Share

Bab 41 Mencari Khansa

Penulis: Oase-biru
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-29 23:59:51
Om Pras tersenyum mendengar ucapan Asha, diperbaiki maksud ucapannya dengan berkata, "Maksud papa saat ini dalam perut mama ada adik Asha, apakah Asha senang?" tanyanya pelan sambil mengelus puncak kepala Asha.

"Jadi Asha akan punya adik? Yei ..., Asha punya adik ..., punya adik ...," ucapnya sambil berloncatan di kasur.

"Asha perut papa tidak enak lagi rasanya kalau Asha lompat-lompat di atas kasur," lirih suara Om Pras membuat Asha menghentikan lompatannya.

"Maaf papa Asha sangat senang. Tapi papa, mama di mana?" tanyanya bersedih.

Om Pras terdiam, dimana kamu Hanny? Rama sudah mencari ke mana-mana tapi tak juga ada informasi yang bisa kudapatkan. "Apakah Pak Hendry dan Pak Raihan terlibat dalam menghilangnya dirimu, Hanny?" tanya Om Pras sambil mengelus kepala Asha menenangkannya.

***

"Pak Dimas, kerja sama yang dilakukan akan diwakili oleh Pak Handy. Semua kebutuhan dan perkembangan yang akan dilakukan dapat didiskusikan dengannya," ucap Pak Rama mengenalkan penanggung jawab pr
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 42 Rencana Brian

    Dimas tertegun saat dilihatnya Yasmine sudah berada di hadapannya. Masih dilihatnya butir air mata mengalir di pipi Yasmine. Dimas mencoba tersenyum dan berkata, "Aku kira aku salah mengenali, ternyata benar, kamu Yasmine." Yasmine mangangguk mencoba menghapus air matanya dan tersenyum. "Ya aku menunggu sopirku, namun sepertinya ada sedikit hambatan," ucapnya beralasan. Dimas mengangguk dan mencoba menawarkan tumpangan karena kebetulan akan mengambil arah yang sama. Yasmine awalnya menolak, namun setelah didesak akhirnya menyetujui. Sebelumnya dimintanya Dimas mengantarnya untuk menjemput Daniar terlebih dahulu di sekolahnya. Dimas mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya menuju lokasi yang diinginkan Yasmine. "Yasmine, apakah kabar Khansa baik-baik saja? Kudengar dia tidak tinggal bersama Prasetya, tapi sudah kembali ke keluarganya," tanya Dimas saat mobil yang dikendarainya sudah melaju di jalan raya. "Tidak bersama Prasetya, maksudnya Khansa meninggalkan Pras?" tanya Yasmin

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 43 Rasa Cemburu Dimas

    "Riska, bagaimana proyek dengan Dimas? lusa pertemuan sesuai agenda bukan?" tanya Handy pada Riska yang kini bekerja satu tim dengannya. "Benar Pak, sesuai rencana Pak Dimas yang akan datang ke kantor dengan timnya," jawab Riska sambil membuka agendanya. "Oke, siapkan ruang rapat dan coba tanyakan pada Pak Rama apakah Pak Pras ingin ikut bergabung mendengarkan laporan perkembangan kerja sama kita," ucap Handy meminta Riska menghubungi Pak Rama, penanggung jawab proyek yang sedang dikerjakannya."Baik Pak," jawab Riska sambil melangkah keluar ruangan Pak Handy. "Riska, sebentar!" serunya membuat langkah Riska terhenti. "Kita makan siang bareng ya, kebetulan Gilang sudah memesan restoran dekat kantor, bagaimana?" tanyanya pelan. Riska menatap Handy dan mengangguk setelah mempertimbangkannya. Mereka kini menjadi dekat, tak jarang Gilang mengundang mereka makan siang bersama seperti siang ini. Riska yang mengetahui jika keduanya bersaing memperebutkannya mengatakan akan ikut makan sian

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 44 Bernegosiasi

    Gilang hanya tertawa tanpa mengomentari sikap Dimas. Kini mereka melihat-lihat sekeliling pusat perbelanjaan sambil menunggu Riska dan Handy yang berbelanja di dalam. Cukup lama mereka menunggu hingga saat Dimas mulai kesal dan memutar badannya, dilihatnya Riska yang berjalan keluar sambil tertawa dengan Handy.Barang belanjaan Riska dibawakan Handy sambil tersenyum. Sesampainya di hadapan Gilang dan Dimas, Handy meminta maaf jika mereka berdua terlalu lama menunggu. Gilang menggeleng pelan dan memberi tanda jika mereka akan mulai berjalan kembali. Dimas kini memilih berjalan dibelakang. Riska dan Handy yang berjalan di depan. Sesekali mereka berbincang mengenai Khansa, namun mereka juga tidak memiliki ide di mana Khansa kini berada. Menurut Dimas, Yasmine juga tak mengetahuinya. "Dim, kapan ketemu Yasmine?" tanya Gilang terlihat aneh. "Kemarin, sepertinya ada masalah degan Brian, mereka bertengkar. Jadi aku menawarkan tumpangan," ucap Dimas menjelaskan. Kini Riska yang sedikit kesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 45 Perasaan yang Sama

    Ternyata Mama Dewi mengetahuinya. Selama ini mama memang masih memiliki orang-orang yang masih loyal dan selalu melindunginya, karena mama tetaplah keluarga Narendra. Jika Om Hary masih hidup, maka lelaki di keluarga Narendra tinggal mereka bertiga, Pasetya, Om Hary, dan Asha. Nadin putri dari adik almarhum papa yang sudah lebih dulu meninggal bersama istrinya karena kecelakaan lalu lintas.Nadin sangat dekat dengan Mama Dewi dan selalu menemaninya. Saat ini Nadin mewakili Mama Dewi di perusahaan setelah sebelumnya menjadi sekretarisnya beberapa waktu menggantikan sekretaris yang sedang cuti. Nadin sangat ingin menjadi asisten pribadi, namun dia tak ingin apa yang dilakukannya di kantor dilaporkan pada Mama Dewi."Iya, Xavier. Jika benar dia adalah Om Hary, maka peperanganku akan semakin cepat berlangsung. Apa yang dilakukannya pada almarhum papa akan kubalas lebih kejam. Jika Mama Dewi membantunya maka aku tak akan segan-segan menghancurkan semuanya," anca

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 46 Melepas Kangen

    "Sayang masih pusing?" tanya mama yang ada di samping Amran. "Ma, bakso tusuknya mana, Khansa mau lagi ma," ucap Khansa saat matanya masih mengerjap. "Dihabiskan Mas Pras ya ma, bakso tusuk Khansa?" tanyanya kembali. Amran hanya memperhatikan dan bergeser agar Ibu Arini bisa mendekati Khansa. Khansa masih memegang buket bunga lily yang diberikan Amran. Mama mengusap lembut pucuk kepala "Sayang kangen dengan Prasetya?" tanya mama pelan. Khansa kini sudah tertidur kembali. Mama menatap papa seakan meminta pengertiannya. Amran kini melangkah menuju sofa untuk menunggu. Papa mengikuti Amran dan duduk setelah Amran. "Nak Amran, sepertinya saya akan meminta bantuan kembali. Kami secepatnya harus kembali, masalah yang menimpa kami di masa lalu sudah mulai terlihat titik terangnya. Kami ingin membersihkan nama baik keluarga besar kami. Juga mengembangkan kembali perusahaan yang telah kami rintis bersama almarhum papamu," ucap Pak Asyraf menjelaskan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 47 Menanti Bertemu Kembali

    "Siapa yang mau Asha hukum? Apakah Nenek dan Kakek juga?" tanya Pak Asyraf saat kembali memasuki ruangan. "Nenek? Kakek? Mama ... Asha punya Nenek dan Kakek di sana, kenapa tidak ajak Asha kalau mama nginap di rumah mereka? Mama jahat!" sungut Asha melihat mamanya dengan kakek dan neneknya. "Asha Sayang, jangan hukum kami ya. Mama ke sini meminta Nenek dan Kakek kembali pulang. Kalau mama tidak ke sini Kakek dan Nenek pasti belum mau kembali," bela mama dengan wajah memelas pada Asha. "Benarkan?" tanya Khansa pada mama dan papanya kemudian. Mereka mengangguk meyakinkan Asha. Om Pras hanya tersenyum mendengarkannya. Rasa kangennya kini terobati apalagi saat dilihatnya Khansa sehat dan kandungannya juga sehat. Dibiarkannya Asha berbincang dengan Nenek dan Kakeknya. Setelah saling berjanji Kakek meminta izin untuk berbicara dengan papanya terkait perusahaan. "Rama ...! Bawa Asha bermain sebentar, siapkan makan siang. Aku akan bergabung setelah berbicara dengan papa Asyraf," perintahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 48 Perjalanan dan Pertemuan

    "Lantas mengapa Ayah menghubungimu?" tanya Riska dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Ris, maaf. Aku akan menjelaskannya tapi kamu tenang dulu ya. Lagi pula sebaiknya kita langsung berangkat. Aku akan jelaskan diperjalanan nanti," jawab Dimas mencoba menenangkan Riska yang gugup mendengar ibunya sakit. Dimas menghubungi sopirnya agar bersiap di depan restoran, setelah menutup panggilan teleponnya dia menatap Handy dan Gilang bergantian dan bertanya, "Aku akan bawa Riska ke Bandung, soal pekerjaan nanti aku akan menghubungi Pak Rama atau Pak Pras. Ada yang ingin ikut menemani?" Handy menatap Gilang, dia tak mungkin ikut besok dan lusa laporan perkembangan proyek yang dipegangnya tak mungkin menunda karena ini menyangkut banyak kepentingan. Gilang menggeleng dan menjawab, "Maaf Dim, pekerjaanku besok menunggu laporan yang kubuat. Setelah selesai aku akan menyusul ke Bandung dengan Handy." Gilang tahu Handy juga khawatir, namun tanggung jawab mereka berdua pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 49 Terlalu Gembira

    Khansa yang menunggu di kursi tunggu, terkejut melihat Om Pras dipapah oleh Pak Rama dan seorang pengawal papa. Khansa berjalan mendekati mereka. Melihat kondisi tersebut Dinda langsung mendekat dan mengikuti langkah Khansa walau tetap menjaga jarak, dia khawatir dengan keamanan Khansa. "Pak Rama, mengapa Om Pras?" tanya Khansa saat mereka sudah berhadapan. Pak Rama hanya tersenyum ban menjawab, "Sepertinya ngidamnya parah Bu, harus langsung mencari obatnya." Khansa tak mengerti apa yang dimaksud Pak Rama. "Kita berangkat sekarang?" tanyanya kemudian. Khansa hanya mengangguk dan mengikuti Pak Rama menuju mobil yang sudah menunggu. "Ke sekolah dulu pak!" perintah Pak Rama sekaligus meminta mobil yang mengawal untuk mengikuti mereka. Om Pras direbahkan di dalam mobil dengan berbantalkan paha Khansa yang duduk agak rapat dengan pintu, khawatir Om Pras tidak nyaman. Kaki Om Pras pun dibiarkan menjuntai ke bawah. Khansa yang menatap lekat wajah Om Pras merasa bersalah. Sepertinya Om Pras

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 114 Akankah Berakhir Di Sini?

    "Apakah perhitungan keuntungan tidak sesuai dengan kontrak sebelumnya?" tanya Om Pras penasaran melihat ekspresi Brian."Bukan... bukan. Aku kira aku harus membayarkan finalti karena kesalahan yang kulakukan. Tapi...," ucapan Brian dipotong Om Pras."Brian sudah kukatakan sejak awal. Bagaimanapun kamu adalah bagian dari keluarga besar kami. Apalagi kamu sudah menyelamatkan Daniar. Anggap saja sebagian merupakan kompensasi ucapan terima kasih kami padamu. Kami harap kehidupanmu selanjutnya bisa lebih," ucap Om Pras menjelaskan."Terima kasih banyak Pak Pras, aku berjanji tak akan melakukan kesalahan lagi," ucap Brian pelan.Brian kamu akan mengeluarkan biaya pengobatan yang besar untuk Hary, Diana sudah menghubungiku untuk meminta bantuan tanpa sepengetahuanmu, Batin Prasetya sambil tersenyum pada Brian. Aku sudah berjanji pada Diana tidak akan memberitahukanmu. Selamanya ini akan kusipan baik-baik.***"Mama... Papa...!"

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 113 Saling Memaafkan

    Khansa menyeruak kerumunan orang, tadi dia yakin elihat Kak Yasmine dan Amran. Semoga apa yang dilihatnya memang benar, batinnya meragu. Khansa tersenyum sekilas saat melihat mereka berdua memang ada di sana. Yansmin dan Daniar berjongkok di samping Brian yang terluka. Amran sedang melakukan panggilan telepon. Khansa menghampiri Kak Yasmine dan Daniar."Kak... Bagaimana?" tanyanya gugup."Khansa! Sedang apa...?" kaget suara Yasmine melihat adiknya di sini."Aku menjemput Asha dan melihat kecelakaan. Daniar...?" tanyanya kini pandangannya beralih pada Daniar yang masih menangis.Daniar menggeleng pelan sambil berucap, "Ayah... tante."Suara ambulan membelah kerumunan hingga petugas mengangkat tubuh Brian. Daniar dipeluk Kak Yasmine sambil menenangkan tangisnya yang mengeras. Amran terlihat berbincang sejenak dengan petugas ambulan, kemudian memberikan perintah pada sopirnya."Kita ke rumah sakit. Khansa sud

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 112 Penolakan Daniar

    Khansa mendengar suara lain yang meneriakkan nama 'Daniar'. Sesaat kemudian Khansa menghentikan langkahnya setelah lebih dahulu memastikan yang dilihatnya. Sejenak Khansa memastikan sekali lagi sebelum berbalik kembali ke mobil yang membawa mereka tadi."Asha, mama bisa minta tolong?" tanya Khansa pelan.Asha yang masih shok dengan apa yang dilihatnya tadi hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. Khansa memahami kekhawatiran Asha pada Daniar."Sayang yang tertabrak bukan Kak Daniar. Namun mama ingin memastikan kondisi kakak. Asha pulang dengan sopir ya. Mama titip Shasha. Tadi minta dibelikan es krim," ucap Khansa cepat.Tanpa menunggu anggukan kepala Asha, Khansa kini berpesan pada sopir, "Pak bawa Asha pulang dahulu, sekalian kabari Pak Prasetya. Saya menunggu di rumah sakit."Sopir yang mengerti maksud Khansa langsung menyalakan kembali mesin mobilnya dan mulai bergerak meninggalkan Khansa yang kembali menuju lokasi kecelakaan. K

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 111 Menjadi Saksi

    "Iya mama, Daniar sudah siap bertemu ayah," jawab Daniar memastikan permintaannya. Yasmine memahami rasa sakit yang dirasakan Daniar oleh penolakan yang dilakukan Brian. Sama sakitnya karena hal itu berarti tuduhan padanya melakukan perselingkuhan dahulu. Yasmine menarik napas dalam setelah memastikannya. "Daniar, mama akan menghubungi ayah dahulu. Jika waktunya sudah disepakati, sepulang sekolah kita akan menemuinya?" ucap Yasmine dengan suara pelan. "Iya ma boleh," jawab Daniar singkat. "Baiklah, aku akan menemani kalian bertemu Brian. Aku akan menjaga jarak agar Brian nyaman bertemu Daniar, Bagaimana?" tanya Amran sekaligus permintaan untuk menemani mereka. "Sudah seharusnya. Aku juga tak akan membiarkan Daniar tanpa pengawasan. Terima kasih Amran," ucap Om Pras menyetujui permintaan Amran. Yasmine mengangguk setuju. Daniar mengucapkan terima kasih pada Papa Amran dan pamit untuk bermain kembali dengan Asha dan Shasha. *** "Pa, Rama masih cuti. Apa harus hari in

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 110 Untuk Kebaikan Bersama

    Daniar terdiam sesaat mendengar ucapan mamanya, satu hal yang ingin dilupakannya namun diucapkan dengan jelas oleh mamanya. Sesaat diingatnya saat Ayah Brian menolak mengakuinya sebagai putrinya. Mama menangis dan memohon untuk melakukan pengecakan kembali, namun ayahnya menolak. "Mama..., apakah ayah sudah mengakui Daniar sebagai putrinya?" tanyanya polos menatap Yasmine ragu. "Daniar, kamu memang putri dari Ayah Brian. Apakah mama masih belum cukup membuktikannya pada Daniar?" tanya mama menekankan."Ma, Daniar percaya pada mama, tapi ayah....?" ucapnya pelan. Daniar tak melanjutkan ucapannya. Luka yang digoreskan ayah kandungnya perlahan kembali terbuka. Penolakan yang dilakukan hingga tuduhan yang membuat mamanya menangis dahulu kembali terbersit dalam ingatannya. "Daniar, Papa Amran rasa kali ini Ayah Brian sudah mengetahui kebenarannya. Daniar mau memaafkannya bukan?" ucapan Amran membuat Daniar menoleh padanya dan menatap tak percaya. "Ayah Brian ingin bertemu dengan Daniar

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 109 Keputusan Daniar

    "Jika kamu adalah laki-laki sejati, selesaikanlah permasalahan yang seharusnya sudah selesai. Jangan membuat orang lain menderita karena kamu tidak bertanggung jawab," ucap Om Pras menatap tajam Brian dan langsung membalikkan badannya untuk melanjutkan langkah yang tertunda.Brian terdiam mendengarnya. Sudah lama dia tak menanyakan kabar putrinya yang sempat ditolak keberadaannya. Setelah Papa Hary meminta dikirim ke luar negeri untuk proses kesembuhan ditemani Mama Pratiwi dan Diana, Brian mendapatkan informasi jika Daniar memang putri kandungnya. Yasmine sudah tak pernah mencarinya. Brian mendengar jika saat ini Yasmine bekerja di sebuah perusahaan asing dan sudah memiliki posisi yang cukup tinggi, "Apakah ini sebabnya mereka tak mencari keberadaanku?" tanya Brian dalam hati.Seketika rasa rindu menyeruak. Aku akan mencoba menemui Daniar. Pasti Daniar senang jika aku menemuinya, batin Brian dengan senyum tersungging di bibirnya. ***"Bagaimana menurutmu AMran? Apakah aku harus men

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 108 Akhir yang Indah

    "Pras! Apa maksudmu?" seru Rama kesal mendengar ucapan Om Pras. "Pras, apa yang membuat kamu tidak menyetujuinya. Bukannya kamu selalu meminta mama merestui hubungan Nadin dan Rama?" tanya mama heran. Om Pras menatap tajam sesaat. Lama kelamaan wajahnya mengendur dan menarik napas panjang. "Aku tidak setuju jika pernikahan mereka ditunda-tunda. Seluruh persiapan dan acara pernikahan aku yang mengaturnya. Bulan depan ijab qobul dan resepsi langsung digelar!" ujar Om Pras memerintah dengan tegas.Nadin dan Rama yang mendengar berbarengan melakukan protesnya, "Bulan depan??!"Mama yang mendengar ucapan Om Pras tersenyum senang, namun akhirnya tak dapat menahan tawa melihat ekspresi Rama dan Nadin.***"Pras, bagaimana dengan proyek Brian. Hasil analisaku tidak semua yang diambil Brian merugikan. Sepertinya kita harus memilah dan memilih dengan cermat. Minimal tidak menanggung banyak kerugian," ucap Rama saat Om Pras memintanya menganalisa beberapa solusi yang akan diambil. Om Pras ha

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 107 Kembalinya Prasetya

    Beberapa orang langsung bangun dari kursinya memberikan penghormatan atas kedatangan kembali Prasetya. Om Pras membalas dengan anggukan kepalanya Om Pras melangkah tegap didampingi Rama. Siapa yang tak tahu sepak terjang dua sahabat ini. Mereka langsung menduduki kursi yang kosong. "Pak Pras, akhirnya. Kami sudah lama menantikan nya," seru sebuah suara yang terdengar sangat senang. Brian menatap tak percaya. Sesekali dilirikkan matanya pada Pak Burhan. Dia ingin memastikan apakah Prasetya dan Burhan bekerja sana. Tak ada kekagetan dari wajah Burhan. Terdengar hembusan napas dalam dari Burhan hingga akhirnya mengeluarkan suara. "Siapa yang mengundangnya untuk datang? Bukankah dia bukan pemilik saham lagi?" tanya Brian geram melihat ke arah Prasetya dan Rama. Tak ada yang menjawab. Sebagian besar yang hadir di dalam ruangan sangat mengharapkan Pak Prasetya kembali memimpin Narendra. "Saya yang mengundangnya," jawab Pak Burhan berusaha tenang. "Dalam kapasitas apa mereka

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 106 Cukup Brian!

    Pagi ini seluruh Dewan Direksi sudah menempati kursinya, tersisa empat kursi yang kosong di bagian depan. Beberapa saling menyapa kabar masing-masing, namun juga bertanya dengan pertemuan mendadak pagi ini. "Apakah kelakuan Brian sudah diketahui Pak Burhan?" bisik seorang pada rekan di sebelahnya. "Pak Burhan dan Brian bukannya saling mendukung. Ini berarti dia akan membiarkan atau malah membuat Brian merajalela di perusahaan," bisik lainnya. "Tak ada yang mengalahkan Prasetya dalam memimpin Narendra. Dia mewarisi papanya yang bertangan besi," bisik lainnya. "Tapi sikapnya itu yang membuat Narendra maju pesat. Siapa yang tak sejalan langsung disingkirkan," kenang mereka mengenai masa lalu. "Ya..., ya. Tapi itu juga yang menghancurkannya. Kelicikan Hary mengawali semuanya...," ucapan yang tak diselesaikan namun yang mendengar mengangguk-angguk setuju. Hary yang tak puas dan iri saat itu, memecah belah dua sahabat hingga berujung perselisihan panjang. Jika saja saat itu k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status