belum kelar karena menunggu pasir dari Jay yang terlalu lama datangnya.
Kedua bodyguard multi fungsi itu pun terduduk lemas. Helaan nafas mereka terdengar serentak.
Mereka menoleh ke arah sang bos dan anak sang bos yang duduk sambil membuat istana pasir tidak jauh dari mereka, hanya saja posisi kedua orang tersebut lebih aman karena tidak akan terkena hemapasan ombak.
"Lihatlah Jay! Tuan muda tertawa bahagia melihat istana pasir yang aku bangun hancur lebur karena ombak barusan." Ujar Max dengan senyum kecutnya.
"Aku ragu kalau tawa bahagia tuan muda Arka karena istana yang hancur itu! Feeling ku mengatakan dia tertawa karena dia melihat ekspresi kita berdua saat ini." Ujar Jay lemah.
"Apa pun itu! Yang penting dia tertawa Jay! Itu saja sudah bagus!" Cicit Max.
"Bagus untuk tuan Zee, tapi petaka untuk kita berdua Max!" Jay pun menghempaskan tubuhnya ke pasir yang basah itu.
Diambilnya sebuah ranting yang Max gunakan untuk menggam
"Aku paham kemana arah pertanyaanmu, Will. Maksudmu kenapa aku tidak resign saja sebagai pengawal tuan Zee. Untuk saat ini aku belum bisa. Meski keadaan di keluarga Hardata cendrung terlihat tenang dan damai belakangan ini, tapi paling tidak hingga nyonya Raya melahirkan putra ke duanya, aku masih ingin membersamai tuan Zee. Aku berhutang nyawa padanya Will, yang sampai kapan pun mungkin tidak akan bisa aku bayar." cerita Jay hingga jelas sudah alasan mengapa Jay masih menjadi pengawal Zee sampai saat ini. Padahal tugas yang Zee berikan lebih banyak di luar nurul ketimbang tidaknya."Pernah suatu ketika, tuan Zee bertanya pada ku dan Max, apakah kami berdua tidak berkeinginan untuk menikah dan membangun keluarga kecil kami sendiri? Dia mengatakan jika saat itu tiba segera kabari dia, agar dia dapat mencari pengganti kami. Dari pernyataannya sangat jelas dia tidak pernah bermaksud mengikat kami selamanya sebagai pengawa nya. Tapi seperti yang aku jelaskan tadi, aku lah yang be
"Bukan kami yanng minta. Tapi ini kesedian dari kakakku sendiri, Gwen. Dia ingin ambil bagian dari hal besar ini. Asal kalian tahu jasa Jay dan juga Max, pengawal kakakku yang satunya, tidak kaleng- kaleng. Cuma candi saja yang belum mereka bangun demi mewujudkan dunia penuh cinta nya Zayden Hardata dan Anulika Rayana. Beuh, kalau kalian tahu ceritanya di jamin kalian akan berpikir, pantas saja bosnya Jayden ini sampai segitunya dalam misi ini. Hitung- hitung membahagiakan pengawal setianya." Cicit Mr. D sambil tertawa."Dennis benar. Mereka selalu mewujudkan segala yang aku perintahkan selama ini. Walau kadang itu terdengar sangat tidak mungkin." tambah Zee."Kali ini gantian. Hahhahaa.'' Tawa Zee sambil menepuk keras pundak Jay sampai Jay pun bingung sebenarnya bos nya ini benar- benar ikhlas membantu dirinya apa tidak. Jangan - jangan malah dirinya yang ntar ujung- ujungnya kena batunya.Jay pun hanya bisa tersenyum kecut. Bukannya dia tidak senang dengan ban
Dan kiniGwen dan para nyonya Gavin sudah berada di salah satu taman di kota itu. Ibu Maya pun sudah pasti berada di sana.Pada acara amal kali ini, ibunya Maya bertugas menjaga stand logistik bersama Maya. Jadi semua barang- barang yang akan dibagi berada di stand tersebut atau bisa dikatakan posko lah begitu.Semua yang datang hari ini adalah para nyonya di keluarga Gavin, dengan beberapa pengawal yang menemani mereka. Namun para pengawal ini pun sudah dibisikan oleh Aiden akan rencana hari ini. Jadi mereka diminta untuk tidak ikut campur. Ya, seperti ancang- ancang mau melawan perampok yang telah disiapkan, namun tetap diam di tempat, begitulah kira-kira rencana mereka. Hingga nanti Jay datang bersama Aiden dan Will guna melakuan penyelamatan.Kurang lebih begitulah skenario yang telah dipersiapkan untuk misi hari ini.Hingga pukul sepuluh siang, acara bazar berjalan lancar. Orang- orang tidak mampu datang silih berganti ke stand pemba
Aiden dan yang lain langsung berlarian ke arah taman. Keadaan yang tidak terduga yang terjadi membuat mereka panik."Lepaskan dia?" Teriak Jay pada penjahat yang mengarahkan pisau ke leher Maya.Maya yang masih mengira kalau penjahat yang menyandra nya kini adalah Zee, masih bertahan dengan akting pura- pura takutnya. Dalam pikiran Maya, sandiwara ini akan segera berakhir seperti gladi yang mereka lakukan beberapa hari yang lalu.Namun apa yang Maya pikirkan itu langsung buyar saat melihat Zee malah ada di belakang Jay."Hah? itu bukannya Zee? Kalau Zee ada di sana, lantas yang sedang menodongkan pisau ke leher ku ini siapa?" Perasaan Maya mendadak tidak enak.Maya mau menoleh ke belakang, tapi pria yang menyekapnya ini malah semakin menekan pisaunya ke leher Maya."Oh My God! Fix, ini penjahat beneeran!" batin Maya, dan kini dia pun panik tapi pastinya bukan panik pura- pura seperti tadi."Jay, help me!" Sebut Maya pada Jay tanpa sua
"Gaji kalian akan aku potong!" Ujar Aiden ketika melempar penjahat yang di pegang ke para pengawal nya."Di potong?" seru mereka bersaaman."Maaf tuan Aiden, kenapa gaji kami di potong?" Salah seorang pengawalnya memberanikan diri untuk bertanya pada Aiden."Kau masih sanggup untuk bertanya???" bentak Aiden marah."Aku dan tuan Zee berjibaku melawan semua para penjahat itu dan kalian hanya berdiri cantik melihat kami berkelahi dengan tangan kosong!!" Sembur Aiden dengan nafas yang ngos gos san."Bukannya tuan yang meminta kami untuk tidak bertidak apapun dan hanya melihat sambil pasang ancang- ancang untuk menyerang tapi tidak perlu untuk benar- benar menyerang. Dan kami hanya melakukan apa yang tuan pesankan pada kami." Bela si pengawal. Karena memang begitu adanya. Mereka hanya melakukan apa yang Aiden perintahkan pada mereka. Tidak lebih. Jadi memang tidak seharus mereka disalahkan."AargH!" Aiden teriak kesal. Dia baru ingat kalau memang
Di dalam sebuah ruangan terlihat ada dua orang dengan wajah babak belum sedang ditanyai oleh Zee, Aiden dan Will."Jadi kalian tetap memilih tetap bungkam?? Aku rasa temanku ini bisa membantu kalian untuk mewujudkan keinganan kalain yakni bungkam. Hanya saja, sekali kalian dibuat bungkam olehnya, kalian akan bungkam selamanya sampai malaikat datang ke hadapan kalian sambil bertanyaMan Rabbuka?!" tanya Zee yang gagal membuat dua orang di depan gagal takut.Will auto menepok jidatnya karena mendengar kataMan Rabbuka dari mulut Zee.Di pikir Will, Zee pasti akan bicara sangar sesuai dengan wajah sangar ala- ala bule mafia Italia gitu. Eh siapa sangka, Zee malah melawak seperti itu. Sungguh bule Itali kalau sudah mualaf biasa salah server! Hilang sangarnya.Will pun memberi kode pada Aiden agar mengambil alih interogasi ini. Karena kalau dibiarkan, maka mereka akan main srimulat bersama."Apa kalian dari komplotan mawar hitam ya
Namun tanda tanya itu segara menghilang setelah Zee melihat apa yang Aiden lakukan. Aiden menarik permata yang ada di cincin tersebut hingga membuat sebuah tali atau mungkin saja kawat yang sangat tipis keluar dari cincin tersebut.Tipiiiiiis.. tipiiiiiiis sekali. Andaikan kilatannya tidak terlihat maka sudah pasti tidak ada yang tahu kalau ada benda setipis itu yang keluar bila permata itu ditarik."Seharusnya aku tidak meragukan cincin itu. Bukankah Will atau anak buah Dennis yang lain memang sangat ahli dalam membuat senjata yang bentuknya seperti benda- benda normal?" Batin Zee, penuh rasa kagum.Zee ingat sewaktu aksi penyelemaatan Anne waktu itu, dia diberikan sebuah jam tangan oleh Dennis. Awalnya Zee sempat berpikir kalau jam tangan ini adalah jam tangan yang berupa senjata atau apalah. Namun di awal Dennis masih sempat membercandainya dengan mengatakan itu hanya jam biasa.HIngga ketika mereka berada di atas sebuah gedung dan bersiap untuk melomp
"Kau tahu sesuatu sayang?" Tanya Aiden sambil memeluk tubuh Gwen dari belakang."Hari begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin aku mengenalmu dan kau membuatku kesal. Kemudian cinta tumbuh di dalam hatiku untuk mu, disaat semua masalah sedang berkumpul di sekitar ku. Tapi anehnya dengan semua masalah yang ada aku semakin menyadari aku sangat mencintaimu." Aiden mempererat pelukannya padaGwen."Dan lihatlah hasil cintamu padaku ini Tuan Besar Gavin. Kau membuat perut menggelendung dengan dua bayi kita di dalam sana. Hm - kira kira si kembar mirip siapa ya? Kau selalu saja menyebut mereka putra - putramu. Bagaimana kalau mereka ternyata mereka keduanya cewek atau bisa saja satu laki- laki dan satu perempuan. Kita kan belum pernah mengecek langsung sayang jenis kelamin mereka berdua. Aku ingat, dulu dokter pernah mengatakan waktu usia kandungan ku lima bulan kalau seperti laki- laki. Tapi itu kan tanpa USG. Hanya ucapan si dokter saja. " CicitGwen panjang ka
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei