“Maaf…”“Maaf…”Raja dan Elin saling pandang terkejut. Mulut keduanya kembali terkatup seperti belasan menit yang lalu dan hanya saling diam. Raja mengusap tengkuk salah tingkah. Ia kembali mengalihkan pandangan ke arah kolam renang yang airnya tenang itu. Ya iyalah tenang, kan tidak ada yang berenang di sana. Lagipula, itu kan bukan air laut yang ada ombaknya. Astaga!Setelah mengantar Magani ke depan, Raja mengajak Elin untuk kembali ke gazebo. Mereka duduk berdampingan dengan kaki menggantung. Sebenarnya hanya kaki Elin, sementara kaki Raja sampai menapak lantai.“K-kamu tidak salah apa-apa, kenapa harus minta maaf—““Maaf… Mas, saya selalu salah paham sama Mas Raja… Maaf karena semudah itu mengakhiri hubungan kita. Maaf karena semudah itu menilai Mas Raja mungkin saja akan bersikap sama seperti orang-orang jika mengetahui bagaimana saya yang dulu.” Elin menund
Si Gadis Lucu[ Bruk!Tubuh Raja terhuyung saat tiba-tiba ada yang menabraknya. Beruntung refleks tubuhnya sangat oke, sehingga Raja dapat segera berdiri dengan tegap kembali. Ia mengernyit melihat berlembar-lembar foto berserakan di atas lantai.“Aduh! Maaf… maaf, Kak!”Raja mengalihkan atensi ke arah depan saat mendengar suara penuh penyesalan seorang perempuan. Matanya mengerjap. Di depannya, seorang remaja perempuan bertubuh gempal menangkupkan kedua tangan di depan dada sambil menatapnya dengan tatapan permohonan. “Aku enggak sengaja nabrak Kakak. Sumpah deh!” Kini sebelah tangan gadis itu membentuk huruf V. Tanpa sadar, Raja memperhatikan gadis yang memiliki tinggi setara dengan dadanya. Gadis yang manis dengan binar mata indah. R
Raja meraih kedua tangan sang kekasih. “Aku baru melihat foto kamu di Cuitters kemarin malam setelah aku membuat akun. Aku semakin percaya semua yang terjadi di dunia ini atas kehendak-Nya. Takdir seakan ingin memberitahuku bahwa gadis yang sempat membuatku terpesona belasan tahun lalu adalah gadis yang sama yang saat ini menjadi duniaku…”Elin menggigit bibir dengan resah. “M-Mas Raja terpesona? Berbohong ya?” bisik Elin bergetar. Elin tak percaya, karena di masa remajanya, tidak ada laki-laki yang ingin dekat dengannya dalam hal yang romantis. Kalaupun dekat, itu hanya sekadar dekat sebagai teman biasa. Jadi, Elin sangat sangsi jika Raja mengatakan hal itu.Genggaman tangan Raja mengerat. Pria ini menggeleng kencang. “Aku tidak berbohong. Pancaran mata dan senyum kamu kala itu membuat aku terpesona, Velin. Sebenarnya, saat kita kembali bertemu di Fastbus, aku merasa tidak asing dengan pancaran matamu. Tidak disangka, kamu…
Seharusnya Elin mengerti, sejauh apapun ia berubah, Elin tetaplah Elin yang dulu. Elin yang minim pesona. Bahkan mungkin tidak mempesona sama sekali di mata siapa pun termasuk Raja. Sudah paling benar ia menjauh dari Raja, bukan? Ya… Dia benar-benar harus pergi dari hadapan Raja.Namun, belum sempat melangkah, Elin dikejutkan dengan tarikan kencang di pinggangnya. Mata Elin mengerjap-ngerjap. Kedua tangan refleks berada di atas bahu tegap pria kalem yang saat ini menatapnya tajam. Detak jantungnya bertalu kencang. Bagaimana tidak, jika saat ini posisinya sudah berada di atas pangkuan Raja dengan tangan pria itu memerangkap pinggangnya. Sementara kedua kaki Elin berada di kedua kaki Raja, terjepit dengan kuat.“Mau ke mana?!” tanya Raja penuh intimidasi.“M-mau pulang…” Elin kembali berdiri. Namun secepat kilat, ia kembali masuk ke dalam pangkuan sang kekasih. “B-bisa lepas?!” Elin mendorong bahu Raja, meminta pri
“Minum dulu.”Elin meraih botol air mineral yang disodorkan Raja, lalu menenggaknya beberapa kali. Ia menarik dan membuang napas panjang setelahnya. Matanya menatap kerumunan wartawan yang tadi mewawancarainya di depan kantor polisi setelah Elin membuat laporan kepolisian yang ditujukan untuk Lestari.Ya, akhirnya Elin melaporkan Lestari atas tindakan pencemaran nama baik serta perbuatan tidak menyenangkan. Hal itu terpaksa Elin lakukan, mengingat Lestari masih terus saja membuat kekacauan. Lestari membuat kebohongan-kebohongan lain. Memutar balikkan fakta yang dia kemukakan di sosial media. Menjadikan diri sebagai korban yang diserang dua keluarga berpengaruh di negara ini, yaitu Gunawan dan Jagapati. Ah, bahkan keluarga besar Kristal pun dibawa-bawa Lestari. Hal itu terjadi karena beberapa rekan bisnis keluarga Poernama menarik saham mereka dari perusahaan Poernama. Beberapa nama pemegang saham itu memiliki keterikatan bisnis juga dengan kedua abang Kristal alias om dari Elin. Dari
“Sayang…”Elin tersadar dari lamunan. Tatapannya kembali bertemu dengan Raja. Wajahnya merona. Raja selalu membuatnya salah tingkah karena pria itu kini kerap kali memanggilnya ‘Sayang’.“Semua sudah benar. Kamu mengklarifikasi pada wartawan sudah benar. Dia menfitnahmu secara terbuka, dan penyelesaian yang harus ditempuh juga harus secara terbuka selain melalui jalur hukum. Kamu jangan merasa bersalah lagi ya,” kata Raja penuh kelembutan, karena tahu sang kekasih merasa bersalah setelah meladeni beberapa pertanyaan para wartawan yang masih berkumpul tak jauh dari mobil Raja. Elin pun menyertakan sedikit bukti untuk menguatkan perkataannya. Mungkin setelah berita ini naik, netizen akan berbalik menyerang wanita paruh baya itu karena bukti Elin lebih nyata. Apalagi sebelum menemani Elin membuat laporan kepolisian, Raja mengunggang di akun cuittersnya potongan rekaman CCTV di restoran kala itu saat Lestari memaki-maki Elin sampai membawa-bawa fisik. Untuk video versi utuh, tentu saja ak
“Sekali lagi maaf ya, Bu. Karena masalah Elin, toko-toko buah Ibu sempat kena dampaknya.”“Hey, Kok bicara seperti itu lagi, Nak?!” Magani meraih tangan kekasih sang putra yang duduk di sampingnya, lalu mengusapnya dengan lembut. Entah sudah berapa kali Elin meminta maaf pada Magani, dan Magani tidak suka mendengarnya!“Kamu tidak salah. Orang-orang itu saja yang mudah terpengaruh tanpa mencari tahu kebenarannya. Kita tahu sendiri bagaimana sikap sebagian besar netizen. Teknologi dan sosial media semakin berkembang, memang baik. Membuat kita dengan mudah berkomunikasi. Bahkan memudahkan untuk mencari teman lama atau memiliki teman baru. Tapi hal itu juga berdampak buruk jika tidak bijak menggunakannya. Terlebih anak-anak di bawah umur pun dapat menggunakannya dengan bebas. Contohnya ya seperti ini. Ibu dengar dari Raja, sebagian besar netizen yang menyerang Nak Elin adalah anak-anak di bawah umur. Benar?” tanya Magani.Elin me
Elin terkesiap saat tangannya diremas lembut oleh Magani. Wanita paruh baya ini menatap Elin penuh rasa kagum. Membuat pipi Elin merona dengan sendirinya. “K-kenapa, Bu?” tanya Elin gugup.“Ibu senang. Raja memilih orang yang tepat. Cantik, sopan, pintar, dan yang lebih dari segalanya, kamu punya hati yang luas. Semua hal baik kamu borong semua, Nak. Pasti banyak yang iri sama kamu.”Wajah Elin seketika memanas. Seakan matahari menyinari wajahnya. Padahal ia sedang berada di dalam ruangan dan jelas-jelas AC di ruangan ini menyala dengan sejuk. Namun, karena kata-kata Magani, Elin jadi salting brut*l. Seandainya saja dia ada di dalam kamarnya, mungkin Elin sudah khayang sampai mentok ke langit-langit kamar. Padahal sebelumnya, Elin tidak malu-malu seperti ini saat berhadapan dengan Magani. Tentu saja saat wanita paruh baya ini menjadi kliennya. Namun kini, karena status mereka sekarang naik level ke hal personal, Elin jadi malu-malu meong setiap
“Jangan teriak bisa tidak sih?! D-dan jangan bicara sembarangan!” Kok malah jadi dia kena tuduh. “Gue bertanya karena…” Raja terdiam. Bingung ingin memberi alasan apa pada sahabatnya itu. >> “Karena apa hayo? Ngaku lo kalau lo lagi in lope juga sama cewek lain! Enggak usah pakai istilah ABC deh! Kayak vitamin aja.”“Tidak! Gue cuma cinta sama Velindira!” kata Raja tegas.>> “Terus kenapa nanya kayak gitu?”“Em… t-teman gue, teman gue menjalin hubungan sama dua orang.” Raja menggigit lidah gugup setelah mengatakan hal itu. Di dalam hati, ia memohon maaf sebanyak-banyaknya entah pada temannya yang mana, karena secara tidak langsung, dia sudah memfitnah ‘teman’nya itu. Anggap saja teman khayalan. “G-gue bingung, kenapa bisa seperti itu? Apa bisa rasa dibagi-bagi?”>> “Lah, temen lo yang jalin hubungan, kenapa lo yang bingung? Lagian ya, lo tanya sana sama Ares yang pernah pacaran sama dua cewek sekaligus. Bisa enggak tuh rasa dibagi-bagi?”“Lo kan tahu kalau dulu Ares melakukan hal itu
Magani mengusap-usap lembut surai sang putra. Sesekali tangannya mampir ke dahi Raja untuk memeriksa suhu tubuh si kalem ini. Masih hangat ternyata. Sejak tiba dari bandara lebih dari satu jam lalu, Raja langsung meminta izin membaringkan tubuh di sofa ruang keluarga setelah melihat keberadaan sang ibu. Kepalanya ia letakkan di pangkuan Magani. Berbaring menyamping menghadap sandaran sofa dengan kedua tangan bersedekap. Tak membutuhkan waktu lama, Raja langsung terlelap. Sempat Magani memerintah putranya untuk makan dan membersihkan diri lebih dulu, tapi Raja menolak. Mengatakan kalau ia sedang tidak enak badan. Akhirnya Magani membiarkan saja sang putra tidur setelah mengetahui kalau suhu tubuh Raja sedang tidak normal.Pria muda yang amat sangat jarang sakit ini memang sedikit manja jika sedang sakit. Maunya dekat dengan Magani. Semandiri apa pun dia, Raja tetaplah anak tunggal yang sesekali memperlihatkan sikap manjanya. Tentu saja hanya pada sang ibu.Drrrtt!Drrrtt!Magani menghe
Elin menunduk. Cukup menjadi jawaban atas pertanyaan Bima. Ia juga tak sanggup melihat tatapan penuh rasa bersalah yang saat ini terpancar dari mata Bima. Sungguh, Elin tidak ingin Bima juga merasa bersalah. Inilah yang menjadi penyebab ia tak ingin bercerita pada sepupunya ini. Namun apa mau dikata, ia sudah keceplosan bercerita.Bima menghela napas panjang, lalu mengusap sayang puncak kepala sepupu jauh yang sudah ia anggap kakak sendiri itu. “Nanti kalau dia balik ke sini, aku kasih dia pelajaran!”Elin mengangkat kepala secepat kilat. “Siapa maksud kamu?”“Si Om-om bego lah—AH, Lin! Gak kira-kira kamu nabok punggungku!” Bima meringis seraya mengusap-usap punggung yang baru saja ditabok Elin sekuat tenaga. Gila ini sepupunya! Apa tidak ada tempat lain untuk ditabok? Kenapa harus di tempat yang sama?! Tiga kali loh! Bima yakin punggungnya pasti sudah memerah. “Tu Om-om tau enggak ya kamu galak? Apalagi tabokanmu
“Hiks…”“Sebenarnya kamu ini kenapa sih, Lin?!” Bima mengernyit bingung setengah kesal. Pasalnya, sejak beberapa waktu lalu datang ke rumah Gunawan, Elin tidak berhenti menangis. Ditanya malah nangisnya tambah jadi. Kan bikin jengkel. Padahal dia mau ikut menikmati nonton kartun kucing dan tikus yang terkenal doyannya gelut terus untuk menaikkan mood yang belakangan ini kacau balau. Kebetulan kartun itu sedang tayang. Kartun populer yang enggak ada matinya meski usia tayangnya sudah puluhan tahun.“I-itu…” Elin menunjuk layar televisi, “tikus sama kucingnya berantem! K-kasihan tikusnya! Huaaa~!” Elin menangis semakin kencang saat tokoh tikus kena perangkap si kucing. Mungkin kalau Raja melihat bagaimana kekanakannya sang kekasih saat ini, Raja bisa terkejut sampai terjungkal-jungkal. Karena inilah Elin yang sebenarnya dibalik sikap dewasanya. Meski mungkin sedikit-sedikit Raja mulai merasakan sikap
[ To: KodokYa. Gue masih di Inggris. ][ // Kodok Kapan pulang? Mau gue dan Jihan bantuin buat persiapan nikahnya? ]Raja menggigit pipi dalamnya galau. Pesan yang dikirim Azam membuatnya merutuki diri karena berbohong kepada ketiga sahabatnya kalau acara lamaran itu berhasil. Bukan maksud ingin berbohong, tapi Raja tak ingin kalau ketiga sahabatnya tahu yang sebenarnya, lalu mereka membenci Elin. Tidak. Raja tidak ingin pandangan baik mereka pada Elin selama ini berubah jadi buruk. Belum lagi, dia juga berbohong pada Daniel, mengatakan memundurkan waktu melamar Elin karena belum mendapat tempat istimewa yang pas. Daniel mengomelinya saat mengingat Raja pernah mengatakan kalau sudah dapat tempat itu. Raja merutuki diri karena lupa akan hal itu. Ini nih akibatnya kalau berbohong. Ia segera memutar otak. Memberikan alasan kalau tempat yang waktu itu ia katakan pada Daniel ternyata tidak seistimewa perkiraannya saat Raja datang untuk observasi. Meski kena omelan si Kaisar, tapi setel
“Raja, can you drive Trisha home? ( Raja, bisakah kamu mengantar Trisha pulang? )” tanya salah satu temannya dan Trisha dengan tatapan penuh permohonan. “She didn't bring a vehicle. She did come with me earlier. But after here, I have to go to my mom's house immediately. My mom called earlier. So... I can't take her home. ( Dia tidak membawa kendaraan. Dia tadi datang bersamaku. Tapi setelah dari sini, aku harus segera ke rumah ibuku. Ibuku menelepon tadi. Jadi... aku tidak bisa mengantarnya pulang. )”Raja menatap Trisha dan teman-temannya bergantian. Lalu kembali menatap temannya yang baru saja berkata. Tampaknya ia mencium bau-bau modus. Mereka semua sepertinya sangat serius mendekatkannya dan Trisha kembali. Tadi saja saat hendak berfoto bersama, teman-temannya membuat posisi Trisha berada di sampingnya. Namun Raja tidak tinggal diam. Ia bergeser ke belakang, memberi alasan kalau ia kurang nyaman berfoto di depan. “
[ // Calon Bidadari Surga-ku ( Insyaallah Menuju Halal )Mas, kabari aku kalau sudahpulang ya…Kita harus bicara. ][ Me Iya. ]Raja menatap nanar layar ponsel yang masih menampilkan ruang pesannya dan Elin di Cuitters. Komunikasi yang singkat, bukan? Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, ini komunikasi melalui chat ke dua setelah ia berada di Inggris. Hubungannya dan Elin menjadi dingin. Sudah pasti karena masalah yang terjadi dan kesibukan masing-masing. Kesepakatan kerjasama yang akan dijalani JCA dan pihak asing akan mencapai titik akhir. Tentunya setelah semua keinginan kedua belah pihak masuk ke dalam surat perjanjian. Selama lima hari ini, Raja benar-benar memusatkan perhatian pada pekerjaan. Lebih tepatnya, memaksakan diri agar pikirannya tid
“Kamu baik-baik saja, Ja?”Raja mengulas senyum kecil saat sang om menegur seraya menepuk bahunya. Sementara beberapa orang lainnya dari pihak JCA yang juga ikut ke Inggris, sedang sibuk membangun percakapan mereka sendiri.“Baik, Om.”“Tapi kok kayak lemas begitu? Belum cukup ya charge energi cinta dari Velindira?”Deg!Senyum Raja luntur. Mendengar nama itu, jadi mengingatkannya akan kejadian semalam. Elin benar-benar tidak datang. Bahkan sampai Raja bertahan di sana sampai menjelang subuh tadi. Sebelumnya ia sempat ketiduran hampir dua jam lamanya. Hal itu terjadi setelah sang supir menghubunginya untuk memberitahu Elin minta berhenti di jalan, lalu wanita itu menaiki sebuah taksi online. Beruntung Raja memesan tempat lamarannya itu dua puluh empat jam. Sehingga seharusnya sampai sekarang pun, tempat itu masih menjadi hak Raja.Mungkin Raja terlalu bodoh tetap bertahan di sana sampai m
[ // KampretAstagfirullah sorry, Kus, typo. Maksud gue ‘nerima lo’. Ni laki-bini juga gak bosen kompak balesin gue@Kodok Milik Jihan @Jihan Milik Kodok? ][ // Jihan Milik KodokYa habisan kamu gak jelas banget typonya.Bikin Raja jantungan aja. ][ // Kodok Milik JihanGue yakin lo gak typo kan? ][ // KampretJangan mancing huru-hara deh, Dok!Liat noh si Tikus sampe nyalain capslock.Gil*, baru kali ini gue kena amuk chat si Tikus!Calon binik blm dateng @JRaja? ][ //JRajaBelum. Tapi sudah di perjalanan.Ehem… lo enggak sedang mengalihkan pembicaraan kan?Lo benar enggak ada niat rebut calon istri gue kan @Kampret?! ][ // KampretAstagfirullah. Beneran.Lagian gue udh punya binik. Gak niat juga nambah binik kok. ][ //Kodok Milik JihanMampus lo @Kampret! Hahaha ][ // Jihan Milik KodokSelamat dicurigai karena typoEh? Atau… pura-pura typo ya??? ][ //JRajaJadi lo typo atau tidak @Kampret?! ][ // KampretBeneran typo, RAJA JAGAPATI!Mam, @Jihan Milik Kodok tanggung jawab g