"Bukan seperti itu maksudku," ucapku dengan sangat tertekan karena melihat raut wajah Farhan yang sudah sangat mengerikan.
"Bukankah kau bayak bicara barusan..." ucap Farhan sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku dan tanganya membelai pipiku dengan raut wajah bagaikan setan.
"Tidakkk....tidak..maksudku.... " belum selesau aku bicara, Farhan sudah memotong pembicaraanku.
"Sstttt, yang perlu kau ingat adalah kau hanya seorang pengganti tidak lebih dari itu," ucap Farhan sambil mempererat cengkraman tanganya yang sudah berada dileherku.
"A...a...a...." aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun hanya taganku yang bergerak mencoba melepaskan cengkraman Farhan di leherku.
Lalu dengan kasar Farhan menyungkurkan badanku di ranjang lalu ia keluar dari kamar. Air mataku keluar tanpa disadari, Kenapa dia selalu berkata buruk padaku padahal ini semua bukan rencanaku untuk menjadi istrinya. Aku menangis diatas ranjang dengan membaringkan tubuhku, aku terus menangis hingga ketiduran.*****
Bibi Ana masuk kekamarku dan membangunkanku, semalam aku tidur sendiri, entah si brengsek itu tidur dimana bukan urusanku.
"Nona....nona, bangunlahh," ucap bibi Ana dengan selembut mungkin.
"Ummmm..."
"Bangunlah nona, papamu ada disini."
"Apa?? Papa datang kesini? Iya aku akan bangun dan langsung bergegas menemuinya."
"Tapii... sebaiknya anda menutupi bekas luka lebam yang ada di leher anda," bibi Ana memberitahu luka yang dibuat oleh Farhan semalam.
"Ah iya, dasar laki laki brengsek harusnya dia dikirim ke neraka saja," dulemku sambil berjalan menuju meja rias untuk bercermin melihat luka lebam yang berada di leherku."Kalau begitu saya pamit dulu nona."
"Iya bi."
Dengan cepat kilat aku langsung bangun dari tempat tidur dan langsung berdandan dan aku memilih baju yang mempunyai kerah yang panjang agar lukaku tidak terliat oleh papa. Rasanya senang sekali papa datang menemuiku bagaikan bunga yang sudah layu disiram dengan air. Aku keluar kamar dan turun dari tangga dengan berlari agar bisa bertemu dengan papa secepat mungkin.
"Papa... Apakah ada hal penting hingga kau datang kesini?" tanya yang masih sambil melangkahkan kaki menuju papa yang berada di ruang tamu.
"Luna kenapa kau masih bertingkah seperti anak kecil, jalanlah dengan pelan agar kau tidak tersandung."
"Papa aku sangat merindukanmu," ucapku yanng langsung memeluk papa dan papa membalasnya.
"Iya sayang, sebaiknya kamu sarapan dulu. Papa mau ngobrol dulu sama suamimu."
"Jadi papa kesini buat ketemu dia bukan aku, ya udah deh ngga papa."
Aku berjalan menuju meja makan untuk sarapan, biarkan saja papa dan Farhan berbincang bincang toh dilihat dari raut wajah papa sepertinya tidak ada apa apa.
*****
Di ruang kerja Farhan."Aku kesin untuk membicarakan sehubung hilangnya ingatan Luna, dia tampak sehat dan dia..."
"Apa ada kabar dari Cherry?" potong Farhan yang tanpa merasa bersalah.
"Kau ini! Kau sudah menikah dengan Luna, kau harus melupakan perasaanmu kepada Cherry. Kau harus menjaga perasaan Luna."
"Sudah kukatakan dari awal bahwa aku hanya mencintai Cherry, mengapa kau memaksakan aku untuk menikah dengan Luna?"
"sudahlah aku masih banyak urusan, bicara denganmu hanya membuat darah menjadi naik saja."
Saat aku sedang berjalan menuju ruang tamu aku mendengar papa pamit untuk pergi. Kenapa papa cuma sebentar disini? Padahal aku belum mengobrol dengan papa. Aku langsung lari mengejar papa yang sudah sampai didepan pintu.
"Kenapa papa cuma sebentar?"
"Papa masih ada urusan."
"Baiklah, hati hati dijalan pa,"
"Iya sayang terimakasih, kamu juga jaga diri baik baik ya disini. Sesekali mainlah kerumah,"
"Iya pa."Aku mengantar papa hingga masuk ke mobilnya. Aku memandani mobil papa yang mulai minggalkan rumah Farhan. Aku duduk disebuah ayunan sambil memikirkan Farhan. Kenapa dadaku berdetak kencang jika menyebut nama 'Farhan', sepertinya aku sudah jatuh cinta padanya. Tiba tiba Farhan menghampiriku...
"Luna, jangan harap aku bisa mencintaimu,sebaiknya kau kubur dalam dalam perasaanmu itu," ucap Farhan yang berdiri di sampingku lalu ia pergi entah kemana.
"Dasar laki laki brengsek," umpatku yaang tidak bakalan terdengar oleh Farhan.
Tetapi ini sudah terlambat, sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu dan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dengan caraku sendiri.
*****
Di dalam kediaman."Nona, waktunya anda minum teh herbal," ucap bibi Ana yang sudah membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat secngkir teh herbal.
"Yaampunnn wanita cantik dan imut sepertiku masih harus meminum teh herbal? Baiklah baiklah jika kau memaksa aku akan meminumnya."
Bibi Ana terlihat tersenyum saat mendengar ucapanku. Aku meminum teh herbal yang dibawakan oleh bibi Ana. Tampaknya Farhan berjalan menuju kamar.
"Lihatlah, aku sudah meminum teh herbal yang kau perintahkan kepada bibi Ana," ucapku saat melihat Farhan yang baru masuk ke dalam kamar."Enyahlah."
Sialan pria gila ini. Tapi aku tidak akan menyerah dan aku akan membuat kesepakatan dengannya.
"Farhan, ayo kita taruhan. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam waktu satu bulan"
"Haha baiklah. Tetapi jika dalam waktu satu bulan aku belum mencintaimu maka kau harus keluar dari sini. Dan jika aku jatuh cinta padamu dalam waktu satu bulan kau akan menjadi nyonya Farhan yang sesungguhnya, bagaimana?"
"Umm... boleh juga, aku setuju."
Farhan lalu keluar dari kamar dan entah pergi kemana. Aku harus menyusun rencana agar usahaku berhasil. Sepertinya aku punya seseorang yang bisa membantuku. Lalu aku mengambil ponselku dan menelepon Jack, kita akan bertemu di sebuah cafe pada pukul 8 malam, dia terdengar seperti sedang berada di sebuah bar. Aku sudah tidak sabar ingin menanyakan sesuatu pada Jack, aku memutuskan untuk bergegas menemui Jack disebuah bar.
Setelah aku sampai dibar yang hingar bingar, aku mencari keberadaan sicowo mata keranjang. Dan benar sekali aku melihatnya sedang duduk bersama dua wanita, aku langsung menghampirinya. Jack terlihat sangat terkejut melihatku sudah berada di hadapannya."A-apa kau sudah gila menemuiku disini, jika Farhan tau maka dia akan membunuhku. Kita kan sudah ada janji untuk bertemu di cafe jam 8 ,sekarang baru jam 7," ucap Jack yang dengan panik karena takut ada mata mata Farhan yang melihat.
"Aku sudah tidak sabar, jika kau takut Farhan melihatmu denganku disini sebaiknya kita pergi ke cafe dekat sini."
"Baiklah baiklah, kau merusah waktu bersenang senangku," ucap Jack dengan kesal dan ia meninggalkan para wanitanya.
"Upsss.... Sorry hehehe"
Aku dan Jack meninggalkan bar dan mencari cafe terdekat. Aku sudah menyiapkan buku catatan dan bulpoin didalam tasku untuk mencatat hal penting yang aku cari dari Jack. Saat sudah didalam cafe kita langsung duduk dan memesan minuman, lalu aku mengeluarkan buku catatanku dan bulpoin.
"Hey, mengapa kau mengeluarkan buku?" tanya Jack dengan heran.
"Aku ingin bertanya sesuatu mengenai Farhan padamu dan kau harus menjawabnya!!" seruku.
"Hmm baiklah silahkan dimulai pertanyaannya nyonya Farhan."
"Tipe wanita seperti apa yang di sukai Farhan?" Pertanyaan pertama aku lontarkan kepada Jack.
"Emmmm.....dia suka wanita rambut pirang, mata berwarna biru, tinggi, pinggang ramping dan berpendidikan tinggi dan juga sexy nanmenggoda," terang Farhan padaku.
"Terus apa lagi," kataku yang sibuk menulis kriteria yang Jack sebutkan.
"Heiii tunggu, jangan jangan kau benar benar jatuh cinta padanya?"
"Yahhhh....kurasa seperti itu. Apa aku terlihat main main? Aku ingin membuatnya berlutut dan mengemis cinta padaku," ucapku dengan penuh percaya diri.
"Hahaha....kau harus mengubah penampilanmu dulu jika ingin membuatnya jatuh cinta padamu, lihatlah dirimu yang kacau seperti ini."
"KAU......"
"Iya iya sorry, ayo lanjutkan lagi.""Apakah menurutmu Farhan bisa mencintaiku?""Emmm, kalau itu aku tidak tau. Tetapi yang bikin aneh dihati Farhan ada Cherry tetapi tubuhnya mau tidur denganmu," ucap Jack yang tampak memikirkan perkataanya barusan."Kau pikir aku ini apa Jack?""Maksudku bukan seperti itu Luna,,,""Kita akhiri saja sebelum aku berubah menjadi monster dan memakanmu utuh.""Kau sama mengerikanya dengan Farhan, sepertinya kalian memang berjodoh."*****
Di kediaman Farhan."Bibi Ana, apa makanan kesukaan Farhan?" tanyaku.
"Tuan tidak memilih soal makanan nona."
"Apakah Farhan mempunyai kebiasaan aneh saat pagi hari atau yang lain?"
"Nona, hal seperti itu seharusnya kau lebih tahu."
"Ahh iya, baiklah bi terimakasih."
Aku mencatat semua rencanaku di buku catatan dan aku harus menyiapkan bagian Rencan pertamaku. Tiba tiba Farhan datang menghampiriku dan duduk disebelahku.
"Apa yang sedang kau rencanakan iblis kecil?" tanya Farhan dengan nada yang lembut sepertinya mood dia sedang bagus.
"Tentu saja kejutan untukmu suamiku,hahaha."
"Dasar iblis kecil, sudahlah aku tak mau meladeni omonganmu."
Lalu Farhan pergi keluar dari kamar dengan membawa jasnya, seprtinya dia mau pergi ke suatu tempat yaitu bar karena dia pergi ke bar hanya di malam hari sedangkan pagi hingga sore ia berada di kantor, dia sering pergi ke bar bersama Jack. Saat Farhan dibar apakah dia bermain dengan perempuan atau tidak? Tapi melihat sikapnya yang dingin itu sepertinya tidak ada wanita yang ingin mendekatinya.
*****
"Heii apa kabar tuan Farhan, tumben kau tidak bersama istri tercintamu?" tanya Jack pada Farhan.
"Tutup mulutmu Jack, semakin hari aku jadi tambah membencinya karena perlakuanya yang aneh. Apa sudah ada kabar tentang Cherry?"
"Entahlah, apa yang sedang kau rencanakan?"
"Aku ingin membawa Cherry pulang dalam waktu satu bulan ini."
'Satu bulan? Sepertinya Farhan dan Luna ada sesuatu' gumam Jack dalam hatinya.
"Satu bulan? Bagaimana caranya?"
"Itu sangat gampang, aku akan membekukan rekening bank Cherry dengan itu dia tidak bisa berbuat apa apa selain kembali kepadaku."
'Luna seperinya kau harus menyelesaikan masalahmu sendiri, aku tidak bisa membantumu karena Farhan sangat berapi api untuk mendapatkan kakakmu' Jack bergumam kembali.
*****
Aku akan membuatkan sarapan istimewa untuk Farhan, aku akan membuat telur dadar berbentuk hati dan dihiasi dengan sayuran. Rencana pertamaku adalah membuatkan dia sarapan istimewa dan semoga saja dia suka. Aku membawakan sarapan ke meja makan.
"Apa ini??!!!!" bentak Farhan.
"Sarapan istimewa untukmu,aku membuatnya penuh dengan kasih sayang dan cinta"
"Bibi Ana, cepat singkirkan makanan sampah ini dan bawakan aku makanan untuk sarapan sekarang!!!!!"
"Ahh...kenapa kau menolaknya?" tanyaku dengan kaget melihat amarah Farhan.
"Kau boleh berusaha, tetapi itu bukan berarti aku akan bekerja sama denganmu!"
Farhan tampak sedang mengiris telur dadar bikinan bibi Ana ,tanpa basa basi aku langsung menghabiskan telur dadar yang sudah dipotong olehnya.
"Baiklah, aku sudah memakan sarapanmu dan sekarang giliranmu memakan hasil masakanku."
"Bibi Ana tolong bawa wanita gila ini pergi dan bawakan aku sarapan lagi!!!"
Ini sudah waktunya makan siang, aku akan menyuruh koki di rumah untuk memasakan makanan untuk Farhan dan aku akan mengantarkannya ke kantor. Aku akan menyuruh supir untuk mengantarkanku bagaimanapun juga kan aku istri sah dari Farhan bukan simpananya jadi aku bisa bebas menggunakan fasilitas yang ada di kediaman.Saat tiba di kantor Farhan aku segera masuk dan berjalan menuju resepsionis yang sedang duduk sanai, aku ingin menanyakan ruangan Farhan karena ini pertama kali aku datang ke kantornya."Permisi, aku mau bertemu dengan Farhan Jacob Alexander, bisa?" tanyaku dengan polos."Maaf nona, tapi anda harus membuat janji terlebih dahulu kami tidak bisa langsung mempersilahkan tamu asing untuk bertemu dengan tuan Farhan," ucap sang resepsionis."Apa???? Aku harus membuat janji terlebih dahulu?""Ya, apa aku boleh tahu ada urusan apa kau kesini?""Ahh...hahaha tidak terlalu penting juga sih hanya ingin mengantarkan makan siang untuknya," u
*****Di taman hiburan."Halo Jack. Rencanamu berjalan dengan lancar, kau benar benar dewaku. Dia mau pergi denganku. Tapi kenapa kau memberiku cuma satu tiket?" ucapku dibalik telpon."Hei nona, kau ini benar benar bodoh. Apa kamu tidak terpikirkan jika kamu punya suami kaya raya? Kau bisa meminta suamimu untuk memesan seluruh taman hiburan. Kau harus memanfaatkan kesempatan itu.""Oh seperti ituuu... Kenapa kau tidak bilang dari tadi sihh.""Hei sekarang kamu dimana?""Aku sudah berada di taman hiburan sedang menunggu Farhan datang, kenapa?"Saat aku sedang bicara dengan Jack, tiba tiba Farhan datang menghampiriku dan langsung curiga dengan siapa aku bicara di telepon."Dengan siapa kau berbicara di telepon?" tanya Farhan dengan berbisik di telinga sebelah kiri.Sontak aku langsung kaget mendengar bisikan dari Farhan yang menggunakan nada penuh aroma roma iblis neraka."Ehh...tidak ada," reflex aku l
Pagi ini aku harus menyiapkan setelan jas untuk Farhan pergi ke kantor. Mumpung Farhan masih mandi sebaiknya aku cepat bergegas ke lemari untuk memilih pakaian. Aku juka akan membantunya memakai dasi, ehh tapi sepertinya Farhan sudah selesai mandi.Dia berjalan menuju arahku dan memakai baju yang sudah aku siapkan. Farhan tidak ada komentar mengenai baju yang aku pilihkan karena menurutnya oke oke saja jika itu berwarna dark. Dia melepas handuk yang disematkan di pinggangnya hingga ia telanjang bulat, akupun jadi salah fokus kebanggaan laki laki dan sialnya Farhan menyadari kalau aku sedang salah tingkah. Terlintas di pikiran Farhan untuk menggodaku, ia berjalan ke arahku, aku yang panik dan pikiranku sudah di selimuti dengan aura negatif. Aku berjalan mundur untuk menghindari serangan dari Farhan.'BRUKK'aku terjatuh ke ranjang, dan Farhan masih belum menyerah palah dia merangkak di atas tubuhku dan mendekatkan wajahnya ke arah telingaku samb
"Halo... Halo," ucap sang penelpon. Seseorang membungkam mulutku dengan kain yang sudah dikasih obat bius dan tidak lama kemudian aku tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius itu. Aku dibawa ke sebuat tempat seperti gudang, aku disekap dalam keadaan mulutku ditutup dengan lakban sedangkan tubuhku diikat dengan tali. ***** Disamping itu, kakak sedang membujuk Farhan untuk tidak mengejarku dan dia merayunya untuk makan siang sambil membicarakan bisnis. "Perusahaanmu memang sedang tidak dalam kondisi baik. Tapi mengambil alih perusahaan tetap yang paling penting untuk dilakukan," ucap Cherry dengan mengalihkan perhatian Farhan. "Maaf mengganggu sebentar, tuan. Buket bunga untuk ulang tahun pernikahan kalian yang dipesan oleh nona Luna sudah datang," ucap bibi Ana yang masih di tempatnya awalnya dia ragu untuk mengatakanya pada tuanya.
Hingga malam tiba kenapa kakak tidak menghadiri acara ulang tahun papa? Dimana dia sebenarnya kenapa dia sampai menghindar dari keluarga.Saat aku sedang duduk ditaman, aku mendengar ada orang sedang mengobrol dan entah kenapa naluri penasaranku muncul hingga aku mendekati mereka, dari kejauhan tampak dibalik semak semak itu aku melihat kakakku sedang mengobrol dengan Farhan."Farhan," panggil Cherry."Cherry, kenapa kau terus menghindarku? Sekarang aku sudah menemukanmu kuharap kamu bisa menepati janjimu," ucap Farhan sambil meraih kedua tangan kakak dan ia menggenggam dengan erat."Ahahaha sepertinya aku tidak bisa lepas dari pandanganmu," ucap kakak mengingat kembali kalau dia pernah berjanji kepada Farhan untuk menikahinya."Cherry, menikahlah denganku," Ucap Farhan dengan nada yang begitu lembut sambil mengecup tangan kakak."Katakan saja besok, sekarang aku lelah," ucap Cherry yang hendak meninggalka
Sejak kehadiranku, kakak tidak suka padaku. Yang seharusnya perhatian papa sepenuhnya untuk kakak tetapi sekarang harus berbagi denganku. Jika aku mengajak kakak bermain dia selalu menghindar dan memilih bermain sendiri. Disana aku juga merasa diperlakukan tidak adil, saat papa pergi ke luar kota dan hanya ada aku, mama, dan kakak dirumah.Tetapi hanya kakak yang selalu diutamakan dan aku diabaikan begitu saja. Jika papa sedang diluar kota, mama menyuruh pembantu rumah untuk mengurusi semua kebutuhanku dan dia hanya fokus pada anaknya saja. Kenapa aku diperlakukan seperti ini padahal aku juga anak papa. Kakak selalu benci padaku, yang dia harapakan adalah hanya dia satu satunya putri di keluarga Charlie.*****"Kakak, mama memanggilmu untuk masuk ke rumah," ucapku sambil menghampirinya yang sedang ditaman.Aku mempunyai boneka beruang berwarna coklat, hanya ini peninggalan dari mamaku sebelum dia
"Cherry apa yang kau lakukan? Kenapa kau memberitahu Farhan tentang hal itu, kau tidak diperdayainya kan? " ucap Jemy sambil mencengkeram kedua lengan kakak. "Jemy....Jemy kau tenang saja. Tentu saja aku tidak diperdayai olehnya, aku hanya ingin kau kembali ke sisiku itu saja. Aku tidak bisa hidup tanpamu Jemy, semua yang aku lakukan itu hanya untukmu," ucap kakak sambil memeluk Jemy sebentar lalu ia mempersilahkan untuk masuk. "Sekarang aku sudah ada dihadapanmu, sekarang apa lagi yang ingin kau lakukan Cherry?" "Sebaiknya kita masuk saja. Lukamu harus diobati terlebih dahulu" "Baiklah," sejenak Jemy mengontrol suasana luar untuk menghindari mata mata yang Farhan pasang. "Duduklah di sofa, aku akan mengambilkan kotak P3K dulu dikamarku." Setelah mengambil kotak P3K di kamarnya, kakak langsung duduk disebelah Jemy dan mulai untuk mengobati lukanya. "Lukamu cukup mengerikan, apakah kau kalah dalam pertaru
*****Di villa.Pagi ini aku bangun agak siangan karena badanku rasanya cape sekali, kondisi badanku masih lemah juga. Saat aku terbangun dari tidurku, aku kaget melihat ada bibi Ana yang sudah berdiri didekat jendela sambil memandangi pemandangan di luar.Kenapa dia bisa ada disini dan Farhan sudah tidak ada disampingku. Saat bibi Ana menyadari aku telah bangun tidur, ia langsung membawakanku secangkir teh herbal seperti hari hari sebelumnya."Nona, anda sudah bangun? Saya membawakan teh herbal untukmu," ucap bibi Ana yang bergegas mengambil nampan yang berisi secangkir teh."Iya bibi Ana terimakasih, taruh dimeja saja nanti aku akan meminumnya.""Baik nona," jawab bibi Ana sambil meletakkan kembali nampan yang sudah ia bawa."Bi, kenapa kau ada disini? Apa Farhan menyuruhmu untuk datang?""Iya nona, tuan memintaku untuk datang kesini, dan tuan juga bilang bahwa mulai sekarang nona Luna akan tinggal disini," terang bibi Ana."Hahaha begi
Aku membeli yang sangat di butuhkan anak anak lalu aku langsung bergegas untuk pulang karena aku sudah janji kepada anak anak agar tidak lama saat keluar rumah. Saat berada di lobby mall aku melihat seseorang yang sepertinya aku tidak kenal tetapi akupun tidak tahu dia siapa, karena aku tidak mau memikirkan dia siapa jadi aku langsung buru-buru untuk masuk ke dalam mobil.Sesampainya di kediaman aku langsung menemui anak anak yang sedang menungguku pulang, mereka langsung sangat bahagia sat melihatku pulang membawa papper bag yang berisikan punya mereka semua dan tadi aku sempat membelikan mereka coklat.***Ada yang penasaran bagaimana nasib Alinda tidak?Oke aku akan menceritakan sedikit nasib Alinda setelah kejadian malam itu.Alinda pun tahu kalau aku sudah tidak bersama Farhan dan ini adalah tujuan dari rencananya yaitu memisahkan aku dengan Farhan. Ia datang menemui Farhan dengan membuat drama yang tidak habis pikir sampai Farha
“Luna, aku sudah menantimu sejak lama.”“Jemy, kau sudah salah menyukai orang. Kau menyukai wanita yang sudah bersuami dan juga anak, kau masih bisa mencari wanita yang masih single.”“Aku hanya mau denganmu Luna.”“Tidak Jemy, aku tidak punya perasaan yang sama denganmu, sebaiknya kau hilangkan perasaanmu itu padaku dan carilah wanita yang sesuai dengan kriteriamu. Selama ini aku mengangap kau sebagai teman dan juga keluarga tidak lebih.”“Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku Luna.”“Akan sia sia Jemy, selama ini yang kau lakukan padaku sudah cukup meneyentuh hati. Mungkin jika wanita lain yang ada di posisiku pasti langusng jatuh cinta padamu, tetapi aku tidak bisa dan pikiranku selalu menuju ke Farhan.”“Luna, kau jangan membohongi dirimu sendiri, jangan menyaiksa dirimu karena kau ingin masa depan anakmu terjamin karna adanya orang tua yang lengkap, aku bisa m
Kita langsung menuju rumah Farahn dengan pak Abdul yang menyupir mobil, jok mobil bagian depan di isi oleh Jansen karena ia yang minta sendiri untuk duduk di depan. Aku, Farhan dan juga Alisa terima duduk di kursi penumpang. Aku lihat dari kemarin Farhan tidak mengeluarkan sifat menyebalkannya, justru saat sedang bersama Alisa dan Jansen ia tampak sangat hangat untuk menyapa anak anak.***Saat menjelang malam, akhirnya Jemy memberanikan diri untuk bertemu denganku dan juga anak anak. Ia langsung pergi menuju rumah Jack karena setahu dia aku masih di rumah Jack. Saat tiba di rumah Jack, Jemy masuk ke dalam rumah dan mendapati Jack yang sedang bersama istrinya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Jack tentang keberadaanku.“Jack, dimana Luna kok tampak sepi,” tanya Jemy sembari masuk ke dalam kediaman.“Ohh Luna sudah pulang dengan Alisa dan Jansen, kau baru menemuinya malam hari?”“Pulang ke rumah kakek maksudmu
Aku bangun lebih dulu daripada anak anak dan juga Farhan, saat aku membukakan mataku aku terkejut dengan keberadaan Farhan yang sudah berada di sisi Alis, karena mereka sedang tidur jadi aku memutuskan untuk keluar dari kamar, aku mendapati Jack dan Kiara yang sudah berada di rumah dan sedang mengobrol dengan kakek.“Luna,” panggil Jack.“Hai, apa urusan kalian sudah beres?” tanyaku pada Jack dan juga Kiara.“Tidak ada yang bisa menghalangi urusanku, semua aku urus dengan secepat mungkin,” terang Jack.“Baguslah.”“Dimana anak anak dan juga Farhan? Apa dia sudah pulang ke rumahnya?” timpal Jack padaku.“Oh ada, mereka masih tertidur. Mungkin anak anak kelelahan main di halaman jadi sampai jam segini mereka belum bangun,” jelasku pada semua orang, aku agak sedikit malu kepada kakek karena tadi Farhan menggendongku di depannya.“Baguslah, nanti malam kau sudah
“Sayang apa kita harus melanjutkan aktivitas tadi pagi yang sempat tertunda karena anak anak?” bisik Farhan padaku.“Tidak tidak,” aku langsung menolak ajak Farhan, memang benar yang di katakan Jack tadi kalau laki-laki memang tidak bisa menahan dirinya sendiri.“Aku tahu kalau kau juga menginginkannya sayang, ayo kita lanjut saja,” ajak Farhan padaku.“Jika kita menghilang, nanti Jansen dan Alisa akan mencariku. Aku tidak bisa melakukannya sekarang.”“Jansen dan Alisa sedang bermain di luar, jika kau tidak memanggilnya maka mereka tidak akan masuk ke dalam rumah.”“Masih ada kakek di sini, kita harus menghargainya.”“Pasti dia juga bisa memakluminya sayang, sudah jangan banyak alasan lagi.”Farhan langsung membopongku dan membawanya ke kama, tetapi saat di perjalanan menuju kamar kami berpapasan dengan kakek dan Farhan hanya menyapanya dengan singkat
Setelah selesai sarapan, Jack mengajakku untuk mengobrol lanjutan yang kemarin. Aku langsung mengikuti Jack yang pergi berjalan menuju ruang tamu sedangkan Kiara diam di kursinya dan juga kakek yang juga masih duduk di kursi. Jansen dan Alisa sementara di asuh oleh pelayan kediaman.“Luna kau sudah melihat isi flash disk yang aku berikan padamu?” tanya Jack.“Sudah.”“Bagaimana tanggapanmu? Apa kau sudah percaya dengan kebenaran?”“Aku masih sedikit bingung Jack, aku harus percaya atau harus bagaimana karena dia telah melakukannya tanpa rasa canggung sedikitpun, sudah seperti suami istri saja.”“Luna, kau harus memahani laki-laki. Dia kemarin di pengaruhi oleh obat perangsang, kau juga tahu sendiri kan kalau laki-laki sedang di kuasai oleh hawa nafsu secara alami seperti apa sedangkan ini di pengaruhi oleh obat yang memaksanya untuk melakukannya dengan orang yang tidak ia sukai,” terang Ja
Alisa langsung bangun dari tidur dan ia tidak mau aku tinggal keluar untuk menemui Jansen dan Farhan yang sudah lebih dulu bermain padahal Jansen belum mandi dan masih menggunakan piyama tidur.“Mau langsung mandi?” aku menawarkan kepada Alisa untuk langsung mandi agar aku tidak kerja dua kali nantinya karena aku harus membuat sarapan.“Iya, aku ingin mandi lalu dandani aku yang cantik seperti momy,” ucap Alisa.“Baiklah, ayo kita ke kamar mandi sayang.”Aku langsung memandikan Alisa lalu mendandaninya dengan rambut yang di kepang, setelah selesai aku langsung mengajak Alisa untuk keluar menemui Jansen sedangkan aku pergi ke dapur untuk memasak. Semenjak aku tidka bersama Farhan aku jadi sering memasak dan tidak ada yang melarangku, hanya Farhan saja yang sangat posesif yang melarangku melakukan semua hal.“Halo uncle, bolehkah aku ikut bergabung dengan kalian?” sapa Alisa kepada Farhan.&ldquo
Aku sudah tidak mau menanggapi perkataan Farhan yang membuatku jadi pusing, aku langsung mengambil Jansen dari gendongan Farhan lalu aku pergi meninggalkannya, aku berjalan masuk ke dalam untuk menemui kakek dan Alisa yang sedari tadi aku tinggal.“Momy belum menjawab pertanyaanku tadi,” Jansen masih terus menagih pertanyaannya yang belum aku jawab tadi.‘Sangat menyusahkan sekali mempunyai anak yang berdaya ingat tinggi seperti ini, lagian Farhan juga ngapain ia memberitahu kepada Jansen, nanti juga ada waktunya sendiri ia akan tahu daddynya yang sebenarnya,’ aku menggandeng Jansen sambil terus ngedumel.“Luna bagaimana Farhan?” tanya kakek yang langsung menyambut kedatanganku.“Maksud kakek?”“Bukankah tadi ia membawa Jansen keluar? Apa dia meminta mereka untuk bersamanya?”“Kalau itu sudah pasti, tetapi aku terus menolaknya karena aku tidak mau bersamanya lagi.”
Walaupun mereka belum pernah bertemu tetapi batin mereka sangat kuat, nyatanya Jansen yang awalnya tengah mengis dan tidak mau diam sekarang ia langsung diam di gendongan Farhan.“Ini cake yang kau inginkan,” Farhan memberikan sebuah cake coklat kepada Jansen yang sudah berhenti menangis.“Terimakasih uncle, sekarang banyak yang mau bermain dengan Jansen,” ucap Jansen.“Mulai hari ini uncle akan menemanimu dan juga Alisa untuk bermain, bagaimana?” ini adalah bagian dari rencana Farhan agar ia bisa membujuk istrinya agar bisa kembali kepadanya dan juga anak anaknya.“Tapi uncle harus meminta izin kepada momy dulu.”“Tidak perlu, aku kan teman baik uncle Jack dan momy juga sangat mengenalku, jadi untuk apa aku harus meminta izin kepadanya?”“Benar juga, baiklah mulai sekarang kau temanku dan kau boleh setiap hari datang ke rumah seperti daddy.”“Daddy? Apakah