“Keluar! Atau aku akan ….” Yao Chen masih belum menemukan orang yang sedang bicara. “Atau apa? Ingin membunuhku? Ha ha ha!” Suara itu malah tertawa keras. Ada aura penindasan dirasakan Yao Chen seketika itu juga. Mendadak saja dadanya sakit. “Ayo kemari dan bunuh aku kalau bisa!” Suara itu menantang. “Atau aku akan meremas jantungmu sampai kau menggelepar.” Yao Chen segera memutar teknik pemulihan energi Qi agar sakit pada dadanya mereda. “Kau tak akan bisa—aduh!” Suara itu mendadak saja seperti terinterupsi sesuatu. Yao Chen merasakan ada yang bergolak di ruang dimensi jiwanya. Lekas saja dia kembali masuk ke sana. Ketika dia sudah di dimensi itu, dia melihat ada sebuah manik yang melayang rendah dan berwujud transparan dibandingkan lainnya. Manik itu sedang dihantam Qi petir dari manik lainnya. “Itu ….” Yao Chen ternganga heran sekaligus bingung. “Sejak kapan ada manik berisi makhluk di dalamnya? Janin?” Matanya tidak membohonginya. Di dalam manik transparan itu memang ada s
Mata Yao Chen membelalak. “Jadi … yang memberiku kekuatan fisik sehingga aku tak mudah lelah, itu … kamu?” Dia sekedar ingin memastikan. “Tentu saja! Humph! Walau itu dipaksa Tasbih Semestamu. Pokoknya kau berhutang budi padaku mengenai itu!” Suara tua kuno menggelegar di pendengaran Yao Chen. Tangan Yao Chen segera menutupi telinganya sebagai hal refleks saja, padahal sebagai kultivator, dia bisa menangani hal semacam itu tanpa harus menutup telinga. Apalagi suara Gao Long tidak menggunakan energi Qi. “Ah! Baiklah! Baiklah!” Yao Chen lebih baik tidak banyak berdebat dengan Gao Long. “Ya sudah, aku akan mencoba mempelajari jurus terbaru dari Tasbih Semesta.” Yao Chen bersiap-siap dengan kuda-kudanya. Tangan sudah membentuk segel tertentu. “Kau tak ingin kuajari jurusku?” Suara Gao Long bergema rendah, membawa nada bujukan. Mau tak mau, Yao Chen menunda gerakannya. “Apakah jurusmu sehebat yang diberikan Tasbih Semesta?” Yao Chen melirik ke manik transparan. “Sialan!” Gao Long k
Tetua Zheng mematung sejenak memandang Yao Chen sebelum akhirnya dia terkekeh. “Ha ha ha … benar-benar anak muda yang pemberani.” Kemudian, Tetua Zheng bangkit berdiri dari kursi besarnya untuk berjalan ke Yao Chen. “Kau harus berterima kasih pada bakatmu karena berani meminta hal sejauh itu.” Tetua Zheng berdiri di depan Yao Chen. Tak ingin terlihat gentar, Yao Chen menegakkan tubuhnya dan menatap Tetua Zheng. “Saya meminta sesuatu yang tidak bertentangan dengan moralitas masyarakat. Saya percaya Tetua pasti akan mengabulkannya.” Setelah itu dia memberikan soja hormat pada Tetua Zheng. “Ha ha ha!” Tetua Zheng yang biasanya terkesan dingin dan acuh tak acuh, bisa sedikit lepas ketika di hadapan Yao Chen. “Pemuda yang menarik! Sungguh menarik!” Atas kesetujuan Tetua Zheng, Yao Chen bisa merasa tenang mengenai keselamatan Nenek Xiu, karena dia tak ingin Kakek Yu terus saja mengganggu mengusik Nenek Xiu. “Aku akan memerintahkan asistenku untuk mengatur agar Nenek Xiu dan tokonya t
Dahi Yao Chen berkerut mendengar permintaan orang-orang kaya itu. “Kalian ingin ruanganku? Apakah orang tua kalian hanya mengajarkan cara merebut milik orang lain dengan sebuah rengekan?”Mendengar perkataan Yao Chen, tidak mungkin keempat anak bangsawan kaya tidak merasa geram.“Kau sampah!” Pria pengeluh sudah mulai mengumpulkan energinya di tangan dan bersiap meledakkannya ke Yao Chen.Namun, dari ujung lorong, melesat beberapa alkemis senior.“Tunggu dulu, Tuan Muda Su!” Salah satu dari mereka berseru sambil bergegas mendekat bersama rekan alkemis lainnya.Dikarenakan yang mengatakan adalah salah satu alkemis senior yang cukup terpandang di Paviliun Obat, maka pria pengeluh yang dipanggil Tuan Muda Su itu terpaksa meniadakan energi di tangannya.“Beruntung sekali kau. Aku urung membunuhmu di sini karena memberi muka ke Tuan Yan.” Tuan Muda Su bicara ke Yao Chen sambil berdiri tegak kembali, menarik kuda-kudanya.“Tuan Muda Su, Tuan Muda Leng, Nona Besar Jing, dan Nona Muda Bi.” Al
Yao Chen lekas mengeluarkan Qi aura dia yang berwarna emas untuk membentuk kubah perisai bagi dirinya. “Tak sabar, huh?” ejeknya sambil menahan serangan Tuan Muda Su dengan kedua tangan.DIa memutuskan melawan Tuan Muda Su menggunakan tangan kosong saja untuk menjajal kekuatannya sembari menguji ketahanan diri sendiri.“Ya! Aku tak sabar ingin mencincangmu!” Tuan Muda Su berseru. Pedang di tangannya terus saja menyemburkan energi Qi warna biru langit sambil dihantamkan ke Qi perisai Yao Chen.Yao Chen mengerutan keningnya sambil memutar aliran energi Qi di tubuhnya untuk mempersiapkan sebuah serangan balik.“Mencincangku? Aku tak yakin kau mampu melakukan itu.” Yao Chen membalas.Sebenarnya Yao Chen orang yang sopan tutur katanya di Bumi. Dia seorang yang ramah dan pandai bergaul. Namun, di dunia kultivator, semua sikap baik dia di Bumi tak bisa diterapkan karena dunia yang ini jauh lebih keras dan kejam.Bersikap sopan dan ramah pada siapa pun? Memangnya kau ingin diinjak supaya bisa
“Dia menggila! Dia memakan pil terlarang!” Banyak alkemis berteriak begitu Tuan Muda Su menelan Pil Pelonjak Kultivasi.Pil jenis demikian memang kuat dan cepat efek kerjanya. Kultivasi seseorang bisa meningkat beberapa tingkat minor dalam waktu sekejap. Namun, karena itu merupakan hal instan, maka efek samping yang akan diperoleh setelahnya tentulah merugikan tubuh."Apakah sesulit itu mengakui kekalahan?" sindir Yao Chen ke Tuan Muda Su."Diam, brengsek!" bentak Tuan Muda Su.Seseorang yang sudah menelan pil itu, punya dua efek yang akan menimpanya; antara gila atau kultivasinya tidak akan berkembang lagi, kecuali dia menemukan keajaiban.“Tuan Muda Su!” Alkemis Yan sangat menyayangkan tindakan si pemuda bangsawan.“Kakak Su!” Nona Besar Jing berseru dengan wajah khawatir.“Su Dinglam, kau bodoh! Kau menghancurkan masa depanmu sendiri!” Tuan Muda Leng mengepalkan tangan karena kecewa pada keputusan gegabah yang diambil temannya.Mengabaikan suara di sekitarnya, Tuan Muda Su mengger
“Berhenti!” Mendadak saja ada teriakan dari jauh. Itu dari pria paruh baya dengan jubah kelabu yang terbang mendekat ke arena.Pria paruh baya itu mengirimkan angin energinya ke Yao Chen.Dhaarr!Yao Chen terpental sampai ke tepi arena dan memuntahkan banyak darah.‘Sial! Dia di Tingkat 5 Puncak!’ Yao Chen mengumpat dalam hati sambil berusaha menstabilkan qi yang bergolak di tubuhnya akibat pukulan pria paruh baya tadi agar tidak semakin parah.Melihat kemunculan pria paruh baya, wajah Tuan Muda Su dan teman-temannya mendadak cerah dan mereka sama-sama memunculkan senyum gembira.“Pak Tun!”“Tun Tua!”“Bagus, Kepala Pelayan Tun!”Masing-masing dari mereka menyeru ke pria paruh baya tadi. Pria yang dipanggil Tun itu mengangguk ke mereka dan kembali fokus ke Yao Chen.“Beraninya kau menaruh tangan ke Tuan Muda kami!” Pria paruh baya itu melemparkan angin energi lagi ke Yao Chen.Karena sudah ada campur tangan orang lain di arena, Alkemis Yan terpaksa kembali ke arena karena Yao Chen dal
“Ha ha ha ….” Guru Hai tak bisa menahan tawa gelinya setelah Tun Xiang bicara. Di hatinya, dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi sekiranya pria itu tau bahwa alkemis yang akan dirayu nantinya adalah orang yang hendak dibunuh. Sementara itu, Tun Xiang bingung dengan sikap Guru Hai yang justru tertawa usai dia berbicara. “Tuan Wakil Direktur, apakah ada yang kurang tepat dari perkataan saya?” Tun Xiang terpaksa mempertanyakannya. Sedangkan Yao Chen, dia terkekeh kecil. Tentu saja dia paham kenapa Guru Hai tertawa. “Oh, maafkan jika saya tertawa, Tuan Tun.” Guru Hai melambaikan tangan. “Saya hanya … hanya penasaran apa yang akan terjadi bila Anda mengetahui siapa alkemis itu.” Tun Xiang semakin ingin tau. “Tolong katakan saja pada saya di mana alkemis itu tinggal, saya akan segera ke tempat Beliau berada dan berbicara sebaik mungkin demi tuan muda kami.” Tun Xiang patut dikatakan sebagai pelayan setia. Tapi rata-rata pelayan di era tersebut memang tak memiliki pilihan lain sela