Share

Bab 12. Kartu Kredit

Author: Vanilla_Nilla
last update Last Updated: 2023-11-08 11:20:32
Steven membuka mata, menyambut cahaya pagi yang masuk lewat jendela kamar. Dengan gerakan perlahan, dia meraih telepon pintarnya yang ada di meja samping tempat tidur, memeriksa pesan dan notifikasi yang datang semalaman. Setelah memastikan tidak ada yang mendesak, Steven bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.

Air segar menyapa wajahnya saat Steven mencuci muka, meresapi kebangkitan pagi dengan kesegaran. Lalu setelah itu kemudian ia menggosok giginya. Steven memandang cermin dengan senyuman ringan, ia meraih handuk kecil untuk membersihkan air yang masih ada di wajahnya.

Setelah mandi, langkahnya melaju ke dapur. Steven membuka lemari dapur, mencari bahan-bahan untuk sarapan. Pilihan jatuh pada telur dan sayuran segar. Dengan keterampilan yang sudah dimilikinya, dia mulai mempersiapkan sarapan pagi. Bau harum bumbu-bumbu dapur mulai menyelinap ke seluruh ruangan.

Saat masakan hampir selesai, Steven menyadari bahwa harapannya adalah bisa berbagi hidangan ini dengan orang yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 13. Kedatangan Seseorang

    "Pakai punya saya saja, Mbak," ujar seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dari belakang Aira. Dengan senyuman, lelaki tersebut menyerahkan kartu kredit miliknya kepada kasir.Aira menoleh, terkejut oleh tindakan baik lelaki itu. "Terima kasih, tapi tidak usah repot," katanya dengan nada malu.Lelaki tersebut hanya tersenyum. "Tidak masalah, biar aku membantu."Aira meski merasa terharu, awalnya ragu untuk menerima tawaran baik tersebut. Namun, karena situasinya yang mendesak, dia akhirnya menerima bantuan lelaki tersebut. Proses pembayaran berjalan lancar, dan Aira merasa teramat berterima kasih pada lelaki yang dengan tulus membantunya keluar dari situasi yang memalukan itu.Aira bersyukur kepada Andre, lelaki baik hati yang dengan sukarela membantu membayar belanjaannya. Namun, hatinya masih terasa canggung dengan kejadian tadi."Terima kasih, Andre. Nanti aku akan membayarnya," ucap Aira dengan senyuman, mencoba menunjukkan rasa terima kasihnya."Tidak perlu, lagian kita sudah bertem

    Last Updated : 2023-11-09
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 14. Perdebatan Steven & Andre

    "Steven, kenapa kamu ada di sini?" tanya Aira, wajahnya tampak kebingungan dengan kehadiran Steven."Harusnya aku yang bertanya sama kamu, kenapa kamu ada di sini?" jawab Steven dengan nada yang menyimpan perasaan kesal."A-aku sedang … maksudku aku tadi tidak sengaja bertemu dengan Andre," jawab Aira gugup, mencoba menjelaskan situasinya."Tidak sengaja?" tanya Steven dengan nada skeptis.Aira mengangguk, mencoba menenangkan suaminya, yang wajahnya semakin menyimpan kekesalan."Kalau begitu, kita pulang sekarang!" titah Steven dengan tegas. Kesal dan cemburu bercampur di dalam suaranya. Ia merasa tidak nyaman melihat Aira tertawa bersama Andre, terutama mengingat keadaan rumah tangga mereka yang belakangan ini penuh dengan masalah.Ketika Aira hendak melangkah, Andre tiba-tiba menahan tangannya. "Siapa kamu, berani sekali memerintah Aira seperti itu?" tukas Andre, menatap Steven dengan tatapan tajam."Kamu itu hanya tukang kebun, tapi sok-sokan menyuruh Aira. Apa kamu tidak sadar deng

    Last Updated : 2023-11-10
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 15. Perasaan Khawatir

    "ANDRE, HENTIKAN!" teriak Aira dengan suara lantang, mencoba meraih tangan Andre untuk menghentikannya. Pandangannya penuh kepanikan saat dia melihat ekspresi kesakitan di wajah Steven. Aira merasa kepedihan itu mencabik hatinya, terutama saat melihat luka di dada Steven yang baru saja terbuka kembali.Dia menarik tangan Andre agar menjauh dari Steven yang terduduk lemah di paving blok. Langkah cepatnya menuju suaminya yang tergeletak membantu meringankan beban yang dirasakan Steven. "Steven, apa kamu baik-baik saja?" tanya Aira sambil mengusap darah segar yang menetes di pipi bagian bawah mata Steven.Steven hanya bisa mencoba menahan rasa sakit yang menyiksa tubuhnya. "Apa kamu akan membiarkanku mati di tangan lelaki itu?" ucapnya dengan nada getir.Aira menggelengkan kepala dengan tegas. "Tidak."Air mata Aira hampir saja menetes ketika melihat suaminya yang terluka begitu parah. Ia merasa seakan dunianya runtuh dalam sekejap. "Kita pulang sekarang," desis Aira, mencoba memberikan d

    Last Updated : 2023-11-11
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 16. Menerima Segala Kekurangan

    Steven menyelipkan rambut Aira ke belakang telinganya sambil berkata, "Aku tidak bisa melihatmu dengan lelaki lain.""Kenapa?" tanya Aira."Kita sudah menikah, tidak pantas bila kamu dekat dengan lelaki lain.""Oh ya? Terus, kamu sendiri dekat dengan Santi, apa itu pantas?"Aira menatap tajam suaminya, mencoba menangkap esensi pernyataannya. Steven terdiam sejenak sebelum menjawab, "Santi itu sahabatku, bukan wanita yang bisa menggantikan posisimu.""Tapi, Steven, kamu harus memahami perasaanku. Aku merasa tidak adil jika kamu bisa dekat dengan sahabatku, tapi aku tidak boleh berinteraksi dengan lelaki lain."Steven menghela napas. "Aira, kamu tahu, tidak ada niat buruk antara aku dan Santi.""Dan bagaimana dengan foto yang Santi potretkan saat kamu sedang bekerja?"Steven terdiam sejenak, mencoba merumuskan jawaban yang bisa membuat Aira percaya. "Aku tidak tahu bila Santi memotretku. Itu mungkin hanya lelucon atau keisengan.""Itu hanya alasanmu saja, kan, Steven?" Aira menatapnya de

    Last Updated : 2023-11-12
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 17. Kekesalan Steven Terhadap Santi

    Aryo menepuk bahu Steven, kemudian menunjuk ke arah seseorang yang berada di depan toko percetakan menggunakan dagunya.Steven melihat ke arah yang ditunjuk oleh Aryo dan mengetahui bahwa Santi sudah berada di sana, membawa makanan untuknya."Lihat, sudah ada Santi, sepertinya dia begitu antusias membawakanmu bekal setiap hari," gumam Aryo.Steven hanya bisa menarik napas gusar. Setiap hari, Santi memang selalu membawakan bekal untuknya, meskipun ia sudah menolak, wanita itu terus saja membawakan bekal seperti itu. Keteguhan hati Steven untuk menjelaskan situasi sebenarnya terkendala oleh rasa terima kasih dan kebaikan hati Santi."Apa kamu tidak mau memberitahunya tentang pernikahanmu dengan Aira? Mungkin itu bisa membantu menghentikan kebiasaannya," saran Aryo.Steven menggeleng pelan. "Aku sudah mencoba memberitahunya, tapi sepertinya dia tidak percaya. Dia terus saja membawakan bekal ini setiap hari.""Aira tahu tentang bekal ini?" tanya Aryo.Steven mengangguk. "Iya, tapi dia tida

    Last Updated : 2023-11-13
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 18. Hancurnya Kehidupan

    "Aira!" teriak Steven ketika melihat Aira yang langsung pergi. Dia merasa khawatir dan bingung, tidak mengerti kenapa Aira ada di sini. Tanpa berpikir panjang, Steven pun langsung berlari mengejar Aira."Aira, berhenti!" teriak Steven lagi, berharap Aira akan berhenti dan mendengarkannya. Namun, Aira terus berlari, seolah-olah dia tidak mendengar apa yang Steven katakan.Steven merasa putus asa, tapi ia tidak berhenti. Dia terus berlari, berusaha mengejar Aira. Steven harus berbicara dengan Aira, harus mencoba memahami apa yang sedang Aira rasakan."Berhenti Aira!" Steven menahan tangan Aira dengan lembut."Lepas, Steven! Jangan ikuti aku, aku ingin sendiri!" Aira berucap dengan nada tinggi, menepis tangan Steven yang menahannya.Aira berusaha melepaskan diri, tapi Steven tidak melepaskannya sama sekali. "Aira, kenapa kamu seperti ini? Apa kamu marah kepadaku? Aku minta maaf, aku tidak tahu mengapa Santi tiba-tiba menciumku," ujar Steven dengan suara penuh penyesalan.Dia merasa bersa

    Last Updated : 2023-11-14
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 19. Kekhawatiran Steven

    Ketika Steven memeluk Aira, dia merasa Aira tak berkutik lagi. Tiba-tiba, tubuh Aira terasa berat di pelukannya, membuat Steven merasa khawatir."Aira," kata Steven, suaranya penuh dengan kekhawatiran. Dia melepaskan pelukannya dan melihat Aira yang tampaknya tidak sadarkan diri."Aira, Aira bangun, Aira!" teriak Steven yang sudah panik. Dia merasa takut, tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Dia merasa bingung dan tidak berdaya, melihat Aira yang tidak sadarkan diri di pelukannya.Dalam pelukan Steven, Aira terasa begitu lemah. Tubuhnya terasa berat dan dia tidak memberikan respons apa pun. Steven merasa panik dan khawatir melihat kondisi Aira."Aira," ucap Steven dengan suara gemetar, mencoba membangunkannya. "Bangun, Aira! Tolong, buka matamu!"Namun, Aira tetap tidak merespons. Steven merasa hatinya hancur melihat Aira yang terbaring tak berdaya. Dia merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.Steven akhirnya menggendong Aira ala bridal style, membawanya menuju mobil Ar

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 20. Perasaan Kecewa

    "Malam ini, aku mau menginap di rumah kamu, boleh, kan?" ujar Fika dengan antusias."A-apa?" Aira terkejut dengan permintaan tersebut, tidak menyangka bahwa Fika ingin menginap di rumahnya.Saat ini, Aira sedang berada di rumah sakit, terlebih Aira sudah tidak tinggal di rumahnya lagi, tepatnya rumah orangtuanya."Kenapa Aira?" tanya Fika, ia bingung, sepertinya Aira merasa terkejut atas permintaannya."S-sepertinya tidak bisa, Fika. Maaf ..." jawab Aira dengan rasa penyesalan."Kenapa memangnya? Padahal aku malas banget di rumah sendirian," keluh Fika."Memangnya Tante dan Om ke mana?" tanya Aira."Lagi keluar kota. Ya udah deh kalau gak boleh, nanti aku nginap di rumah Nita kalau gak Santi." Fika berujar dengan sedikit kecewa."Iya, sekali lagi aku minta maaf." Aira berkata dengan suara lembut, merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi permintaan Fika.Aira berharap Fika dapat memahami situasinya dan menemukan tempat lain untuk menginap. Dia ingin fokus pada pemulihannya dan ia seng

    Last Updated : 2023-11-16

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 125. Tamat

    Beberapa bulan telah berlalu sejak pernikahan Michael dan Fika. Kini, Fika duduk di sofa ruang tamu, menunggu dengan gelisah kedatangan Michael dari kantor. Setiap kali mendengar suara mobil memasuki garasi, hatinya berdegup kencang. Namun, setelah beberapa saat, ketegangan itu berganti menjadi kekhawatiran saat Michael tak kunjung pulang.Fika menyalakan telepon genggamnya, mengecek pesan dari Michael, tetapi tak ada kabar. Waktu terus berlalu, membuat kecemasannya semakin dalam. Selama dua minggu terakhir, dia merasa jantungnya seperti akan copot dari dadanya. Sesuatu yang tak biasa terjadi pada tubuhnya, dan dia mulai curiga akan kehamilan.Fika bergegas menuju kamar mandi, mengambil tespek dari laci. Dengan gemetar, dia membuka bungkusnya dan mengikuti instruksi penggunaan dengan hati-hati. Ketika garis kedua mulai terbentuk, dia terkejut dan hampir tidak percaya. "Aku tidak salah lihat, kan? Ini garis dua, itu artinya aku hamil," gumam Fika, suaranya penuh campuran antara kekaguma

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 124. Hari Pernikahan & Kelahiran

    Hari pernikahan Michael dan Fika tiba, dan suasana penuh kebahagiaan menyelimuti rumah mereka. Keluarga dan teman-teman terdekat berkumpul untuk merayakan momen istimewa ini. Taman mereka dihiasi dengan indah, dengan bunga-bunga yang warna-warni menghiasi setiap sudut, menciptakan atmosfer yang mempesona.“Aku begitu deg-degan,” gumam Fika sembari menatap tubuhnya di dalam cermin. Wanita yang sudah mengenakan kebaya berwarna putih itu begitu cantik, bahkan Aira sendiri begitu pangling melihat sahabatnya itu.“Kamu cantik sekali,” puji Aira sambil menyentuh bahu Fika.“Terima kasih, Aira. Oh iya, Santi sama Nita sudah datang belum, ya?”“Sepertinya mereka masih di jalan. Para tamu juga sudah hadir. Apa kamu mau keluar sekarang?”Fika mengangguk. “Boleh.”***Para tamu mulai berdatangan, masing-masing membawa senyuman ceria dan ucapan selamat untuk pasangan pengantin baru. Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan terasa begitu kental di udara.Keluarga Michael dan Fika sibuk melayani par

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 123. Anugrah Terindah

    Di ruang tamu rumah orangtuanya, Michael duduk di antara kedua orang tuanya, Carlos dan Emily, sementara Fika duduk di seberang mereka. Suasana terasa tegang, seolah-olah ada sesuatu yang besar akan diungkapkan oleh Michael."Michael, ada apa sebenarnya?" tanya Emily dengan nada cemas. Dia melihat ekspresi serius di wajah anaknya, membuatnya khawatir.Michael menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mulai berbicara. "Ma, Pa, aku punya sesuatu yang ingin aku sampaikan pada kalian."Carlos dan Emily bertukar pandang, mereka bisa merasakan bahwa ini adalah hal yang penting. Mereka menunggu dengan cemas sambil memperhatikan Michael.“Apa yang ingin kamu sampaikan, Michael?” tanya Carlos."Aku ... aku dan Fika telah memutuskan untuk menikah," ujar Michael dengan tegas.Wajah Carlos dan Emily langsung berubah kaget. Mereka tidak bisa menyembunyikan kejutan mereka atas pengumuman tersebut. "Tunggu sebentar, Michael. Apakah kamu serius?" tanya Carlos dengan suara gemetar.Michael menganggu

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 122. Permintaan Maaf Michael

    Steven segera dilarikan ke rumah sakit setelah insiden tragis tersebut. Paramedis dengan cepat membawa tubuhnya yang terluka ke ambulans, sementara Michael dan Aira duduk di bangku belakang, penuh kecemasan dan ketakutan akan nasib Steven. Di perjalanan menuju rumah sakit, Michael mencoba menenangkan Aira, tetapi kecemasan mereka berdua tidak bisa disembunyikan.“Tenanglah, Aira. Steven pasti akan baik-baik saja.”“Aku hanya takut dia kenapa-napa.”Sesampainya di rumah sakit, Steven langsung diterima oleh tim medis yang siap sedia. Dokter segera memeriksa luka tembakannya, memastikan bahwa kondisi Steven stabil sebelum dibawa ke ruang operasi. Operasi dilakukan dengan cepat untuk mengeluarkan peluru yang masuk ke tubuhnya dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.Sementara itu, Aira duduk gelisah di ruang tunggu, menunggu dengan hati yang penuh kekhawatiran. Setiap detik terasa seperti jam bagi Aira, dan kegelisahannya semakin bertambah ketika tidak ada kabar tentang kondisi suam

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 121. Deraian Air Mata

    Steven, Michael, dan Fika akhirnya tiba di tempat yang diduga menjadi tempat penculikan Veline dan Aira. Michael dengan cepat menyuruh Fika untuk tetap berada di dalam mobil, menyadari bahwa situasi di luar sangatlah berbahaya.Namun, Fika bersikeras ingin ikut keluar dari mobil untuk ikut membantu. "Tapi, tapi, aku juga bisa membantu!" protesnya.Michael menatapnya tajam. "Tidak, kamu tetap di sini," ujarnya dengan nada yang tidak bisa ditawar.Steven, yang duduk di sebelah Fika, menambahkan, "Apa yang dikatakan Michael benar. Kamu tetap di dalam mobil saja karena di luar begitu berbahaya."Fika merasa sedikit kecewa, tetapi dia tahu bahwa mereka berdua hanya ingin melindunginya. Akhirnya, dia mengangguk dengan berat hati. "Baiklah," ucapnya pelan.Steven dan Michael lalu keluar dari mobil dengan hati-hati, siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi di dalam ruangan tersebut. Mereka berdua saling bertukar pandang, menguatkan satu sama lain dengan keberanian mereka.

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 120. Kelewat Batas

    Steven merasa seperti jantungnya berdegup kencang di dalam dadanya ketika dia menyadari Aira pergi begitu saja, setelah menerima panggilan telepon dari Andre. Panggilan itu memberitahunya bahwa Veline, anak mereka, dalam bahaya. Steven tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Andre, akan melakukan sesuatu yang sekejam ini.Dengan gemetar, Steven segera menyalakan mesin mobilnya lagi. Hati dan pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran yang tak terbayangkan. Dia mulai menekan pedal gas dengan keras, dan segera melaju mengikuti taksi yang sudah membawa Aira pergi.“Aku harus mengikuti Aira dari belakang,” gumam Steven, sambil terus fokus mengendarai mobilnya.Di tengah perjalanan, mobil Steven tiba-tiba mogok. Rasa frustrasi dan putus asa menghantamnya, seperti gelombang yang menghantam batu karang. “Sial, kenapa jadi mogok?” Dia mengetuk kemudi dengan marah, mencoba untuk menghidupkan mobilnya kembali, tetapi tidak ada reaksi. Dalam kepanika

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 119. Mencari Veline

    Steven yang mendengar kabar itu langsung merasa khawatir. "Apa? Veline hilang?""I-iya, Steven," ucap Aira gugup."Kenapa bisa hilang, Aira?" Terdengar nada suara Steven yang cemas di seberang sana."A-aku yang ceroboh, aku meninggalkannya sendirian saat menerima telepon." Aira berucap seraya berderai air mata.Steven mengusap kasar wajahnya, ia tak habis pikir kepada Aira, kenapa bisa ia meninggalkan Veline sendirian seperti itu.Steven menghela napas gusar. "Ya sudah, aku akan segera pulang sekarang. Tenanglah, kita pasti menemukannya."Setelah sambungan teleponnya terputus, Aryo menghampiri Steven yang terlihat begitu cemas. "Steven, ada apa?" tanyanya."Veline hilang, Aryo. Aku harus mencarinya sekarang juga.""Apa? Kenapa bisa Veline hilang?" Aryo terkesiap, ketika lelaki itu mendengar bila Veline telah hilang."Aira meninggalkannya sendirian ketika ada yang menelponnya, sudahlah, aku harus pergi sekarang." Steven langsung bergegas pergi dari hadapan Aryo."Steven, aku pasti akan

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 118. Veline Hilang

    Mata Aira terbuka secara perlahan saat merasakan sinar matahari pagi yang menghangatkan tubuhnya. Meskipun matanya terasa sangat mengantuk, tetapi ia segera bangkit dari dunia mimpi. Wanita itu menyibak selimut dan dengan langkah hati-hati, turun dari tempat tidur. Steven sudah tidak ada di sampingnya, mungkin suaminya telah lebih dulu bangun.Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, ia memutuskan untuk menuju kamar putrinya. Seulas senyum terukir di wajah Aira, ketika ia melihat Veline yang sudah bangun. "Sayang, kamu sudah bangun?" Aira segera melangkah menghampiri putrinya, Veline yang masih terduduk di tepi ranjang."Mama, aku sudah bangun. Apa hari ini kita akan pergi main, Ma?" tanya Veline, ketika ia masih ingat bila ibunya sempat mengajaknya untuk jalan-jalan.Aira menyadari bahwa Veline perlu jalan-jalan karena sudah lama, ia tak mengajak putrinya itu jalan bersama. "Uh, ternyata putri mama ini sudah tak sabar untuk jalan-jalan, ya? Apa kamu sudah siap memangnya?" Aira tersen

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 117. Rujuk Kembali

    Di rumah Emily, suasana makan malam berlangsung hangat. Meja yang dikelilingi oleh semua anggota keluarga dan tetangga terdekatnya, mengundang tawa dan canda. Emily, yang menjadi tuan rumah, dengan cermat menyajikan hidangan-hidangan lezat yang telah dipersiapkan dengan penuh cinta.Setelah makan malam selesai, Fika, anak tetangga Emily, dengan ramah menawarkan bantuan untuk membersihkan piring-piring kotor. "Tante, biar Fika yang bantu membersihkan beberapa piring yang kotor ke dapur," ujar Fika sambil tersenyum.Emily mengangguk, bersyukur atas tawaran itu, tetapi kemudian menolak dengan lembut. "Terima kasih, Fika, tapi tidak perlu. Kami sudah memiliki pembantu untuk membersihkan semuanya."Namun, Fika tetap bersikeras. "Tidak apa-apa, Tante. Saya ingin membantu." Dengan tegas, ia mulai mengumpulkan beberapa piring kotor dan membawanya ke dapur.Tiba-tiba, Fika terpeleset. Michael, yang berada di dekatnya, dengan cepat menjangkau untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Mata mereka

DMCA.com Protection Status