"Tuan Jonathan memang ingin bertemu dengan Anda tapi bukan karena tertarik dengan Anda, melainkan karena Nyonya Ivy." Danny tahu bahwa Naomi pernah menggoda Jonathan dan pernah berencana menjebak Jonathan di tempat pesta tapi tidak berhasil. Karena itu, dia tahu maksud ucapan Naomi yang mengira dirinya disukai oleh Jonathan."Nyonya Ivy?" Kening Naomi mengerut, heran mendengar nama Ivy disebut oleh Danny dengan sebutan nyonya, "Nyonya Ivy siapa yang Anda maksud Tuan Danny?" tanyanya kemudian."Nyonya Ivy, istri Tuan Jonathan. Dia juga saudara tiri Anda, Nona Naomi."Naomi terkejut mendengar status Ivy. Matanya membulat terkejut melihat Danny tapi dia masih belum bisa percaya jika saudara tirinya adalah istri dari Jonathan, CEO Ternama yang selama ini dia incar."Anda yakin, kalau Ivy yang Anda maksud adalah saudara saya. Sepertinya Anda salah paham Tuan Danny. Ivy belum menikah dan dia tidak mungkin menikah dengan orang hebat seperti Jonathan." Naomi sungguh tak bisa mempercayainya sa
Disaat Ivy dan Jonathan asyik menikmati anggur mereka, Danny masuk ke dalam sendiri."Tuan!" Pria itu langsung membungkuk hormat di depan Jonathan dan Ivy yang menoleh ke arahnya."Bagaimana tugasmu? Kau sudah bawa dia kemari?" tanya Jonathan."Sudah tuan.""Siapa Jo?" Ivy bingung dengan orang yang dimaksud Jonathan karena suaminya itu memang tidak mengatakan apapun.Jonathan tersenyum miring melihat Ivy yang penasaran. "Kejutan yang ku maksud."Ivy makin penasaran setelah mendengar ucapan Jonathan sampai dia kembali memperhatikan pintu."Bawa orangnya masuk!" titah Jonathan.Danny mengangguk lalu keluar kembali untuk membawa Naomi dan ibunya masuk.Ivy terkejut saat melihat dua orang yang dia benci, dibawa masuk oleh Danny. Refleks, Ivy berdiri sembari menatap mereka dengan mata membulat sempurna. "Naomi!"Bukan hanya Ivy yang terkejut. Naomi pun terkejut melihat Ivy bersama Jonathan. Mereka berdua sungguh punya hubungan. Naomi tak menyangka saudari tirinya mengambil pria incarannya.
"Bagaimana kalau aku tidak ingin melakukannya Ivy? Apa kau akan melaporkanku ke polisi atau membunuhku di sini?" Naomi masih saja angkuh dan arogan di depan Ivy. Padahal dia takut dengan ancaman Jonathan. Semua itu karena harga dirinya yang terlalu tinggi. Dia akan merasa terhina jika menuruti keinginan Ivy, Jonathan tidak senang melihat keangkuhan Naomi hingga dia memegang lengan Naomi dengan keras sembari menatap Naomi dengan dingin dan tajam. "Sepertinya kau belum merasakan kemarahanku, Naomi." Saking marahnya, Jonathan sampai mendorong Naomi hingga Naomi jatuh tersungkur di lantai. Tatapannya pun semakin tajam melihat Naomi berada di lantai. "Danny, perempuan ini tidak punya rasa malu. Tidak mau mengakui kesalahannya pada istriku. Jadi, aku ingin kau menyingkirkannya dari dunia hiburan. Jangan biarkan dia berkarir lagi! Di mana pun itu, aku tidak ingin melihat wajahnya. Singkirkan wajahnya dari majalah atau media hiburan selamanya! Aku ingin orang-orang tidak akan mengingat siap
Demi karirnya, Naomi akhirnya menuruti keinginan Ivy. Esok harinya, Naomi mengadakan konferensi pers untuk mengakui perbutannya yang menjadi dalang utama penyebar berita. "Hari ini saya duduk di sini untuk mengakui sesuatu di hadapan semua orang. Beberapa hari yang lalu, saya menyuruh seorang wartawan untuk menyebar berita palsu mengenai Ivy. Saya minta maaf untuk perbuatan saya itu. Dan saya sangat menyesali perbuatan saya karena berita itu, Ivy sangat dirugikan. Karena itu, saya berada di sini dan meminta maaf pada semuanya. Terutama untuk Ivy. Saya minta maaf!" "Anda begitu jahat Nona Naomi. Apa Anda melakukan hal jahat itu pada Nona Ivy karena iri dengan prestasi dan pencapaiannya?" Salah satu wartawan menyahut dengan pertanyaan yang membuat Naomi tiba-tiba terkejut. Namun Naomi tetap berusaha untuk tenang karena dia duduk di sana untuk memperbaiki karirnya yang terancam akan diberhentikan oleh Jonathan. Dia pun tersenyum menatap wartawan itu. "Anda salah. Saya berbuat begitu b
Hari ini Ivy memulai aktivitasnya di lokasi syuting. Orang-orang di sana, menyambut baik Ivy ketika baru saja turun dari mobil. Bahkan penggemar Ivy menunggu di lokasi syuting itu untuk menyemangati Ivy serta memberikan dukungan mereka agar Ivy tetap sukses dalam dramanya. "Ivy, kami mencintaimu!" "Kami menyayangimu Ivy!" "Kau harus kuat demi kami Ivy!" Para penggemar itu berteriak, memberikan semangat mereka masing-masing untuk Ivy yang baru keluar dari mobilnya. Dukungan mereka tentu membuat Ivy sangat senang. Dia tersenyum lembar sembari melambaikan tangannya pada puluhan penggemar yang berbaris di pintu masuk. "Aku juga mencintai kalian semua! Kalian semua adalah semangatku!" Sebagai artis baik, Ivy tentu harus merespon baik dukungan mereka.Lalu dia masuk ke dalam. Di sana, sudah ada Naomi. Dia datang lebih awal dari biasanya untuk mengambil hati semua orang di sana. Bahkan dia membelikan makanan dan minuman untuk semua kru film.Naomi melihat kedatangan Ivy. Dia yang sedang
Naomi mengirim pesan pada Jonathan menggunakan ponsel Ivy. Dia mengajak Jonathan bertemu di sebuah hotel. Jonathan membalas pesan itu dan mengiyakan ajakan itu tanpa tahu bahwa orang yang mengirim pesan itu bukanlah istrinya. Setelah mendapat balasan dari Jonathan, Naomi mengakhirinya lalu menghapus pesan tersebut agar Ivy tidak membacanya. "Kembalikan ponsel Ivy sebelum dia menyadarinya!" Naomi memberikan ponsel itu pada Susi untuk dikembalikan ke tempatnya. Susi pun melakukannya. Saat itu, Naomi tersenyum puas karena dia berhasil mengajak Jonathan bertemu di hotel. "Kali ini aku harus berhasil menggait Jonathan. Aku tidak percaya pria itu tidak tergoda olehku. Apalagi dibandingkan dengan Ivy, aku jauh lebih seksi." Selesai syuting, Naomi datang ke hotel dan memesan kamar untuknya nanti bersama Jonathan. Dia merencanakan aksinya untuk menggait Jonathan dengan memesan anggur termahal di hotel itu dengan menggunakan uang terakhirnya. "Ini semua demi masa depan yang cerah. Tak masala
Jonathan mendorong Naomi dengan sangat keras untuk menjauh darinya hingga Naomi terjatuh ke lantai. Lalu dia mengusap jas luarnya yang disentuh tangan Naomi seolah jasnya itu terkena debu. “Berani sekali perempuan kotor sepertimu menyentuhku.” Naomi terkejut melihat sikap kasar Jonathan kepadanya. Pria itu tidak terpengaruh oleh godaannya. Malah semakin marah. Itu membuat Naomi menjadi takut hingga menundukkan wajahnya di sana. Bahkan tidak berani berdiri di hadapan Jonathan. Jonathan tidak bisa menahan emosinya hingga dia menghubungi Ivy. “Ivy, kau tidak bisa mengurus saudarimu dengan baik sampai dia berani menjebakku di hotel. Jadi, biarkan aku yang membereskannya.” Saking marahnya, Jonathan sampai tak berbasa-basi pada istrinya dan langsung mengatakan intinya. Bahkan setelah bicara, Jonathan mematikan ponselnya tanpa mendengar suara Ivy. Lalu dia menghubungi Danny untuk datang ke kamar hotel yang dia sebutkan. Dengan cepat, Danny datang ke kamar itu. Dia masuk tanpa mengetuk pi
"Saudaramu itu mencoba menjebakku. Dia mengirim pesan padaku menggunakan nomormu. Aku kira kau yang kirim pesan untuk bertemu di hotel itu. Karena itu aku datang ke sana tapi sampai di hotel itu, aku malah ditipu olehnya. Bahkan dia pakai baju tidak pantas dan berusaha menggodaku dengan tindakan rendahannya itu." Tadinya Jonathan tidak ingin bicara pada Ivy ataupun menjelaskan masalah Naomi. Namun sikap Ivy yang tiba-tiba merajuk, membuatnya tiba-tiba menjawab rasa penasaran Ivy.Ivy menoleh kembali melihat Jonathan. "Dia pakai nomorku kirim pesan padamu? Kok bisa?"Jonathan tidak ingin disangka berbohong hingga dia menunjukkan pesan Naomi pada Ivy. "Lihat sendiri!"Ivy membaca pesan itu dan terkejut. "Astaga, ini bukan pesan dariku. Aku tidak pernah mengirim pesan padamu.""Itu dari Naomi. Dia mengakuinya sendiri. Aku benar-benar marah pada saudaramu itu. Dia sampai berpakaian terbuka di depanku. Seperti pelacur saja," ujar Jonathan."Astaga, perempuan ini. Dia benar-benar sudah kele