Jonathan makin angkuh dan sombong menatap Delino. Keangkuhan dan kesombongannya itu bukan karena status tinggi yang disandangnya melainkan karena statusnya sebagai suami Ivy. Setelah mendengar istrinya menjelaskan siapa dirinya untuk Ivy di depan Delino, Delino terkejut dan itu membuat Jonathan puas. Senyuman miring penuh kepuasaan pun tampak diwajahnya. Bahkan perasaannya yang masih kesal, seketika menghilang dan dirinya menjadi sangat senang."Kau sudah menolong istriku, aku berterima kasih karena pertolonganmu itu Delino. Tapi aku tidak suka berhutang pada orang lain meski kau berteman dengan istriku, jadi sebutkan sesuatu yang kau inginkan. Apapun itu akan kuberikan padamu, karena kau pantas mendapat hadiah dariku." Meski Jonathan berterima kasih dengan bersedia memberikan apapun yang diinginkan Delino tapi Jonathan tetap memancarkan pandangan tak ramah kepada Delino, seolah Delino adalah musuhnya.Delino sama sekali tak merasakan jika Jonathan tidak suka padanya karena hubunganny
"Kalau aku percaya, berarti aku bodoh seperti para wartawan itu. Apalagi aku mengenal Sutradara Wong. Dia pria yang hanya setia pada istrinya saja. Selama ini, dia tidak pernah melakukan hal hina seperti itu. Aku bicara begini tentang Sutradara Wong karena sudah cukup lama mengenalnya." Jonathan bicara tanpa menatap Ivy. Dia sedang sibuk mengecek berita Ivy di ponselnya.Mendengar penjelasan Jonathan, membuat Ivy semakin suka dengan suaminya itu. Perasaan kagumnya pun semakin dalam. 'Walaupun dingin dan bicara seenaknya tapi dia punya sisi baik yang pantas dikagumi.'Ekspresi Jonathan yang tadinya baik-baik saja, kini terlihat menyeramkan. Wajahnya menjadi suram karena membaca beberapa komentar jahat yang menghina Ivy. Lalu, Jonathan mengangkat wajahnya ke arah Edy. "Edy, aku ingin kau membereskan semua komentar yang bahas tentang istriku. Aku tidak ingin melihat lagi komentar ini.""Baik tuan." Meski Edy tahu bahwa sulit untuk menyingkirkan semua komentar jahat itu tapi dia tetap men
Nyonya Rukmana menoleh melihat menantunya dengan matanya yang tajam. Nyonya Selfia tahu bahwa tatapan ibu mertuanya itu sedang menegurnya hingga dia pun memalingkan wajahnya ke arah lain, bahkan tak memperhatikan Ivy lagi karena takut dengan ibu mertuanya yang menegurnya secara halus. Sementara Ivy merasa tidak enak hati pada keluarga Jonathan. Terutama pada Nyonya Rukmana yang selama ini selalu mempedulikannya hingga dia menganggap Nyonya Rukmana sebagai keluarganya meski dia sadar bahwa dirinya hanya dijadikan pengganti oleh Jonathan. Karena itu, meski tidak bersalah, Ivy tetap membungkuk hormat di depan semua orang untuk meminta maaf. “Untuk nenek dan untuk ibu, saya minta maaf atas masalah yang saya timbulkan!” Nyonya Rukmana sama sekali tak senang melihat Ivy membungkuk dihadapannya hingga membuatnya semakin marah. “Kenapa kamu minta maaf? Apa kamu memang seperti yang diberitakan itu?” Seketika Ivy mengangkat wajahnya, menatap langsung Nyonya Rukmana. “Tidak Nek. Berita itu ti
"Nenek hanya memberikan usulan pada Ivy untuk menyelamatkan mental istrimu karena dunia hiburan sangat kejam, Jonathan. Tapi kalau Ivy sendiri sudah memantapkan hatinya dan sudah menyiapkan mentalnya untuk menghadapi masalah yang terjadi pada karirnya, nenek tidak akan bicara apa-apa lagi untuk menghalanginya. Nenek lega kalau dia bisa menghadapinya sendiri." Ivy sebenarnya tidak sanggup menghadapinya sendiri. Dia menjadi kuat sekarang ini karena dukungan dari Delino, temannya yang percaya kepadanya. Ditambah dukungan dari Jonathan yang berada disisinya. Jika Jonathan tidak berada disisinya saat ini, miungkin dia tidak akan mampu bertahan. "Jonathan selalu ada untuk saya Nek. Jadi, saya bisa menahannya karena dia ada di samping saya. Selama dia ada di sini, saya tidak akan takut apapun." Kali ini, Jonathan yang tergerak mendengar ucapan Ivy. Dia menoleh melihat Ivy yang fokus pada Nyonya Rukmana. Seketika itu pula, Jonathan merasakan hatinya tersentuh. Jantungnya bahkan tiba-tiba b
Sehari berlalu sejak Danny mengurus media yang memberitakan tentang Ivy. Pihak mereka datang berdiskusi baik-baik dengan Jonathan agar Jonathan tidak menganggap mereka musuh. Mereka datang sebelum melakukan konfrensi pers, karena, banyak kerugian yang akan didapatkan jika berurusan dengan Jonathan. Jonathan akan melakukan segala cara untuk menutup kantor mereka. Apalagi jika sudah mengakui kesalahan mereka di depan public. Namun Jonathan tidak ingin bertemu dengan mereka karena sudah terlanjur marah pada pihak mereka. “Tuan Danny, kami sudah melakukan keinginan Tuan Jonathan dengan mengadakan konfrensi pers untuk mengakui kesalahan kami karena berita palsu tentang nyonya. Wartawan yang bertanggung jawab atas berita ini, pun sudah kami pecat Tuan Danny. Jadi tolong izinkan kami bicara dengan Tuan Jonathan.” Direktur Media Zoid sendiri yang datang ke perusahaan Jonathan dan berbicara langsung kepada Danny di ruang sekertaris. “Tuan Jonathan tidak suka bertemu dengan sembarang orang. A
"Hari ini kami mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara pihak kami dengan pihak Nona Ivy. Kami sangat bersalah pada Nona Ivy karena berita yang menyebar di media. Berita buruk itu adalah berita palsu yang didapat wartawan kami dari seseorang. Orang itu ingin menjatuhkan Nona Ivy dan memanfaatkan media kami untuk melancarkan rencananya. Dia membayar wartawan kami untuk menerbitkan berita ini. Ini adalah kesalahan besar karena kami tidak memeriksa kebenarannya terlebih dulu sebelum menerbitkan beritanya. Karena itu, pihak kami membayar kompensasi kepada pihak Nona Ivy, Dan kami sebenarnya juga korban dari masalah ini. Jadi mohon, maafkan atas kesalahan kami ini. Terutama untuk Nona Ivy, tolong maafkan kami karena membuat Nona Ivy menderita. Beliau mengalami banyak kerugian karena berita ini. Untuk Sutradara Wong, kami juga minta maaf karena berita dari kami, beliau disalahpahami oleh banyak orang." Media Zoid melakukan konferensi pers dan mengakui
"Tuan Jonathan memang ingin bertemu dengan Anda tapi bukan karena tertarik dengan Anda, melainkan karena Nyonya Ivy." Danny tahu bahwa Naomi pernah menggoda Jonathan dan pernah berencana menjebak Jonathan di tempat pesta tapi tidak berhasil. Karena itu, dia tahu maksud ucapan Naomi yang mengira dirinya disukai oleh Jonathan."Nyonya Ivy?" Kening Naomi mengerut, heran mendengar nama Ivy disebut oleh Danny dengan sebutan nyonya, "Nyonya Ivy siapa yang Anda maksud Tuan Danny?" tanyanya kemudian."Nyonya Ivy, istri Tuan Jonathan. Dia juga saudara tiri Anda, Nona Naomi."Naomi terkejut mendengar status Ivy. Matanya membulat terkejut melihat Danny tapi dia masih belum bisa percaya jika saudara tirinya adalah istri dari Jonathan, CEO Ternama yang selama ini dia incar."Anda yakin, kalau Ivy yang Anda maksud adalah saudara saya. Sepertinya Anda salah paham Tuan Danny. Ivy belum menikah dan dia tidak mungkin menikah dengan orang hebat seperti Jonathan." Naomi sungguh tak bisa mempercayainya sa
Disaat Ivy dan Jonathan asyik menikmati anggur mereka, Danny masuk ke dalam sendiri."Tuan!" Pria itu langsung membungkuk hormat di depan Jonathan dan Ivy yang menoleh ke arahnya."Bagaimana tugasmu? Kau sudah bawa dia kemari?" tanya Jonathan."Sudah tuan.""Siapa Jo?" Ivy bingung dengan orang yang dimaksud Jonathan karena suaminya itu memang tidak mengatakan apapun.Jonathan tersenyum miring melihat Ivy yang penasaran. "Kejutan yang ku maksud."Ivy makin penasaran setelah mendengar ucapan Jonathan sampai dia kembali memperhatikan pintu."Bawa orangnya masuk!" titah Jonathan.Danny mengangguk lalu keluar kembali untuk membawa Naomi dan ibunya masuk.Ivy terkejut saat melihat dua orang yang dia benci, dibawa masuk oleh Danny. Refleks, Ivy berdiri sembari menatap mereka dengan mata membulat sempurna. "Naomi!"Bukan hanya Ivy yang terkejut. Naomi pun terkejut melihat Ivy bersama Jonathan. Mereka berdua sungguh punya hubungan. Naomi tak menyangka saudari tirinya mengambil pria incarannya.
“Selamat untuk Nona Ivy! Penerima penghargaan pemeran utama terbaik di drama Putri Terakhir dan penghargaan untuk artis pendatang baru.”Sudah dua tahun berlalu sejak kejadian mengerikan menimpa Ivy. Dia koma selama setahun dan baru pulih setahun belakangan ini. Dia kembali ke dunia hiburan enam bulan lalu untuk menyelesaikan drama yang tertunda karena dirinya.Dua tahun lalu ketika dia berbaring koma, Jonathan melakukan konfrensi pers dan menjelaskan pada semua orang bahwa Ivy adalah istrinya. Jadi semua orang yang dulu menghujatnya, kembali memujanya seperti dewi. Oleh sebab itu, Ivy tidak merasa tertekan ketika kembali ke dunia hiburan. Dia langsung mendapat dukungan dari banyak orang.Hari ini, Ivy mendapat penghargaan karena kerja kerasnya selama ini. Ada Jonathan yang menemaninya datang ke acara penghargaan itu. Namun Ivy merasa sedikit sedih karena saudari tirinya, Naomi tidak hadir dalam acara ini. Padahal Naomi sangat mendambakannya. Meski tidak akur dengan Naomi tapi Ivy tet
Jonathan sedang duduk di samping ranjang rumah sakit di mana Ivy berbaring koma. Sudah dua hari sejak Ivy masuk rumah sakit. Tidak ada tanda-tanda bahwa Ivy akan sadar kembali. Bahkan masker oksigen masih menempel menutupi hidung dan mulut Ivy. Serta ada monitor tanda vital untuk memantau perkembangan Ivy di Ruang ICU. Kondisinya memang kritis hingga membutuhkan perawatan mendalam.Selama dua hari ini, Jonathan dan keluarganya bergantian menjaga Ivy. Termasuk Nyonya Selfia yang merasa kasihan melihat kondisi Ivy. Wanita paruh baya itu sering menemani ibu mertuanya yang bergantian dengan Jonathan untuk menjaga Ivy. Jonathan tidak bisa menemani Ivy selama dua puluh empat jam meski dia ingin terus berada di sisi Ivy untuk bisa melihat langsung Ivy sadar. Dia disibukkan dengan penyelidikan kecelakaan yang dialami Ivy karena dia yakin bahwa ada orang yang sengaja membunuh Ivy meski mobil yang ditemukan di tempat kejadian, dibeli atas nama Ivy.“Ivy, kau harus bangun dan menatapku langsung.
Ivy sedang istirahat di kamarnya dan tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan itu dari Tavisa. Ivy segera mengangkatnya karena penasaran pada Tavisa yang tiba-tiba menghubunginya. Padahal, mereka belum pernah saling menyapa dengan benar. "Hal penting apa yang ingin dikatakan Tavisa sampai mengajakku bertemu? Apa dia berpikir aku akan menggagalkan pernikahan nya dengan Jonathan?" Ivy bicara sendiri dengan penuh rasa penasaran setelah dia dan Tavisa baru selesai bicara. Tavisa tak banyak basa-basi ketika bicara dengan Ivy. Dia langsung meminta Ivy ke sebuah cafe yang dekat dari Kediaman Graham untuk bertemu dengan alasan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting."Sepertinya aku memang harus bicara berdua dengan Tavisa untuk menjelaskan padanya bahwa aku tidak punya niat jahat padanya. Perceraianku dengan Jonathan tetap dilakukan meski aku mengandung anaknya." Ivy merasa iba pada Tavisa yang pasti sedih dan sakit hati gara-gara kekasihnya malah menghamili wanita lain. Dia
Tavisa marah ketika tahu bahwa Ivy sudah kembali lagi ke Kediaman Graham. Dia mendatangi Jonathan di kantor untuk mengatakan langsung pada Jonathan tentang masalah itu.Perempuan itu berjalan masuk melewati meja resepsionis dengan angkuhnya. Dia tak menoleh sekalipun dan hanya menatap lurus ke depan dengan raut wajah angkuhnya itu."Nona, Nona! Tunggu sebentar!" seru seorang pegawai resepsionis yang berusaha menghentikan Tavisa. Bahkan dia keluar dari meja resepsionis dan berlari menghampiri Tavisa yang kini berdiri di depan lift khusus untuk para atasan tertinggi di perusahaan itu.Tavisa yang sudah menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang melihat sang pegawai itu. "Ada apa?" tanyanya kemudian."Anda ingin ke mana?" tanya si pegawai resepsionis dengan sikapnya yang tetap sopan."Saya mau bertemu dengan tunangan saya." Ekspresi Tavisa tampak tidak senang karena pegawai itu menghalangi jalannya, bahkan bertanya padanya seolah pegawai itu tidak tahu siapa dirinya. Padahal dulu dia s
Ivy terpaksa ikut pulang bersama Nyonya Rukmana meski dia merasa malu pada semua orang di rumah itu. Terutama pada Jonathan dan kekasihnya karena kembali lagi tinggal di Kediaman Graham, padahal dia bukan siapa-siapa selain wanita bayaran.Keduanya kini berada di mobil yang dikendarai supir pribadi Nyonya Rukmana. Ivy hanya diam menatap jalanan di depan. Nyonya Rukmana menoleh dan penasaran dengan diamnya Ivy. Itu bukanlah sifat cucu menantunya jika sedang bersama dengannya. Ivy akan selalu mencari topik pembicaraan jika bersamanya dan suasananya pun akan langsung berubah ceria. Tidak seperti sekarang ini. Sepi dan Ivy tak mengatakan apapun sejak naik ke mobil atau memang itu adalah sifat asli cucu menantunya dan selama ini, Ivy hanya menunjukkan kepura-puraan. Namun, Nyonya Rukmana tidak melihat dimata Ivy yang pura-pura padanya. Tidak seperti ketika berhadapan dengan Aneska dan Tavisa. Keduanya tersenyum serta lembut jika bicara padanya tapi dia bisa merasakan bahwa mereka hanya pur
Meski Ivy menerima kehamilannya itu tapi dia tetap merasa sedih karena karir artis yang menjadi impiannya sejak dulu, terancam hancur. Orang-orang menganggapnya wanita simpanan yang hamil di luar nikah. Beberapa iklan yang bekerja sama dengannya, membatalkan kerja sama mereka. Jika saja drama Putri Terakhir yang dibintanginya saat ini, bukan dari perusahaan agensi milik Jonathan, mungkin pihak agensi sudah memutus kerja sama dengannya. Dia masih tetap menjadi artis dari SN Entertainment namun drama yang dibintanginya itu, ikut berdampak buruk karena berita kehamilannya. Banyak yang memintanya untuk berhenti. Ivy pun tidak bisa melakukan apapun selain pasrah menerima nasibnya itu.“Edy, berapa banyak kerugian perusahaan karena berita ini?” tanya Ivy yang duduk di sofa ruang tengah.Edy berdiri di depan Ivy. Pria itu baru saja tiba dan mengatakan pada Ivy bahwa adegan Putri Terakhir sementara dihentikan. Akan dilanjutkan jika situasi sudah membaik. Berita kehamilan Ivy sungguh mengheboh
Nenek Rukmana baru saja diberitahu oleh asistennya tentang berita kehamilan Ivy. Dia tentu saja menganggap anak dalam kandungan Ivy adalah anak Jonathan. Karena itu, Nyonya Rukmana berencana untuk membawa Ivy meski dia masih benci dan kecewa pada Ivy. Dia harus mengabaikan kekecewaannya pada Ivy demi keturunan Graham."Aku harus membawa Ivy kembali ke rumah ini. Dia sedang mengandung keturunan keluarga ini. Jadi, dia wajib berada di rumah ini dan berhak mendapat sebagian harta warisanku." Nyonya Rukmana berbicara dengan asistennya yang diam di depannya tapi asisten itu tahu jelas keinginan Nyonya Rukmana saat ini."Apa saya bicara dengan pengacara keluarga untuk mengubah surat wasiat Anda, Nyonya?" tanya sang asisten memastikan."Kita bawa Ivy dulu ke rumah.""Baik." Asisten itu mengangguk kemudian mengikuti Nyonya Rukmana yang berjalan keluar dari kamarnya. Nyonya Rukmana dan asistennya kini menuruni tangga. Wanita berusia 69 tahun itu, melihat Tavisa dan Nyonya Selfia mengobrol di
"Aku tidak butuh perhatianmu. Jadi singkirkan tanganmu dariku." Ivy bicara dengan nada suara yang begitu tegas. Bahkan lirikan matanya pada Jonathan, tajam seolah pria yang duduk di sampingnya itu adalah musuhnya.Jonathan sama sekali tak tersinggung dengan ucapan Ivy tapi dia tetap menyingkirkan tangannya yang menyentuh kepala Ivy. "Ivy, aku sudah mendengar dari Danny tentang kehamilanmu …,""Aku tidak akan menggugurkan bayi ini dan juga tidak akan minta kamu untuk bertanggungjawab. Perceraian tetap kita lakukan sesuai rencana kita." Ivy mengira Jonathan memintanya untuk menggugurkan kandungannya. Karena itu, dia memotong ucapan Jonathan dengan keinginan kerasnya untuk mempertahankan janinnya."Aku tidak berencana untuk menyuruhmu mengugurkan bayi itu. Aku malah ingin kamu mempertahankannya karena anak itu tidak berdosa. Lagipula kita menikah sah, Ivy. Jadi tidak ada alasan untuk mengugurkan nya," jelas Jonathan dengan tegas."Lalu kenapa kau datang kemari?" tanya Ivy yang penasaran
Jonathan kini sampai di rumah Ivy. Namun di depan rumah istrinya itu, banyak wartawan hingga Jonathan hanya duduk di dalam mobil."Kita tidak bisa masuk karena banyak wartawan. Kalau kita turun dan menunjukkan diri, mereka pasti akan mencari tahu tentang hubungan Anda dengan Nyonya Ivy. Jadi apa yang harus kita lakukan Tuan?" sahut Danny dengan serius.Jonathan tidak segera menjawab Danny. Dia diam menatap semua wartawan itu. Danny menoleh ke belakang dan khawatir melihat tatapan tajam tuannya yang mengarah ke para wartawan itu."Apa sebaiknya kita kembali saja tuan? Kalau tuan ingin tahu mengenai kehamilan nyonya, sebaiknya kita utusa orang lain saja, tuan." Danny kembali menyahut untuk memberikan solusi pada Jonathan karena mengira tuannya itu bingung harus berbuat apa."Tidak. Aku tidak akan kembali. Kita sudah di sini. Jadi aku harus bertemu langsung dengan Ivy. Itu akan membuatku tenang.""Sekarang berita Nyonya Ivy hamil, diketahui banyak orang. Nama baik nyonya mungkin akan han