Dikta menyalang murka. Ia tak habis pikir akan apa yang dilakukan oleh Sierra tadi. Menarik paksa lengan Sierra beranjak, Dikta ingin mendengarkan apa maksud yang dilakukan olehnya.“Apa? Kau keberatan aku melakukan itu, hah? Tapi ia pantas mendapatkannya! Kau ini terlalu naif Dikta! Jangan mau dibodohi oleh cinta!”Memang apa yang dituturkan oleh Sierra benar. Namun bukan untuk saat ini. Mengingat kondisi sedang tidak kondusif, besar harapan Dikta agar Sierra mengerti. Tapi saat melihat nanarnya seperti itu, Dikta tak bisa berharap lebih padanya. Ia juga tidak bisa memaksa agar wanita ini bisa mengikuti keinginannya.“Ah, sudahlah urusi saja urusanmu. Aku malas bertikai dengan orang bodoh sepertimu. Sebab kau terlalu buta dan tuli untuk mendengarkan apa kata-kataku!”Berlalu dengan muka masamnya. Sepertinya apa yang dilakukan oleh Dikta ini akan membuatnya semakin dingin. Padahal Dikta sudah berhasil menyentuh sisi lembut Sierra. Agaknya Bella benar-benar sengaja melakukan hal itu, a
“Jangan pernah berharap aku bisa menaruh rasa kasihan padamu!”Dan peraturan baru pun berlaku sesaat setelah Sierra melontarkan kata-kata itu. Di mana ia melarang Dikta untuk makan sebelum ia pulang. Ia juga harus menjaga apartmentnya 24 jam nonstop. Termasuk tak boleh menengok Beno. Dongkol dan geram tapi Dikta hanya bisa menerimanya begitu saja. Ia hanya bisa mengangguk lesu saat Sierra menuturkan peraturan baru itu. Sierra hanya bisa tersenyum di depannya, namun hatinya semakin geram melihat Dikta yang mengalah. Pantas saja Bella selalu berhasil menarik ulur hati pria ini. Dia benar-benar terlalu baik dalam menghadapi segala sesuatu.Dan tanpa Sierra ketahui pun, sejujurnya Dikta ingin angkat kaki dari apartmentnya. Karena terikat janji dengan sang kakek, memaksa Dikta untuk tetap bertahan dengan keadaan yang tak memungkinkan ini.Dikta hanya bisa banyak menghela napas tanpa menuturkan sepatah kata apapun. Cukup diam dan tahu diri. Itu saja yang ia camkan di dalam batinnya.Pagi
“Tuan Tuan sekalian, fakta mengungkapkan jika Pradikta Samudera itu mempunyai anak hasil hubungan gelap,” tukas Noah puas.Seketika itu juga mereka yang berada di situ langsung saling berbisik satu sama lain. Bahkan ada segelintir orang tak percaya akan apa yang dituturkan oleh Noah. Mengingat kakek Sierra bukanlah orang yang sangat gegabah dalam menentukan sesuatu. Kakek Sierra hanya bisa mengulas senyum. Lagi-lagi Noah mencoba mencari gara-gara dengannya. Padahal ia sudah mempunyai kartu AS yang terbilang lebih fatal sekali.Ia menyesap wine-nya dengan santai sambil menikmati obrolan mereka kala itu. Atau mungkin sudah benar-benar tak peduli akan apa yang dituturkan oleh Noah. Sesekali ekor matanya mendapati Noah yang semakin percaya diri jika penampilannya itu sangat cocok. Menurutnya, tapi lain hal dengan kakek Sierra. Itu sama sekali tidak cocok dengannya. Kakek Sierra malah membenci Noah akan rasa tamaknya itu. “Sayang sekali jika pria yang dielu-elukan akan menjadi CEO, tern
Hanya saja Sierra masih kebingungan akan amarah Dikta yang tak jelas alasannya. Menghela napas panjang, sepertinya sang kakek penasaran dengan apa cerita langsung dari Dikta.Berat sesungguhnya, mungkin ini waktu yang tepat untuk Dikta kembali menceritakan sedikit masa lalunya akan ulah Noah. Menceritakannya seringkas dan sepadat mungkin.Sierra hanya bisa menggelengkan kepalanya itu. Ia merasa tak percaya akan apa yang dilakukan oleh Noah. Ternyata muka piciknya itu memang sesuai sekali dengannya.“Seharusnya kau membuat perhitungan lebih padanya, Dikta!”“Lebih?”“Ya, dia kan yang mendapatkan jerat secara hukum melalui Pasal 415 RKUHP draf tanggal 4 Juli 2022 yang berisi tentang pelakor. Bahkan ia juga akan menerima hukuman pidana mengenai pencemaran nama baik di mana tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE. Oh ya Pasal 284 ayat (1) KUHP tentang perselingkuhan. Em, lumayan banyak juga ya hukumnya.”Dikta hanya bisa bungkam akan apa penjelasan kakek Sierra itu. Pria paruh baya itu b
Seketika, Sierra yang mendengar itu pun terkejut. Tak hanya dia, melainkan juga semua orang yang ada di sana. Kakek Sierra dan Sierra sendiri bahkan berjalan menghampiri Dikta.“Dikta, apa yang terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba berkata seperti itu?” tanya Sierra hati-hati.Dikta yang sudah memutuskan panggilannya dengan Bella, menatap Sierra dengan raut wajah bingung juga frustrasi. Fokusnya terpecah belah. Tidak ada lagi ruang yang tersisa di kepalanya selain untuk Beno. Semuanya penuh dengan berita bahwa Beno telah hilang! Kakek Sierra yang merasa bahwa ini adalah masalah yang serius segera menepuk pundak Dikta. “Dikta, dengarkan aku. Tenangkan dirimu, berpikirlah dengan kepala dingin.”“Jawab pertanyaan Sierra. Apa yang sebenarnya terjadi pada Beno? Kenapa kamu bilang bahwa kamu tidak menculiknya?” lanjut Kakek Sierra.Dikta menghirup udara dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Seraya menelan ludahnya susah payah, dia menatap lurus kedua mata Kakek Sierra.“Kakek, Beno hilang.
“Cepat! Ayo, cepat! Hati-hati!”Dengan penuh kehati-hatian dan perasaan menegangkan, Dikta memberi arahan kepada dua orang bawahan yang diperintahkan oleh Kakek Sierra untuk membantunya dalam pencarian dan penyergapan tempat Noah menculik Beno.Setelah menuruti apa yang dikatakan Sierra, dia dan Kakek Sierra itu akhirnya berhasil melakukan pencarian dan penyelidikan. Buah dari kerja keras mereka terbayarkan sudah dengan terbongkarnya tempat yang digunakan Noah untuk menculik Beno.“Tuan, apa kita akan melakukan penyerangan secara langsung jika dia benar-benar ada di sana?” bisik salah seorang diantara mereka pada Dikta yang sedang mengendap-endap di depan.“Tidak, lakukan saja sesuai rencana yang sudah kita bahas sebelumnya bersama Sierra juga kakeknya.” Balasan mutlak tanpa bantahan dari Dikta membuat dua orang itu diam total. Mereka kemudian mengangguk tanpa suara dan mengikuti Dikta bergerak terus dalam kegelapan malam hari ini.Dikta tiba-tiba berhenti tepat sebelum dia tiba di s
Baik Noah maupun Dikta langsung lemas di tempat. Keduanya tidak mengira bahwa Beno akan berlari untuk melindungi Dikta dari peluru Noah. Di saat-saat seperti itu, kemunculan Beno benar-benar membuat semuanya melenceng dari perkiraan semua orang!“Beno!!!”Dikta yang berada di belakang Beno segera maju untuk menangkap tubuh kecil Beno yang sudah bersimbah darah. Dengan kesadaran yang sangat tipis, Beno memandang Dikta yang memeluknya begitu erat dengan air mata bercucuran.“Beno! Kenapa kamu tidak mendengarkan apa yang aku katakan? Kenapa kamu keluar? Kenapa kamu ingkar janji?” tanya Dikta dengan suara bergetar menahan tangisnya.Namun, bocah cilik itu hanya tersenyum tipis. Seolah mengerti betapa sedihnya Dikta melihat dia seperti ini, dia menatap Dikta lekat-lekat.“Ka-karena Be-Beno sayang ....”Kata-kata yang diucapkan Beno terdengar begitu lirih hampir tak terdengar di telinga Dikta. Belum lagi kalimatnya yang terputus-putus begitu. Sulit bagi Dikta untuk mengetahuinya dengan jela
“Apa? Dikta benar-benar menjadi tersangka dan ditahan?! Ini gila!”Sierra berkata dengan tidak percaya ketika hasil sidang putusan menyebutkan bahwa Dikta menjadi tersangka atas terbunuhnya Beno dengan senjata api.Kakek Sierra yang berada di samping Sierra mencoba sebisa mungkin untuk menahan Sierra. Dia memberinya penjelasan dengan sabar dan penuh ketenangan. Bahwa semua ini terjadi karena laporan yang dilakukan oleh Bella.“Sierra, tenanglah dulu. Jangan bertindak di luar kendali atau tindakanmu mungkin membuat Dikta kembali masuk dalam jeratan Bella.”“Ah! Sialan! Wanita itu lagi, wanita itu lagi!” geram Sierra saat dia kembali duduk dengan mendengarkan penjelasan sang kakek.Sebenarnya semuanya di luar dugaan siapa pun. Baik Sierra, Kakek Sierra, bahkan Dikta sekalipun.Pada awalnya Bella membawa kasus kematian Beno, terbunuhnya Beno karena ditembak pistol itu ke ranah hukum. Tidak hanya membawanya ke ranah hukum dengan tangan kosong, Bella bahkan membawa pistol yang saat itu di