Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 94 - Gairah yang Menggelegak. Apakah Boleh?

Share

94 - Gairah yang Menggelegak. Apakah Boleh?

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-04-03 15:25:44

‘Astaga! Belalai girangku sungguh bisa berdiri menegang?!’ Antara bahagia dan terharu, Yao Chen menyeru di batin.

Selama ini memang tongkat maskulin masa depan dia sudah mulai tumbuh berkat pengobatan Ouyang Hetian, tapi selama ini hanya tumbuh saja dan terkulai tanpa ada tanda-tanda bernyawa seperti normalnya milik pria.

Yao Chen masih berkutat dengan pikiran takjubnya, ‘Bahkan ketika melihat dada Zhuge Ling yang kuakui indah pun itu tak menunjukkan reaksi apa pun, hanya sekedar mengagumi saja.’

Namun, kali ini ….

“Ma—Master … Master Sima ….” Usai takjub, kini Yao Chen diserbu oleh rasa bimbang. Dia tak tau harus melakukan apa setelah situasi sudah seperti ini.

Apakah sebuah dosa terlarang apabila dia melangkah lebih jauh dalam kondisi begini?

Apakah dia akan dibunuh Sima Honglian jika dia memaksakan tongkat maskulin dia diarahkan ke tempat yang diinginkan?

Atau dia harus memupus semuanya?

‘Ta—Tapi ini sudah terlanjur berdiri! Pastinya susah untuk diredakan! Lagipula, haruskah adik b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   95 - Penghuni Rumah Nomor 9

    ‘Menjadi murid langsung Master Sima?’ Yao Chen mengulang itu di benaknya. Tawaran luar biasa untuknya! Bahkan ketika dia masih menjadi Murid Luar!“Bagaimana, Yao Chen?” Sima Honglian bertanya lagi.“Mau! Tentu saja mau, Master!” Yao Chen kehilangan ketenangannya dan menjawab secara antusias. Namun, dia langsung tersadar bahwa dia terlalu bersemangat. “Oh! Em … itu … maafkan aku, Master. Ya, aku … aku bersedia.” Dia lekas memperbaiki caranya bicara.Hal itu malah menimbulkan tawa Sima Honglian. Wanita itu tertawa lepas tanpa ditahan dan menepuk-nepuk pundak Yao Chen.“Ha ha ha! Sungguh kamu adalah pria yang menarik dan penuh dengan vitalitas, Yao Chen! Ha ha ha!” Sima Honglian tidak pernah bersikap munafik di depan Yao Chen, berekspresi apa adanya tanpa tipu daya.Mendengar Sima Honglian menyebut mengenai vitalitas, menjadikan pikiran Yao Chen kembali ke saat intim mereka di dalam gua. Wajahnya tertunduk malu secara otomatis.Sima Honglian menyudahi tawanya dan menatap Yao Chen, seaka

    Last Updated : 2024-04-04
  • Pendekar Tanpa Wajah   96 - Rahasia Mengenai Peri Kuno

    “Eh? Kenapa berlutut?” Yao Chen sampai terkejut melihat kelakuan Li Yaren. Ini tentu saja mengagetkan Yao Chen. Mana ada murid senior yang sudi berlutut ke murid junior? “Senior Li … ini ….” Wajah Yao Chen masih terheran-heran. “Berjanjilah dulu, Saudara Yao, kau takkan menantangku.” Li Yaren masih berlutut sambil menengadahkan kepala ke Yao Chen. Ini sungguh merupakan kejadian yang langka di mata Yao Chen. “Aiyaa … baiklah! Baiklah! Aku takkan menantang untuk rumahmu. Aku berjanji!” Yao Chen terpaksa mengatakan itu agar Li Yaren tidak lagi berlutut. Agak tak nyaman bagi Yao Chen melihat seseorang yang lebih senior berlutut mengiba padanya seperti yang dilakukan Li Yaren. Akhirnya Li Yaren memasang wajah cerianya dan bangun dari berlutut. “Syukurlah kau orang baik sehingga aku tak perlu kowtow (berlutut sambil menempelkan dahi ke lantai).” Sekarang Li Yaren bisa tersenyum lebar dan membuka kipasnya untuk digerakkan sehingga rambut bagian depannya mulai beterbangan pelan. Wajar

    Last Updated : 2024-04-04
  • Pendekar Tanpa Wajah   97 - Naik ke Tingkat 3 Tahap Puncak

    Di ruang dimensi jiwa, Yao Chen bertanya ke si Embrio Naga. “Gao Long, ketika tadi kau mendeteksi mengenai keberadaan peri kuno milik Li Yaren, apakah si peri bisa merasakan auramu?”Yao Chen masih memiliki ganjalan ini di hatinya.“Hm, sepertinya tidak.” Gao Long berbohong. Dia tak ingin Yao Chen terbebani.Gao Long berencana untuk mengatakan kebenarannya nanti saja ketika waktunya tiba.“Baiklah.” Yao Chen melanjutkan kultivasinya.Tenggelam dalam kultivasi tertutup, Yao Chen menghabiskan hampir satu bulan lamanya untuk menaikkan basis kekuatan kultivasinya.Bumm!Dengan sebuah ledakan teredam, Yao Chen mengalami kenaikan tingkat minor.“Akhirnya! Aku kini mencapai Ranah Kultivasi Penempaan Qi, Tingkat 3 Puncak.” Wajah Yao Chen berseri-seri saat dia mengamati telapak tangannya yang terasa lebih kuat dari sebelumnya.Kemudian, dia menyaksikan ruangan di sekitarnya sudah rusak dan beberapa tembok hancur.“Ini ….” Yao Chen bingung melihat kondisi sekelilingnya.“Bocah, peningkatan keku

    Last Updated : 2024-04-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   98 - Berbelanja Bagaikan Tuan Muda Kaya

    “Tuan Bao, aku ingin pedang merah ini.” Yao Chen menunjuk ke pedang yang dipilihkan Gao Long baru saja.Bao Gu tidak berlama-lama dan segera menyerahkan pedang tersebut. “Ini pedang yang cukup umum, Tuan Muda. Untukmu cukup 35 Batu Kristal Rendah.” Tak lupa dia bersikap sopan sembari tersenyum lebar.Yao Chen tidak banyak membantah dan menyerahkan batu kristal sebanyak yang disebutkan Bao Gu.“Apakah Anda menjual besi merah kualitas terbaik?” tanya Yao Chen setelah dia menyimpan pedang tersebut di cincin ruangnya.“Oh! Anda ingin itu juga?” Bao Gu tidak meyangkanya.Tebakannya mengenai Yao Chen anak keluarga kaya semakin pekat saja di kepala Bao Gu.“Ya. Apakah tidak ada di sini?” Yao Chen balik bertanya.Wajar apabila Bao Gu mengira demikian karena dia tak tau Yao Chen seorang alkemis di luar sekte yang sudah menghasilkan banyak uang.“Err … itu … kalau bahan penempaan, saya tidak memilikinya di sini, Tuan Muda. Anda bisa mencarinya di Divisi Penempaan.” Bao Gu tampak menyesal karena

    Last Updated : 2024-04-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   99 - Kehebohan Pertandingan Menempa Senjata

    “Bertanding penempaan?” Semua orang yang mendengar Sima Honglian sama-sama berseru kaget. Sima Honglian justru memulaskan senyum indahnya sembari kepalanya mengangguk. “Yao Chen, kau berani menerima tantangan itu?” Sima Honglian menatap lurus ke mata Yao Chen. Karena dari awal dia sudah belajar penempaan dari Ouyang Hetian, pun dia bukan pengecut, maka Yao Chen mengangguk tegas. “Tentu berani, Master!” Maka, pertandingan itu pun dilaksanakan di salah satu ruang kelas yang luas. Dipilih seorang murid baru terbaik di Divisi Penempaan untuk melawan Yao Chen. Dengan asap panas di sekeliling ruang kelas penempaan, banyak orang berjejal ingin melihat jalannya pertandingan. “Bahan disediakan Divisi Penempaan. Silakan kalian gunakan semaksimal mungkin. Buatlah senjata terbaik kalian. Pemenangnya adalah yang levelnya paling tinggi. Batas waktunya adalah 3 batang dupa!” Guru Hui berbicara dengan suara tegas. Yao Chen mulai berdiri menghadap ke tungku bagiannya. Tungku besar setinggi diri

    Last Updated : 2024-04-06
  • Pendekar Tanpa Wajah   100 - Cambuk Unik Tempaan Yao Chen

    “Dia … dia sudah mendapatkan perhatian Master Sima yang hebat?!” Diskusi dengan suara pelan pun mulai berdengung di seluruh ruangan tersebut usai Sima Honglian berbicara.Di mata banyak murid di sana, Yao Chen mendapatkan perhatian Sima Honglian hanya karena menempa cambuk yang unik.Senjata yang ditempa Yao Chen memang sangat unik di era itu. Sebuah cambuk, bukan dari kulit atau tendon hewan roh kuat, melainkan dari untaian puluhan bilah kecil runcing yang akan mudah dipanjangkan atau dipendekkan sesuai kemauan pemegangnya.Hanya cukup menuangkan energi Qi di cambuk besi lentur itu agar bisa memberikan pergerakan maksimalnya. Sungguh sebuah senjata yang akan berguna di pertarungan jarak jauh maupun jarak dekat.“Aku namai ini … Cambuk Semesta.” Yao Chen berbicara pelan sambil menggulung kembali cambuknya seraya berhati-hati agar tangannya tidak sampai terluka oleh bilah tajam dan runcingnya yang berbentuk mirip

    Last Updated : 2024-04-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   101 - Menuju ke Sekte Matahari Merah

    ‘Kompetisi 3 Sekte, aku harus memenangkannya agar bisa masuk ke Sekte Dalam!’ batin Yao Chen seraya meremas kepalan tangannya sembari dia berdiri di perahu terbang. ‘Di Yuxian! Shang Meili! Sebentar lagi aku akan segera menyusul kalian ke Sekte Dalam! Bersiaplah mati!’Tentu saja Yao Chen tidak melupakan tujuan utama dia berada di Sekte Bilah Langit. Dia masih memiliki keinginan kembali ke Bumi Indonesia di era modern.“Saudara Yao.” Hu Gao menyapa Yao Chen.Adiknya si gendut Hu Meng tidak lolos dalam pengujian untuk ikut ke Kompetisi 3 Sekte, hanya si kakak saja.Yao Chen membalas, “Kak Hu. Tidak kusangka basis kultivasi Kakak sudah naik ke Tingkat 4 Tahap Menengah. Selamat!”Saat mereka awal bertemu, basis kultivasi Hu Gao ada di Tingkat 3 Tahap Akhir.“Ah, ini tak perlu disebut. Justru kau yang meningkat pesat sejak awal. Selamat juga untuk kenaikanmu di Tingkat 3 Tahap Puncak.” Hu Gao membalas.Ketika itu, Yao Chen memang masih berada di Tingkat 2 Tahap Puncak. Dia saat itu diangg

    Last Updated : 2024-04-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   102 - Kompetisi 3 Sekte

    “Saatnya tiba!” Yao Chen bergumam rendah sambil melangkah keluar dari rumah yang dihuni Murid Luar sepertinya.Li Yaren juga melangkah menjajari Yao Chen, demikian pula dengan Hu Gao. Mereka seperti trio saja.“Ayo!” Wang Lihui memimpin rombongan.Siang itu, di lapangan bela diri paling besar di Sekte Matahari Merah, ada puluhan ribu orang memenuhi tempat duduk penonton. Sebagian besar dari mereka memakai jubah merah, pakaian khas murid Sekte Matahari Merah.Sementara itu, dari Sekte Bilah Langit, seragam murid mereka terdiri dari 2 macam warna, hitam dan putih. Hitam untuk Murid Luar, sedangkan putih untuk Murid Dalam dan Murid Langsung.“Apakah itu tribun tempat Sekte Bulan Mistik?” Li Yaren mendongak ke salah satu podium sambil menunjuk menggunakan kipasnya.Yao Chen dan Hu Gao sama-sama menengadah ke arah yang ditunjuk Li Yaren.Di sana, ada tribun khusus yang ditempati banyak perempuan menggunakan jubah biru muda. Mereka memang dari Sekte Bulan Mistik, sebuah sekte yang hanya men

    Last Updated : 2024-04-08

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   576 - Dendam Baru

    “Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber

  • Pendekar Tanpa Wajah   575 - Aku Belum Selesai!

    “Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta

  • Pendekar Tanpa Wajah   574 - Panglima Gurun Jin Ying Shi Yao

    “Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An

  • Pendekar Tanpa Wajah   573 - Gurun Cakrawala Merah

    “Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.

  • Pendekar Tanpa Wajah   572 - Akhir dari Tanah Suci

    “Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu

  • Pendekar Tanpa Wajah   571 - Tidak Ada Penyesalan

    “Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per

  • Pendekar Tanpa Wajah   570 - Sosok Misterius di Tingkat 17

    “Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta

  • Pendekar Tanpa Wajah   569 - Gangguan Datang

    Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrrrr!“Apa itu?!”Tiga ledakan keras mengguncang langit malam, menggema ke seluruh penjuru Tanah Suci Istana Dewa. Angin bergemuruh, lentera-lentera spiritual yang menggantung di sepanjang paviliun mulai padam satu per satu.Suasana yang tadinya hangat dan menggoda di kamar pribadi Yao Chen seketika berubah dingin dan mencekam.Yao Chen langsung membuka matanya, mendorong tubuh Sima Honglian yang menindihnya secara lembut, dan bangkit dari tempat tidur. Matanya menyipit menatap jendela yang berguncang hebat.“Ada serangan!” desisnya.Sima Honglian dengan sigap berganti dengan jubah lengkap warna merah dan hitam. Di sisi lain, Putri Suci dan Sheng Meiyu turut mengenakan baju mereka, wajah kedua wanita itu masih memerah, tapi kini berganti dengan rona khawatir.“Aura macam apa ini …?” gumam Sheng Meiyu, napasnya tercekat.Yao Chen melangkah ke balkon kamar di lantai tujuh. Dari sana, pandangannya tertumbuk pada langit yang kini berwarna merah darah.Awan gelap

  • Pendekar Tanpa Wajah   568 - Bimbingan dari Istri Pertama

    “Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status