Share

BAB 73

Penulis: Saydh5
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-12 01:49:10

Dzurriya berlari jedepan dengan panik diikuti oleh pelayannya itu.

Ia segera menghampiri Eshan yang sedang digendong pengawalnya masuk ke dalam lift dalam keadaan lemas, menuju kamarnya tersebut.

Dzurriya mengikutinya.

“Nyonya Dzurriya dilarang naik ke atas atas perintah Nyonya Alexa,” ucap salah satu pengawal mencegahnya masuk ke dalam lift.

“Biarkan dia masuk,” ucap Tikno yang baru saja sampai di tempat itu.

“Tapi Nyonya Alex…..”

“Ini perintah Tuhan Eshan, apakah kau hendak membantahnya?”

Pengawal itu kelihatan tak berani dan mundur.

Dzurriya menghela nafas lega. Ia segera masuk ke dalam lift diikuti oleh Tikno.

Ia sudah tak peduli lagi, jika nanti di atas ia akan dimaki-maki oleh istri pertama suaminya itu.

Dengan cemas dipandangnya wajah lelaki yang terlihat pucat tersebut.

“Apa yang terjadi? kenapa Tuan pingsan?” tanya Dzurriya begitu khawatir.

Sepertinya Tuan dehidrasi Nyonya, dari pagi Tuan muntah-muntah terus.

‘Allah, kamu kenapa, Mas?’ gumam Dzurriya dalam hati.

Tak berselan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 74

    “Aku akan membiarkanmu merawat Eshan, namun jangan sekali-kali kau membiarkan dia tahu tentang kehamilanmu. Aku yang akan memberitahu dan menjelaskan padanya nanti.”Dzurriya masih tak habis pikir, bagaimana istri pertama suaminya itu menyerahkan perawatan suaminya padanya, dengan begitu mudahnya.“Aku harusnya bahagia Mas tapi kenapa aku merasa Iba padamu,” gemam Dzurriya lirih sambil mengompres dahi suaminya itu.Dilihatnya jarum jam panjang sudah menunjuk angka dua belas.Dzurriya mulai menguap beberapa kali.Ia akhirnya menyandarkan kepalanya di tepi ranjang suaminya tersebut. Rasa kantuknya sudah tak tertahan.Perlahan, Ia pun tertidur di sana dalam keadaan duduk bersandar di samping suaminya.******Dzurriya menggeliat pelan, Ia merasakan kerudung di bagian kepalanya tengah dibelai dengan lembut.Ia menggeser tubuhnya sedikit dan menelan ludahnya sembari mengulum bibirnya yang kering, kemudian tertidur kembali.Seperti ada lengan tangan yang lumayan kekar di bawah tengkuk leherny

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 75

    “Kau benar-benar pandai memasak,” puji Eshan sambil menyendok kembali bubur buatan Dzurriya. Lelaki itu tampak begitu menikmatinya sembari duduk di meja dapur.Dzurriya tersenyum hangat mendengarnya seraya berkata, “Apakah enak?”Lelaki itu tampak tersenyum mengangguk.‘Maaf Mas, aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya’“Kenapa serius begitu, apa ada masalah?” tanya Eshan yang mungkin menyadari ekspresi Dzurriya yang termangu melihatnya.Dzurriya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Lelaki itu tiba-tiba menyodorkan sendok berisi bubur ke arah Dzurriya yang berada di depannya.“Makanlah, kau pasti belum makan dari pagi, kan?” ujar Eshan terdengar begitu lembut.Dzurriya menurutinya dan membuka mulutnya.‘Terima kasih, Mas”Sekali lagi lelaki itu menyuapi Dzurriya. ‘Andai waktu terhenti di saat ini’“Mas, aku ingin duduk di taman belakang bersamamu habis ini. Apakah boleh?”Lelaki itu mengerjapkan matanya sambil mengangguk dan tersenyum.Tak berapa lama, lelaki itu telah selesai m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 76

    “Mas Eshan, kamu ngapain?” tanya Dzurriya yang tanpa sengaja melihat suaminya itu tengah menciumi perutnya.“Aku berharap proses IVf kemarin berhasil dan ada benihku di dalam perutmu ini.”Dzurriya begitu kaget mendengar pernyataan suaminya itu. ‘Apakah ini alasanmu Mas, sampai kau begitu baik padaku akhir-akhir ini’ pikir Dzurriya yang langsung bangkit dengan agak kesal hingga lelaki itu hampir saja terjungkal jatuh.“Apa kau marah?” tanya lelaki itu sambil berdiri menatapnya dalam-dalam.“Untuk apa aku marah?” elak Dzurriya sambil memalingkan muka ke arah lain. Namun setelah beberapa saat lelaki itu malah menikmati udara di taman itu dan tak kunjung membujuknya.Ia menjadi sangat kesal bagaimana suaminya itu begitu tidak peka.“Apa aku bagimu hanya mesin pembuat anak, Mas. Berarti selama ini aku tak berarti apa-apa, Begitu mas?” ucapnya marah sambil meneteskan air mata. Lelaki itu tampak menatapnya iba dan mulai merasa bersalah dan mencoba untuk memegang tangannya, namun Dzurriya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 77

    Eshan terlihat menyelimutinya dan hendak keluar.Dzurriya yang masih ketakutan dan tak bisa menguasai dirinya yang terus gemetar, segera meraih tangan suaminya itu kembali dan menariknya.Ia menggelengkan kepala dengan matanya yang berkaca-kaca kembali.Bayangan nakal paman Braha yang terus menggodanya, membuatnya begitu jijik dan cemas.Suaminya itu tampak menoleh, kemudian membalikkan badannya kembali ke arah Dzurriya.Dia kemudian menepuk punggung tangan Dzurriya yang sedang memegang erat tangannya itu seraya berkata, “aku tak akan meninggalkanmu, aku cuma mau menutup pintu sebentar.”Namun Dzurriya yang terlanjur takut, tetap memegangnya.“Tidak apa,” ujar lelaki itu sambil mengerjapkan matanya dan mengangguk pelan, kemudian melepaskan tangan Dzurriya yang mulai melemas dengan tangan lainnya.Lelaki itu tampak berjalan menuju pintu kamar, kemudian menutup dan menguncinya.Setelah itu, dia kembali membalikkan badan ke arah Dzurriya dan menghampirinya. Wajahnya terlihat tersenyum ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 78

    Dzurriya segera menutup perutnya dengan gugup. Ia bingung harus ngomong apa.“Apakah kamu sedang hamil?” tanya Ehsan dengan mata berbinar-binar sambil mendekati istri keduanya tersebut.‘jangan sekali-kali kau membiarkan dia tahu tentang kehamilanmu!’Ucapan Alexa tersebut kembali bergema dalam pikiran Dzurriya.‘Allah, Apa yang harus kulakukan?” pikir Dzurriya semakin gugup.Lelaki itu semakin dekat, bahkan langkah kakinya yang berat itu terdengar menghentak lantai semakin keras di telinga Dzurriya.“Ini karena aku gendutan aja, Mas,” ujarnya sambil memaksa dirinya tersenyum untuk menyembunyikan kecemasannya, karena begitu gupuh.Lelaki itu terlihat terhenti melangkah dengan wajah tak percaya, ia menatap mata Dzurriya bergantian.“Setelah hampir setengah tahun aku menikah denganmu, jangan kira kau semakin mahir membodohiku, Dzurriyatul Jannah. Perut itu nyata-nyata terlihat buncit, bukan seperti perut wanita yang gendutan, kau hamil, kan? tanya lelaki itu marah, wajahnya berubah din

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 79

    Dzurriya tengah menyantap makanannya di taman, saat tiba-tiba suara sepatu high heels madunya terdengar berjalan ke arahnya. Ia tak ingin emosinya tersulut, itu kenapa Ia memutuskan untuk bangkit dari tempat duduknya, dan beranjak masuk sambil membawa senampan makan siang berisi sepiring nasi dan segelas susu. Namun tiba-tiba wanita itu terhenti sambil tersenyum sinis. “Jangan menghindariku!” ucap wanita itu dengan suara rendahnya, membuat Dzurriya sontak berhenti melangkah. Sebenarnya ia sangat malas mendengar apapun dari wanita itu, karena setiap ucapannya terdengar manipulatif. “Apa kau tidak tahu kalau aku Nyonya di rumah ini?” ucap wanita itu sinis. ‘Terserah’ pikir Dzurriya. Sepertinya wanita itu memang sengaja menegaskan kepada Dzurriya bahwa ia bukanlah siapa-siapa di rumah itu. Dzurriya berusaha untuk tidak menghiraukannya dan berjalan berlalu masuk. Namun wanita itu sepertinya tidak terima, ia menarik lengan Dzurriya dan mulai berkata rendah, “Aku tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 80

    Dzurriya menunduk menatap suaminya yang tengah mencium perutnya itu dalam-dalam.TapTerdengar high heels Alexa kembali mengetuk lantai di belakang mereka.Eshan terlihat bangkit dengan tatapan mata yang dingin di balik kacamata rectanglenya.“Aku menciumnya karena dia adalah anakku, jangan berpikir macam-macam, apalagi berpikir aku menyukaimu,” ucap suaminya itu dengan sinis sambil menatap tajam ke arah Dzurriya.“Kau yang menciumnya, aku tidak pernah memintanya, lalu dari segi mananya kau bisa berpikir bahwa aku menyukaimu, TUAN ESHAN YANG TERHORMAT?” Jawab Dzurriya sambil menatap tajam ke arah suaminya .Bahkan ia sengaja menekan nada suaranya saat memanggil nama lelaki itu untuk menutupi rasa tertekannya.‘Terima kasih untuk rasa sakit yang terus kau berikan, akan aku ingat benar-benar’ pikir Dzurriya sambil menatap tajam ke arah lelaki itu.Ia kemudian berjalan melewatinya, juga istri pertama suaminya itu dengan tegar.“Dasar wanita tak tahu diri! kau harusnya membentaknya tadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 81

    “Berhenti!” perintah Eshan pada sopirnya itu yang kemudian menepikan mobilnya di sisi jalan tol.Lelaki itu kemudian memerintahkan sopirnya tersebut untuk keluar dan berganti dia yang masuk untuk menyetir.‘Apa dia cemburu pada Ryan?’ pikir Dzurriya seraya menatap suaminya yang bersikap sungguh dingin itu, kemudian menghela nafas panjang.Sedari menggendongnya masuk ke mobil itu tadi, tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut lelaki itu.Tanpa sengaja, Dzurriya bertatapan dengan suaminya yang tengah menilik dirinya dari balik kaca spion depan sekilas. Tampak lelaki itu terlihat kesal dan marah. “Tidak dia pasti sangat kesal dengan apa yang aku ucapkan tadi. Jangan terlalu berharap Dzurriya, baginya kau tidak lebih dari pengganti rahim istrinya,” lanjut Dzurriya bergumam dalam hati, berusaha mengingatkan dirinya sendiri.Tiba-tiba saja, dia langsung menyalakan mesin mobil itu dan keluar dari bahu jalan dengan cepat.Dzurriya mencengkeram sisi jok mobil tempatnya duduk karena lela

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   EPILOG

    “Jadi ini rumahnya?” ujar Eshan sembari menilik keluar jendela, menatap rumah bercat hijau tanpa pagar dengan halaman yang tidak cukup lebar. Tampak sebuah pohon mangga besar dan rindang yang tengah berbuah banyak berada di tepi samping halamannya, dengan beberapa macam bunga di tepi depannya, rumah milik orang tua Dzurriya itu sungguh terlihat sederhana, tapi menyejukkan mata yang memandang.Terlihat kemudian pintu mobilnya dibuka oleh pengawalnya, ia segera keluar dari mobilnya dan masih menatap rumah itu dalam-dalam.Rumah itu kelihatan sepi seperti rumahnya, tapi kenapa hatinya merasa adem, seperti ada aura yang berbeda di rumah itu.“Apa Saya mau ketukan pintu, Tuan?” tanya salah seorang pengawalnya.Eshan hanya menggelengkan kepala, aku akan melakukannya sendiri.Ia kemudian mulai berjalan ke arah teras rumah itu, saat tiba-tiba seorang anak perempuan berlari ke arahnya sambil memegang-megang jasnya seperti hendak bersembunyi “Jangan lari kau! Dasar anak nakal!”Eshan langsun

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 169

    “Apa kamu bisa menjamin bahwa kalian akan baik-baik saja, jika tidak bersamaku?”Dzurriya terdiam mendengar ucapan suaminya tersebut.“Setidaknya mereka tidak akan tahu bahwa aku dan Angel adalah keluargamu?”“Sampai kapan?” tanya lelaki itu balik.Sekali lagi Dzurriya hanya terdiam. “Apa kamu bisa menjamin tidak akan ada yang mengejar kalian?” lanjutnya membuat Dzurriya semakin tercenung diam.“Jika kalian ada di sini, justru tempat yang menurutmu paling aman, bisa menjadi tempat yang paling berbahaya di dunia ini, apa kau sadar itu Dek?” Ucap lelaki itu terdengar masuk akal.“Aku ingin memberi kalian status, supaya tidak ada lagi orang yang berani menyentuh kalian Aku hanya ingin kebaikan itu untuk kalian, setidaknya dengan bersamaku, aku bisa memastikan bahwa kalian aman dan baik-baik saja,” jelas suaminya itu.Dzurriya menelan ludahnya mendengar ucapan suaminya tersebut.“Aku mencintaimu Dzurriya,” ucap lelaki itu sambil menatapnya dengan lembut.Dzurriya terkesiap diam dan mena

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 168

    Dzurriya menatap keluar jendela mobil tersebut, kampungnya tampak tak berbeda jauh dengan setahun setengah yang lalu.Terlihat beberapa orang yang tengah bersantai di depan rumah tetangganya, memandang mobil yang dinaikinya itu dengan heran.Dzurriya tersenyum dalam-dalam menatap mereka, matanya tampak berkaca-kaca.“Akhirnya aku kembali Aba, Ummi,” gumam Dzurriya dalam hati setelah menghela nafas panjang, kemudian berbalik menatap Putri kecilnya lagi.“Sayang! akhirnya Bunda bisa membawamu pulang,” seru Dzurriya dengan senang, kemudian mengecup pipi mungil putrinya dengan gemas.Tiba-tiba ia mendengar suara berisik dari luar mobil tersebut.Ia segera menoleh ke arah jendela kembali tampak beberapa mobil mewah terparkir di depan rumah budenya yang terbilang sangat luas itu, yang tepat bersebelahan dengan rumahnya.‘Ada apa, kok banyak mobil? apa Mas Erwin sedang lamaran?” pikirnya bertanya-tanya, sampai lehernya menoleh mengikuti gerak mobil itu yang semakin menjauh dari pekarangan r

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 167

    Dzurriya menatap jauh ke arah suaminya yang tengah duduk di taman rumah sakit itu dengan pandangannya yang kosong.Sudah sejam lelaki itu berada di sana dengan matanya yang sesekali berkaca-kaca.Lelaki itu tadi terlihat sangat bahagia mendapati Dzurriya berada di sampingnya tadi, namun tiba-tiba berubah murung saat mengetahui bahwa istri pertamanya telah tiada.‘Secinta itu kau padanya Mas,” pikir Dzurriya sembari menelan ludahnya.“Apa yang kau pikirkan?”Dzurriya tersentak kaget mendengar pertanyaan Ryan barusan, ia kemudian menoleh ke arah sepupu iparnya tersebut.“Kenapa kau tak menghampirinya saja? Sepertinya dia butuh teman bicara,” tanya lelaki itu lebih jauh.Dzurriya tersenyum ringan, kemudian berbalik menatap jauh ke arah suaminya.“Apa kau tahu apa yang ditanyakannya tadi padaku saat dia baru siuman?” tanyanya tanpa menoleh ke arah Ryan sedikitpun.“Apa dia bertanya kalau kau baik-baik saja?”Dzurriya tersenyum sambil menunduk ke bawah, mendengar jawaban Ryan tersebut, kem

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 166

    “Mas!” teriak Dzurriya panik dengan mata yang nanar dan berkaca-kaca. Ia memeluk suaminya dalam perempuannya tersebut.Lelaki itu tampak berusaha tersenyum padanya, sambil berbicara dengan nada terbata-bata, “ S–sekarang kita sudah impas… A—aku sudah ti—dak berhutang lagi padamu.”“Tidak! ini belum cukup! kau harus membayarnya seumur hidupmu! kau dengar itu?” ujar Dzurriya di antara air matanya yang terus-menerus mengalir ketakutan.Eshan kembali terlihat tersenyum, sebelum akhirnya tubuhnya tiba-tiba tersentak hebat, dan dari dalam mulutnya memancar darah yang begitu banyak, hingga menciprat ke sebagian pakaian Dzurriya dan mukanya.Lelaki itu pingsan dan langsung menutup mata setelahnya, membuat Dzurriya menangis histeris dengan begitu panik. Ia berusaha menggoyang-goyang tubuh suaminya itu, namun tidak ada respon sekali.Dengan ketakutan ia mulai berteriak minta tolong.Tiba-tiba beberapa orang datang bersama dengan Alexa yang tadi lari begitu saja setelah menikam suaminya.Di

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 165

    “Lepaskan dia!” Sayup-sayup terdengar teriakan begitu kera, setelah suara pintu yang terdengar digebrak dan dibanting tiba-tiba. Diikuti kemudian oleh suara langkah kaki yang berlari dan berderap begitu berat, tampak tubuh Alexa tertarik ke belakang. Dzurriya langsung terbatuk-batuk, nafasnya yang tertahan begitu lama langsung tersengal-sengal keluar. ‘Apa dia benar-benar sudah gila?’ pikir Dzurriya sembari memegang lehernya dan melirik ke arah istri pertama suaminya itu. “Kamu nggak pa-pa?” tanya suaminya yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah begitu khawatir, sambil memegang kedua lengan atasnya. “Sayang, aku bisa jelaskan,” sela Alexa yang baru saja bangkit dan menghampiri suaminya itu, terdengar begitu gupuh. Jakun Ehsan tampak naik turun mendengar ucapan wanita itu yang kelihatan terus berusaha berkilah, sedang giginya tampak mencengkeram dengan kuat sambil membuang muka ke atas. Lelaki itu tampak begitu kesal, namun sepertinya masih berusaha untuk menahannya. “T

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 164

    BrakTerdengar suara benturan dari bagian belakang kursi roda yang dinaiki Dzurriya karena menabrak dinding. Kursi roda itu tiba-tiba saja ditarik ke dalam sebuah ruangan oleh seseorang, kemudian kerangka sandarannya didorong ke belakang dengan cepat.Kejadian yang begitu cepat itu spontan membuat Dzurriya tersentak dengan tarikan nafasnya yang terjeda yang kemudian terengah-engah.Pria segera berusaha menguasai dirinya yang berdebar hebat dengan menelan ludahnya, kemudian perlahan mendongakkan kepalanya ke atas, menatap siapa yang sudah menariknya ke dalam ruangan tersebut.‘Mas!’Tampak wajah sang suami terlihat merah padam, sepertinya laki-laki itu sedang kesal.“Apa sebenarnya yang kau inginkan?” ucap suaminya itu terdengar begitu sinis dan dingin.“Yang kuinginkan? Apa maksudmu?” tanya Dzurriya tak mengerti dengan apa yang diucapkan lelaki itu padanya.“Jangan pura-pura lugu kau sedang memanfaatkan kami berdua, kan?” tuduh Eshan tampak menatapnya semakin dekat dan semakin dingin.

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 163

    “Kenapa kau membiarkannya pergi?” tanya Ryan tampak menatap Dzurriya dengan heran, setelah kepergian Eshan yang terlihat kesal, saat mendapati dirinya dan Ryan bersama.“Bukankah kau juga menginginkannya?” ucap Dzurriya bertanya balik padanyaLelaki itu tampak memicingkan matanya sembari melirik ke arahnya, “jangan berbohong padaku! bahkan kau melakukannya bukan untukku, apa kau cemburu karena Alexa tadi tiba-tiba datang dan menciumnya?”“Jangan bicara omong kosong! untuk apa aku cemburu pada wanita murahan seperti dia? cepat dorong aku!” ujar Dzurriya berusaha mengalihkan pembicaraan.Ryan tampak terkesiap mendengar penuturannya tersebut.“A–apa maksudmu? Kenapa kau menyebutnya murahan?” tanya lelaki itu terdengar terbata-bata dan berhati-hati.Dzurriya kembali menoleh ke belakang dan menatap lelaki itu dalam-dalam.‘Apa kau benar-benar yakin mau mendengarnya dariku?’ pikir Dzurriya kemudian menelan ludahnya.“Apa kau benar-benar tidak ingin membawaku untuk keluar? aku begitu penat b

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 162

    “Apa?” Tampak Eshan berusaha memastikan apa yang barusan ia dengar tersebut, dengan alisnya yang tampak saling mendekat dan hampir menyatu.“Jadi jangan sia-siakan dia! atau aku akan segera merebutnya darimu,” ujar Ryan tiba-tiba menarik kerah Eshan, sambil menatap begitu tajam ke arah kakak sepupunya tersebut.‘Hah!” desah Dzurriya penuh sesal, Iya begitu terkesiap sekaligus tak menyangka kalau mantan kekasihnya itu bakal bicara sembarangan seperti itu.Sementara Alexa terlihat nyengir kegirangan, Ia bahkan terlihat sangat menikmati pemandangan itu.Berbeda dengan dirinya yang mulai was-was, apalagi melihat suaminya itu memegang tangan Ryan yang tengah mencengkeram kuat kerah bajunya, kemudian perlahan menurunkan tangan adik sepupunya itu, dan mulai menatapnya dengan tajam.‘Jangan-jangan mereka akan berkelahi!’ pikir Dzurriya.Tapi apa yang akan terjadi melampaui perkiraannya.“Kalau kau sangat menyukainya…”‘Apa yang mau kau katakan, Mas?’ pikir Dzurriya sambil menatap mata suamin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status