Share

Pengacara Cantik Pencuri Hatiku
Pengacara Cantik Pencuri Hatiku
Penulis: Ncheet Nca

1. Pesona Wanita Asing

Penulis: Ncheet Nca
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-23 16:51:35

“Huft…” Raja Buana Jagapati menghela napas panjang. Perjalanan menuju rumahnya belum juga separuh ia lewati, tapi tulang-tulang di tubuh sudah sangat letih. Entah sampai kapan ia harus berdiri di dalam sebuah bus berbasis sistem transit yang sangat terkenal dan sudah menjamur di kota ini. Salahnya juga memang, yang memilih menggunakan bus ketimbang pakai mobil yang biasa ia gunakan.

Niat hati mau mengurangi polusi udara sekalian menghindari lelah saat berkendara, tapi sepertinya hasilnya sama saja. Badannya tetap sama-sama tersiksa. Apalagi di jam-jam pulang kerja seperti ini. Kondisi bus penuh sesak. Orang-orang yang berdiri seperti Raja karena tak dapat tempat duduk, bersenggolan saat bus berjalan. Jalanan pun macetnya ampun-ampunan.

Tidak perlu heran sebenarnya. Ini kota besar yang kemungkinan tingkat kemacetannya di atas rata-rata. Banyak penduduk yang memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya entah untuk tujuan mendukung fleksibilitas atau sekadar pamer. Bayangkan saja kalau di setiap rumah memiliki sepuluh anggota keluarga, dan mereka semua memiliki kendaraan dan menggunakannya dalam waktu yang bersamaan.

Raja, begitu biasa orang memanggilnya, mengalihkan pandangan ke arah dua kursi gandeng di depannya. Sisi kursi tepat di sampingnya diduduki seorang wanita paruh baya yang sudah terkantuk-kantuk nyaris tertidur. Tampaknya wanita tersebut menjalani hari yang berat. Sama seperti dirinya.

Raja mengalihkan pandangan ke arah sisi kursi yang berada di samping jendela.

Deg!

Tubuh Raja tiba-tiba menegang. Di kursi itu, duduk seorang wanita cantik berpakaian formal dengan setelah jas cokelat dipadukan celana bahan berwarna senada. Rambut yang baru saja ia gerai, berbentuk gelombang dan berwarna kecokelatan. Rambut panjang yang indah dengan poni yang sudah hampir menutupi mata. Wanita itu memiliki tubuh yang ideal. Hidungnya mancung dengan rahang tegas. Wajahnya dari samping saja sudah terlihat tegas tapi cantik. Bagaimana ya, wajah wanita itu jika terlihat dari depan?

Deg!

Jantung Raja semakin berdetak kencang saat tiba-tiba apa yang baru saja ia andai-andai di dalam hati, begitu cepatnya terwujud. Wanita itu menoleh ke arahnya.

Benar dugaan Raja. Wanita itu memiliki paras yang cantik luar biasa. Bulu matanya lentik. Sorot matanya sangat tajam dengan bola mata cokelat yang indah. Bibirnya berbentuk hati dan terlihat seksi dengan baluran lipstik warna baby pink. Terkesan natural.

Bagaimana ada wanita dengan wajah sesempurna itu? Dan… mengapa Raja baru menyadari keberadaan wanita itu? Sudah berapa lama wanita itu duduk di depannya?

Karena terlalu sempurnanya, Raja sampai tak dapat berpaling dari wajah itu.

Ia dan wanita asing itu saling pandang entah sudah berapa lama. Yang pasti, Raja tak dapat mengalihkan pandangan. Tatapan wanita itu benar-benar indah dan menenggelamkan. Seolah ada sesuatu yang membuatnya terpaku di sana. Perasaan yang tak asing. Jarang sekali Raja melihat pancaran mata seperti itu. Atau mungkin karena dia bukanlah tipe pria yang suka memperhatikan wanita asing?

Wanita itu mengernyit bingung ke arahnya. Membuat Raja langsung tersadar sampai salah tingkah.

Mungkin wanita itu berpikir jika dia adalah pria yang aneh.

Dengan susah payah setengah tak rela, Raja mengalihkan pandangan ke arah lain. Sepertinya melihat jalanan boleh juga.

Srett!

Plak!

Raja terkejut saat tiba-tiba ada yang menarik kaos hitam yang ia kenakan sampai memutar ke arah yang berlawanan dari tempat ia memandang, lalu sebuah tamparan mendarat di pipinya. Ia menatap heran sekaligus terkejut seorang wanita memakai dress orange yang sudah berdiri di depannya dengan wajah murka.

Ada apa?

Kenapa wanita itu melihatnya murka?

“Jangan kurang ajar ya, Mas!”

Raja mengerjap saat mendapat teguran keras seperti itu.

Kurang ajar?

Perasaan dia tidak pernah kurang ajar pada wanita di depannya ini. Apakah wanita ini adalah teman wanita asing yang sempat membuatnya terpesona?

Tapi kan dia tidak melakukan apa pun. Apakah hanya memandang saja tidak boleh?

“Saya… kenapa, Mbak?” tanya Raja bingung.

“Saya tahu saya cantik. Kalau mau kenalan, pakai cara yang benar dong! Jangan kurang ajar seperti tadi!”

Raja semakin terheran.

Kenalan?

Siapa yang mau kenalan sama wanita ini? Wanita ini bisa dibilang berpenampilan menarik dan punya wajah yang cantik. Tapi Raja benar-benar tidak ada niat untuk berkenalan. Apalagi ia baru melihat wanita ini setelah sang wanita menampar pipinya.

Raja mengalihkan pandangan ke sekitar. Tiba-tiba saja wajahnya memanas. Ia dan wanita yang berdiri di depannya ini sudah menjadi pusat perhatian.

“Saya tidak mengerti maksud Mbak apa. Saya juga tidak berniat berkenalan—”

“Jadi cuma niat mau tepok pantat saya?! Saya bukan cewek murahan ya, Mas!”

Raja membelalak. “M-menepok… apa???” tanya Raja terkejut.

“Mas tadi tepok pantat saya kan?!”

Raja segera menggeleng dengan sebelah tangan bergerak untuk menyangkal. “Saya tidak melakukan ‘itu’ sama Mbak-nya. Satu tangan saya sejak tadi ada di pegangan bus,” terang Raja sambil menunjukkan tangannya yang masih betah memegang handlegrib bus, “sementara satunya lagi berada di dalam saku celana saya, Mbak.”

“Alasan banget sih! Udah jelas-jelas Masnya yang ada di belakang saya! Ganteng sih, tapi kalau maniak esek-esek kayak kamu, saya ogah dideketin!”

“S-saya—”

“Saya bisa tuntut Mas loh!”

“Tuntut??” pekik Raja terkejut. “Mbak, saya benar-benar tidak—”

“Alasannya nanti aja deh Mas bilang sama polisi! Saya males dengar alasan penjahat kelamin! Enggak punya modal buat nyari wanita penghibur?” sindir wanita itu tajam. Memperhatikan penampilan sederhana Raja dari atas sampai bawah dengan jijik.

Raja menatap tak percaya wanita ini. Apakah dia terlihat seperti orang mesum?? Selama hidup, tidak pernah Raja berniat bermain-main dengan wanita penghibur atau semacamnya. Bagi Raja, wanita adalah makhluk mulia yang harusnya dilindungi, bukan dijadikan objek pemuas nafsu belaka.

“Saya—"

“Bisa-bisanya lakuin hal memalukan itu.”

“Udah biasa kali.”

“Amit-amit deh. Ganteng tapi nganu!”

Sayup-sayup terdengar bisikan-bisikan menghina yang dilontarkan untuk Raja. Beberapa ada yang menyorakinya. Mata Raja memejam. Rasanya akan sulit membela diri saat hampir semua orang di dalam bus ini ikut memojokkannya. Apakah setelah ini ia akan dikeroyok?

Bus masih berjalan. Kondektur bus yang berada di pintu depan sepertinya belum mengetahui perdebatan Raja dan wanita ber-dress itu. Posisi Raja saat ini berada di sisi belakang bus.

“Mending ngaku aja, Mas. Mungkin bisa diselesaikan dengan baik kalau Masnya ngaku.” Seorang penumpang ikut masuk ke dalam perdebatan Raja dan wanita di depannya. Mencoba memberi pendapat.

Mata Raja kembali membuka. Ia menatap penumpang yang baru saja bersuara. Penumpang itu tepat di sampingnya dan si wanita ber-dress orange.

“Saya berani bersumpah tidak melakukan hal—”

“Terus aja nyangkal. Percuma kamu nyangkal di sini. Saya enggak mau diselesaikan baik-baik! Kita ke kantor polisi sekarang—"

“Ehm, permisi. Maaf sekali kalau saya ikut campur. Tapi Mas-nya tidak berbohong.”

Tubuh Raja menegang. Sebuah suara asing kembali masuk ke dalam perdebatannya dan wanita yang menuduhnya sebagai ‘penjahat kelamin’. Jika tadi dia disuruh mengaku, berbeda dengan yang satu ini.

Suara itu membela Raja?

Suara itu… terdengar sangat merdu. Suara wanita terindah yang pernah Raja dengar.

Suara itu berasal dari belakangnya.

Raja membalikkan tubuh. Matanya membelalak mendapati jika suara itu adalah suara wanita yang tadi membuatnya terpesona.

Bola mata cokelat itu menatapnya sejenak, lalu mengalihkan pandangan ke arah belakang Raja.

“Kamu ikut-ikutan! Temannya ya?!” tuduh wanita yang berdebat dengan Raja.

Raja kembali mengalihkan pandangan ke arah sumber masalah yang menuduhnya sembarangan tersebut.

“Dia bukan—”

“Saya bukan teman Mas-nya. Tapi saya mengetahui dengan jelas jika yang dikatakan Mas-nya tadi benar. Kedua tangan Mas ini benar-benar berada di pegangan bus dan saku.”

“Kenapa kamu bisa yakin, Mbak?! Dia ada tepat di belakang saya loh. Saya yang ngerasain pantat saya dipegang—”

“Mohon jangan buat keributan di sini, Bapak-bapak dan Ibu-ibu. Sebentar lagi halte terdekat. Jika ada masalah, lebih baik diselesaikan di luar agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang lain.”

“Kebetulan ada Mas kondektur. Saya mau buat pengaduan! Pria ini penjahat kelamin!”

Raja kembali membelalak saat wanita yang sejak tadi marah-marah itu menunjuknya dengan murka.

“Tandai mukanya kalau perlu, Mas! Biar wanita-wanita yang naik kendaraan umum tidak kena apes seperti saya—”

“Apa Mbak-nya tahu kalau menuduh orang sembarangan bisa kena hukum pidana?” tanya wanita cantik berpakaian formal itu. Matanya menatap tajam wanita di depan Raja. Namun bibirnya menyunggingkan senyum.

Senyum yang cantik, tapi juga terlihat menyeramkan.

Raja terpesona sekaligus merinding.

Wanita itu membelanya?

***

Bab terkait

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   2. Pesona Pria Asing

    “Terima kasih atas kerjasamanya, Pak, karena sudah mau memperlihatkan rekaman CCTV yang ada di dalam bus.”“Sama-sama, Bu Velindira. Kewajiban kami juga ikut menyelesaikan masalah ini, karena kejadiannya berada di dalam bus perusahaan kami.”Velindira Aeera Gunawan yang biasa dipanggil Elin, tersenyum manis pada salah seorang pimpinan perusahaan bus yang sore ini ia naiki. Elin bersyukur di dalam kabin bus yang dinaikinya tadi dilengkapi CCTV.Karena masalah seorang wanita yang menuduh seorang pria sembarangan di dalam bus tadi, Elin jadi geram dan akhirnya memilih menceburkan diri ke dalam masalah tersebut. Mungkin kebiasaannya juga dan profesinya sebagai pengacara, yang tidak bisa melihat ketidak adilan di depan mata.Elin tidak bisa tinggal diam saat ia melihat pria tadi jelas-jelas tidak bersalah. Pria yang sangat tampan dengan alis tebal dan sorot mata meneduhkan. Tubuhnya tinggi dan atletis. Bibirnya tipis dan merah. Suaranya berat, terkesan errr… seksi? Kalau kata anak-anak jam

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   3. Bertemu Untuk Berpisah

    “Terima kasih, karena Mbak tadi sudah menyelamatkan hidup saya.”Elin terkekeh geli. “Tidak perlu berterima kasih, Mas Raja. Saya harus mengatakannya karena saya benar-benar melihat kalau kedua tangan Mas Raja tidak ke belakang untuk menepuk—maaf—tubuh belakang wanita tadi.” Elin berbisik jenaka. Membuat Raja tertawa renyah.Elin mengerjap beberapa kali.Jantungnya tiba-tiba saja berdebar tak karuan. Pria di depannya ini memiliki wajah yang tampan, tapi setelah tertawa seperti ini, ketampanannya kenapa bisa bertambah berkali lipat?Elin menelan saliva susah payah. Sudah lama sekali ia tidak merasakan jantungnya dag dig dug nyaris meledak seperti sekarang.Rasanya seperti… jatuh cinta?Masa iya kalau dia jatuh cinta? Secepat itu??“Mbak Velindira… Halo… Mbak?”Elin terkesiap saat merasakan sentuhan di lengannya. Manik matanya langsung bertatapan dengan manik mata Raja yang meneduhkan. Ternyata dia melamun ya?Jantung Elin semakin berdebar kencang. Dengan refleks ia mundur beberapa lang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   4. Luka Yang Tertinggal

    “Kamu benar-benar harus memimpin perusahaan, Raja. Usiamu sudah sangat cukup dan om yakin kamu sudah lebih dari mampu untuk memimpin perusahaan peninggalan kakekmu. Berada di belakang layar saja, kamu bisa membuat perusahaan semakin maju. Akan lebih baik lagi kalau kamu terjun langsung.”“Sudah cukup usia juga untuk menikah. Tahun depan usiamu sudah tiga puluh tahun. Kapan kamu mau kasih ibu cucu?”Raja terkekeh geli saat sang ibu ikut-ikutan bicara padanya. “Om Ridwan sedang membahas perusahaan, Bu, bukan jodoh untuk Raja. Tidak nyambung.” Raja menggeleng.“Apanya yang ‘tidak nyambung’?! Justru nyambung-nyambung saja. Nanti yang jadi penerus perusahaan setelah kamu tua siapa lagi kalau bukan cucu ibu? Kamu mau, perusahaan peninggalan kakekmu itu direbut sama anak wanita itu?”Senyum Raja perlahan luntur. ‘Wanita itu’ yang ibunya maksud pasti istri siri mendiang ayahnya. Wanita yang baru diketahui keberadaannya setelah sang ayah meninggal. Membuat Magani dan seluruh keluarga Jagapati

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   5. Desakan Jodoh

    “Sebenarnya kemarin ada yang mau saya kenalkan, tapi belum apa-apa, Raja sudah menolak lebih dulu, Mbak.”Magani mendelik kesal ke arah sang putra. “Raja!”“Om, kenapa dikasih tahu ke Ibu?!” protes Raja.“Om tidak bisa berbohong sama Ibu kamu, Raja.” Ridwan mengedikkan bahu dengan binar geli pada sang keponakan yang kalau tidak didesak untuk mendekati wanita, bisa jadi bujangan tua.Padahal keponakannya ini tidak kira-kira tampannya. Setiap pertemuan keluarga yang diadakan satu bulan sekali di restoran tertentu, banyak sekali wanita yang melirik Raja. Tapi sejauh Ridwan mengenal Raja, Ridwan tidak pernah mendapati Raja memiliki hubungan romantis. Keponakannya ini punya pemikiran yang lempeng-lempeng saja seperti jalan tol.Apakah Raja memutuskan untuk hidup selibat?“Mas, tolong atur pertemuan Raja dan wanita itu—”“Bu~ —”“Tidak ada bantahan, Raja!”Raja mengerang frustrasi. Ia menyugar rambut kesal.“Bertemu saja dulu seperti biasa, kalau tidak cocok, ibu tidak akan memaksa kamu unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   6. Kejutan Takdir

    “Ibu Magani dan Mas Raja tidak perlu khawatir dengan semua kasus ini. Kita hanya perlu mengumpulkan bukti untuk menyerang balik Nyonya Weni Amanda. Anak saya akan membereskan semuanya. Anak ini saya sangat hebat dalam berbagai permasalahan hukum.” Setiadi Handoyo, pria paruh baya yang duduk di depan Magani dan Raja menepuk bahu seorang wanita cantik berusia lebih dari dua puluh tujuh tahun yang duduk dengan tegap di sampingnya.Setiadi telah menjadi pengacara bagi keluarga Jagapati sekaligus pengacara perusahaan JCA selama bertahun-tahun. Perusahaan JCA adalah klien pertamanya sejak ia membangun Firma hukumnya sendiri lima belas tahun yang lalu. Perusahaan tersebut masih selalu percaya pada firma hukumnya sampai sekarang. Hal itu membuat Setiadi Handoyo memiliki keterikatan batin yang kuat dengan keluarga ini. Namun, karena kesehatannya sedang kurang baik, untuk kasus yang satu ini, ia akan menyerahkan pada salah satu pengacara terbaik yang ia miliki. Setiadi sangat mengetahui keahlia

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   7. Strategi Magani

    “Terima kasih hidangannya, Ibu Magani dan Mas Raja. Semuanya sangat lezat dan membuat perut saya hampir meledak.”“Ternyata Mbak Elin makan tidak sebanyak yang Mbak Elin katakan tadi.”Elin tertawa renyah mendengar sindiran sarat candaan dari Magani. “Saya takut Ibu Magani dan Mas Raja tidak kebagian.”Kali ini Magani yang tertawa. Entah untuk ke berapa kalinya ia tertawa karena pengacara barunya ini.“Mbak Elin punya banyak bakat ya.”“Bakat?” tanya Elin bingung.“Ya, selain jadi pengacara, Mbak Elin juga sangat cocok menghibur orang sampai buat orang tidak berhenti tertawa.”“Maksudnya saya cocok jadi pelawak?”Magani mengangguk dengan tawa yang belum reda.“Sepertinya profesi itu boleh saya coba.”“Jadi pengacara saja. Kasihan nanti yang lain kalau semua profesi Mbak Elin borong.”“Ibu Magani membuat rencana saya pupus sebelum saya mulai. Saya jadi merasa bersalah sama yang lain.”Candaan antara Magani dan Elin terus berlanjut sepanjang jalan mereka menuju pintu utama. Sementara Ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   8. Nomor Tidak Dikenal

    //0893xxxxxDASAR WANITA TIDAK TAHU DIRI!KENAPA KAMU TIDAK MENJAWAB TELEPON SAYA?!TAKUT?Elin menghela napas panjang setelah membaca sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Beberapa panggilan tak terjawab menghiasi notifikasi. Elin memang sengaja tak menjawab panggilan tersebut.Nomor baru lagi?Entah sudah berapa kali Elin memblokir nomor-nomor baru yang selalu mengirimkan pesan ancaman padanya.Apakah orang tersebut tidak bosan menerornya terus menerus?Elin bisa saja mengganti nomor ponselnya, tapi orang itu pasti akan mengetahui, karena nomor yang diteror ini adalah nomor ponsel yang disematkan Elin di kartu nama pengacara yang ia miliki. Jadi kalaupun Elin mengganti nomor ponsel, sudah pasti sia-sia. Untung saja orang itu tidak tahu nomor ponsel pribadi Elin.Elin kembali memblokir nomor asing tersebut. Keluarganya tidak boleh tahu hal ini. Terlebih sang papi, Daniel Gunawan. Elin yakin papinya akan langsung mencari tahu siapa yang meneror Elin. Pria itu sangat protektif pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   9. Chat Konyol

    To : 0839xxxxxSudah saya cek.Maaf baru balas, Mas Raja.Elin menggigit bibir, lalu tersenyum tak jelas setelah mengirim pesan tersebut. Ia memutar-mutar ponselnya seraya berjalan ke arah pintu. Belum sampai di ambang pintu, ponselnya kembali bergetar, menandakan ada pesan masuk. Elin segera membukanya setelah tahu yang mengirim adalah Raja.//0839xxxxxMbak Velindira belum tidur?Atau bangun karena pesan dari saya?Maaf ya. Tidak seharusnya saya mengganggu malam-malam.Kali ini, Elin menggigit bibir gemas. Pria itu benar-benar terlalu sopan dan… menggemaskan. Eh?Elin segera menggeleng. Tangannya langsung sibuk mengetuk-ngetuk kepala. Entah sudah berapa kali ia mengetuk kepalanya sendiri karena kesal dengan pikiran yang muncul di otaknya. Dan itu terjadi sejak bertemu Raja.To : 0839xxxxxSaya belum tidur.Ini belum terlalu malam.Mas Raja tidak perlumeminta maaf begitu.Ini belum lebaran,tapi Mas Raja sudahminta maaf berkali-kaliHehehe…Elin tetap berdiri di depan pintu. Matany

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15

Bab terbaru

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   150. Curut

    “Mau apa si Curut itu menghubungimu??” Percayalah, meski Raja sudah tidak secemburu dulu pada Bima, bukan berarti dia membebaskan Bima menghubungi Elin sesuka hati ya. Tampaknya Raja mulai menyadari kalau dia mungkin saja salah satu dari pria-pria posesif di dunia. Tak ada beda dengan sang calon mertua.“Tidak tahu, Mas Sayang. Aku kan belum mengangkatnya. Tunggu—Mas bilang apa tadi? Curut? Maksudnya Bima?”Raja hanya bergumam meng-iyakan.“Kok curut?”“Soalnya dia mengganggu dan berisik seperti curut.”Elin tergelak sambil menggelengkan kepala. Ia mengangkat panggilan Bima. Sengaja me-loudspeaker. Meminimalisir salah paham yang mungkin saja bisa terjadi lagi. Bukankah mereka sepakat saling terbuka? Toh Raja juga telah mengetahui rahasia terbesar Bima. Secara lengkap. Entah sejak kapan dua pria ini dekat sampai tahu rahasia satu sama lain.“Ada apa, Bim—”>> “Sayang, aku jemput ya!”Ciitttt!Raja langsung menghentikan mobilnya secara mendadak. Terlalu terkejut dengan suara Bima yang b

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   149. Like A Queen

    “Mas Raja!”Elin tersenyum lebar melihat keberadaan sang kekasih yang setia menunggunya sejak beberapa jam lalu. Masih dengan menggunakan pakaian sidang, ia berlari ke arah Raja.Melihat hal itu, segera Raja merentangkan tangan, lalu menangkap tubuh Elin yang menerjangnya. Raja memeluk erat tubuh sang kekasih yang sudah menangis.“K-kami berhasil, Mas! Kami berhasil! Hiks! Bagus dan anak-anak lainnya mendapat keadilan!” bisik Elin bergetar.“Selamat ya, Sayang… Calon istriku hebat sekali. Kalian semua hebat.” Raja mengusap rambut sang calon istri yang dua minggu lagi akan ia nikahi ini. Beberapa kali puncak kepala Elin ia kecup penuh kasih sayang dan penghormatan.Raja ikut merasa bangga dengan keberhasilan kasus yang ditangani Elin dan tim. Akhirnya, setelah drama panjang persidangan, paman dari Bagus yakni si ped0fil itu mendapat hukuman setimpal. Tentu dengan bukti kuat yang berhasil dikumpulkan. Sidang terakhir seharusnya sudah terjadi lebih dari satu bulan lalu. Namun mengalami p

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   148. Gara-gara MaYang

    Melihat hal itu, Raja ikut berdiri dengan panik. “Ha? Selingkuh? Wanita lain? Tidak ada wanita lain, Sayang. Hanya kamu!”“Terus siapa itu Mayang? Jawab jujur saja kalau itu selingkuhan Mas kan?!” tuduh Elin lagi.Raja mengernyit. Tak lama, ia menepuk dahinya sendiri. “Maksud aku tuh Maaf Sayang. Sumpah! ‘MaYang’ yang aku maksud cuma singkatan dari ‘Maaf Sayang’, bukan nama orang, Yang.”“Alasan!”“Sumpah, Sayang~! Tidak ada wanita lain. Itu benar-benar cuma singkatan.”“Ish! Kenapa disingkat sih! Random sekali Mas Raja.”“Keluar tiba-tiba, Yang. Mungkin karena aku terlanjur malu sampai salah tingkah, jadinya tidak sengaja lidah ini jadi pendek makanya tersingkat sendiri.”Elin masih memandang Raja curiga.“Sayang, tidak ada wanita namanya Mayang yang aku kenal. Sumpah!” Raja mengangkat jari telunjuk dan tenga

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   147. Daster Resepsi

    “Sayang, jangan yang ini ya. Ini juga jangan. Ini apa lagi! Oh tidak-tidak! Tidak boleh!”“Bagaimana kalau aku pakai daster saja, Mas?” sindir Elin. Entah sudah berapa kali kata ‘jangan’ keluar dari mulut Raja sejak setengah jam lalu mereka melihat katalog gaun pengantin, yang salah satunya mungkin akan dipilih Elin untuk resepsi mereka. Gaun-gaun itu mungkin terlihat indah bagi sebagian besar orang. Namun bagi Raja, amat sangat membuatnya gerah. Gerah karena g*irah juga hati. Raja tidak bisa membayangkan sang kekasih memakai salah satu gaun yang sebagian besar s*ksi itu. Ia tidak rela tubuh indah Elin dilihat orang. Posesif memang, tapi ini yang dia rasakan.“Pakai daster ya? Hm…” Raja berpikir. Ia mengusap-usap dagunya dengan sebelah tangan. Sementara sebelah tangan lagi masih memegang katalog. Tak lama, katalog itu ia letakkan di atas meja di depannya lalu meraih ponsel yang sejak tadi ia angguri.“

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   146. Dewa Kematian

    “Kenalin, Ja, ini Pakdenya Elin. Kakak tertua istri saya.”Raja membelalak terkejut melihat pria paruh baya yang sudah bertahun-tahun tidak ia lihat. Pria itu semakin memiliki aura yang kuat dan tampan. Meski usianya jauh di atas Raja, tapi sebagai seorang pria, jujur Raja iri pada pria di depannya ini. Dan apa tadi Daniel bilang? Kakak tertua Kristal? Jadi Kristal punya kakak lagi selain Raflint? Tadi saat acara akan berlangsung, Raja berkenalan dengan Raflint.Pria yang saat ini berdiri di samping pria yang Daniel sebut kakak tertua Kristal. Sementara Daniel ada di samping Raja. Mereka saling berhadapan.“Apa kabar, Raja? Maaf baru bisa hadir dikarekan saya baru tiba di kota ini.”Daniel dan Raflint mengernyit dan saling tatap. Di dalam hati keduanya bertanya-tanya mengapa kakak mereka bisa mengenal Raja. Bukankah ini pertemuan pertama mereka?"M-Mister Donn—A-ah, maksud saya, Mister John Azrael?"Lagi-lagi Daniel dan

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   145. Impulsif

    “Jadi begini, Bapak Daniel Gunawan beserta keluarga, kami dari pihak keluarga Raja Jagapati meminta kesediaan—"“Velindira Aeera Gunawan to be Velin Jagapati, kita menikah hari ini ya…”Plak!“Awwshhh! Bu~” bisik Raja terkejut. Ia meringis nyeri seraya mengusap lengan kokohnya yang baru saja kena tepukan kencang Magani. Dapat Raja lihat Magani melotot kesal bercampur malu.“Kamu jangan malu-maluin ibu, Ja! Om Ridwan belum selesai bicara, Raja! Seharusnya kamu tunggu Om Ridwan meminta kesediaan Nak Elin untuk menjadi istrimu. Lalu setelah itu, berikan waktu untuk Nak Elin menjawab. Begitu urutannya. Bukan tahu-tahu menentukan waktu pernikahan!” Magani balas berbisik gemas. Matanya setia memelototi anak semata wayangnya itu. Malu sekali dia pada keluarga besar Gunawan dan Kristal. Ya, dua keluarga itu berkumpul di acara lamaran resmi Raja dan Elin tepat hari ini, dua hari setelah Raja pulih. Bu

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   144. RAJA Posesif Yang Sesungguhnya

    Setelah Bima keluar, Daniel mendudukkan diri di kursi yang berada di samping ranjang Raja. Pria muda yang kemungkinan besar akan menjadi menantunya ini. “Kamu tidak perlu membuat perjanjian seperti ini, Ja. Yang namanya keluarga itu harus saling percaya, dan saya, percaya kamu tidak akan melanggar janji yang kamu katakan pada saya.”Dada Raja serasa mau meledak mendengar pernyataan Daniel. Terlebih dengan tatapan lembut Daniel di balik wajah datarnya.Keluarga? Daniel sudah menganggapnya bagian dari keluarga kah? Mengapa terdengar indah??“K-keluarga, Om?” lirih Raja bergetar.“Ada yang salah? Memang kamu tidak mau nikah sama Elin?”“Mau, Om, mau!” jawab Raja penuh semangat sampai tangannya yang terdapat jarum infus bergerak heboh. Sampai-sampai, tiang infusnya bergeser nyaris jatuh.“Jangan banyak tingkah! Tidak lupa kan kalau tangan kamu sedang diinfus?!” pekik Daniel galak penuh khawatir. Pria paruh baya ini bahkan sudah membenahi letak tangan Raja dan tiang infus itu.Bukannya mer

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   143. Proposal

    “Pi, masa calon menantu seorang Daniel Gunawan ngelamar pakai kancing baju, bukannya cincin.” Bima tertawa ngakak setelah mengatakan hal itu. Kepalanya terus mengingat kejadian kemarin di dalam mobil yang menurutnya menggelikan.Raja melotot garang. “Kamu—”“Bicara apa kamu, Bim?”Bima menceritakan secara singkat tingkah calon mantu idaman Kristal itu diiringi tawa yang semakin menjadi. Tanpa peduli tatapan Raja yang semakin tajam. Bukannya mengerikan, malah terlihat lucu. “Enggak modal banget kan, Pi? Hahaha!” kata Bima mempengaruhi Daniel.“Pria gila—” Raja langsung menghentikan perkataannya saat melihat mata Daniel yang melotot tajam ke arahnya. Raja yakin bukan karena mengatai Bima, tapi karena apa yang Bima sampaikan. Raja yakin itu.“Yang benar saja kamu, Ja!” pekik Daniel.“Rugi dong~! Selama ini Elin enggak kekurangan apa pun, eh malah dilamar pakai kancing. Cowok modal nekat doang ya, Pi, ya—"“Sorry ya!” sela Raja segera pada Bima. “Kamu yang paling tahu situasi nyatanya kem

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   142. Sederhana Yang Mewah

    “Kamu tahu dari mana aku mau melamarmu di malam itu, Sayang?” Raja kembali bersuara tanpa menanti Elin menjawab apa yang Bima katakan. Sampai si pengacara cantik kembali mengalihkan pandangan ke arahnya.“K-Kak Jihan.” Lalu setelah mengatakan itu, Elin menceritakan saat Jihan sempat menghubunginya. Elin dapat melihat raut terkejut dari wajah Raja. “Maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau Mas ingin melamarku di malam itu…” kata Elin lesu. Kembali menyalahkan diri. Memaki diri tampaknya masih belum sebanding dengan kekecewaan yang Raja rasakan di malam itu.“Sudah ya maaf-maafannya… Kita sudah tahu situasinya seperti apa. Sekarang, meski tempatnya kurang mendukung, aku… Izinkan aku mengatakan apa yang ingin aku sampaikan di malam itu.”Jantung Elin berdetak amat sangat kencang. Menanti apa yang akan dikatakan pria yang saat ini sedang menarik napas dalam dan membuangnya perlahan. Tampaknya Raja sedang gugup. Pria itu masih setia menggenggam jemarinya yang sudah mulai dingin karena ia pun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status