Share

Bab 51 - Terlalu Licik

Author: Intan SR
last update Last Updated: 2025-04-06 22:51:48

Sebuah jeritan mengguncang pagi di kediaman Everstone.

Damian yang baru saja merapikan jasnya dan hendak berangkat kerja, langsung berlari menuruni anak tangga saat mendengar teriakan nyaring itu menggema dari ruang keluarga.

“Ibu?” serunya cemas. “Ada apa?”

Nyonya Everstone berdiri terpaku di depan televisi, tubuhnya bergetar, matanya membelalak seperti baru saja melihat hantu.

“Damian! Damian! Lihat itu!” teriaknya sambil menunjuk layar. “Itu… itu Anna, kan? Pembantu kita yang belum kembali sejak malam itu?”

Jantung Damian berdegup kencang. Ia meraih remote dan membesarkan volume televisi. Suara reporter mengisi ruangan dengan nada serius dan berat, seolah membawa kabar dari dunia lain.

“…ditemukan oleh pekerja bangunan di area pemukiman terbengkalai. Kondisi mayat sudah membusuk parah, namun identitas korban dipastikan melalui dokumen yang ditemukan di sekitar lokasi. Korban bernama Anna…"

Wajah perempuan muda yang terpampang di layar—meski pudar, rusak, dan tak bernyawa—jelas adal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 52 - Kejutan untuk Damian

    Ballroom Hotel St. Claire, pusat kota. Lampu gantung kristal menggantung anggun di langit-langit tinggi, memantulkan cahaya keemasan ke seluruh ruangan. Deretan kursi kulit ditata rapi menghadap panggung utama yang dihiasi layar LED raksasa bertuliskan: Final Tender Presentation – Future Skyline Project.Para undangan duduk dengan tenang, berpakaian formal. Investor internasional, perwakilan pemerintah daerah, hingga media dengan kamera yang sudah siap di tangan. Bisik-bisik pelan terdengar dari berbagai sudut.Damian Everstone melangkah masuk dengan jas abu gelap dan senyum tenang. Seolah ia sudah tahu hasil akhir dari acara ini. Di belakangnya, asistennya berjalan sambil menenteng tablet. Damian menyapa satu dua orang penting di ruangan, memberi anggukan hormat. Ia terlihat menguasai ruangan.“Lima puluh miliar nilai proyek ini. Kita tidak akan gagal,” bisik asistennya pelan.Damian hanya tersenyum kecil. “Sudah kubilang, yang lain hanya formalitas.”Dari sisi lain ruangan, masukl

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 53 - Wanita Pembawa Sial

    "Kenapa kau terkejut, Damian?" tanya Laurent dengan tenang. Suaranya datar, nyaris tanpa emosi, namun justru itulah yang membuatnya terasa begitu dingin.Damian menegang. Napasnya tercekat di tenggorokan. “Kau... kau Elara?” suaranya nyaris berbisik.Laurent tersenyum tipis. “Ya... Aku Elara. Dan kini aku kembali sebagai Laurent,” katanya pelan, hampir seperti bisikan angin yang mengiris dingin. “Apa kau suka dengan wajah baruku?”Damian tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Mulutnya sedikit terbuka, matanya tak berkedip menatap perempuan itu. Ia mengenal Laurent selama lebih dari empat tahun—terlalu lama untuk tidak mengenali… namun sekarang, wajah itu nyaris tak menyisakan jejak masa lalu.Bahkan setelah Alicia sempat berkata bahwa Laurent adalah Elara, Damian menepisnya begitu saja. Ia pikir itu hanya ketakutan atau kecemburuan Alicia semata.Tapi kini, kebenaran berdiri di hadapannya—nyata dan tak terbantahkan.Wanita yang dulu polos, lugu, dan mudah ditindas… kini berubah t

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 54 - Mulai Retak

    Damian tiba di rumah sakit dengan napas memburu. Begitu turun dari mobil, ia langsung menuju ruang gawat darurat, langkahnya cepat dan tajam menembus lorong yang dingin dan penuh aroma antiseptik.Di depan ruang operasi, ia menemukan ibunya duduk di bangku panjang. Wajah wanita itu muram, kedua tangannya menggenggam tas tangan dengan erat, seolah itu satu-satunya yang bisa ia pegang di tengah badai ini.Damian berdiri di hadapannya. "Di mana Alicia?" tanyanya, suaranya datar dan dingin.Nyonya Everstone mengangkat wajahnya. Tatapannya tajam, lelah, dan penuh kemarahan yang disimpan terlalu lama."Entahlah," gumamnya pelan tapi penuh tekanan. "Dia pergi dengan Darley pagi ini. Tapi… sekarang Darley di ruang operasi, dan dia tak terlihat sejak tadi."Ada nada luka dalam suara wanita itu. Luka yang telah lama menumpuk.Damian mengatupkan rahangnya. Kalau saja ibunya tahu—bahwa anak yang dilahirkan Alicia empat tahun lalu bukan darah dagingnya—ia tahu ibunya akan meledak lebih dari sekada

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 55 - Karma

    Darley berhasil diselamatkan. Namun tubuh kecil itu kini terbaring lemah di ruang ICU. Kakinya patah, dan bagian pinggangnya mengalami retak serius akibat benturan keras. Selang infus menjuntai di sisi ranjangnya, dan alat bantu napas terpasang di wajah mungilnya yang tampak pucat dan kehilangan warna.Sementara di luar, Damian berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit. Langkah-langkahnya menggema di lantai marmer yang dingin, menuju ruang rawat yang ditempati adiknya, Dianora. Sejak insiden itu Dianora belum sepenuhnya siuman. Tubuhnya lemah, dan harapan masih menggantung di udara.Namun saat Damian hampir sampai di depan kamar itu, seorang perawat keluar tergesa-gesa, wajahnya panik, dan langsung memanggil dokter jaga.“Dokter! Cepat ke kamar 307! Pasien mengalami kejang!”Damian membeku sejenak. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Kamar 307—itu kamar Dianora.Tanpa berpikir panjang, ia mendorong pintu dan masuk. Matanya membelalak melihat tubuh adiknya kejang-kejang di ranjang

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 56 - Ketahuan

    Dianora perlahan membuka matanya. Wajahnya masih pucat, bibirnya kering, dan napasnya berat. Meski tubuhnya lemah, pikirannya begitu sadar akan waktu yang terasa makin terbatas. Malam itu, dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia meminta seorang perawat memanggil kakaknya. Ada sesuatu yang harus ia katakan. Sesuatu yang tidak bisa ditunda—karena ia tak tahu apakah esok masih akan sempat.Damian segera datang begitu dipanggil. Wajahnya penuh kekhawatiran. Ia berdiri di samping ranjang adiknya, menggenggam tangannya erat."Ada apa?" tanya Damian lembut, menunduk. "Kau butuh sesuatu?"Dianora tak menjawab langsung. Ia hanya mengerjap pelan, lalu menggerakkan bibirnya lemah. Damian segera mencondongkan tubuh, menempelkan telinganya dekat ke bibir adiknya yang hampir tak bersuara.“Ali...cia... ber...ba...ha...ya,” bisik Dianora dengan suara nyaris tak terdengar.Mata Damian langsung membesar.“Apa?” desisnya, tegang.“Pemb...bunuh…” lanjut Dianora terputus-putus, dadanya naik turun tak ber

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 57 - Sudah Terlambat, Damian

    Laurent sudah mengetahui segalanya. Skandal demi skandal yang menimpa keluarga Everstone membuat media nyaris tak berhenti menyorotinya. Tapi yang ia rasakan bukanlah iba. Bukan pula simpati.Ia hanya tersenyum tipis, menatap roti panggang hangat di atas piringnya seolah hari itu adalah pagi yang biasa. Nyaman dan tenang.“Kau terlihat sangat bahagia, sayang,” suara Adrian memecah keheningan pagi dari seberang meja.“Hm…” Laurent menyandarkan tubuhnya pada kursi, jemarinya memutar cangkir teh. “Aku memang bahagia. Sayang, kau percaya pada karma?”Adrian mengangkat alis. “Percaya. Apa yang kau tanam, itu pula yang akan kau tuai.”Laurent tertawa pelan, tawa yang lebih mirip gumaman puas. “Dulu aku seperti sendirian di dunia ini. Tak ada tempat berpijak, tak ada tempat bernaung. Tapi sekarang…” Ia menatap jauh, seolah membayangkan wajah Damian. “Sekarang Damian merasakan semuanya.”Adrian ikut tertawa. “Alicia kabur, bukan? Perempuan itu... dia menakutkan. Dia mencoba membunuh banyak or

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 58 - Perubahan Rencana Damian

    Kondisi Nyonya Everstone berangsur membaik. Dokter mengatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan—meski ia masih terlihat lemah, napasnya telah teratur dan detak jantungnya stabil. Namun, yang menghantam lebih keras bukanlah kondisi fisiknya—melainkan kenyataan yang baru saja ia dengar.Ketika Damian memberitahu siapa pelakunya, ekspresi wanita paruh baya itu membeku. “Alicia?” bisiknya nyaris tak terdengar. Matanya melebar, penuh keterkejutan dan rasa tak percaya.“Dia wanita berbahaya, Bu,” kata Damian, suaranya berat. Ia berdiri di sisi ranjang, menatap ibunya yang kini berusaha duduk dengan bantuan bantal. “Sangat berbahaya. Ibu tak tahu siapa dia sebenarnya.”Nyonya Everstone menghela napas keras, matanya memejam sejenak sebelum terbuka kembali dengan sorot amarah yang samar. “Kenapa kau bisa bertemu dengan gadis seperti itu?” tanyanya pelan, suaranya mengandung rasa kecewa yang begitu dalam. Untuk pertama kalinya, ia terlihat tak lagi membela Alicia.Damian menunduk sejenak sebelum

    Last Updated : 2025-04-08
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 59 - Membalik Keadaan

    Laurent duduk diam di sudut lobi rumah sakit, tubuhnya tegak namun jiwanya bergemuruh. Matanya menatap kosong ke depan, tak benar-benar melihat apa pun. Ia berusaha keras menenangkan pikirannya yang bergejolak.Ada rasa jijik yang menyelusup dalam dirinya, menjalar hingga ke tulang. Jijik pada dirinya sendiri—karena membiarkan pria itu… menyentuhnya, memeluknya begitu erat, mencium bibirnya dengan kasar dan penuh hasrat di kamar Dante.Laurent memejamkan mata, rahangnya mengeras. Napasnya masih tak teratur, berdesir cepat di dadanya seperti badai kecil yang tak kunjung reda. Ia menekuk jemarinya yang dingin di pangkuan, mencoba meredam amarah dan rasa malu yang membara di balik kulitnya yang dingin.Setelah beberapa menit, ia berhasil menguasai dirinya kembali. Ia menarik napas panjang, mengembuskannya perlahan, lalu bangkit dari bangku. Dante… Anak itu pasti menunggunya. Ia tak boleh terlihat lemah di hadapan anak yang telah mencuri hatinya itu.Langkahnya mantap menuju lift. Tanga

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 84 - Hukuman untuk Alicia

    Setelah Lauren keluar dari kamar dengan langkah elegan dan tenang, Kyle masih berdiri di tempatnya—gugup, tubuhnya bergetar ringan. Kata-kata Lauren barusan masih terngiang di telinganya, menusuk batinnya lebih dalam dari pisau manapun.Dengan tangan gemetar, ia mendekati tempat tidur kecil itu. Cahaya lampu malam menyorot lembut wajah Dante yang polos dan damai dalam tidurnya. Perlahan, penuh ragu, Kyle menyingkap kaus tidur yang dikenakan bocah itu. Dan di sanalah—pada sisi kiri dada kecil itu—ia melihatnya. Sebuah tanda lahir.Matanya membelalak. Tubuhnya seketika membeku.Tanda itu… tanda yang selama ini menghantui mimpinya. Tanda berbentuk seperti setengah bulan dengan garis tipis melintang di tengahnya. Ia mengenalinya. Tanda yang pernah dimiliki anak laki-lakinya—Daren. Anak yang hilang darinya ketika baru berumur tiga bulan.Dulu ia mengira Daren telah mati. Tapi kenyataan yang kini terbuka jauh lebih menyakitkan sekaligus menakjubkan.Lauren tidak berbohong. Anak ini… Dant

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 83 - Terbongkar

    Tiga hari telah berlalu sejak Dante dibawa ke rumah sakit. Dalam diam, Adrian menunggu. Ada satu pertanyaan yang terus mengusik pikirannya: siapa sebenarnya perempuan bernama Kyle yang kini tinggal di rumah mereka?Pagi itu, ponselnya berdering. Nama anak buahnya muncul di layar, dan Adrian langsung menjawab. Suara di seberang terdengar berat namun tegas.“Tuan Adrian… kami telah mendapatkan hasilnya. Identitas asli dari file yang Anda temukan—perempuan yang wajahnya menyerupai Kyle… namanya Alicia. Alicia Everston. Mantan istri Damian Everston.”Adrian sontak terdiam. Napasnya tertahan.“Alicia?” bisiknya nyaris tak terdengar. “Kau yakin?”“Ya, Tuan. Kami menemukan catatan medis dan laporan dari klinik bedah plastik di Zurich. Alicia mengubah total wajahnya. Ia memilih menyerupai Kyle—pengasuh yang seharusnya dipekerjakan—dan menggunakan identitasnya. Motifnya… kami yakini balas dendam terhadap Nyonya Lauren.”Adrian mengusap wajahnya yang mulai tegang, matanya menyipit penuh kecurig

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 82 - Tipu Daya Alicia

    Adrian baru saja pulang ke rumah saat langit London mulai beranjak gelap. Langkahnya tergesa melintasi lorong yang sepi, menuju kamar kecil Dante—anak yang belakangan ini begitu membebani pikirannya.Ketika pintu terbuka perlahan, matanya langsung menangkap pemandangan yang mengganggunya: Kyle sedang duduk di sisi tempat tidur, membisikkan sesuatu ke telinga Dante. Wajah Kyle tampak lembut, seperti biasa, namun kini ada yang terasa ganjil. Terlalu tenang. Terlalu sempurna.Adrian terdiam di ambang pintu, tak ingin mengganggu. Tapi di benaknya, kenangan tadi kembali berkelebat—kenangan yang belum sempat ia ceritakan pada siapa pun.Ia mengingat jelas saat ia berdiri di rumah sakit, melihat perempuan muda yang ditemukan pingsan di trotoar. Nama di dokumen itu: Kyle. Wajahnya... nyaris identik dengan pengasuh Dante di rumah ini. Namun isi file itu menyiratkan kenyataan yang lebih menakutkan—identitas perempuan itu telah dicuri, digunakan untuk sesuatu yang lebih besar dan lebih gelap

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 81 - Terkuak

    Keesokan harinya – Di kediaman keluarga Adrian VaughnKoran pagi berserakan di meja makan panjang berlapis linen putih. Gambar Dante kecil terpampang di halaman depan, tepat di bawah judul tebal:“ULANG TAHUN PENUH AIR MATA: DANTE VAUGHN, 5 TAHUN, TIBA-TIBA TIDAK BISA BICARA”Subjudul: Apakah trauma tersembunyi membayangi putra angkat keluarga Vaughn?Lauren menatap halaman itu dengan wajah pucat. Cangkir tehnya menggigil di tangan. Adrian duduk di seberangnya, sudah membaca tiga artikel dari tablet-nya sejak pagi buta.Media internet pun tidak kalah kejam. Di berbagai portal, komentar berseliweran—menyerang, menuduh, berspekulasi.> “Apakah Lauren hanya mengadopsi untuk pencitraan?”“Dante terlihat murung di banyak foto. Lihat sorot matanya.”“Di mana perhatian mereka sebagai orang tua? Mengapa anak sekecil itu tidak bicara sama sekali?”Lauren menutup korannya. Tangannya gemetar.“Aku hanya… ingin memberinya kehidupan yang layak,” gumamnya pelan. “Aku tidak tahu... bagaimana ini bis

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 80 - Bereaksi Dengan Sempurna

    Kamar Dante – Tengah MalamSuara isakan kecil terdengar dari balik selimut.Dante terbangun lagi. Tubuhnya berkeringat, meski udara kamar sejuk. Ia melihat ke sekeliling—gelap, sunyi, sepi. Wajah Kyle tak ada. Bonekanya tak ada di pelukan. Tangannya bergetar.Dengan langkah kecil, ia turun dari ranjang dan merangkak ke sudut ruangan. Di sanalah ia duduk, memeluk lutut, bergumam sendiri.“Mama sayang Elea… bukan aku…”Matanya memicing, seolah melihat sesuatu di dalam gelap. Bayangan. Wajah Lauren yang tak menoleh padanya saat sarapan. Ayunan yang mengayun terlalu tinggi. Suara Kyle yang lembut tapi dingin.“Kyle… Kyle… aku takut…”Tiba-tiba pintu terbuka. Kyle masuk pelan, membawa lampu tidur kecil dan selimut cadangan. Ia membeku melihat Dante meringkuk di pojok ruangan, menggigil.“Kamu kenapa?” tanyanya, suaranya penuh kekhawatiran yang dibuat-buat.Dante menatapnya, matanya merah.“Aku lihat monster tadi… di sini…” bisiknya. “Dia bilang mama enggak sayang aku…”Kyle tersenyum keci

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 79 - Perlahan Tapi Mematikan

    Lampu malam menyala redup di sudut kamar. Tubuh kecil Dante terbaring lemas di atas ranjang, kulitnya pucat, pipinya memerah karena demam. Selimut bergambar beruang menutupi tubuhnya sampai dagu.Kyle duduk di sisi ranjang, satu tangan mengusap pelan rambut Dante, sementara tangan lainnya memegang sendok kecil berisi obat berwarna bening.“Telan, sayang… biar besok badanmu nggak panas lagi,” ucapnya lembut.Dante menurut. Mulut kecilnya terbuka, menelan cairan yang terasa pahit di lidah.Sesaat kemudian ia berbisik dengan suara serak, “Mama di mana?”Kyle tersenyum, senyum yang manis di bibir… namun matanya kosong. “Mama lagi pergi. Sama Elea.”“Kenapa… Dante nggak diajak?” gumam Dante, matanya mulai berkaca.Kyle memiringkan kepalanya, seolah heran, lalu berkata pelan, “Mungkin karena kamu cuma anak angkat, sayang. Kadang orang lupa…”Dante menoleh pelan. “Tapi Mama bilang Dante anaknya…”Kyle menyentuh pipi Dante dengan lembut, nadanya tetap manis, seakan meninabobokan. “Iya, tent

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 78 - Permainan Alicia 3

    Suara Dante pecah, terengah dan parau karena terlalu lama menangis. Pipinya basah, suaranya nyaris tak terdengar.Tapi Kyle tidak menjawab. Ia mendengarnya. Sangat jelas.Namun ia memilih untuk berpura-pura seolah tak mendengar apa pun—seolah air mata itu hanya bagian dari permainan anak-anak.“Oh, kamu senang ya?” ucapnya pelan, senyumnya melebar—dingin. “Lihat… kamu bisa terbang. Aku dorong lagi, ya? Lebih tinggi?”Tangan Kyle kembali mencengkeram tali ayunan. Kali ini lebih kuat.Dorongan itu begitu keras, ayunan melambung jauh, dan tubuh kecil Dante terhempas ke udara seolah hendak menyentuh awan kelabu pagi itu.Jeritannya tercekik. Tangannya berusaha mencengkeram tali, tapi tubuhnya lunglai oleh rasa takut.Dari jauh, Miss Anabelle sempat menoleh lagi. Ia menyipitkan mata. Ada yang aneh. Tapi dua anak kecil di sebelahnya mulai menarik-narik ujung cardigan, bertanya soal jadwal kelas hari ini. Ia mengalihkan perhatian.Sesaat saja.Sesaat yang cukup untuk segalanya berubah.BRUKK

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 77 - Permainan Alicia 2

    Angin malam menyelinap dari celah jendela yang tak tertutup rapat, menyentuh tirai renda berwarna kelabu yang bergoyang perlahan. Di atas ranjang berkanopi, Dante menggeliat gelisah, wajahnya yang masih muda berkeringat, alisnya berkerut dalam mimpi yang mengusik.“Jangan… jangan kejar aku… tolong…”Suara gumaman itu berubah menjadi teriakan panik. Tubuh kecil itu menendang selimut, tangannya meraih-raih udara kosong, seperti berusaha mengusir sesuatu yang tak terlihat.“Anjing itu! Jangan gigit aku! Jangan—”Teriakannya membelah keheningan rumah.Pintu kamar terbuka perlahan.Kyle masuk tanpa suara, hanya cahaya lembut dari lampu lorong yang menyinari siluet rampingnya. Ia berdiri di ambang pintu beberapa detik, mengamati.Dante menggigil. Seprai basah. Bau pesing samar menyatu dengan keringat dan ketakutan yang masih terasa di udara.Kyle melangkah pelan. Suara tumit sepatunya tak terdengar di atas karpet tebal. Tatapannya jatuh pada ranjang yang kini basah di bagian tengah. Senyum

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 76 - Kemenangan Laurent

    Kantor Pusat DM Properties – Ruang Rapat EksekutifRuang rapat bergaya klasik itu dibalut panel kayu mahoni gelap, jendelanya tinggi menjulang dengan tirai beludru biru kelam, dan lampu gantung kristal menggantung anggun di langit-langit. Udara di dalam ruangan terasa tegang, seolah menanti putusan akhir dari drama bisnis yang sudah berlangsung terlalu lama.Ketukan ritmis tumit sepatu hak tinggi memecah keheningan. Suaranya menggema di sepanjang lantai marmer, mendahului sosok elegan yang melangkah masuk dengan percaya diri.Laurent Forst, CEO SIN Holdings, melangkah dengan aura dingin yang tak terbantahkan. Ia mengenakan setelan celana abu-abu pucat yang disesuaikan sempurna dengan tubuh jenjangnya, serta blazer berpotongan tajam yang memancarkan kekuasaan. Rambut pirangnya disanggul rapi ke atas, meninggalkan leher jenjang yang terbuka bersih, seperti seorang eksekutif kerajaan modern.Di belakangnya, sang asisten pribadi mengikuti langkah cepat itu sambil menenteng map hitam ku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status