Share

Tidak Berdosa

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-02-28 09:57:36

Zanitha merasa sudah tidur terlalu lama, dari semenjak matahari masih bersinar sampai sekarang sudah kembali ke peraduannya digantikan sang rembulan.

Dia bangun karena merasakan haus, entah kenapa juga udara malam ini begitu panas padahal pendingin udara bekerja maksimal.

Dia keluar dari kamar menuju dapur.

“Waw … udah jam sembilan.” Zanitha terkejut saat melihat jam yang tergantung di dinding.

“Ananta udah pulang belum ya?” Dia celingukan sembari berbelok ke depan kamar yang dia yakini adalah kamar Ananta kemudian menempelkan telinga di daun pintu.

Hening, tidak ada tanda-tanda kehidupan.

“Belum pulang kali ya, dia ‘kan ambis.” Zanitha bicara sendiri lalu melanjutkan langkah ke dapur mencari air minum.

Sambil menenggak segelas air, pandangannya tertuju pada kolam renang yang berwarna biru bersih.

Kondominium Ananta memang mewah dilengkapi privat pool, tentu saja sekelas CEO perusahaan multinasional pasti mampu membeli kondomium seperti ini.

Udara yang panas memunculkan ide b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Gadis Keras Kepala

    “Zanitha!” seru Ananta dengan ekspresi berang seperti ingin mencincang Zanitha sekarang juga.Pria itu bangkit dari kursi sambil mengibas-ngibas bagian dada yang sebenarnya percuma dia lakukan.“Apa?” sahut Zanita sama lantangnya, mata gadis itu melotot dengan kepala mendongak menantang Ananta.“Apa-apaan kamu? Aku sebentar lagi harus meeting sama klien!” Ananta menggebrak meja melampiaskan rasa ingin menghajar Zanitha sekarang juga.“Kamu yang apa-apaan? Kamu ngebully aku dengan mengatai aku anak haram, pakai otak donk … aku juga punya hati, aku juga enggak minta dilahirkan … dan seharusnya kamu mikir, apa aku suka dengan status aku ini? Hiks … hiks ….” Zanitha berteriak di antara isak tangisnya.“Aku muak dibully oleh kak Anin dan kak Aditya juga mendapatkan kekerasan verbal dari mami Ratih selama dua puluh lima tahun hidupku … apa enggak bisa kamu jadi seorang pria dewasa yang lebih bijaksana dengan enggak membully aku juga? Hah?” Ananta tertohok, dia tidak mengira Zanitha

    Last Updated : 2025-03-01
  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Tidak Percaya

    Zanitha tidak serta merta percaya apalagi jumawa saat Ryan datang untuk mewakili Ananta menyampaikan permintaan maaf.Entah apa yang sebenarnya terjadi tapi yang pasti Zanitha masih sakit hati.Dia tidak pernah baik-baik saja setiap kali ada yang mengatainya anak haram.Demi apa, luka yang Ananta torehkan melalui kata-katanya tidak semudah itu bisa sembuh.Zanitha mengusap satu buliran kristal yang jatuh dari sudut mata.Ting …Tong …Suara bel di pintu depan membuat Zanitha menoleh dengan ekspresi penuh tanya.Siapa gerangan yang bertamu?Jika itu Ryan atau Ananta, pasti mereka akan langsung masuk karena memiliki akses.Zanitha turun dari sofa yang sedari sore tempatnya bersarang lalu menyeret langkahnya menuju pintu.Ceklek.Seorang kurir berdiri di depan pintu dengan senyum profesional, menyerahkan sebuah buket bunga mawar merah yang terbungkus rapi dalam kertas putih elegan.“Nyonya Zanitha Von Rotchschild?” Kurir pria bertanya untuk memastikan.“Bukan … aku Zanitha

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Video Call Yang Terpaksa

    Ananta berjalan mondar-mandir di dalam ruang kerjanya dengan ekspresi gelisah yang jarang terlihat. Tangannya menggenggam ponsel, membaca ulang pesan yang baru saja ia terima dari ayahnya.Mathias von Rotchschild: Ananta, Ayah ingin melakukan video call malam ini. Ayah penasaran dengan wajah istrimu, jangan membuat Ayah curiga kalau sebenarnya kamu belum menikah, hanya membohongi Ayah dan keluarga besar Von Rotchschild. Jangan beri alasan lagi, setelah makan siang Ayah akan melakukan panggilan video!”Mengingat perbedaan waktu lebih cepat enam jam, pasti di Zurich-Swiss sekarang ini akan memasuki jam makan siang dan sang ayah sebentar lagi akan menghubunginya.Ananta menghela napas panjang. Ayahnya sudah mulai curiga. Jika ia terus menghindar, bukan tidak mungkin beliau akan menggali lebih dalam dan menemukan kejanggalan pernikahannya dengan Zanitha.“Persetan,” gumam Ananta, meremas ponselnya. Mau tidak mau, ia harus melibatkan Zanitha.Dengan enggan, Ananta melangkah keluar dar

    Last Updated : 2025-03-03
  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Luka Yang Terulang

    Zanitha bangun lebih awal dari biasanya. Matanya masih sedikit berat, tetapi semangatnya tinggi.Semalam, setelah video call dengan Mathias, ia terus memikirkan ekspresi Ananta saat dia menyebut ibunya. Ada kesedihan yang samar di mata Ananta yang membuat Zanitha merasa bersalah.Dengan cepat, ia mandi lalu mengenakan pakaian kasual—sebuah blouse putih sederhana dan rok pendek berpotongan rapi. Tidak terlalu formal, tetapi cukup sopan untuk duduk satu meja dengan pria yang kini menjadi suaminya, meskipun hanya dalam kontrak.Ketika ia sampai di ruang makan, Ananta sudah duduk di sana, membaca koran elektronik di iPad, secangkir kopi hitam mengepul di hadapannya. Lelaki itu tampak seperti biasa—tampan, tenang, berkarisma, tapi dingin.Zanitha menarik kursi di seberang Ananta. “Pagi.” Dia menyapa, berusaha terdengar santai.Ananta mengangkat pandangannya sekilas, lalu kembali ke iPad. “Pagi,” jawabnya pendek.Zanitha menarik napas dalam. Ia ingin mengatakan sesuatu yang sudah meng

    Last Updated : 2025-03-04
  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Keras Dan Tidak Berperasaan

    Hari-hari selanjutnya, Ananta seolah tinggal sendiri karena tidak pernah bertemu Zanitha.Terkadang hanya suara pintu kamar Zanitha yang terdengar tertutup saat Ananta baru saja masuk ke kondominium, gadis itu benar-benar menghindarinya padahal mereka bisa dibilang masih pengantin baru.Semestinya Ananta merasa senang karena hidupnya tidak berubah, sama seperti ketika dulu dia belum menikah tapi nyatanya malah membuat hati gundah.Ananta bertahan tidak melakukan cara apapun untuk meminta maaf, dia merasa tidak salah karena menurutnya wajar seorang suami menegur istrinya yang sedang berduaan di luar tanpa ijin dan sepengetahuan sang suami.Entah kenapa pagi ini terasa sepi, Ananta jadi tidak berselera sarapan mungkin karena perasaan bersalah dan penyesalan sedang menyelimutinya.Sementara itu kedatangan ayah Mathias semakin dekat dan mereka semestinya terlihat seperti pasangan suami istri yang bahagia.Ananta menyesap kopinya dalam hening, dia baru ingat kalau menikahi Zanitha ad

    Last Updated : 2025-03-05
  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Merasa Kehilangan

    Zanitha berbaring miring di sofa ruang televisi, tatapannya kosong ke arah televisi.Dia sedang melamun, sama sekali tidak menyaksikan apa yang disajikan layar kaca.Usai tadi pagi mengungkapkan apa yang mengganjal di benaknya kepada Ananta, Zanitha merasa lega tapi tetap saja hatinya kosong, hampa dan dia mulai merindukan papinya.Berulang kali Zanitha memeriksa ponselnya namun tidak ada satu pun pesan yang sang papi kirim untuknya hanya sekedar menanyakan kabar.Bagaimana kalau ternyata Ananta adalah pembunuh berdarah dingin?Apakah sang papi rela, dia dihabisi oleh Ananta?Zanitha tertawa kering. “Papi enggak akan peduli, dia justru lega sekarang karena enggak perlu ngurusin aku lagi.” Air mata Zanitha kembali mengalir, menganak sungai di pipinya.Zanitha masih duduk terdiam di sofa, memandang kosong ke layar televisi yang menampilkan acara yang bahkan tidak ia pedulikan. Matanya masih basah, sisa air mata yang belum sepenuhnya mengering.Ryan yang sejak tadi berdiri di a

    Last Updated : 2025-03-05
  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Kedatangan Sang Ayah

    Nyatanya Ananta tidak memiliki waktu, deadline membuatnya pergi pagi sekali bahkan pernah sekali menginap di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak bisa membahas tentang kedatangan ayah Mathias dengan Zanitha dan bahkan Ananta pun lupa kalau hari ini sang ayah tiba di Indonesia. “Tuan … maaf, tadi tuan Mathias mengatakan tidak jadi ke kantor … beliau akan langsung menuju kondominium dari Bandara untuk beristirahat.” Ryan memberitahu usai meeting dengan para petinggi di bawah pimpinan Ananta. “Apa?” Ananta sampai bangkit dari kursinya sambil membeliakan mata. “Apanya Tuan?” Ryan balik bertanya, matanya juga membulat karena terkejut dengan reaksi Ananta. “Kenapa kamu baru bilang sekarang kalau ayah langsung ke kondominium?” Suara Ananta meninggi. Pasalnya dia belum berpesan apapun kepada Zanitha malah mereka belum benar-benar berbaikan usai kesalahpahaman kemarin. “Saya juga baru dapat kabar melalui pesan dari tuan Mathias, Tuan.” Ryan meringis. Ananta

    Last Updated : 2025-03-06
  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Pertama Kali Tidur Bersama

    Usai makan malam, Zanitha berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dengan tangan terlipat di dada, sesekali menggigit bibirnya sendiri. Istrinya Ananta yang masih gadis itu tidak bisa berhenti berpikir tentang satu hal: di mana ia akan tidur malam ini.Seharusnya tidak ada masalah, karena selama ini ia dan Ananta selalu tidur di kamar masing-masing. Tapi kehadiran Mathias mengubah segalanya.Di kondominium ini hanya ada tiga kamar, kamar Ananta, kamar Zanitha, sementara kamar satunya dijadikan ruang kerja Ananta.Dan Mathias pasti akan tidur bukan di kamar utama yang itu berarti sang ayah mertua akan tidur di kamar ini.Sementara itu, ternyata Ananta sedang berdiri di ambang pintu kamar Zanitha entah sejak kapan, bersandar santai dengan ekspresi jengah. “Oke, kita harus bicara.”Ananta melengos masuk ke dalam kamarnya dengan gesture tubuh meminta Zanitha mengikuti.Meski sambil mengembuskan nafas berat tapi tak ayal Zanitha melangkah keluar untuk masuk ke kamar Ananta.Sampai d

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Menerjang Badai

    Ketika itu hujan semakin deras saat hari menuju sore.Ananta duduk di ruang meeting utama gedung Helvion Group. Presentasi dari salah satu eksekutifnya terus berjalan, tetapi pikirannya melayang jauh ke tempat lain. Ia mengangkat tangannya, memijat pelipis yang terasa berat. Ada firasat buruk yang menghantui sejak pagi, meski ia tak tahu pasti apa penyebabnya.Setelah meeting selesai, Ananta mengantar para tamunya ke lobby.Sambil melangkah menuju ruangannya, Ananta merogoh ponsel lalu mengaktifkannya.Begitu dinyalakan, puluhan pesan masuk membanjiri layar—dan di antaranya, pesan dari Zanitha.Zanitha : Ta, aku akan pergi ke pesta perayaan proyek ini. Kami akan terbang menggunakan jet pribadi ke pulau eksklusif. Aku sebenarnya enggak terlalu ingin pergi, tapi karena aku adalah bintangnya, rasanya enggak enak jika tidak hadir. Aku akan segera pulang setelah acara selesai. Aku tahu kamu sibuk, jadi aku hanya ingin memberitahumu. Aku akan baik-baik saja, janga

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Mencari Zanitha

    Zanitha berdiri bersama seluruh tim termasuk designer yang mengerjakan proyek ini mengelilingi Elias yang berdiri di tengah lingkaran mereka, yang lain tampak antusias dan senang tapi tidak dengan Zanitha yang menatap kosong pria itu.Elias sedang memberi kabar bahagia tentang sebuah pesta dan mereka semua diundang.Sontak sorak bahagia disertai tepuk tangan mengudara kemudian satu persatu dari mereka bubar untuk mempersiapkan diri.“Kamu pasti datang, kan? Kamu adalah bintangnya.” Madame Cécile Laurent (Chanel) bertanya langsung kepada Zanitha.“Saya akan minta ijin suami dulu.” Zanitha tidak memberi kepastian.“Oh ayolah, gosip antara kamu dan Elias pun sudah tak terdengar lagi dan tampaknya suamimu juga mengerti dengan kondisi yang terjadi,” timpal Giovanni De Luca (Elie Saab).“Ingat Zanitha, kamu bintangnya … pesta tidak akan sempurna tanpa kamu.” Marcel Fournier (Dior) berujar demikian membuat Zanitha bimbang.“Kami sudah menyediakan privat jet khusus untuk kamu, jadi kam

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Berjuang

    Suara nyaring memekakan telinga datang dari powder room dekat ruang makan.Ananta yang sedang sarapan jadi tidak selera mendengar suara itu bukan karena jijik melainkan memikirkan istrinya tidak bisa masuk makanan sedikitpun.“Klaus, aku minta ice cream …,” kata Ananta memerintah.“Tapi Tuan, ini masih pagi dan di dalam ice cream tidak terkandung makanan bergizi yang baik untuk ibu hamil … kebanyakan adalah gula.” “Kalau begitu suruh koki buatkan ice cream yang baik dikonsumsi ibu hamil, aku tidak peduli rasanya karena istriku hanya bisa makan ice cream.” Ananta memaksa.“Baik Tuan.” Dan Klaus tidak memiliki pilihan kata selain itu.Saat terdengar suara kunci pintu powder room terbuka, Ananta langsung bangkit dari kursi memburu istrinya.Tadi Zanitha mengunci diri di sana karena tidak ingin Ananta melihat muntahannya.“Kamu makan buah-buahan aja ya,” kata Ananta sembari membantu Zanitha duduk.Zanitha mengangguk pasrah.Dan entah ap

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Usaha Elias

    Mansion Sebastian Von Rotchschild berdiri megah di bawah cahaya sore, dikelilingi taman luas yang dipenuhi bunga-bunga eksotis. Namun, keindahan itu tidak bisa menghapus ketegangan yang menyelimuti ruangan utama di dalamnya.Di meja makan panjang yang biasa digunakan untuk pertemuan keluarga, Sebastian duduk di kursi utama dengan ekspresi penuh wibawa. Di sekelilingnya, para anggota keluarga Von Rotchschild telah berkumpul. Ada Rafael, Seraina, Simon, Amelie, dan tentu saja, Elias yang duduk dengan ekspresi campuran antara kepedulian dan sesuatu yang lebih sulit ditebak.Dan di ujung meja, Ananta duduk dengan santai, sementara di sebelahnya, Zanitha tampak tenang meskipun dalam hatinya ada ketakutan besar. Ia tahu, pertemuan ini bukan sekadar makan malam keluarga biasa. Ini adalah panggilan penghakiman.Sebastian menyesap tehnya sebelum akhirnya berbicara."Ananta," suara tuanya terdengar dalam dan penuh tekanan, "Aku yakin kamu sudah membaca berita yang beredar di luar sana. Tent

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Terang-Terangan

    Di salah satu mansion megah keluarga Von Rotchschild, Simon duduk santai di sofa besar dengan cangkir teh hitam di tangannya.Sore itu, langit Zurich berwarna keemasan, dan angin musim semi berhembus lembut dari jendela terbuka, membawa aroma teh herbal yang khas.Di sebelahnya, Amelie-sang istri, duduk dengan anggun, menyilangkan kaki dan menyesap tehnya perlahan.Matanya terpaku pada layar televisi yang sedang menyiarkan berita terbaru tentang keluarga mereka.“BREAKING NEWS: Istri Ananta Von Rotchschild Dicurigai Mengandung Anak Elias Von Rotchschild?”Di layar, beberapa foto ditampilkan—Elias yang membawa Zanitha keluar dari rumah sakit, Elias yang duduk di samping ranjang rumah sakit dengan senyum khasnya, dan berbagai spekulasi yang mulai berkembang di media.Amelie meletakkan cangkir tehnya dengan bunyi yang cukup nyaring, lalu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.Tangannya bahkan bertepuk beberapa kali, seolah menikmati tontonan yang sangat menghibur.“Suamiku sayang, li

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Takdir Yang Berpihak

    Ruangan studio yang semula penuh dengan suara kamera yang berbunyi kini berubah menjadi sunyi saat Zanitha tiba-tiba menghentikan posenya.Dia menunduk sembari memegangi perut yang terasa bergejolakRasa mual yang menggeliat di perutnya semakin menjadi-jadi. Ia mencoba bertahan, menelan ludah berkali-kali, tetapi gelombang rasa tidak enak di tubuhnya semakin kuat.“Aku butuh istirahat sebentar…,” gumamnya pelan, sambil berusaha melangkah keluar dari studio.Wajahnya pucat disertai banyak buliran peluh di pelipisnya.Namun, saat kakinya baru dua kali melangkah, pandangannya mulai berputar. Dunia di sekelilingnya bergoyang. Keringat dingin membasahi hingga ke lehernya.Dengan langkah tertatih, Zanitha berhasil sampai ke kamar mandi di dalam studio.Begitu pintu tertutup, ia langsung berlutut di depan kloset, memuntahkan isi perutnya dengan hebat.Air mata Zanitha mengalir di pipinya saat muntahan tidak kunjung berhenti. Perutnya terasa diremas d

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Percaya

    Suasana ruang makan yang biasanya tenang kini mencekam dan sebentar lagi akan berubah menjadi arena pertengkaran yang dipenuhi ketegangan.Cahaya pagi yang masuk dari jendela tinggi tak mampu menghangatkan ruangan, karena hawa dingin yang berasal dari tatapan tajam Ananta kepada Zanitha mengalahkan segalanya.Zanitha masih duduk di tempatnya, menggenggam iPad yang baru saja dilemparkan oleh Ananta.Layar di tangannya menampilkan serangkaian berita dengan foto-foto ‘mesra’-nya bersama Elias.Di seberangnya, Ananta duduk dengan rahang mengeras, napasnya memburu, serta kedua tangannya mengepal di atas meja.“Apa yang kamu lakukan dengan Elias?” suara Ananta akhirnya keluar—serak, dingin, dan dipenuhi dengan kemarahan yang berusaha pria itu tahan.Zanitha menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca, bukan karena takut, melainkan karena kecewa.Ia menggeleng pelan, berusaha menjelaskan.“Ta… ini enggak seperti yang kamu pikirkan.” Dia mengulang karena entah harus menjelaskan mulai da

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Gosip Miring

    “Sayang, aku pergi ya ….” Zanitha datang ke ruang makan dengan langkah terburu-buru, mengecup pipi Ananta kemudian pergi.“Kamu enggak sarapan dulu?” Ananta berteriak karena langkah Zanitha nyaris melewati batas antara ruang makan dengan living room. “Aku sarapan sama Elias dan photographer sambil diskusi tentang pemotretan besok.” Dan Zanitha masih sempat menjelaskan meski harus berteriak.Setelah itu Zanitha melanjutkan langkah keluar dari mansion untuk masuk ke dalam mobil Elias.Rahang Ananta mengeras, satu tangannya mengepal di atas meja.Pria itu tidak suka situasi seperti ini, semestinya sebagai istri-Zanitha menemaninya sarapan pagi lalu mengantarnya hingga teras.Kebiasaan itu tidak bisa mereka lakukan lagi karena akal-akal Elias yang ingin merebut hati istrinya.“Brengsek!” Ananta menggeram.Sementara di dalam mobil, Zanitha tidak bersuara usai menyapa Elias dengan kalimat ‘Selamat Pagi’ ketika masuk tadi.“Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” Elias bertanya karena

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Photoshoot

    Matahari pagi menyinari mansion megah Von Rotchschild milik Ananta dengan cahaya keemasan.Ananta berdiri di depan kamar mereka, sudah dibalut setelan jas hitam dengan dasi yang belum terikat sempurna.Di hadapannya, Zanitha sedang berdiri mengenakan blazer putih dan celana panjang krem yang membuatnya terlihat elegan sekaligus profesional.Hari ini, Zanitha akan pergi menemui para perancang busana kelas dunia bersama Elias.Sesuatu yang membuat dada Ananta terasa sesak.Pria itu tidak suka ini.Namun, Ananta tahu bisnis tetap bisnis.Zanitha sibuk merapikan dirinya di depan cermin saat ia tiba-tiba merasakan sesuatu yang hangat menyentuh pinggangnya dari belakang.Ananta.Tanpa bicara, pria itu melingkarkan lengannya di pinggang Zanitha, menarik tubuhnya lebih dekat.“Ta?” Zanitha menoleh, sedikit terkejut.Ananta tidak menjawab kemudian memutar tubuh Zanitha agar menghadapnya.Setelah itu, Ananta menempelkan keningnya ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status