"Dasar tidak tahu diri! Pria gila! Beraninya merobek pakaianku!" teriak Nayra emosi. Namun percuma emosinya tidak berpengaruh oleh laki-laki yang mulai kehilangan kesadaran itu. Obat yang telah meracuni pikirannya.
Nayra berusaha memberontak namun pria itu masih saja keasikan menikmati Nayra. "Saya berjanji, apapun yang anda minta saya akan memenuhinya. Jadi, bantulah saya malam ini Nona!" ucap pria tampan itu dengan napasnya yang berat.
Nayra semakin ingin memberontak, tapi sentuhan tangan pria yang menindihnya membuatnya terbuai. Ini adalah yang pertama bagi Nayra. Dia bahkan tidak tahu caranya melakukan kiss dengan baik, kepolosannya membuatnya suci tidak pernah tersentuh oleh para pria.
Namun, malam ini berbeda. Dia tidak suci lagi, bekas merah yang ditinggalkan pria asing yang menindihnya membuatnya ternodai. Sekeras apapun Nayra melawan namun tenaga kuat dari pria tampan ini membuatnya kalah.
"Dasar pria yang tidak tahu malu! Pria sampah! Menyingkir sekarang dari atas tubuhku! Dasar pria tidak sopan, beraninya menyentuh seorang wanita polos sepertiku!" bentak Nayra dengan tangan berusaha mendorong kuat pria tampan yang menindihnya.
Pria asing itu sama sekali tidak peduli, yang ia tahu malam ini dia harus menyantap Nayra untuk menghilangkan efek obat yang ia minum.
Tanpa peduli lagi dengan perlawanan Nayra, pria tampan itu semakin menikmati Nayra dengan penuh gairah.
Dia mulai mencecap leher Nayra sampai berbekas, dia juga menikmati bagian dada Nayra sehingga membuat Nayra mengeluarkan suara yang membangun hasrat.
"To-tolong lepaskan sa-saya!" ucap Nayra dengan napasnya yang tidak beraturan.
Dengan buasnya, pria tampan itu membuka jasnya dengan cepat dan kembali menikmati Nayra, dia bahkan mencecap bibir Nayra dengan penuh kelembutan.
Sentuhan bibirnya terasa lembut di bibir Nayra. Bibir tipis dengan warna pink natural yang dimiliki pria tampan itu sukses membuat Nayra semakin terjatuh lebih dalam lagi.
"No-nona, maaf jika saya lancang! Tapi, kali ini anda harus memberikan diri anda sepenuhnya. Suatu saat saya akan mencari anda untuk membayar kebaikan anda!" ucap pria tampan itu dengan nada kecil seolah susah mengatur napasnya.
Kesadaran pria itu mulai menghilang, akal sehatnya telah dikontrol oleh bagian bawahnya. Dengan cepat dia membuka pakaiannya.
Melihat dada bidang dan perut berotot pria tampan itu membuat Nayra sedikit ketakutan. Perut bak roti sobek itu terlihat berlebihan untuk mata gadis perawan sepertinya. Ini pertama kalinya Nayra melihat sesuatu yang indah tapi menyakitkan.
Sekeras apapun Nayra meronta tetap saja tenaga pria tampan itu sangat kuat sehingga membuat tenaga kecil Nayra menjadi kalah.
Tanpa pikir panjang, pria tampan itu membuka ikat pinggangnya dan mulai memasuki lorong milik Nayra. Yah, dengan nafsu yang membara membuat Pria tampan itu kehilangan akal sehat yang ia tahu adalah dia harus menyantap Nayra untuk memuaskan diri.
Kini Pria tampan itu telah capai klimaks dan mulai menjatuhkan dirinya menimpa Nayra. Yah, ternyata pria itu tertidur lelap setelah berusaha keras.
Nayra hanya terdiam tidak bisa bergerak akibat berat badan pria yang menindihnya membuatnya sesak. Ia berusaha menyingkirkan tubuh pria itu, tapi ternyata dia sama sekali tidak kuat.
"Aist, apa aku akan mati dibawah tubuh pria ini? Oh, kenapa sih hidupku sial banget? Udah di jebak sama keluarga sendiri, disuruh nikah secara terpaksa dan ... pria yang aku tidak tahu asal usulnya ini malah menodaiku! Kenapa ujian yang aku terima seberat ini?" teriak Nayra kesal kepada dirinya sendiri.
Air mata Nayra terjatuh tanpa henti, suara tangisannya terdengar keras namun pria diatas tubuhnya masih saja tertidur lelap. Nayra berusaha keras menyingkirkan tubuh pria tampan itu tapi tenaga kecilnya tidak cukup kuat.
Nayra sempat putus asa, tapi dia tidak membiarkan dirinya terjebak terus dalam mobil itu. Dia harus segera keluar.
Selang beberapa menit mencoba sekuat tenaga menyingkirkan tubuh pria yang menindihnya, akhirnya tersingkir juga. Nayra mulai bangun dari baringnya, dia tidak mengenakan pakaian apapun begitupun pria tampan itu. Saat Nayra terduduk dengan tangan menutupi dada dan bagian bawahnya dengan tangan, Nayra melihat baik-baik wajah dari pria yang merebut keperawanannya.
"Hei, otak udang! Kamu harus bertanggung jawab, kalau saja aku menemukanmu lain kali maka aku akan melaporkanmu ke polisi atas kasus pemerkosaan!" ucap Nayra kesal menunjuk-nunjuk pria tampan itu.
Nayra mulai mencari sesuatu yang harus menutupi tubuhnya karna dia ingin pergi dari mobil itu, hingga dia melihat kemeja putih pria tampan itu tanpa pikir panjang Nayra memakainya dan menutupi bagian bawah pria itu dengan dressnya yang telah robek tadi.
"Semoga kita bertemu lagi. Dasar pria tidak tahu malu!" umpat Nayra langsung keluar dari mobil itu.
Nayra kini berjalan dengan langkah putus asa, kemeja yang ia pakai terlalu pendek tapi masih untung bisa menutupi pahanya meski hanya setengah. Nayra berencana untuk pergi ke rumah sahabatnya Kiara karna dia tidak ingin orang tua angkatnya melihat dirinya yang menyedihkan seperti ini.
"Semua ini gara-gara pria asing itu. Dasar pria tidak tahu malu!" umpat Nayra kesal.
....
Kini Nayra telah sampai di depan rumah sahabatnya, tapi dia ragu untuk menekan bel rumah. Nayra berdiri selama 5 menit hingga akhirnya memutuskan untuk menekan bel.
Kiara yang tengah asik memilih baju langsung dikejutkan saat bel rumahnya berbunyi.
"Itu pasti Nayra!" gumam Kiara langsung berjalan membuka pintu.
Saat pintu terbuka, Kiara terkejut saat melihat pakaian Nayra yang terlalu seksi dan berantakan. "Nay, kamu kenapa?" tanya Kiara cemas.
Nayra mulai menangis dan merengek memeluk Kiara, "Ra, a-aku diperkosa!" ucap Nayra dengan tangis yang tak berhenti.
Kiara terkejut dan langsung membawa masuk Nayra agar Nayra bisa menenangkan diri. Kiara memilih untu membawa Nayra ke dalam kamarnya karna dia tidak ingin orang tuanya tahu tentang masalah yang menimpa Nayra.
Tiba di dalam kamar, Nayra mulai duduk di sofa dengan segelas air putih di tangannya. Dia meminum air itu tanpa berhenti menangis.
Sedangkan Kiara menatap Nayra dengan wajah yang sedih. Bagaimana tidak, bekas merah di sekujur tubuh Nayra membuatnya berpikir kalau yang memperkosa Nayra adalah om-om buaya darat yang sudah lama kesepian dan butuh belaian kasih sayang.
"Nay, kamu sabar yah! Jangan sampai memperkosamu adalah om-om gendut hidung belang yang telah lama kesepian, sehingga dia melampiaskan hasratnya dengan memberi bekas-bekas merah yang ada di tubuhmu ini! Nay, kamu yang sabar yah. Kalau kamu mau, kita bisa melaporkan ini ke kantor polisi! " ucap Kiara dengan air mata yang mulai mengalir karna merasa kasihan kepada temannya.
Nayra menggeleng, "Aku berusaha menolak, tapi tenaga kecilku tidak sebanding dengan tenaganya yang kuat!" jawab Nayra semakin meninggikan suara tangisnya.
BERSAMBUNG ....
Hai dear, jika kalian suka novel Nona yang ini beri komennya yah. Siapa tahu komen kalian bisa membuat Nona semakin bersemangat untuk nulis. Luv you ....
"Nay, tenangkan dulu dirimu. Sekarang kamu membersihkan diri dulu gih sana!" pinta Kiara memberikan sebuah handuk kepada Nayra.Nayra menuruti permintaan Kiara dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Di dalam kamar mandi, Nayra berendam di bathtub dan memilih tenggelam dalam pemikirannya.'Kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang menjadi seperti ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan malu kepada diriku sendiri! Pria mesum itu telah merebut sesuatu yang telah kujaga selama ini. Nasibku sungguh sial, disuruh menikah dengan pria yang bahkan tidak pernah aku temui yang katanya memakai topeng untuk menutupi wajah hancurnya dan sekarang aku malah bertemu Pria asing yang membuatku kehilangan barang berhargaku! Aku benci diriku sendiri. Seharusnya aku bisa menhindar tapi bagaimana caranya? Semua telah terjadi!' pikir Nayra.Nayra mulai menangis dengan tangan menutupi wajahnya, hatinya sakit atas hal sial yang menimpanya. Dia sangat
Wataknya yang berdarah dingin sukses membuat semua orang takut kepadanya, apalagi rumor yang sekarang beredar kalau dia menutupi wajahnya yang hancur menggunakan topeng.Di umur 15 tahun, Ranhard dikenal berhati selembut sutra oleh semua orang. Keramahannya membuat seluruh dunia ikut mengagumi. Menjadi putra kedua Grissham Aldrick membuat Rainhard terkenal tampan dengan wajah yang mirip dengan ayahnya. Tapi, sayangnya keramahan dan kelembutan Rainhard ternyata tidak berlanjut lama. Semenjak kejadian kecelakaan antara dirinya dan ibunya membuat Rainhard membenci ayahnya karna setelah kematian ibu Rainhard, ayahnya bahkan membawa seorang wanita lain di dalam keluarganya. Padahal, belum sehari sejak ibunya meninggalkan dunia Rainhard malah mendapatkan ibu baru dan yang paling parah, Rainhard juga mendapatkan Kakak baru.Ternyata ayahnya sudah lama menyiapkan kejutan ini untuk Rainhard. Hadiah di atas duka membuat Rainhard tidak pernah melupakan kejadian itu.Ibu
"Pergilah ke mobilku, ambil semua pakaian mengenai wanita yang ada di sana. Bawa ke sini aku ingin melihatnya lebih jelas!" pinta Rainhard memerintahkan Rayhan agar mengambil pakaian Nayra yang ada di mobil Rainhard."Baik, Tuan!" jawab Rayhan.Rayhan segera keluar dari kamar Rainhard, melaksanakan apa yang diperintahkan tuannya.Adapun Rainhard selesai berendam dan memakai handuk kemudian keluar dari kamar mandi.Pikirannya masih melayang-layang memikirkan wanita yang telah ia rebut kesuciannya.....Rayhan mulai membuka mobil namun dia dikejutkan saat melihat pakaian wanita yang bertebaran dan yang paling parah adalah sepasang dalaman wanita juga ada di sana."Astaga, jadi Tuan Rain telah hilang kendali tadi malam," gumam Rayhan masih terkejut.Rayhan mulai memungut pakaian wanita itu, tapi tanpa sengaja dia melihat bercak darah yang ada di kursi mobil."Masih perawan! Ini kasus gawat, seb
"Kamu akan meminjam baju Cleo!" ucap Adam dingin."Sepertinya aku tidak cocok dengan baju Kak Cleo," ucap Nayra tersenyum penuh arti"Baik jika kamu tidak ingin memakai baju Cleo aku akan memesankan kamu baju baju yang kamu suka!" jawab Adam terpaksa.Nayra mulai tersenyum, 'Ini kesempatanku untuk memberinya pelajaran. Aku harus memesan baju bermerek dan mahal agar dia semakin kesal denganku. Merek pilihanku adalah Gutti dan Changel!' batin Nayra.Selang beberapa menit, akhirnya pesanan baju Nayra telah sampai. Nayra segera bersiap-siap, intinya dia merasa sangat bersemangat untuk bertemu dengan keluarga Grissham Aldrick karna sangat tidak sabar mempermalukan ayah angkatnya.Yah, Nayra yang sekarang bukanlah Nayra yang dulu. Nayra yang sekarang akan menuntut keadilan atas perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga angkatnya.Di depan cermin kamar Nayra menatap dirinya dengan teliti, "Apa masih ada yang kura
Mata indah itu membuat Nayra terpesona, tapi apalah daya Nayra sudah memiliki calon suami itu berarti dia tidak boleh bermain dengan pria lain.Nayra sangat gugup dan hanya tersenyum tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Hingga Grissham kembali angkat bicara, "Tidakkah kau ingin memperkenalkan diri?" tanya Grissham lirih dengan wajah tersenyum penuh arti.Nayra dengan cepat berdiri dan menunduk, "Namaku Nayra Quinza, kalian bisa memanggilku Nayra," ucap Nayra dengan senyum manis.Kwang-sun berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan, "Kwang-sun! Anda bisa memanggil saya Kwang-sun, Nona Nayra," ucap Kwang-sun tersenyum.Nayra mengulurkan tangan untuk membalas jabatan tangan Kwang-sun. Tangan itu terasa sangat lembut, jari-jarinya bahkan mengalahkan jari-jari Nayra. Nayra jadi merasa kalau pria tampan yang ada di hadapannya benar-benar sempurna untuk dijadikan pasangan."Senang bisa mengenal anda, Tuan!" jawab Nayra beberapa saat karna
'Membuang muka saat melihatku menatapnya dan malah menatapku kembali. Dia mencoba bermain tarik ulur denganku!' batin Rainhard dengan wajah tersenyum penuh arti kepada Nayra."Menarik!" gumam Rainhard dengan senyum sinis di wajahnya.Rainhard menoleh melihat ke arah Grissham dan menatapnya dengan penuh arti."Heh, jadi inilah alasanmu menjebakku kemari? Hanya karna ingin membantumu menjalankan sandiwara munafikmu itu?" tanya Rainhard tersenyum sinis menatap Grissham dengan tatapan tidak suka."Rain, sampai kapan kau akan membenci ayah? Dengar! Bisakah kamu jangan membahas ini di depan tamu kita?" tanya Grissham lirih."Kalau begitu katakan apa motifmu yang sebenarnya, menipuku untuk menemuimu ke sini?" tanya Rainhard kesal."Duduklah!" pinta Grissham mempersilahkan Rainhard untuk duduk.Rainhard mencoba untuk tenang dan duduk di sofa dengan kaki berada di atas meja. Yah, ketidak sopanan Rainhar
Rainhard tersenyum penuh arti, "Namamu Nayra bukan? Aku mendengar pria tua yang mungkin adalah ayahmu itu memanggilmu tadi. Oh iya, apa kau wanita yang dikirim oleh ayahku agar bisa menikahimu? Jika iya, maka aku berhak dong, melakukan apapun yang aku mau terhadapmu!" Rainhard lagi-lagi menyentuh dagu Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya."Berani sekali kamu menyentuh wajahku. Dasar pria tidak sopan!" bentak Nayra kemudian menghindar dari Rainhard."Tidak sopan? Beraninya kamu membentakku kemudian mengataiku! Apa kamu tahu, bagaimana aku mengatasi seseorang yang menentang kemauanku? Bahkan semua orang di rumah ini, tidak ada yang berani terhadapku!" balas Rainhard kesal.Rainhard melangkah maju dan menatap tajam Nayra Membuat Nayra menjadi ketakutan dengan sepasang mata berwarna ungu gelap itu terlihat indah namun menyeramkan.Semakin Rainhard melangkah mendekat, semakin Nayra melangkah mundur secara perlahan."A-apa
Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra."Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard.Rainhard menghentikan langkahnya, "Kamu yakin ... bisa menjalani tugasmu?" tanya Rainhard serius."Saya yakin!" jawab Nayra ikut menghentikan langkahnya.Mereka berdua bertatapan. Rainhard menatap Nayra dengan tatapan penuh arti sedangkan Nayra hanya bisa waspada, karna Rainhard pasti merencanakan sesuatu yang sulit dimengerti."Jangan membuatku menunggu nanti malam. Aku tidak sabar menikmatimu!" ucap Rainhard tersenyum sinis.Nayra hanya terdiam menatap wajah bertopeng Rainhard. Meski yang Nayra tahu kalau wajah Rainhard hancur, namun topeng itu sungguh tidak membuat penampilan Rainhard menjadi buruk, malahan dia tampak sangat t
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap