hasilnya."Lihat aku!" Titah Vardiantura. Dan aku menatapnya

  • Pengantin Pilihan Raja   Kiriman misterius

    Selamat membaca.Gartarus. Kerajaan yang yang akan menjadi yang utama setelah Utara, indah, asri dan sangat nyaman namun sedikit mencekam.Orang-orangnya berkulit sawo matang dan hampir dari 99% warganya adalah pengendali tumbuh-tumbuhan. Merekalah yang membuat tumbuhan dapat bergerak, tapi ada juga tumbuh-tumbuhan yang sudah memiliki nyawa sejak lahir.Dedaunan yang jatuh bahkan bisa terbang kembali ke udara seperti ribuan burung-burung.Mereka ramah, dan alami saat tersenyum padaku."Huh! Senang rasanya melihat semua saling bahu membahu dalam mengurus kerajaan. Tamu tak diundang bahkan di sambut dengan baik," Ucapku sambil tersenyum manis menghirup udara segar menyambut hari pernikahanku. "Anehnya hanya Raja Nesessbula yang berbeda." Tambahku."Apa maksud Anda Emabell?!""Kau seperti orang mati, berkulit pucat, dingin dan terlihat seperti bukan berasal dari wilayah ini."Dia tersenyum smirk. "Timur. Tidak selalu tentang warna kulit. Dan lagi, aku adalah keturunan asli kerajaan Grata

  • Pengantin Pilihan Raja   Matahari yang tertutup

    Selamat membaca.Akhirnya hari itu tiba juga. Aku dan gaun pengantin di hadapanku, perhiasan bahkan mahkota yang akan ku kenakan terpajang dalam lemari kaca yang begitu mewah.Pernikahanku dan Vardiantura. Mereka berpikir kami akan menjadi 'lawan mencintai lawan' harusnya begitu. Tapi aku sudah mencintai lawanku yang sebenarnya—pria brengsek itu bukan Vardiantura tapi Baginda.Aku tersenyum membayangkan. "Kau tersenyum?" Edanosa muncul di sampingku. "Kau suka gaunnya?""Ya.""Aku mengenal guruku Emabell, dia memiliki dua senyuman. Yang satunya tulus, dan yang satunya lagi tulus dengan rencana.""Hm?" Ku kerutkan keningku pada pangeran Edanosa yang ada di sampingku. Sebelum tersenyum padanya. "Benarkah? Jadi, apa arti senyumanku ini?!" "Tulus dengan rencana." Aku tersenyum senang. "Emabell. Aku mohon!" Dia mengerutkan keningnya padaku. Mengandeng tanganku dengan mata berkaca-kaca."Lepas.""Alasan kau koma, bukan karena kekuataan misterius yang membutakan. Tapi karena…." Aku buru-bu

  • Pengantin Pilihan Raja   Menggunakan satu sayap

    Selamat membaca.Aku tersenyum senang. Lalu menatap ke arah Nesessbula yang ingin menyampaikan informasi ini. "Sekalian, katakan padanya, aku masih menunggu." Terangku yang membuat Sih Vardiantura sialan itu tersenyum sinis."Apa yang kau harapkan?""Sampaikan saja!" Potongku. Tak peduli pada wajah angkuh seakan tak terkalahkan padahal cuma mayat hidup, aku jadi merindukan dia yang ku ciptakan dalam benakku. "Ini perintah!" Deg!"Kau….""Kau ingin aku menjadi ratu, akan ku lakukan sesuai yang kau inginkan. Dan kalian akan hidup!" Tegasku sembari tersenyum sampai mataku tidak lagi terbuka—meski artinya adalah sindiran.Mereka saling tatap. Tersenyum satu sama lainnya. "kau mau menikah denganku?" tanya Vardiantura."Hm." Jawabku sembari terus mengunyah."Kau mau menjadi ratu kami tanpa Baginda tercinta mu itu?""Hm." "Kau ingin memberikanku cinta.""Tentu.""Bagaimana dengan keturunan.""Tidak buruk."Mereka semakin bingung. "Kau masih waras Emabell?""Tidak. Setengah gila. YAH WARASL

  • Pengantin Pilihan Raja   Akhir Dialog Harapan Waktu

    Selamat membaca.Aku berjalan seperti orang bodoh diantara dinginnya malam, menikmati luasnya taman yang di bangun hanya untukku. Emabell dari Clossiana Frigga, bahkan nama taman ini adalah namaku. TAMAN EMABELL. Semuanya lengkap, kasih sayang, cinta, perhatian bahkan makanan sudah tersedia. Hanya saja, mengapa? Aku terus menatap ke arah tembok raksasa yang menghalangi duniaku."Baginda?" Sadar kalau ada langkah yang terus mengikutiku sedari tadi—Kubiarkan karena Baginda juga diam saja sedari tadi.Tiba-tiba. Ia memelukku dari belakang. "Tidak dingin?" tanyanya—Bisa kurasakan dengan jelas hembusan nafasnya yang menyentuh leher jenjangku. "Em.""Em?" Ulangnya.Aku tidak bersemangat sampai aku bisa membaca isi pikirannya. "Baginda mereka mengadakan pertemuan dan akhirnya Utara diundang….""Kita tidak akan pergi!""Mereka memilihku sebagai perwakilan." Aku sangat bersemangat sampai lupa akan sesuatu. "Ini…" tak melanjutkan ucapanku, kepalaku malah tertunduk ke bawah. Dan tak kusadari k

  • Pengantin Pilihan Raja   Merindukan kekejaman!

    Selamat membaca.Ribuan panah amarah penuh penolakan di tengah kedamaian tanpa Utara. Dari orang-orang yang pernah tersenyum padaku—Tetapi Dia, Baginda. Dengan cepat menerjang ribuan anak panah itu seperti meteor yang kembali naik ke atas langit tanpa rasa takut.WUSH!Angin berhembus menerpa ku dengan sangat kuat, membuat surai dan pakaian kami beterbangan ke mana-mana. Tapi mata kami seakan menatap biasa saja ke arah Baginda.Zurra menatapku. "Nah Emabell, kita pulang?" Ia mengulurkan tangannya. Membuat aku tergetar, tersentak kagum. Melihat senyuman mereka yang berdiri di hadapanku, dengan ribuan prajurit Utara yang mendekat. Seolah menjemput kami untuk kembali pulang.Meski hanya kumpulan tengkorak dan mayat hidup. Mengapa rasanya bisa sangat hangat? Kegerian dan ketakutan yang pernah ada, sekarang ada dimana? Dan tekad untuk pulang ke Clossiana Frigga yang membuat banyak sekali rasa sakit. Terbang ke angkasa mana?"Ayo kita pulang." Senyumku sembari meraih tangan Zurra.Namun seb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status