Pesta ulang tahun yang hanya dihadiri oleh beberapa kerabat dan teman dekat itu terlihat kacau. Karena ulah dari dua pemuda yang kini sedang saling berhadapan dengan wajah yang mengeras dan melotot tajam. Seakan keduanya siap untuk saling menyerang.Membuat Nayla yang merasa sudah tidak tahan lagi, langsung berteriak kencang."Sudah, cukup, hentikan!" Teriakan Nayla menghentikan semuanya. Seluruh atensi semua orang yang berada di sana kini tertuju padanya. "Sudah cukup Anda menghina dan terus menuduhku, Nona?" Dengan berani Nayla yang semula menundukan kepala, kini mengangkat wajah dan mulai menatap tajam wanita yang ada di hadapannya.Kemudian ia bangkit dari tempat duduknya dan kembali berkata, "Percuma juga aku menjelaskan kepada kalian. Karena kalian juga tidak ada yang akan percaya. Kami yang hanya orang kecil bisa apa? Kalian para orang-orang kaya, selalu saja menganggap kami rendah, buruk, hina dan salah di mata kalian.""Padahal, belum tentu semua itu benar. Tetapi, tidak apa
Setelah sudah merasa tenang, dengan malu dan canggung Nayla melepas pelan pelukan pria itu.Begitu juga dengan Daniel. Pria itu tersenyum canggung dan menjadi salah tingkah. "Em ... gimana? Kamu udah merasa baikan" tanyanya.Nayla mengangguk pelan. "Ya ya sudah, sebaiknya aku antar kamu pulang ya, sekarang?" Daniel menyalakan mesin mobil. Roda mobil pun mulai berputar pelan. Secara perlahan mereka meninggalkan tempat tersebut.Namun, tiba-tiba ....Krucuk ... krucuk!Sebuah suara terdengar nyaring dari perut Nayla. Pertanda kalau cacing-cacing yang ada di perutnya itu sedang demo meminta untuk segera diisi. Sehingga membuat wajah Nayla semakin memerah menahan malu padanya.Daniel pun tersenyum geli meliriknya. "Kamu lapar ya? Oh ya, tadi, 'kan kita belum sempat makan apa-apa di sana. Ya udah, kalau gitu kita ke restoran dulu, ya?" Tanpa menunggu jawaban darinya, sembari celingungkan menoleh ke kana kiri, lelaki itu bergegas mencari sebuah restoran yang ada di sekitar sana. Setelah m
Lalu, dengan penuh emosi Arga segera melepas ikat pinggangnya, dan kemudian mulai menghempaskannya ke arah samping Nayla.Sontak Nayla yang melihatnya langsung merasa syok dan juga ketakutan.Cetter!Satu hempasan ikat pinggang terdengar sangat mengerikan bagi Nayla. Sehingga membuat gadis itu terhenyak kaget dan langsung memejamkan mata, sedangkan kedua tangannya ia silangkan untuk melindungi wajah.Dengan dada yang berdegup kencang, ia pun merasa sangat cemas dan was-was, mengira-ngira hal buruk apa yang akan lelaki itu perbuat padanya sekarang. Dan benar saja, lelaki yang kini sedang tersulut emosinya itu mendekat ke arahnya. Lalu, dengan tanpa terduga ia meraih kedua tangan Nayla dan mengikatnya dengan ikat pinggang itu."Ah ... lepasin, a-apa yang ingin kamu lakukan, Arga?" Jelas Nayla memberontak berusaha untuk melawan. Semula ia mengira kalau lelaki itu akan mencambuknya dengan ikat pinggang itu. Namun ternyata tidak. Dengan penuh emosi lelaki garang itu kini malah menekan t
Dengan pikiran yang berkecamuk di dalam jiwa, Nayla kini tengah berdiri di bawah kucuran air dingin yang sengaja ia menyalakan dengan cukup deras menguyur seluruh tubuh telanjangnya.Sembari terus menitikan air mata, kedua tangannya sibuk menggosok seluruh permukaan kulit yang kini terasa perih dan tampak penuh dengan jejak kemerahan yang ditinggalkan oleh Arga. Sungguh lelaki itu begitu brutal menyerangnya. Hingga membuat seluruh tubuhnya kini terasa sakit, remuk padam dan juga lemas tidak berdaya untuk bisa melawannya. Namun, rasa sakit di tubuhnya itu tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan rasa sakit yang ada di dalam hatinya kini. Hatinya bagaikan terkoyak oleh sembilu yang menyayat dan menusuk hatinya dengan begitu dalam. Ia merasa sangat marah dan membenci laki-laki itu, yang mana dengan sesuka hatinya selalu memaksanya untuk melayaninya seperti tadi. Baru berapa hari ia mendapatkan perlakuan baik darinya. Namun sekarang, lelaki itu kembali lagi ke sifat aslinya yang kejam
Setelah mendengar penjelasan dari dokter yang menyatakan bahwa ternyata Nayla telah overdosis mengomsumsi pil pencegah kehamilan. Sontak membuat Arga merasa sangat syok dan tidak percaya.Untung saja ia datang tepat waktu dan bisa membawanya ke rumah sakit itu dengan cepat. Sehingga para tenaga medis itu bisa menolong Nayla dengan segera. Jika saja ia datang terlambat, maka akan berakibat fatal bagi Nayla. Tidak hanya muntah dan sakit kepala yang akan dirasakan oleh Nayla, bahkan wanita itu bisa saja sampai mengalami pendarahan yang mengakibatkan kerusakan parah pada rahimnya.Beruntung dokter bisa menolongnya dengan cepat, sehingga gadis itu kini hanya mengalami muntah, rasa pening dan lemas di seluruh tubuhnya hingga membuatnya tak sadarkan diri seperti ini. Namun, setelah sudah mendapatkan penanganan dengat tepat oleh sang dokter dan para perawat tadi, lambat laun nanti keadaan Nayla akan berangsur membaik dan ia akan tersadar dengan sendirinya.Sembari menggenggam erat tangan Na
Dengan rasa khawatir Arga gegas berlari mendekati gadis cantik yang kini tengah terduduk di atas ranjang pasien. "Na-nayla, syukurlah, akhirnya kau sadar juga," ucap Arga merasa sangat lega ketika melihat gadis yang dicintainya itu kini sudah siuman. Lalu, dengan sumringah lelaki itu ingin segera memeluknya. Namun, dengan wajah yang terlihat sangat dingin, gadis itu langsung melengos. Pertanda kalau gadis tersebut tengah marah dan tak ingin dipeluk olehnya.Sehingga membuat lelaki itu merasa sedih dan terpaksa mengurungkan niatnya. "Cepat katakan, apa yang terjadi pada Ibuku?" tanya Nayla. Secara bergantian, gadis itu memberikan tatapan tajam kepada dua pria tersebut."Kau tenang dulu, ya! Sebaiknya sekarang kau minum dulu agar bisa merasa sedikit tenang!" Arga menyodorkan segelas air padanya. Dengan sewot, Nayla meraih air putih itu. Dan kemudian ia langsung menenggak habis minuman tersebut hingga tanpa tersisa. Lalu dengan kasar ia meletakan kembali gelas kosong itu di atas naka
Di Pagi hari buta, Arga memutuskan untuk pulang ke rumah. Sungguh ia sudah merasa tidak sabar ingin segera menyelidiki keluarganya. Sebenarnya ia masih tidak percaya kalau kedua orang tuanya lah yang berniat ingin mencelakai ibunya Nayla. Namun, kenapa orang suruhan itu mengatakan bahwa orang tersebut adalah suruhan dari majikannya Ibu Salamah dulu?Sungguh ini semua membuatnya merasa kebingungan dan sekaligus penasaran ingin tahu siapa dalam di balik semuanya. Ia bertekad akan menyelidikinya hingga ketemu siapa orang itu dan ia akan membuktikan kepada Nayla bahwa bukan orang tuanyalah yang ingin mencelakai ibunya."Argh ... sebenarnya ada apa ini, kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini?" ujarnya membatin. Seraya memukul kemudi mobil, pria berambut belah samping itu merasa sangat kesal dengan sesuatu hal yang masih menjadi misteri baginya.Karena hari masih petang, keadaan di rumah mewah itu masih tampak sepi. Mungkin para penghuni rumah masih terlelap dalam tidurnya. Sehingga mem
Dengan sengaja, hampir di setiap harinya Daniel terus mendatangi rumah sakit untuk mencari keberadaan Nayla. Dan ternyata usahanya itu tidaklah sia-sia, karena ketika ia sedang berjalan mengitari di sekitar rumah sakit itu, dengan tanpa sengaja ia melihat sosok gadis yang ia cari-cari selama ini sedang terduduk di kursi yang ada di sebuah taman rumah sakit. Tentu saja dia merasa sangat senang bukan kepalang ketika melihatnya. Dengan segera ia bergegas menghampirinya."Anisa!" panggilnya. Sontak Nayla yang sedang asyik mengobrol dengan sang ibu terjingkat kaget, tak kala mendengar ada suara seorang laki-laki memanggil nama belakangnya yang selama ini ia gunakan untuk menyamar agar bisa menghindari dari Arga dulu. Reflek ia pun menoleh ke arah belakang dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok laki-laki tampan berwajah kebule-bulean tengah berdiri tepat di belakang dirinya. Begitu juga dengan Ibu Salamah yang ikut menolaleh ke arah Daniel. Wanita paruh baya itu tampak kebingung