"Benar kah?" tanya Skyleden Gavin Junior yang menjadi semakin dan semakin mengambang hidungnya karena pujian yang Gwen lontar kan.
"Benar sayang. Tekstur mienya sangat sempurna. Rasanya kenyal -hhmm sungguh sulit untuk aku lukiskan dengan kata- kata. Dan lihatlah warnanya yang pink ini, sangat indah. Walaupun warna pink ini berasal dari buah naga, tapi di mie ini aku sama sekali tidak merasakan rasa buah naga yang kental di lidah. Ada memang, tapi selayang gitu dan sangat tipis sekali rasanya. Kau tahu, pokoknya komposisi dalam pembuatan mie ini sangat sempurna. Aku beri nilai sepuluh dari sepuluh untuk mie buah naga ini. Will sangat pintar dalam meresepkannya." Ujar Gwen di akhir kalimat nya yang malah ujung- ujung memuji Will bukannya Aiden
Senyuman di wajah Aiden reflek memudar. Kepalanya yang membesar dan membesar karena pujian- pujian Gwen sebelumnya auto mendadak mengempis bak balon yang tadinya besar lalu tiba - tiba ada yang bocor,
Berbulan- bulan pun berlalu dan kandungan Gwen kian lama kian besar yang membuat badannya pun turut membesar."Gwen, jangan berjalan ke sana kemari lagi. Aku tidak hanya pusing melihatnya tapi juga khawatir melihatmu yang berjalan dengan perut sebesar itu. Roselyn! Coba kau ikat dulu putri mu itu! Dia membuat ku tidak bisa minum teh dengan tenang."Satu jam lamanya Nenek Aiden yang bernama nek Janet itu harus terus merasa khawatir karena Gwen yang sibuk menata kediamannya karena dalih Gwen sudah bosan menata kediamannya sendiri jadi dia sengaja datang ke kediaman nek Janet untuk mengatur ulang semua posisi perabot di sana.Sebenarnya tidak ada yang salah dengan niat baikGwen ini. Malah sangat bagus. Itu artinya setelah berbulan - bulan menjadi nyonya besar Gavin, hatiGwen sudah mulai melekat di keluarga ini. Sehingga tidak hanya kediamannya sendiri saja yang dia perhatikan, tapi semua kediaman anggota Gavin yang ada di dalam lingkungan keluarga Gavin
"Loh kenapa wajahmu berlipat seperti itu, sayang?" Aiden mencubit pipi tembem Gwen dengan perasaan geram. Pulang- pulang dia melihat istrinya duduk sendiri di taman belakang rumah mereka."Apa hari ini kau tidak sidak?" Goda Aiden yang sangat tahu kalau belakangan iniGwen sangat resek dengan mendatangi setiap kediaman anggota keluarga Gavin."Ih! Apaan sih sayang. Sakit tahu!!" Mulut mungil itu mengkerucut membuat Aiden makin gemas dan ingin mencium Gwen."Sini kemari lah duduk di dekatku sayang. Aku tadi ke kediaman nenek. Dan dia bertanya soal pernikahan Maya dan Eagle Lou. Sumpah! Aku bingung harus menjawab apa. Dua orang ini bukankah sudah aku katakan tidak tertarik dengan perjodohan itu! Kenapa masih saja dijodohkan?" repetGwen.BukannyaGwen tidak tahu kalau Maya menyukai laki- laki lain sedangkan Eagle Lou, dia pun menyukai wanita lain. Tapi ajaibnya ketika mereka berdua akan dijodohkan kedua nya sama- sama setuju. Kan bikin
Singkat ceritaGwen dan Aiden pun sampai di rumah Will. Will dan Ariana menyambut gembira kedatangan Aiden danGwen. Walau kalau dihitung- hitung sejak Ariana melahirkan,Gwen memang kerap datang mengunjunginya. Jadi kerja Gwen sejak tidak bekerja lagi hanya dua. Dia sidak ke kediaman- kediaman anggota keluarga Gavin atau dia akan datang mencari Ariana. Entah mengapaGwen sangat lengket dengan anak pertama Will dan Ariana itu. Bahkan dia sempat ingin menjodohkan anaknya kelak dengan anak Will dan Ariana andaikan anak nya cewek. Tapi sepertinya keinginanGwen tidak akan kesampaian sebab anak kembar yang ada di dalam kandungan nya adalah kembar cowok cowok. Namun walaupun tidak menjadi menantunya, jadi anak angkatnya pun tidak mengapa. Begitulah saking cintanyaGwen sama anak Ariana dan Will. "Taraaaaaaaaaaaaa...." Sapa Gwen begitu Ariana membuka kan pintu. "Gwen? Malam- malam begini?" seru Ariana kage
"Will berbeda, nyonya Ariana! Dia memang adalah bodyguard tapi dia bukan sembarangan bodyguard!! dia mengabdikan dirinya menjadi seorang bodyguard karena membalas hutang nyawa nya pada Mr.D. Asli nya dia CEO perusahan ternama. Tapi pria ini berbeda. Dia memang reali bodyguard. Aku rasa Will kenal dengan ya." sanggah Lou."Kenapa WIll bisa kenal?" tanya Ariana."Karena pria yang Maya cintai ini adalah bodyguard nya tuan Zayden Hardata. Alias tuan Zee. Alias kakaknya Mr.D." Terang Lou."Bodyguardnya tuan Zee?" seru Will yang akhirnya ikut bergabung dengan mereka di ruang tengah sambil menggendong Tian."Ah! maaf! Aku jadi lupa mengambilkan susu untuk Tian!" seru Lou merasa bersalah karena dia lupa kalau dia turun tadi untuk mengambilkan susu untuk Tian."Sudah- sudah! Kalian lanjutkan saja bincang nya. Aku akan ke atas bersama Tian. Sini sayang, sama mama." Ariana pun mengambil Tian dari tangan Will."Lou, kau belum menjawab pertanyaanku. 
Kedatangan Gwen dan Aiden yang awalnya hanya untuk bermain dengan Tian akhirnya berujung pada pembentukan tim sukses misi Unstoppable Marriage Maya dan Jayden- bodyguard setia Zee."Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah..................."Gwen mulai menjelaskan rencana yang ada di dalam kepalanya pada Aiden, Will, Ariana dan Lou yang menjadi anggota dadakan tim sukses misi ini.***"Apa? Pura- pura hamil?" Teriak Maya dan reflek langsung berdiri."Ck! Kau ini pakai acara berdiri- berdiri segala!" RepetGwen sembari menarik tangan Maya agar kembali duduk."Kakak ipar! Rencana mu ini terlalu ekstrim dan beresiko! Bagaimana kalau misalnya ibuku ujug- ujug malah menikahkan ku dengan pria lain setelah mendengar aku hamil? Semuanya malah akan semakin berantakan" protes Maya, khaawatir.Maya menghela nafas kasar lalu menyandarkan dirinya di sandaran sofa ruang tamu kediamana Aiden.Sebagai anak Yaya, Maya tentu saja sanga
Tapi jangan bayangkan jika istana pasir yang ingin bosnya buat untuk sang anak kesayangan akan sama dengan istana pasir yang dibuat oleh orang - orang kebanyakan di tepi pantai.Mungkin secara Look boleh sama namun sizenya berkali- kali lipat. Itulah mengapa Jay dan Max saat ini sudah beralih profesi menjadi arsitek sekaligus kepala proyek yang merangkap mandor proyek bangunan plus sekaligus langsung menjadi tukang yang mengeksekusi gambar yang sebelumnya telah mereka buat di atas pasir pantai."Jay! cepatlah! Ini pasirnya sudah mulai habis. Kau malah berpose seperti seorang model di sana!" Teriak Max yang sedang menimbun- nimbun pasir agar membentu istana yang megah."Aaaaaaaaaaaargh!" Seru Jay kesal.Bukan tanpa alasan Jay kesal. Kalau Jay ingat- ingat kembali, hal - hal konyol seperti ini bukan pertama kalinya Jay dan Max lakukan karena perintah bos lucnut mereka yang sedang asik haha hihiihi huhuhu dengan anak semata wayang si bos.Ini su
belum kelar karena menunggu pasir dari Jay yang terlalu lama datangnya.Kedua bodyguard multi fungsi itu pun terduduk lemas. Helaan nafas mereka terdengar serentak.Mereka menoleh ke arah sang bos dan anak sang bos yang duduk sambil membuat istana pasir tidak jauh dari mereka, hanya saja posisi kedua orang tersebut lebih aman karena tidak akan terkena hemapasan ombak."Lihatlah Jay! Tuan muda tertawa bahagia melihat istana pasir yang aku bangun hancur lebur karena ombak barusan." Ujar Max dengan senyum kecutnya."Aku ragu kalau tawa bahagia tuan muda Arka karena istana yang hancur itu! Feeling ku mengatakan dia tertawa karena dia melihat ekspresi kita berduasaat ini." Ujar Jay lemah."Apa pun itu! Yang penting dia tertawa Jay! Itu saja sudah bagus!" Cicit Max."Bagus untuk tuan Zee, tapi petaka untuk kita berdua Max!" Jay pun menghempaskan tubuhnya ke pasir yang basah itu.Diambilnya sebuah ranting yang Max gunakan untuk menggam
"Aku paham kemana arah pertanyaanmu, Will. Maksudmu kenapa aku tidak resign saja sebagai pengawal tuan Zee. Untuk saat ini aku belum bisa. Meski keadaan di keluarga Hardata cendrung terlihat tenang dan damai belakangan ini, tapi paling tidak hingga nyonya Raya melahirkan putra ke duanya, aku masih ingin membersamai tuan Zee. Aku berhutang nyawa padanya Will, yang sampai kapan pun mungkin tidak akan bisa aku bayar." cerita Jay hingga jelas sudah alasan mengapa Jay masih menjadi pengawal Zee sampai saat ini. Padahal tugas yang Zee berikan lebih banyak di luar nurul ketimbang tidaknya."Pernah suatu ketika, tuan Zee bertanya pada ku dan Max, apakah kami berdua tidak berkeinginan untuk menikah dan membangun keluarga kecil kami sendiri? Dia mengatakan jika saat itu tiba segera kabari dia, agar dia dapat mencari pengganti kami. Dari pernyataannya sangat jelas dia tidak pernah bermaksud mengikat kami selamanya sebagai pengawa nya. Tapi seperti yang aku jelaskan tadi, aku lah yang be
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei