Aku menguping obrolan mama dan papa, mereka sedang pusing memikirkan kakakku yang kabur menjelang hari pernikahannya. Papa dan mama saling adu mulut satu sama lain hingga aku takut melihatnya. Wajarlah mereka adu mulut karena anak kesayangannya itu kabur dari rumah, dari dulu kakakku yang paling disayang dan selalu dipuji oleh mama sedangkan aku tampak diperlakukan biasa aja oleh mama. Aku merasa iri tetapi aku tidak bisa berbuat apa apa atas kenyataan ini.
"Cherry sudah terlanjur kabur dari rumah ini tidak ada orang satupun yang tau kemana ia pergi" terang mama pada papa.
Sebenarnya sedari awal mama dan kakak sudah merencanakan ini semua tanpa orang lain tahu. Kakak sudah memesan tiket pesawat dengan pacarnya itu ke Amerika dan mereka akan hidup bersama disana."tidak peduli apa yang terjadi, kau harus membujuk Cherry dan membawanya pulang sebelum pernikahan!!!!!!" ucap papa dengan nada yang penuh amarah
"percuma saja, dari awal Cherry tidak menyukai Farhan, mau dibujuk dengan seribu jurus apapun tidak akan mempan aku sudah pegah dengan sifatnya."
Papa semakin emosi hingga secangkir teh yang ada di genggamannya dilempar ke sembarang arah.
"Patahkan kakinya jika ia menolak, keluarga Charlie tidak boleh hancur ditangan Farhan."
Karena perusahaan keluarga Charlie sudah mendekati titik gulung tikar akhirnya papa membuat kesepakatan kerja sama pada Farhan dengan imbalan ia boleh menikahi salah satu anak perempuan dari keluarga Charlie dengan syarat ia harus mengembalikan kondisi perusahaan Charlie agar tidak gulung tikar.
Aku ketakutan mendengarkan obrolan mereka.
Di luar sana tampak mobil mewah berhenti di depan pintu masuk, keluarlah seorang pria tampan yang menggunakan setelan jas berwarna abu-abu tua dengan warna dasi yang senada melangkahkan kaki menuju rumah. Saking takutnya aku mendengar obrolan orang tuaku, aku tidak sadar bahwa prai itu berjalan menuju arahku dan berkata "apa yang kamu lakukan?"
"ssstttt...diam kau jangan bicara nanti aku bisa ketauan!!! "
Pria itu tampak senyum tipis dan tidak lama kemudian dia menggendongku dan masuk kedalam ruangan diamana papa dan mama sedang mengobrol.
"hei...apa apaan kau ini, turunkan aku cepat!"
Pria itu langsung melemparkanku ke atas karpet, untung saja karpetnya tidak begitu keras."Aku dengar calon pengantinku kabur dan kawin lari dengan laki laki lain"
"ahh itu tidak benar, Cherry hanya sedang pergi berlibur dengan sahabatnya."
"benarkah? Kelihatannya Cherry sangat menikmati liburanya" ucap Farhan sambil menunjukkan foto Cherry bersama pria lain.
Mama dan papa bingung mau berkata apa pada Farhan karena mereka tertangkap basah oleh Farhan yang membawa barang bukti bahwa kakakku kabur bersama pria lain.
"Tapi kami belum mengatakan anak perempuan mana yang akan kamu nikahi, kami punya anak perempuan yang lain... "
Apakah yang dimaksud mama,anak perempuan lain itu aku? Aku rasa hal buruk akan menimpaku, Farhan melirikku setelah mendengar ucapan mama.
"apakah aku yang akan menggantikan kakak dipernikahannya? Aku tidak mau!!!!" ucapku
"Luna tenanglah, kau harus menuruti perintah papamu kau harus berfikir dewasa disituasi seperti ini"
"ohh...apakah kamu menggunakan perempuan ini yang diambil dari suatu tempat untuk mempermainkanku? Kamu pikir bisa semudah itu mempermainkanku?"
Ia berkata sambil menghamiriku lalu menyentuh daguku dan memandang wajahku.
"aku bukan anak adopsi!!! Aku adalah nona kedua dari keluarga charlie!!!!!"
Lalu ia bangkit dan mengeluarkan sapu tangan dari kantong jasnya dan mengelap tangannya bekas menyentuh daguku, apakah aku semenjijikan itu hingga ia mengelap tangannya???
"baiklah, jadi kamu orangnya. Lagi lupa semua orang harus menepati janjinya dan jika ia melanggar janjinya maka harus siap membayarnya."Lalu ia bangkit dari duduknya lalu pergi begitu saja bersama asistennya.
Suasana diruangan ini tampak tidak nyaman, papa hanya duduk dan diam terlihat jelas dari raut wajahnya kalau papa sedang berpikir keras, sedangkan mama duduk dengan raut wajah yang pasrah oleh keadaan."pa, pokoknya aku ngga mau nikah dengan pria gila itu"
"kau tahu kan kondisi perusahaan kita sedang tidak stabil?sudahlah kau patuh pada papa dan mama saja, kakakku itu tidak peduli dengan kondisi keluarganya sendiri hanya kau satu satunya harapan keluarga Charlie."
"ikuti saja apa kata papa, sekarang kau harus mempersiapkan dirimu untuk besok di hari pernikahanmu, jangan sampai kamu membuat nama keluarga ini tercoreng"
"ayo kita makan malam aja" lanjut mama
"aku tidak berselera makan, aku mau ke kamar saja!"
"LUUNAAAA!!!"
Aku berjalan menuju kamar dan menghiraukan panggilan dari papa, aku merasa sangat sedih mengapa harus aku yang berada diposisi seperti ini.
*****
Setelah sampai dikamar aku baringkan tubuhku diatas kasur yang empuk dan nyaman itu, aku meraih bantal untukku peluk dan tanpa sadar air mataku jatuh membasahi pipiku. Jika waktu bisa diputar, aku berharap tidak mengatakan apapun walau satu kata pada pria gila itu.
*****
Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Farhan, kami melangsungkan pernikahan di kediaman Farhan. Diluar sudah banyak wartawan menggu pernikahan berlangsung, aku dan mama masih duduk terdiam didalam mobil.
"Jangan kotori gaun itu, jika Cherry yang menggunakan gaun itu pasti dia tampak sangat cantik di dunia ini."
Sudah tidak heran mendengar ucapan mama yang selalu membela kakakku daripada aku, karena kakakku sangat merawat tubuhnya sedangkan aku cuek terhadap penampilan. Dengan berat hati aku menyunggingkan senyum dan keluar dari mobil yang disambut oleh papa untuk berjalan menuju altar. Saat aku turun dari mobil semua tamu undangan dan wartawan terkejut melihatku bahwa calon pengantinnya adalah aku bukan nona pertama dari kerluarga Charlie, aku tidak kaget karena sebelum pernikahan berlangsung keluarga Farhan dan keluargaku sudah mengumumkan pernikahan kakak dan Farhan. Saat sedang berjalan menuju altar aku tergelincir oleh sepatu hak tinggi sialan yang aku kenakan,dan semua mata tertuju padaku.
"Pengantin wanitanya bukan nona Cherry, lalu siapa dia?" ucap salah satu wartawan.Aku memang tidak terlalu populer seperti kakak, makannya tidak ada yang mengenaliku.
"apakah dia wanita gila yang ingin menjadi istri tuan Farhan?" ungkap dari salah satu tamu undangan
"maaf, aku adalah nona kedua dari keluarga Charlie aku bukan wanita gila. Aku tidak tahu tentang ini semua" terangku
"ternyata dia nona kedua keluarga Charlie, mengapa kau menggantikan nona Cherry sebagai pengantin?"
Aku sangat tertekan dan sialnya aku tidak bisa berdiri karena kakiku terkilir, aku hanya bisa pasrah dan berharap bahwa ini hanyalah mimpi dan aku akan terbangun dari tidurku.Aku terus memejamkan mataku hingga seseorang berjalan dan menghampiriku sambil berkata
"apa yang kalian lalukan?!"Ternyata itu Farhan, dia membubarkan kerumunan wartawan yang sedari tadi mengambil gambarku untuk dimuat diberita. "masih tidak mau berdiri?" ucap Farhan."kakiku sakit."
Lalu ia berlutut didepanku dan berkata
"jangan bergerak"
tanpa permisi ia langsung menggendongku dan berjalan menuju altar.
"umm... Kakak ipar apa yang mau kau lakukan?cepat turunkan aku!!!"
"aku bukan kakak iparmu tetapi suamimu"
Sambil digendongnya kita menuju altar dan menyelesaikan upacara pernikahan kita. Disana sudah ada pendeta yang sudah menanti kita.
Sesampainya di depan pendeta kita melangsungkan pernikahan dan mengucapkan janji suci dan berjanji untuk membangun bahtera rumah tangga penuh kasih dan sayang. Setelah selesai saatnya mempelai pria mencium istrinya untuk membuktikan kasih sayang dan cintanya terhadap istrinya, saat ia mendekatkan wajahnya ke arahku jantungku semakin berdetak tidak beraturan. Pada akhirnya dia mendaratkan bibirnya tepat di bibirku dan dia langsung melumat bibirku, anehnya kenapa aku menikmatinya hingga aku memejamkan mataku, tidak lama kemudian rasanya aku seperti kekurangan oksigen dan aku kehilangan keseimbangan tubuhku hingga akhirnya aku tak sadarkan diri."TIIDAAKKKK!!!!!"Aku terbangun dari tidurku dengan nafas yang terengah engah dan aku langsung duduk diranjang untuk menenangkan tubuhku. Aku membuka mataku dan aku sangat terkejut dimana aku ini, kenapa bukan berada di kamarku."inii...ini adalah mimpi, tapi....dimana aku?"Aku rasa ada yang menggenggam tanganku."ehhh....FARHANNN??!!!""dimana bajuku?"Bangun tidur kenapa aku dalam keadaan tanpa busana? saat aku menoleh ke arah sampingku aku sangat terkejut melihat dia tidur disebelahku dengan tangannya menggenggam tanganku. Ternyata ini bukan mimpi melainkan ini adalah sebuah kenyataan bahwa aku benar benar menikah dengan si pria gila ini.Dia terbangun dan mulai membuka matanya.Tak lama dari itu dia langsung duduk dan memegangi kepalanya tampaknya ia sakit kelapa karena kaget oleh suaraku."kenapa kamu pagi pagi sudah berisik?""kamu...kamu...kenapa telanjang, apa yang kamu lakukan padaku?""ummm.
Aku hanya memandangi makananku dan Farhan sudah menyantap makanannya sedari tadi. Aku tidak selera makan, yang aku inginkan saat ini hanya keluar dari rumah Farhan yang bagaikan neraka bagiku."apa kau tidak menyukai masakannya?""kau membawaku secara paksa ke meja makan, sehingga aku tak berselera makan"Farhan mengangkat tangannya seolah itu adalah isyarat kepada pelayannya agar membawakan sebuah kursi dan menaruhnya di sampingku. Lalu Farhan bangkit dan berjalan menuju arahku lalu duduk disampingku.Ia mulai meraih garpu dan pisau, ia mulai memotong steak lalu diambilnya satu potong steak menggunakan garpu lalu mengarahkan ke mulutku.Ya tuhannn, sebenarnya apa yang ada dalam pikiran pria gila ini? Kenapa dia menyuapiku dengan romantis seperti ini, apakah ini hanya perangkap untukku?"buka mulutmu sayang""aku bisa makan sendiri Farhan!!!!!!""apa kau tidak mendengarkanku? Buka mulutmu cepat!!!"Dasar
"Bukan seperti itu maksudku," ucapku dengan sangat tertekan karena melihat raut wajah Farhan yang sudah sangat mengerikan."Bukankah kau bayak bicara barusan..." ucap Farhan sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku dan tanganya membelai pipiku dengan raut wajah bagaikan setan."Tidakkk....tidak..maksudku.... " belum selesau aku bicara, Farhan sudah memotong pembicaraanku."Sstttt, yang perlu kau ingat adalah kau hanya seorang pengganti tidak lebih dari itu," ucap Farhan sambil mempererat cengkraman tanganya yang sudah berada dileherku."A...a...a...." aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun hanya taganku yang bergerak mencoba melepaskan cengkraman Farhan di leherku.Lalu dengan kasar Farhan menyungkurkan badanku di ranjang lalu ia keluar dari kamar.Air mataku keluar tanpa disadari, Kenapa dia selalu berkata buruk padaku padahal ini semua bukan rencanaku untuk menjadi istrinya. Aku menangis diatas ranjang dengan membaringkan tubuhk
Ini sudah waktunya makan siang, aku akan menyuruh koki di rumah untuk memasakan makanan untuk Farhan dan aku akan mengantarkannya ke kantor. Aku akan menyuruh supir untuk mengantarkanku bagaimanapun juga kan aku istri sah dari Farhan bukan simpananya jadi aku bisa bebas menggunakan fasilitas yang ada di kediaman.Saat tiba di kantor Farhan aku segera masuk dan berjalan menuju resepsionis yang sedang duduk sanai, aku ingin menanyakan ruangan Farhan karena ini pertama kali aku datang ke kantornya."Permisi, aku mau bertemu dengan Farhan Jacob Alexander, bisa?" tanyaku dengan polos."Maaf nona, tapi anda harus membuat janji terlebih dahulu kami tidak bisa langsung mempersilahkan tamu asing untuk bertemu dengan tuan Farhan," ucap sang resepsionis."Apa???? Aku harus membuat janji terlebih dahulu?""Ya, apa aku boleh tahu ada urusan apa kau kesini?""Ahh...hahaha tidak terlalu penting juga sih hanya ingin mengantarkan makan siang untuknya," u
*****Di taman hiburan."Halo Jack. Rencanamu berjalan dengan lancar, kau benar benar dewaku. Dia mau pergi denganku. Tapi kenapa kau memberiku cuma satu tiket?" ucapku dibalik telpon."Hei nona, kau ini benar benar bodoh. Apa kamu tidak terpikirkan jika kamu punya suami kaya raya? Kau bisa meminta suamimu untuk memesan seluruh taman hiburan. Kau harus memanfaatkan kesempatan itu.""Oh seperti ituuu... Kenapa kau tidak bilang dari tadi sihh.""Hei sekarang kamu dimana?""Aku sudah berada di taman hiburan sedang menunggu Farhan datang, kenapa?"Saat aku sedang bicara dengan Jack, tiba tiba Farhan datang menghampiriku dan langsung curiga dengan siapa aku bicara di telepon."Dengan siapa kau berbicara di telepon?" tanya Farhan dengan berbisik di telinga sebelah kiri.Sontak aku langsung kaget mendengar bisikan dari Farhan yang menggunakan nada penuh aroma roma iblis neraka."Ehh...tidak ada," reflex aku l
Pagi ini aku harus menyiapkan setelan jas untuk Farhan pergi ke kantor. Mumpung Farhan masih mandi sebaiknya aku cepat bergegas ke lemari untuk memilih pakaian. Aku juka akan membantunya memakai dasi, ehh tapi sepertinya Farhan sudah selesai mandi.Dia berjalan menuju arahku dan memakai baju yang sudah aku siapkan. Farhan tidak ada komentar mengenai baju yang aku pilihkan karena menurutnya oke oke saja jika itu berwarna dark. Dia melepas handuk yang disematkan di pinggangnya hingga ia telanjang bulat, akupun jadi salah fokus kebanggaan laki laki dan sialnya Farhan menyadari kalau aku sedang salah tingkah. Terlintas di pikiran Farhan untuk menggodaku, ia berjalan ke arahku, aku yang panik dan pikiranku sudah di selimuti dengan aura negatif. Aku berjalan mundur untuk menghindari serangan dari Farhan.'BRUKK'aku terjatuh ke ranjang, dan Farhan masih belum menyerah palah dia merangkak di atas tubuhku dan mendekatkan wajahnya ke arah telingaku samb
"Halo... Halo," ucap sang penelpon. Seseorang membungkam mulutku dengan kain yang sudah dikasih obat bius dan tidak lama kemudian aku tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius itu. Aku dibawa ke sebuat tempat seperti gudang, aku disekap dalam keadaan mulutku ditutup dengan lakban sedangkan tubuhku diikat dengan tali. ***** Disamping itu, kakak sedang membujuk Farhan untuk tidak mengejarku dan dia merayunya untuk makan siang sambil membicarakan bisnis. "Perusahaanmu memang sedang tidak dalam kondisi baik. Tapi mengambil alih perusahaan tetap yang paling penting untuk dilakukan," ucap Cherry dengan mengalihkan perhatian Farhan. "Maaf mengganggu sebentar, tuan. Buket bunga untuk ulang tahun pernikahan kalian yang dipesan oleh nona Luna sudah datang," ucap bibi Ana yang masih di tempatnya awalnya dia ragu untuk mengatakanya pada tuanya.
Hingga malam tiba kenapa kakak tidak menghadiri acara ulang tahun papa? Dimana dia sebenarnya kenapa dia sampai menghindar dari keluarga.Saat aku sedang duduk ditaman, aku mendengar ada orang sedang mengobrol dan entah kenapa naluri penasaranku muncul hingga aku mendekati mereka, dari kejauhan tampak dibalik semak semak itu aku melihat kakakku sedang mengobrol dengan Farhan."Farhan," panggil Cherry."Cherry, kenapa kau terus menghindarku? Sekarang aku sudah menemukanmu kuharap kamu bisa menepati janjimu," ucap Farhan sambil meraih kedua tangan kakak dan ia menggenggam dengan erat."Ahahaha sepertinya aku tidak bisa lepas dari pandanganmu," ucap kakak mengingat kembali kalau dia pernah berjanji kepada Farhan untuk menikahinya."Cherry, menikahlah denganku," Ucap Farhan dengan nada yang begitu lembut sambil mengecup tangan kakak."Katakan saja besok, sekarang aku lelah," ucap Cherry yang hendak meninggalka
Aku membeli yang sangat di butuhkan anak anak lalu aku langsung bergegas untuk pulang karena aku sudah janji kepada anak anak agar tidak lama saat keluar rumah. Saat berada di lobby mall aku melihat seseorang yang sepertinya aku tidak kenal tetapi akupun tidak tahu dia siapa, karena aku tidak mau memikirkan dia siapa jadi aku langsung buru-buru untuk masuk ke dalam mobil.Sesampainya di kediaman aku langsung menemui anak anak yang sedang menungguku pulang, mereka langsung sangat bahagia sat melihatku pulang membawa papper bag yang berisikan punya mereka semua dan tadi aku sempat membelikan mereka coklat.***Ada yang penasaran bagaimana nasib Alinda tidak?Oke aku akan menceritakan sedikit nasib Alinda setelah kejadian malam itu.Alinda pun tahu kalau aku sudah tidak bersama Farhan dan ini adalah tujuan dari rencananya yaitu memisahkan aku dengan Farhan. Ia datang menemui Farhan dengan membuat drama yang tidak habis pikir sampai Farha
“Luna, aku sudah menantimu sejak lama.”“Jemy, kau sudah salah menyukai orang. Kau menyukai wanita yang sudah bersuami dan juga anak, kau masih bisa mencari wanita yang masih single.”“Aku hanya mau denganmu Luna.”“Tidak Jemy, aku tidak punya perasaan yang sama denganmu, sebaiknya kau hilangkan perasaanmu itu padaku dan carilah wanita yang sesuai dengan kriteriamu. Selama ini aku mengangap kau sebagai teman dan juga keluarga tidak lebih.”“Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku Luna.”“Akan sia sia Jemy, selama ini yang kau lakukan padaku sudah cukup meneyentuh hati. Mungkin jika wanita lain yang ada di posisiku pasti langusng jatuh cinta padamu, tetapi aku tidak bisa dan pikiranku selalu menuju ke Farhan.”“Luna, kau jangan membohongi dirimu sendiri, jangan menyaiksa dirimu karena kau ingin masa depan anakmu terjamin karna adanya orang tua yang lengkap, aku bisa m
Kita langsung menuju rumah Farahn dengan pak Abdul yang menyupir mobil, jok mobil bagian depan di isi oleh Jansen karena ia yang minta sendiri untuk duduk di depan. Aku, Farhan dan juga Alisa terima duduk di kursi penumpang. Aku lihat dari kemarin Farhan tidak mengeluarkan sifat menyebalkannya, justru saat sedang bersama Alisa dan Jansen ia tampak sangat hangat untuk menyapa anak anak.***Saat menjelang malam, akhirnya Jemy memberanikan diri untuk bertemu denganku dan juga anak anak. Ia langsung pergi menuju rumah Jack karena setahu dia aku masih di rumah Jack. Saat tiba di rumah Jack, Jemy masuk ke dalam rumah dan mendapati Jack yang sedang bersama istrinya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Jack tentang keberadaanku.“Jack, dimana Luna kok tampak sepi,” tanya Jemy sembari masuk ke dalam kediaman.“Ohh Luna sudah pulang dengan Alisa dan Jansen, kau baru menemuinya malam hari?”“Pulang ke rumah kakek maksudmu
Aku bangun lebih dulu daripada anak anak dan juga Farhan, saat aku membukakan mataku aku terkejut dengan keberadaan Farhan yang sudah berada di sisi Alis, karena mereka sedang tidur jadi aku memutuskan untuk keluar dari kamar, aku mendapati Jack dan Kiara yang sudah berada di rumah dan sedang mengobrol dengan kakek.“Luna,” panggil Jack.“Hai, apa urusan kalian sudah beres?” tanyaku pada Jack dan juga Kiara.“Tidak ada yang bisa menghalangi urusanku, semua aku urus dengan secepat mungkin,” terang Jack.“Baguslah.”“Dimana anak anak dan juga Farhan? Apa dia sudah pulang ke rumahnya?” timpal Jack padaku.“Oh ada, mereka masih tertidur. Mungkin anak anak kelelahan main di halaman jadi sampai jam segini mereka belum bangun,” jelasku pada semua orang, aku agak sedikit malu kepada kakek karena tadi Farhan menggendongku di depannya.“Baguslah, nanti malam kau sudah
“Sayang apa kita harus melanjutkan aktivitas tadi pagi yang sempat tertunda karena anak anak?” bisik Farhan padaku.“Tidak tidak,” aku langsung menolak ajak Farhan, memang benar yang di katakan Jack tadi kalau laki-laki memang tidak bisa menahan dirinya sendiri.“Aku tahu kalau kau juga menginginkannya sayang, ayo kita lanjut saja,” ajak Farhan padaku.“Jika kita menghilang, nanti Jansen dan Alisa akan mencariku. Aku tidak bisa melakukannya sekarang.”“Jansen dan Alisa sedang bermain di luar, jika kau tidak memanggilnya maka mereka tidak akan masuk ke dalam rumah.”“Masih ada kakek di sini, kita harus menghargainya.”“Pasti dia juga bisa memakluminya sayang, sudah jangan banyak alasan lagi.”Farhan langsung membopongku dan membawanya ke kama, tetapi saat di perjalanan menuju kamar kami berpapasan dengan kakek dan Farhan hanya menyapanya dengan singkat
Setelah selesai sarapan, Jack mengajakku untuk mengobrol lanjutan yang kemarin. Aku langsung mengikuti Jack yang pergi berjalan menuju ruang tamu sedangkan Kiara diam di kursinya dan juga kakek yang juga masih duduk di kursi. Jansen dan Alisa sementara di asuh oleh pelayan kediaman.“Luna kau sudah melihat isi flash disk yang aku berikan padamu?” tanya Jack.“Sudah.”“Bagaimana tanggapanmu? Apa kau sudah percaya dengan kebenaran?”“Aku masih sedikit bingung Jack, aku harus percaya atau harus bagaimana karena dia telah melakukannya tanpa rasa canggung sedikitpun, sudah seperti suami istri saja.”“Luna, kau harus memahani laki-laki. Dia kemarin di pengaruhi oleh obat perangsang, kau juga tahu sendiri kan kalau laki-laki sedang di kuasai oleh hawa nafsu secara alami seperti apa sedangkan ini di pengaruhi oleh obat yang memaksanya untuk melakukannya dengan orang yang tidak ia sukai,” terang Ja
Alisa langsung bangun dari tidur dan ia tidak mau aku tinggal keluar untuk menemui Jansen dan Farhan yang sudah lebih dulu bermain padahal Jansen belum mandi dan masih menggunakan piyama tidur.“Mau langsung mandi?” aku menawarkan kepada Alisa untuk langsung mandi agar aku tidak kerja dua kali nantinya karena aku harus membuat sarapan.“Iya, aku ingin mandi lalu dandani aku yang cantik seperti momy,” ucap Alisa.“Baiklah, ayo kita ke kamar mandi sayang.”Aku langsung memandikan Alisa lalu mendandaninya dengan rambut yang di kepang, setelah selesai aku langsung mengajak Alisa untuk keluar menemui Jansen sedangkan aku pergi ke dapur untuk memasak. Semenjak aku tidka bersama Farhan aku jadi sering memasak dan tidak ada yang melarangku, hanya Farhan saja yang sangat posesif yang melarangku melakukan semua hal.“Halo uncle, bolehkah aku ikut bergabung dengan kalian?” sapa Alisa kepada Farhan.&ldquo
Aku sudah tidak mau menanggapi perkataan Farhan yang membuatku jadi pusing, aku langsung mengambil Jansen dari gendongan Farhan lalu aku pergi meninggalkannya, aku berjalan masuk ke dalam untuk menemui kakek dan Alisa yang sedari tadi aku tinggal.“Momy belum menjawab pertanyaanku tadi,” Jansen masih terus menagih pertanyaannya yang belum aku jawab tadi.‘Sangat menyusahkan sekali mempunyai anak yang berdaya ingat tinggi seperti ini, lagian Farhan juga ngapain ia memberitahu kepada Jansen, nanti juga ada waktunya sendiri ia akan tahu daddynya yang sebenarnya,’ aku menggandeng Jansen sambil terus ngedumel.“Luna bagaimana Farhan?” tanya kakek yang langsung menyambut kedatanganku.“Maksud kakek?”“Bukankah tadi ia membawa Jansen keluar? Apa dia meminta mereka untuk bersamanya?”“Kalau itu sudah pasti, tetapi aku terus menolaknya karena aku tidak mau bersamanya lagi.”
Walaupun mereka belum pernah bertemu tetapi batin mereka sangat kuat, nyatanya Jansen yang awalnya tengah mengis dan tidak mau diam sekarang ia langsung diam di gendongan Farhan.“Ini cake yang kau inginkan,” Farhan memberikan sebuah cake coklat kepada Jansen yang sudah berhenti menangis.“Terimakasih uncle, sekarang banyak yang mau bermain dengan Jansen,” ucap Jansen.“Mulai hari ini uncle akan menemanimu dan juga Alisa untuk bermain, bagaimana?” ini adalah bagian dari rencana Farhan agar ia bisa membujuk istrinya agar bisa kembali kepadanya dan juga anak anaknya.“Tapi uncle harus meminta izin kepada momy dulu.”“Tidak perlu, aku kan teman baik uncle Jack dan momy juga sangat mengenalku, jadi untuk apa aku harus meminta izin kepadanya?”“Benar juga, baiklah mulai sekarang kau temanku dan kau boleh setiap hari datang ke rumah seperti daddy.”“Daddy? Apakah