Dan ternyata benar. Setelah beberapa jam kemudian Arga datang menjemputnya.Kini gadis itu tampak begitu cantik dan anggun memakai gaun berwarna putih tulang pemberiannya tadi. Ya, kotak coklat itu ternyata berisikan gaun mahal yang sengaja ia siapkan untuk Nayla. Selain gaun, di kotak tersebut juga tersedia satu set perhiasan mewah yang kini tengah dikenakan olehnya juga. Sungguh kali ini Arga benar-benar merasa puas dan sangat terpesona melihat penampilannya yang begitu cantik bak bidadari yang turun dari kayangan. Hingga membuat kedua netranya kini seolah enggan untuk berpaling menatapnya. Ketika mendapati pria itu terus menatapnya lekat. Membuat Nayla menjadi salah tingkah. "Ke-kenapa kamu terus menatapku seperti itu?"Sontak Arga tersadar dari lamunannya. "Hah, e-enggak. Kau terlihat sangat cantik!" celetuknya tanpa sadar keceplosan."Hah!" Nayla tampak syok terbengong mendengarnya."Ah, sudahlah. Lupakan! Ayo kita pergi sekarang. Keburu malam nanti!" Tanpa ba bi bu, lelaki it
Tiba-tiba saja ada seorang wanita yang menghampiri mereka berdua. Wanita itu kini berdiri di samping meja dan langsung memanggil nama sang pria. "Arga!"Degh!Sontak Arga langsung terkejut saat mendengar suara wanita itu. Lalu, dengan seketika ia menoleh ke arah samping, di mana wanita itu sedang berdiri menatapnya dengan tajam.Jelas, lelaki itu terbelalak kaget melihat wanita itu ada di depan matanya. Seketika itu wajahnya langsung terlihat pucat pasi karena panik dan juga kebingungan. "La-larissa! Sedang apa kau di sini?" pekiknya."Sedang apa kau bilang? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu, Arga!" bentak Larissa. Wanita itu melotot ke arahnya. Ia merasa begitu marah ketika melihat laki-laki itu sedang makan malam bersama wanita lain. Lalu, ia menoleh ke arah gadis yang duduk di depan suaminya itu. Dan dengan spontan Larissa mengambil salah satu minuman yang ada di meja lain. Lalu menyiramkannya ke wajah gadis itu.Byurr ... !Nayla membeliakan mata karena sangat sy
Betapa terkejutnya Arga ketika melihat tangan Nayla sedang dipegang oleh laki-laki lain. Dan orang itu yang tidak lain adalah teman ataupun sahabatnya sendiri yaitu Daniel."Ah ... sial, ngapain tuh bocah pakai ada di sini segala? Dan apa yang sedang mereka lakukan? Oh, jangan-jangan dia mau mengantar Nayla pulang? Ini gak bisa dibiarin, aku harus samperin mereka," gumamnya sembari bergegas menghampiri keduanya. "Lepasin dia!" serunya, ketika ia telah berada tepat di samping mereka.Nayla dan Daniel yang tersentak kaget langsung menoleh ke arahnya. "A-arga!" pekik keduanya membelalakan mata syok melihatnya.Dengan panik dan ketakutan, Nayla menarik tangannya agar bisa terlepas dari cengkraman lelaki itu. Lalu Arga bergerak mendekati Nayla dan langsung meraih tangannya. Kemudian tanpa menunggu lama, ia ingin segera membawanya pergi menjauh dari lelaki tersebut. Namun, tanpa disangka pria itu malah kembali mencekal tangan Nayla. "Tunggu! Kau mau bawa ke mana Anissa?" sergah Daniel
Reza, yang baru saja sampai di restauran itu merasa sangat kebingungan ketika melihat Arga dan Nayla yang baru saja pergi dari sana. Lalu, dengan segera ia langsung menghampiri seorang pria yang diam mematung menatap ke arah Nayla. "Loh, Bang. Bukanya itu tadi si Bos Arga dan Non Nayla, 'kan?" tanyanya keheranan.Daniel yang sedang tertegun, terjingkat kaget dan menoleh ke arah Reza. Dalam seketika raut wajah lelaki itu kini terlihat marah padanya. Lalu dengan tanpa terduga, tiba-tiba saja ia mencengkram kerah baju Reza seraya berkata, "Kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau Nayla itu adalah Anissa, Reza!" Reza langsung dibuat melongo olehnya. Karena ia tidak mengerti dengan apa maksud dari perkataan temannya tersebut. "Woy-woy-woy, sabar, Bro! Tenang, kau jangan emosi dulu. Semuanya, 'kan bisa dibicarakan dengan baik-baik. Slow, Bro, slow! Jangan pakai emosi kayak gini, ok?" Dengan sedikit ketakutan lelaki berkaos coklat muda itu berusaha untuk menenangkannya.Dengan kasar Dan
Sudah beberapa hari yang lalu hubungan Nayla dengan Arga belakangan ini semakin membaik. Mereka sudah mulai saling mengerti, dan tidak saling bertengkar lagi.Ya, bisa dibilang keduanya kini sudah mulai saling terbuka untuk saling mencintai. Keduanya merasakan ada getaran cinta yang mulai tumbuh bersemi di hati mereka berdua. Sehingga membuat Arga sudah berani dengan terang-terangan untuk mengakui perasaannya. Namun, berbeda dengan Nayla. Gadis cantik berlesung pipi dan berambut ikal sebawah bahu itu belum pernah mau mengakui ataupun mengungkapakan bagaimana perasaaannya terhadap Arga.Akan tetapi, Arga yakin kalau Nayla juga mempunyai rasa yang sama dengannya. Hanya saja, gadis itu masih malu untuk mengungkapkannya. Ya, hanya tinggal menunggu waktu saja, suatu saat nanti pasti ia juga akan mau mengakuinya.Untuk menggantikan makan malam yang kacau pada waktu itu, hampir di setiap harinya Arga sering mengajak Nayla untuk makan malam di luar. Tak hanya itu saja, bahkan lelaki itu kini
Ting- tong!Nayla yang sedang menemani Ibunya di kamar mendengar suara bel rumah berbunyi."Sebentar ya, Bu. Itu pasti Tuan Arga sudah pulang. Biar aku bukain pintu dulu," ujar Nayla.Sembari tersenyum kecil, wanita paruh baya itu hanya mengangguk.Lalu, wanita cantik bergaun biru muda itu bergerak ingin menuju pintu."Eh, Mbak! Biar aku aja yang bukain pintu. Kamu di sini aja temenin Ibu, ya!" cegat Nayla saat melihat Sri yang akan berjalan menuju pintu."Baik, Nona."Kemudian dengan hati yang berdebar-debar, bibir gadis itu tersenyum lebar. Ia merasa sangat senang ketika mengetahui laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu telah pulang. Sehingga dirinya begitu antusias ingin membukakan pintu untuknya.Cekklik!Namun, apa yang terjadi? Ketika ia membuka pintu, bukan sosok Arga yang ia lihat di sana. Melainkan dua sosok orang lain yang sangat mengejutkannya. Dalam sekejap senyuman di wajahnya langsung lenyap, diganti oleh rasa syok yang begitu mendalam. Lalu dengan mata yang memb
"Hiks ... hiks ...." Dengan sangat sedih, Larissa mulai terisak. "Kenapa kamu tega banget sama aku, Arga? Kenapa?" teriaknya.Siska dengan begitu panik langsung mendekatinya dan berusaha untuk menolongnya. "Rissa, kamu gak apa-apa?" ujarnya sembari mengamati keadaan gadis itu dengan sangat khawatir. Kemudian wanita paruh baya itu berdiri dan menghadap ke arah anak tirinya."Arga! Kamu benar-benar sudah keterlaluan. Kenapa kamu malah lebih membela wanita murahan itu dibanding dengan istrimu sendiri, Arga?" tariaknya dengan penuh emosi."Siapa yang kau bilang wanita murahan? Nayla bukan wanita murahan. Dia adalah istriku, calon ibu dari anak-anakku nanti. Jadi, jangan ada yang berani menghinanya apalagi sampai menyakitinya seperti tadi!""Jika itu terjadi lagi, maka aku tidak akan memaafkan orang itu. Biarpun itu adalah kau sekalipun aku tidak akan memaafkannya!" gertak Arga dengan wajah yang memerah, dia masih merasa sangat marah melihat perbuatan kedua wanita itu."Apa maksud kamu, A
"Aku ingin kita pisah," ucap Nayla dingin."A-apaa?!" Sontak Arga terpekik kaget. "Tidak-tidak tidak! Aku tidak ingin kita pisah."Dengan kedua tangan, Arga menakup wajah Nayla. Lalu ia menatap lekat wajah gadis itu. "Dengarkan aku, Nayla! Kau tidak usah hiraukan perkataan Larissa! Aku bener-bener minta maaf padamu. A-aku gak tau kalau Larissa dan Mama tiriku akan datang ke sini. Hingga akhirnya dia menyerangmu seperti ini." "Tapi kau tenang saja, aku akan memberinya pelajaran padanya nanti.""Apa yang ingin kamu lakukan pada Non Larissa?" Nayla tampak kaget mendengarnya."Iya. Aku akan memberinya peringatan agar dia jangan berani macam-macam lagi padamu, Nayla. Jika dia masih berani mengganggumu lagi, maka aku akan langsung menceraikannya.""Apaa?! Kamu akan menceraikannya? Tidak, aku tidak mau!" tolaknya tegas."Kenapa kau tidak mau? Apakah kau sudah tidak ingin bersamaku lagi, Nayla?""Ya ya ... bukan seperti itu. aku hanya tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang. Maka dari