“Hm?” Yao Chen sampai terkejut karena di kepalanya ada suara Gao Long menggema. Mata Yao Chen menatap ke sebuah pedang di sisi kanannya. Di sana ada pedang berwarna merah kusam yang tertutup banyak karat. Ukurannya biasa saja dan terlihat payah. “Tuan Bao, pedang ini ….” Langkah Yao Chen berhenti di depan pedang merah berkarat tersebut. Mau tak mau, Bao Gu yang di depannya ikut berhenti dan memutar tubuh ke belakang. “Itu? Kau ingin pedang berkarat itu?” Bao Gu bingung. Dia mulai mempertanyakan apakah sebenarnya keuangan Yao Chen benar-benar sangat tipis sehingga sejak tadi yang dibeli hanyalah barang rusak melulu. Yao Chen mengangguk tegas. Kalau Gao Long sampai berteriak seperti itu, pasti ada sesuatu dari pedang tersebut. Patut dicoba! “Ya, Tuan. Aku berminat dengan pedang yang itu. Berapa harganya?” Yao Chen terlihat biasa saja tanpa ada binar terpikat pada pedang itu, sehingga ini semakin membuat Bao Gu terheran-heran dengan sikapnya. “Kuakui seleramu cukup unik, anak muda.
"Zhuge Ling?" Yao Chen terkejut karena tiba-tiba saja suara gadis itu tiba di pendengaran dia. Belum selesai keterkejutan Yao Chen, kini sosok Zhuge Ling sudah masuk ke gua yang perlahan-lahan runtuh. "Kamu benar di sini." Wajah Zhuge Ling menunjukkan kekhawatiran. "Ayo cepat keluar!"Tanpa diduga-duga, Zhuge Ling menggapai tangan Yao Chen dan menariknya. Tak perlu ada perlawanan dari Yao Chen, yang ada justru kebingungan. 'Kenapa gadis galak satu ini malah repot-repot datang ke sini untuk memeriksa keadaan aku?'Baru saja mereka melangkah meninggalkan peraduan buatan Yao Chen, langit-langit gua runtuh sepenuhnya. "Awas!" Yao Chen melakukan Teknik Langkah Hantu menarik tubuh Zhuge Ling untuk dia gendong keluar. Bruuukkk! Tanah pun menimbun seluruhnya dari gua Yao Chen tepat ketika kedua remaja itu sudah berhasil mencapai bibir gua. Tak mau lengah akan bahaya apa pun, Yao Chen terbang membopong Zhuge Ling sampai ke tepi sungai terdekat. "Wuih! Syukurlah kita tepat waktu keluar!
“Aku? Keruntuhan gua tadi terjadi karena aku naik tingkat?” Yao Chen membalas Gao Long sambil dia melesat cepat di kedalaman hutan untuk mencari gua lainnya. Di dalam ruang dimensi jiwa Yao Chen, Gao Long menggumam rendah. “Hm, ya, memang karena kau, bocah. Gelombang energi kenaikan tingkatmu menggetarkan tanah di sekitarmu. Itulah kenapa guamu yang sudah lapuk dan jelek itu runtuh. Jadi, jangan besar kepala kau ini kuat, ya! Itu karena tanah guamu rentan!” Yao Chen mendecak singkat mendengar penjelasan Gao Long yang seakan tidak mau secara terang benderang mengakui kekuatan Yao Chen. “Pokoknya aku harus menemukan tempat baru atau aku tak punya hunian. Tak sudi aku kembali ke barak sekte!” Yao Chen teringat kejadian tak menyenangkan di barak. Kalau memang bisa mengindari masalah, maka itu akan dia lakukan. Tapi kalau orang-orang lebih suka mendekatkan masalah padanya, dia juga takkan gentar meladeni. “Bodohnya, bukankah kau sudah lebih kuat dari mereka? Untuk apa kau takut pada me
“Hah? Kak Yao menantang seluruh penghuni barakmu?” Hu Meng sampai melongo dengan mulut terbuka lebar sampai bisa memasukkan telur bebek ke sana.Tidak hanya Hu Meng yang terkejut, semua di area itu juga sama-sama terkejut. Baru kali ini ada murid yang menantang seluruh penghuni baraknya. Apalagi tingkat kultivasinya masih tergolong rendah seperti Yao Chen.“Un!” Yao Chen mengangguk mengiakan.Maka, tak ingin membuang waktu, Yao Chen diikuti kakak beradik Hu segera mendatangi arena pertarungan bela diri.‘Tak kusangka aku akan naik lagi ke panggung ini, hgh!’ Yao Chen mendesahkan gumaman dalam hatinya sembari dia naik ke atas arena.Di arena sudah ada Deng Wu dan semua teman barak Yao Chen. Mereka semua memasang wajah sengit dan ada beberapa yang memaki.“Lihat saja nanti, bocah topeng busuk! Akan kami jadikan kau perkedel daging!”“Kau akan menyesal sudah menantang kami semua, dasar bocah aneh!”Sementara itu, Deng Wu hanya memandang tajam ke Yao Chen.Yao Chen membalas tatapan Deng W
“Enak juga tidur di tempat ini.” Yao Chen bergumam rendah sambil menepuk kasur tipis di tempat tidur yang tadinya menjadi milik Deng Wu. Malam ini, tentunya Yao Chen tidak lagi perlu khawatir kasurnya dikotori. Dia telah menjadi ketua barak dan pastinya akan mendapatkan banyak hak istimewa. Kemudian, Deng Wu dan yang lainnya mulai berdatangan sambil menatap benci ke Yao Chen. Beberapa dari mereka masih mengerang kesakitan. “Oh, kalian datang. Tidurlah! Ini sudah mulai larut malam.” Yao Chen berucap basa-basi saja supaya pantas dengan status barunya sebagai ketua barak. “Pilih saja mana tempat tidur yang kalian mau.” Yao Chen sudah duduk bersila, bersiap untuk melakukan meditasi atau kultivasi ringan. “Aku akan pindah barak! Aku sudah minta izin ke guru pengawas.” Deng Wu bicara dengan menahan amarah ke Yao Chen. Yao Chen yang tadinya sudah menutup mata, kini terpaksa membukanya kembali dan menatap Deng Wu. “Aku … aku juga akan ikut Kak Deng Wu!” Ada juga pemuda lain yang berkata
“Hah? Kenapa begitu?” Yao Chen bingung menghadapi Zhuge Ling yang mendadak saja mengatakan benci padanya. “Aku salah apa?”Tatapan sengit Zhuge Ling masih belum surut dari wajah cantiknya.“Huh! Pokoknya begitu!” Kemudian Zhuge Ling berbalik badan dan pergi begitu saja, menyisakan kebingungan di benak Yao Chen.Sedangkan Gao Long di dalam tubuh Yan Chen sibuk tertawa keras.“Ha ha ha! Rasakan itu, bocah! Ha ha ha!” Gao Long masih saja tertawa.Untunglah Tasbih Semesta tidak menurunkan cambuk petirnya karena meledek Yao Chen.‘Ayolah Gao Long, jelaskan padaku, apa salahku sehingga dia tiba-tiba marah begitu,’ ucap Yao Chen menggunakan bahasa roh ke Gao Long yang masih tertawa.“Ho ho ho! Sepertinya dia cemburu karena kau didatangi beberapa perempuan sebelumnya.” Gao Long memberikan analisisnya.Mendengar itu, raut wajah Yao Chen semakin mencelos bingung. Untung saja dia memakai topeng sehingga tak ada yang bisa melihatnya.“Hah? Itu bukan kemauanku kalau mereka datang dan menawarkan in
“Hm? Ruangan khusus?” Yao Chen baru mendengar itu. “Untuk Murid Luar?”Dia tidak mengira bahwa di Sekte Bilah Langit juga ada ruangan VIP bagi Murid Luar. Dia pikir, yang mendapatkan fasilitas semacam itu hanyalah Murid Dalam.Xiao Ya mengangguk. “Tentu ada untuk Murid Luar. Ruangannya berjumlah 10 saja, dengan arti … yang ada di sana adalah 10 peringkat teratas dari Sekte Luar.”Kini Yao Chen paham. Dia pun mengangguk-anggukkan kepala.“Bocah, tentunya kau tak mungkin melewatkan hal itu saja, bukan?” Gao Long di dalam ruang dimensi jiwa Yao Chen bersuara.‘Hm, akan aku pikirkan.’ Yao Chen menyahut ke Gao Long.Meski begitu, terbersit keinginan dirinya untuk mencoba peruntungan itu.“Xiao Ya, bagaimana cara mengambil alih ruangan khusus?” Yao Chen bertanya ke gadis di sebelahnya.Di dalam ruang dimensi jiwa, Gao Long mendecih, mengolok Yao Chen.“Oh, mudah saja. Biasanya, mereka yang ingin ruangan tertentu, akan mendatangi halaman ruangan itu dan menyerukan tantangannya.” Xiao Ya memb
“Ming Yu benar-benar pingsan!” seru seseorang dengan suara keras.Terjadi kegemparan seketika saat Ming Yu pingsan setelah terkena pukulan tinju Yao Chen.“Ini gila! Ming Yu pingsan oleh satu pukulan bocah Tingkat 3 Akhir?” Yang lainnya tak kalah kaget.Maka, dengan pingsannya Ming Yu, maka Yao Chen dinyatakan menang dan berhak atas hunian rumah nomor 10.Orang-orang mengangkat pergi Ming Yu dan membereskan barang-barangnya untuk diisi barang Yao Chen.“Hm, tidak buruk.” Yao Chen melihat sekeliling sambil dua tangan di belakang punggung.Kemudian dia menutup pintu rumah dan memasuki kamar pribadi.“Wow! Di sini energi Qi alam lebih pekat! Pantas saja banyak yang memperebutkan hunian seperti ini.” Yao Chen duduk bersila di atas ranjangnya.Ranjang di hunian khusus lebih empuk dari ranjang terbaik di barak, meski masih kalah dengan ranjang springbed di Bumi.“Tentu saja banyak energi Qi di sini karena aku merasakan adanya Nadi Naga di sini.” Gao Long menyahut dari dalam tubuh Yao Chen.
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka
"Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"