# Sesampainya di dalam kamar.... Sreeet pintu kamar pun d tutup oleh Aiden. Setelah pintu di tutup, Aiden langsung mencari keberadaan Gwen di dalam kamar nya. Dia ingin segera meminta maaf dan menjelaskan semua nya pada sang istri. "Itu dia." Seru Aiden dalam hati melihat Gwen yang sedang duduk di atas tempat tidur sambil menekukkan lutut dan membenamkan wajah diantara lutut dan tangan mungil Gwen. "Gwen, maaafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hati mu." Ucap Aiden sambil menyentuh lengan Gwen dengan sangat lembut. "Gwen?" Panggil Aiden lagi karena tidak ada jawaban dari Gwen. "Matilah aku! Dia pasti sangat marah pada ku!" Seru Aiden mulai panik karena Gwen tak kunjung membalas kata-kata nya. Jangan kan membalas perkataan nya, Gwen bahkan tetap pada posisi Gwen. Seolah Gwen enggan melihat ke arah Aiden. "Gwen, please! Dengarkan penjelasan ku dulu sayang." Mohon Aiden panik sambil menggoyang-goyangkan badan Gwen kuat. "Gwen??" Panggil Aiden lagi, tapi tidak ada sahuta
Kehebohan hari itu tidak hanya sampai disitu karena pada siang harinya pihak kepolisian kembali datang untuk memeriksa kediaman Aiden, terutama TKP tempat tubuh Suli tergantung dalam keadaan tidak bernyawa. Jika pada kedatangan polisi yang pertama Gwen tidak ada di tempat karena harus berbicara dengan Carlson, berbeda pada hari ini. Gwen melihat semua kehiruk pikuk keadaan saat polisi melakukan penyelidikan. Beberapa polisi terlihat sedang memeriksa ulang TKP. Sedangkan beberapa lain nya sibuk menanyai satu persatu pelayan - pelayan yang bekerja di kediaman Aiden. Suara-suara sumbang pun mulai kedengaran dimana-mana. Suara-suara yang mengatakan kalau kematian Suli bukanlah bunuh diri seperti yang dikira oleh orang banyak pada hari pertama. Melihat kedatangan pihak kepolisian pada hari ini, maka para pelayan pun menyimpulkan kalau memang ada yang tidak beres pada kematian rekan mereka ini. Saat orang- orang heboh di kediaman Aiden, seorang wanita dan seorang pria terlihat mengawas
#Scene pun kembali ke kediaman Aiden. Gwen yang tidak ditanyai apapun terkait kasus ini sudah kembali ke kamar nya bersama Aiden. Saat ini dia sedang bersiap-siap untuk pergi ke Berlian cosmetics untuk melanjutkan syutingnya. "Hari ini aku masih ada syuting beberapa scene iklan." Ujar Gwen pada Aiden yang juga sedang berpakaian karena rapat yang seharu nya dilaksanakan di kantor, terpaksa dia alihkan ke kediamannya. "Hari ini aku tidak bisa mengantarmu." Ucap Aiden sambil memasang jasnya di depan kaca. "Keadaan di rumah saat ini tidak memungkinkan aku untuk pergi." Tambah Aiden. "Rery yang akan menjemputmu dan mengantarkanmu ke Berlian Cosmetics." Lanjut Aiden lagi. "Dan untuk masalah manager mu, aku sudah meminta seorang kenalan ku untuk menjadi menager mu. Nama nya Diana. Dia adalah sahabat karib Rery." Aiden terus saja bicara tanpa menyadari kalau Gwen ternyata sudah tidak ada di dalam ruang ganti pakaian bersama nya. "Kemana si rubah kecil itu pergi?" Seru Aiden saat berbal
"Rery, tolong bawa aku keluar. Aku ingin mengecek semuanya sebelum rapat dimulai. Oh ya, semua orang yang kita undang rapat sudah hadir?" Tanya Aiden pada asistennya itu. "Sepertinya belum tuan muda Aiden. Lagi pula waktunya masih ada sekitar satu jam lagi." Lapor Rery. "Baguslah. Artinya aku masih punya waktu satu jam untuk melakukan penyelidikanku. Ayo Rery, kita keluar. " Titah Aiden. "Baik tuan Muda." Rery pun mendorong kursi roda Aiden keluar. *** Di perusahaaan Gavin Com 7, terlihat Theodor sedang duduk bersama para pendukungnya di dalam ruangannya. "Aku sarankan untuk segera mengadakan pemilihan direktur baru tuan muda Theodor." Saran salah seorang dewan direksi pendukung Theodor yang bernama tuan Leon. "Aku setuju dengan apa yang katakan oleh tuan Leon. Tidak baik terlalu lama menunda hal ini. Toh tuan Garrand Gavin sudah setuju." Ujar pria yang lain nya. "Tapi sampai saat ini masih ada beberapa dewan direksi yang meragukan kinerja ku. Aku masih belum bisa menebak siapa
Hari telah beranjak siang. Gwen yang seharian ini syuting di Berlian Cosmetik akhirnya dapat meluruskan kaki dan pinggang nya. "Besok adalah syuting yang terakhir, bukan?" tanya Gwen pada Christin, teman barunya. "Iya, besok adalah syuting terakhir. Setelah itu, aku dengar akan ada perayaan dari pihak Berlian Cosmetik sekaligus ajang promo produk." Jawab Christin. "Humph! Aku juga mendengar hal itu." Sahut Gwen. "Apa kau tahu kalau acaranya akan dikemas dalam pesta dansa Gwen?" tanya Christin, dengan sedikit merubah ekspresi wajahnya ke sungkan. Christin tahu kalau suami Gwen lumpuh alias tidak bisa berjalan. Sedangkan pesta dirancang dalam dalam format pesta dansa. Permasalahannya adalah Gwen merupakan main model di dalam acara tersebut. Bagaimana bisa orang yang menjadi pusat perhatian dalam iklan ini, tidak turun sama sekali ke lantai dansa? Tentu saja ini akan sangat menyita banyak mata saat acara tersebut yang ujung-ujungnya akan melahirkan gosip ke esokan harinya setelah pe
"Rery, hubungi orang-orang yang kau tugasi untuk menjaga Gwen! Tanyakan pada mereka dimana istri ku saat ini? Sepertinya dia pergi meninggalkan Berlian Cosmetik." Perintah Aiden, dan setelahnya pergi ke ruang ganti pakaian untuk mengganti pakaiannya. "Kau mau ke mana, tuan muda?" Tanya Rery kaget saat melihat Aiden memakai baju kaos hitam dan jaket putih gading. Secara Aiden selama ini selalu menggunakan kemeja saat keluar rumah. "Kau tidak perlu tahu. Aku hanya ingin pergi keluar sebentar. Kau tetap di dalam kamar ku. Jangan tinggalkan kamar ini." Perintah Aiden pada Rery. "Tapi kau mau ke mana tuan muda?" Ulang Rery bertanya. Jelas Rery khawatir karena tidak biasanya Aiden tiba- tiba ingin pergi tanpa mengajaknya. Apalagi, Aiden sampai memintanya untuk menjaga kamar Aiden. Firasat Rery mengatakan pasti ada sesuatu yang Aiden sembunyikan. "Kau tidak perlu pasang wajah khawatir seperti itu, Rery! Aku hanya ingin pergi menemui Gwen. Jadi segera kau shareloc di mana posisi Gwen saat
"Skyaleden Gavin Junior!!" Teriak Gwen dengan suara pelan. "Cup!" Aiden menarik cepat maskernya dan mencium pipi Gwen. "Jangan lama-lama! Aku tunggu di luar." Ujar Aiden lalu auto keluar dari ruang ganti pakaian. Gwen reflek memegang pipinya yang bagaikan digelitik jutaan kaki kupu-kupu saat itu. "Ada-ada saja! Mana ada orang kencan sambil nyamar kayak gini." Sebutnya dengan bibir yang manyun tapi sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi sebuah senyuman. Aiden dengan sabar menunggu Gwen bertukar pakaian di dalam sana sambil melihat keadaan sekelilingnya. Jujur saja, ini adalah pertama kali nya Aiden pergi ke tempat seperti ini. Sebagai salah satu keturunan keluarga Gavin, wajar saja jika Aiden tidak pernah pergi ke wahana pasar malam. Karena tempat seperti ini memang bukan tempat untuk orang sekelas Skyleden Gavin Junior. Namun walaupun begitu, Aiden malah merasa tempat ini akan menjadi tempat yang akan membuat kenangan nge-date pertama dengan Gwen terasa berbeda. Alih-alih mem
"Wahana rumah hantu?" Ulang Aiden dengan kening yang berkerut. "Ya! itu!" Sorak Gwen sambil menunjuk wahana rumah hantu yang ada di belakang mereka. "Oke." Jawab Aiden yang tidak tahu apa isi wahana rumah hantu tersebut. Mendengar Aiden setuju, Gwen pun langsung tersenyum tipis. "Kena kau kali ini Aiden!" Serunya dalam hati. Singkat cerita dua sejoli ini pun masuk ke dalam wahana rumah hantu itu. Tapi tidak seperti yang di planning kan oleh Gwen sebelumnya. Alih-alih membuat Aiden ketakutan saat bersafari di dalam rumah hantu yang full of hantu bohongan itu, yang ada malah Gwen yang hampir pingsan karena selalu di kagetkan oleh para setan bohongan yang selalu saja mengejutkannya di setiap langkahnya. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!" Teriak Gwen memeluk kencang Aiden saat sesosok pocong mengagetkannya dari balik pohon pisang. Aiden tentu saja senang -senang saja dengan semua hal ini. Karena tanpa harus Aiden modusin, Gwen sudah terlebih dahulu memeluknya. Kencang lagi!! "Cepatlah Ai